
Anthony Salim ialah sosok di balik pesatnya perkembangan usaha mi instan dan produk makanan lain dari PT Indofood. Di masa lalu, ia menyelamatkan perusahaan yang tergabung dalam Salim Group itu dari ambang kebangkrutan akibat krisis moneter 1998. Mau tahu informasi selengkapnya tentang pengusaha keturunan Tionghoa yang satu ini? Simak kiprahnya dalam artikel berisi biografi Anthony Salim berikut!
- Nama Asli
- Liem Hong Sien
- Nama Terkenal
- Anthony Salim
- Tanggal Lahir
- 25 Oktober 1949
- Pekerjaan
- Pengusaha
- Orang Tua
- Sudono Salim (Ayah), Lie Las Nio (Ibu)
- Pasangan
- Margareth Salim
- Anak
- Axton Salim, Alston Salim, Astrid Salim
Kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan PT Indofood, pabrik penghasil sejumlah produk makanan seperti mi instan, snack, dan berbagai macam merek minuman. PT Indofood dikelola oleh induk perusahaan yang dikuasai konglomerat bernama Anthony Salim, yang biografi dirinya terangkum di sini.
Melalui artikel ini, KepoGaul menguraikan sepak terjang Anthony Salim sebagai pengusaha yang juga menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Saking kayanya, Forbes bahkan mencatat keluarga Salim sebagai Asia’s Richest Families yang berada di peringkat ke-27 di tahun 2017.
Predikat tersebut diberikan bukan tanpa alasan. Kekayaan keluarga diperoleh semenjak era kesuksesan Sudono Salim, yang kemudian mewariskan perusahaannya kepada sang putra, yakni Anthony Salim.
Anthony mewarisi perusahaan sejak awal 1990-an dan langsung melancarkan sejumlah gebrakan. Bahkan, ia menjadi orang yang menyelematkan perusahaan dari kebangkrutan saat krisis moneter melanda Indonesia pada 1998 silam.
Kala itu, pria kelahiran 1949 ini memutuskan untuk menjual beberapa aset milik Salim Group guna melunasi hutang. Dari sejumlah anak perusahaan yang dimiliki, ia hanya mempertahankan PT Indofood dan PT Bogasari.
Tak disangka, keputusannya mempertahankan dua anak perusahaan tersebut cukup tepat. Bagaimana tidak, kedua perusahaan berhasil berkembang pesat hingga pada tahun 2005, Warta Ekonomi mencatat nama Anthony Salim sebagai Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh di tanah air.
Semenjak itu, Salim Group memperluas jaringan perusahaan. Mereka merambah ke berbagai lini bisnis, serta menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dari dalam dan luar negeri. Ingin tahu seperti apa detailnya? Simak selengkapnya dalam biografi dan perjalanan karier Anthony Salim di bawah ini!
Karier di Salim Group
Berdasarkan biografi dirinya, Anthony Salim lahir pada 25 Oktober 1949. Putra pasangan Sudono Salim dan Lie Las Nio ini hidup berkecukupan sejak kecil mengingat sang ayah merupakan pemilik Salim Group yang menguasai sejumlah anak perusahaan.
Untuk itu, awal kisahnya dapat bergabung dengan perusahaan pun terbilang sudah dapat ditebak. Karena pada dasarnya, Anthony cukup lama disiapkan untuk menjadi penerus perusahaan dan menggantikan sang ayah sebagai CEO.
Walau demikian, kurang lengkap rasanya jika kamu tidak mengetahui seperti apa kiprahnya pada masa-masa awal bergabung di Salim Group. Penasaran, bukan? Intip uraian lengkapnya sebagai berikut, yuk!
Baca juga: Biografi Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Modern yang Ideologinya Menjadi Kontroversi
1. Menjabat CEO Salim Group
Lulusan Ewell County Technical College di Inggris ini memulai karier di dunia bisnis dengan ikut serta mengelola Bank Central Asia (BCA) yang didirikan Sudono Salim. Selain terlibat dalam pengelolaan, ia juga memiliki saham sebesar 1,76% di BCA.
Sayang, sahamnya di bank tersebut harus direlakan usai dirinya resmi menjabat jadi CEO Salim Group pada awal tahun 1990-an. Pasalnya, ia harus menanggung beban baru yang “diwariskan” sang ayah berupa hutang kepada negara yang berjumlah lebih dari Rp50 triliun.
2. Menyelamatkan Perusahaan dari Kebangkrutan
Informasi yang satu ini terbilang penting jika kamu ingin tahu lebih dalam mengenai biografi Anthony Salim. Bahwasanya, sang pengusaha telah menyelamatkan Salim Group dari kebangkrutan dengan cara merelakan sejumlah aset yang berharga bagi perusahaan.
Demi melunasi hutang senilai Rp52 triliun yang dipinjam perusahaan dari negara, suami Margareth Salim ini menjual PT BCA, PT Indocement Tunggal Perkasa, dan PT Indomobil Sukses Internasional. Hanya dua perusahaan yang dipertahankan kala Salim Group terkena dampak krisis moneter 1998, yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Bogasari Flour Mills.
Kedua perusahaan yang bergerak di industri bahan pangan itu dipertahankan dan dikembangkan oleh Anthony Salim. Sampai akhirnya pada tahun 2014, PT Indofood dan PT Bogasari diklaim sebagai perusahaan produsen mi instan dan tepung terigu terbesar di dunia.
Baca juga: Biografi Bong Chandra, Pengusaha Bertitel Motivator Paling Muda di Asia
3. Mengelola Perusahaan hingga Mampu Memaksimalkan Laba Penjualan
PT Indofood dan PT Bogasari mengeluarkan sejumlah merek terkenal yang laris di pasaran. Dari Indofood, produk-produk yang populer di antaranya Indomie, Supermi, dan Sarimi. Sedangkan dari Bogasari ada sejumlah produk yang banyak diminati publik, seperti Cakra Kembang dan Kunci Biru.
Selain mi instan dan tepung terigu, minyak goreng Bimoli dan Simas keluaran anak perusahaan Salim Group juga terbilang populer. Bahkan, produk-produk tersebut tercatat sebagai bahan pangan dengan penjualan tertinggi di Indonesia.
Hal ini terbukti pada 2009 di mana saat itu Indofood pernah meraih laba bersih tertinggi sebesar Rp2 triliun dalam kurun waktu satu tahun. Padahal, dalam laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan kala itu, harga komoditas pangan sempat bergejolak selama periode tersebut.
Puncak Kesuksesan
Kendati pernah menyelamatkan perusahaan dari kemungkinan gulung tikar, nyatanya hal itu bukanlah puncak kesuksesan Anthony Salim yang bisa kamu simak dalam biografi dirinya. Daripada kamu bertanya-tanya, mending lanjutkan baca uraian ini, deh!
Baca juga: Biografi Andrew Darwis, Founder KASKUS yang Memiliki Profit Miliaran Rupiah
1. Jabatan Lain yang Pernah Diduduki
Sebelumnya, biografi ini sudah menyinggung soal posisi Anthony sebagai CEO Salim Group. Rupanya, jabatan itu bukan satu-satunya posisi yang pernah ia jabat selama menjadi pengusaha. Ia juga pernah menjabat beberapa posisi eksekutif lainnya, lho.
Ayah 3 orang anak ini tak hanya tercatat sebagai Presiden Direktur dan CEO di PT Indofood sejak 2004. Ia juga sempat dipercaya menjadi direktur di First Pasific, sebuah perusahaan yang berbasis di Hong Kong pada tahun 1981โ2003.
2. Masuk Daftar Orang Terkaya di Indonesia
Informasi yang satu ini kami ulang lantaran Anthony Salim berkali-kali pula masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Forbes telah mencatatkan namanya di antara 50 orang terkaya di Indonesia hingga tahun 2018 di mana ia menempati peringkat ke-5.
Masih di tahun yang sama, namanya masuk pula dalam daftar orang terkaya di Indonesia berdasarkan majalah Globe Asia. Per Desember 2018, jumlah kekayaannya mencapai sekitar USD 5,3 miliar (Rp74,9 triliun).
Sebelumnya, pada 2017, Forbes tidak hanya mendata nama pria keturunan Tionghoa itu ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Pasalnya, keluarga Salim juga termasuk ke dalam Asia’s Richest Family (keluarga paling kaya di Asia) dengan total kekayaan senilai USD 8,8 miliar (Rp123 triliun).
Baca juga: Biografi Soepomo, Sang Ahli Hukum yang Ikut Menyusun Undang-Undang Dasar 1945
Ekspansi Bisnis Anthony Salim
1. Pengembangan dan Inovasi Produk
Jika kamu membaca artikel biografi ini dari awal, di atas telah disinggung bahwa Anthony Salim memang fokus pada produksi bahan pangan seperti mi instan dari PT Indofood dan tepung terigu keluaran PT Bogasari. Akan tetapi, ia juga melakukan inovasi untuk dapat terus bersaing dan mengembangkan perusahaan yang dipimpin.
Salah satunya ketika Indofood mengeluarkan produk makanan ringan seperti Chitato, Lays, Qtela, Cheetoz, dan lain sebagainya. Anak usaha Salim Group yang satu ini juga membentuk divisi yang diberi nama Indofood Asahi untuk fokus pada produk minuman. Merek dagang minuman keluaran Indofood Asahi yang terkenal adalah teh Ichi Ocha.
2. Berkolaborasi dengan Nestle
Meski sama-sama memproduksi bahan pangan, Indofood tampaknya tak terlalu merasa harus bersaing ketat dengan Nestle. Nyatanya, kedua perusahaan justru menjalin kerja sama dan mendirikan PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia.
Sebagaimana dilansir Merdeka.com, kerja sama tersebut dilakukan dalam rangka menciptakan peluang yang lebih besar bagi kedua belah pihak. “Pendirian usaha patungan ini akan menciptakan peluang untuk memanfaatkan dan mengembangkan kekuatan yang dimiliki kedua perusahaan,” demikian terang Anthony.
Hal itu diharapkan dapat berdampak pada meningkatnya reputasi kedua perusahaan dan kepercayaan masyarakat atas nilai produk yang dikeluarkan. Dengan begitu, angka penjualan produk dan jumlah keuntungan yang diperoleh para pemegang saham pun ikut bertambah.
Sementara itu, bentuk kerja sama Nestle dan Indofood tak cuma fokus pada bidang manufaktur, tetapi mencakup pula bagian penjualan dan distribusi produk. Kedua perusahaan juga membagi kekuatan menjadi dua; di satu sisi Indofood fokus pada produksi berbiaya rendah dan jangkauan distribusi lebih luas, sedangkan Nestle di bagian riset dan pengembangan produksi serta nutrisi.
Baca juga: Biografi Steve Jobs, Pendiri Apple yang Membangun Kerajaan Bisnisnya dari Nol
3. Berkolaborasi dengan PepsiCo
Melalui anak usaha Indofood Asahi, perusahaan ini diketahui mulai menjalin kerja sama dengan PepsiCo pada tahun 2013. Asahi bahkan mendapat hak untuk memproduksi, menjual, dan mendistribusikan produk keluaran PepsiCo.
Barangkali, kamu mengenal produk minuman bebas alkohol dengan merek Pepsi, bukan? Pemasaran produk dilakukan oleh Salim Group anak perusahaannya yang menangani gerai KFC, yakni PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST).
Sampai bulan Juni 2019, PepsiCo masih menyuplai sejumlah produk minuman berkarbonasi untuk diperjualbelikan oleh FAST. Selanjutnya, PepsiCo juga berkewajiban memberikan insentif volume kepada FAST terkait peningkatan penjualan tahunan dan keperluan promosi lainnya selama perjanjian masih berjalan.
Perjanjian dagang Indofood dengan PepsiCo sendiri berakhir pada 10 Oktober 2019. Semula, CNBC Indonesia melansir bahwa kesepakatan kedua perusahaan sempat hendak diperpanjang hingga 2022 sesuai yang dilaporkan manajemen FAST terkait perjanjian eksklusif dengan PepsiCo.
Baca juga: Biografi Siti Oetari, Istri Pertama Soekarno yang Juga Nenek Buyut Al Ghazali
Menjadikan Biografi Anthony Salim sebagai Bahan Motivasi
Ada banyak hal di biografi Anthony Salim yang dapat kamu jadikan sebagai bahan motivasi diri. Misalnya saja tentang bagaimana ia mengembangkan perusahaan lewat kerja sama, bahkan dengan pesaing beratnya sekalipun.
Kalau kamu ingin menjadi pengusaha sukses, bekerja sama bisa dibilang merupakan salah satu jalan untuk membuat produkmu semakin dikenal. Setelah menguasai pangsa pasar tertentu, kiranya masyarakat akan mengenali produkmu meski kamu menjual barang yang berbeda.
Selain Anthony Salim, kamu juga bisa menjadikan sosok pengusaha sukses di Indonesia lainnya sebagai panutan. Sebut saja Anindya Bakrie, Chairul Tanjung, Nadiem Makarim, dan masih banyak lagi. Untuk itu, sebaiknya kamu tidak melewatkan informasi mengenai perjalanan hidup dan karier mereka di KepoGaul, ya.