
Sukanto Tanoto merupakan pengusaha kaya raya asal Indonesia yang namanya sering muncul dalam majalah Forbes. Ia adalah pemilik dari The Royal Golden Eagle International Group yang memiliki sejumlah anak perusahaan. Buat yang ingin tahu informasi lengkap tentangnya, simak artikel biografi Sukanto Tanoto ini, yuk!
- Nama
- Sukanto Tanoto
- Tempat, Tanggal Lahir
- Belawan, 25 Desember 1949
- Pekerjaan
- Pebisnis
- Pasangan
- Tinah Bingei Tanoto
- Anak
- Andre Tanoto. Imelda Tanoto, Belinda Tanoto, Anderson Tanoto
- Orang Tua
- Amin Tanoto (Ayah)
Saat membaca daftar orang terkaya di Indonesia, kamu mungkin akan menemukan nama Sukanto Tanoto. Pada tahun 2019, ia pernah menjadi orang terkaya nomor 25 di Indonesia dengan penghasilan bersih sekitar 1,4 miliar dollar Amerika. Hal itulah yang membuat orang-orang penasaran dengan biografi Sukanto Tanoto.
Walaupun terbilang sukses dan telah mendirikan banyak perusahaan besar, ternyata Sukanto Tanoto tak menyelesaikan sekolah formalnya. Saat ia masih duduk di bangku SMA, sempat terjadi kerusuhan di Indonesia yang membuat sekolah-sekolah Tionghoa ditutup oleh rezim Orde Baru.
Sukanto yang merupakan anak dari keturunan asli Tionghoa, tentunya tak bisa lagi melanjutkan sekolahnya. Meski begitu, ia tetap belajar secara autodidak. Saat berusia 18 tahun, ia bertanggungjawab untuk meneruskan bisnis ayahnya di bidang penjualan perlengkapan motor bernama Toko Motor di Belawan.
Berawal dari situ, ia mulai belajar soal seluk beluk bisnis. Ia kemudian mengembangkan bisnisnya dengan cara melebarkan sayap ke usaha di bidang lain. Pada sekitar tahun 1970-an, dirinya merintis perusahaan pengolahan kayu yang diberi nama PT Raja Garuda Mas.
Lalu, pengusaha dari Belawan ini merintis beberapa anak perusahaan, mulai dari yang bergerak di bidang pengolahan kayu hingga perbankan. Saking banyaknya perusahaan yang dikelola, namanya jarang absen dari daftar orang terkaya di Indonesia dan dunia versi Forbes.
Tak perlu berlama-lama lagi, kalau kamu makin penasaran dengan informasi seputar biografi Sukanto Tanoto, langsung saja simak artikel di bawah ini. Mulai dari kehidupan pribadi hingga penghargaan yang pernah diterimanya, semua telah kami rangkum di sini. Selamat membaca!
Biografi Singkat Sukanto Tanoto
Dari mana Sukanto berasal? Siapa keluarganya? Apakah ia asli Indonesia? Pertanyaan-pertanyaan sederhana tersebut mungkin sempat terlintas di benakmu. Jika ingin tahu jawabannya, simak ulasan biografi Sukanto Tanoto berikut ini, yuk!
1. Keluarga
Tepat di hari Natal pada tahun 1949, Sukanto Tanoto lahir di Belawan, Sumatra Utara. Ia adalah anak pertama dari tujuh bersaudara. Keenam saudaranya yang juga memiliki nama akhir Tanoto adalah Hermanto, Hendrawan, Suyon Santoso, Rudi Santoso, Yanto, dan Polar Yanto.
Nama-namanya terdengar Indonesia banget, bukan? Meski begitu, ayahnya, Amin Tanoto, bukanlah warga asli Indonesia. Ia merupakan imigran yang berasal dari Putian, Tiongkok. Entah sejak kapan, tapi ayah Sukanto telah lama berpindah ke Indonesia dan membuka usaha.
Baca juga: Biografi Ferry Unardi, Pendiri Traveloka yang Pernah Putus Kuliah
2. Pendidikan
Pada tahun 1966, sekolah-sekolah Tiongkok di Indonesia sempat ditutup oleh rezim Orde Baru pada pemerintahan Presiden Suharto. Hal itu membuat Sukanto tak bisa melanjutkan pendidikannya. Status keturunan Tionghoa-nya pun membuat dirinya tak diizinkan untuk meneruskan studi.
Meski tak menempuh pendidikan secara formal, bukan berarti ia berhenti belajar. Dirinya belajar bahasa Inggris secara autodidak dengan cara membaca kamus bahasa Tiongkok-Inggris.
Di tahun 1970, barulah ia kembali menempuh pendidikan di sekolah bisnis di Jakarta. Setelah itu, ia melanjutkan sekolah bisnis di Institut Européen d’Administration des Affaires (INSEAD) di Fontainebleau, Prancis.
3. Pernikahan
Siapa wanita hebat yang selalu memberi support dan motivasi kepada Sukanto Tanoto, sehingga bisa sukses? Banyak orang yang mungkin penasaran dengan hal tersebut. Jawabannya bisa kamu simak di artikel biografi Sukanto Tanoto ini.
Sukanto memiliki seorang istri bernama Tinah Bingei Tanoto yang juga pengusaha sekaligus pelopor sejumlah industri. Tinah juga pernah menjabat sebagai anggota dewan dari Yayasan Keluarga Bisnis dan Dewan Pembina Universitas Sumatra Utara.
Perjalanan Karier
(Sumber: Sukanto Tanoto)
Salah satu topik yang mungkin paling kamu tunggu-tunggu di artikel biografi Sukanto Tanoto ini adalah kisah perjalanan kariernya. Seperti apakah kisahnya? Simak ulasannya berikut ini!
1. Menjalankan Bisnis Keluarga
Artikel biografi ini sebelumnya telah menjelaskan secara singkat bahwa ayah Sukanto Tanoto mendirikan sebuah usaha di bidang suku cadang kendaraan bermotor di Belawan. Sayangnya, pada sekitar tahun 1960, ayahnya meninggal lantaran penyakit jantung.
Oleh karena itu, Sukanto sebagai anak tertua turun tangan untuk melanjutkan bisnis sang ayah. Perlahan tapi pasti, ia mengembangkan bisnis ayahnya tersebut pada saat usianya masih 18 tahun.
Dari Belawan, ia kemudian pindah ke Medan untuk mencoba bisnis lain. Dirinya mendapat suntikan dana dari seorang pejabat asal Aceh untuk mengembangkan bisnis di bidang general contractor dan supplier.
Baca juga: Biografi Robert Budi Hartono, Orang Kaya Nomor 1 di Indonesia
2. Awal Kesuksesan
Sukanto tampaknya memiliki bakat berbisnis yang diturunkan dari ayahnya. Dirinya terbilang cukup pandai dalam melihat peluang berbisnis. Pada tahun 1970, bisnis import kayu lapis Singapura sempat tiba-tiba menghilang dari pasaran Indonesia.
Oleh sebab itu, pada tahun 1972, dirinya membangun perusahaan kayu yang diberi nama CV Karya Pelita. Kayu-kayu yang diproduksi laris manis di pasaran, karena produsen kayu masih sangat jarang ditemukan di Indonesia pada saat itu.
Di tahun 1973, CV Karya Pelita diubah namanya menjadi PT Raja Garuda Mas (RGM). Kayu lapis yang diproduksi perusahaan ini telah diekspor ke beberapa negara lain, seperti Tiongkok, Inggris, Timur Tengah, dan lain-lain.
Untuk mendukung operasional RGM, Sukanto kemudian mendirikan kantor penyedia jasa pembelian dan logistik di Singapura. Setelah itu, agar terdengar lebih global, Sukanto mengubah nama PT Raja Garuda Mas menjadi The Royal Golden Eagle International.
Bisnis-Bisnis yang Dikelola Sukanto
Di bawah naungan The Royal Golden Eagle International, Sukanto merintis beragam anak perusahaan. Kira-kira, apa sajakah itu? Simak ulasannya pada artikel biografi Sukanto Tanoto ini, yuk!
1. Asian Agri
Di tahun 1979, Sukanto mencoba peluang bisnis lain, yaitu merintis perusahaan kelapa sawit yang diberi nama Asian Agri. Pada saat itu, di Indonesia memang sudah ada perkebunan sawit milik negara asing. Namun, ia tetap berani membuka pabrik kelapa sawit secara besar-besaran.
Pada tahun 1987, Asian Agri mendukung program transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah melalui program kemitraan petani transmigran di Provinsi Riau dan Jambi. Tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat kemiskinan warga di Sumatra.
Selain itu, perusahaan ini juga meresmikan program komitmen kemitraan One to One pada tahun 2017. One to One sendiri adalah program yang bertujuan untuk menyejahterakan para petani. Di mana, petani bukanlah buruh pabrik melainkan mitra alias partner kerja perusahaan Asian Agri.
Tak hanya itu, melalui program One to One, Asian Agri juga memberikan pendampingan, pelatihan, dan menyediakan peralatan pertanian yang modern. Alhasil, petani-petani mitra Asian Agri telah tersertifikasi oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), sebuah lembaga sertifikasi internasional kelapa sawit pada tahun 2017.
Tentunya di balik segala kesuksesan tersebut, perjalanan Asian Agri tak selalu mulus. Di tahun 2006, perusahaan pengolahan kepala sawit ini terlibat kasus penggelapan pajak. Tak hanya itu, Asian Agri juga dituduh terlibat dalam kasus kebakaran hutan yang terjadi di Riau pada tahun 2013.
Baca juga: Biografi Larry Page, Tokoh Penting di Balik Berdirinya Google
2. Toba Pulp Lestari
Selain kayu dan kelapa sawit, Sukanto juga mendirikan pabrik pulp di Desa Sosor Ladang, Danau Toba, Sumatra Utara pada tahun 1983. Perusahaan bernama PT Indorayon Utama menimbulkan beragam polemik.
PT Indorayon Utama sempat dilarang beroperasi oleh warga di kawasan Sosor Ladang lantaran dianggap mencemari lingkungan. Banyak warga yang terserang penyakit kulit dan penyakit pernapasan karena kualitas udara serta air tercemar oleh limbah pabrik/
Tak cuma itu saja, pabrik yang memproduksi pulp, kertas, dan rayon ini juga sempat ditentang oleh aktivis lingkungan hidup karena limbahnya mencemari Danau Toba. Oleh karenanya, PT Indorayon Utama sempat ditutup sementara pada masa pemerintahan Presiden Habibie. Kemudian, ditutup secara permanen pada masa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid.
Kemudian perusahaan ini mendapat izin untuk beroperasi kembali pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri. Agar tak menimbulkan polemik lagi, Sukanto berupaya agar perusahaan yang didirikannya bisa ramah lingkungan. Kemudian ia mengubah nama perusahaan menjadi PT Toba Pulp Lestari.
3. Asia Pacific Resources International Holdings Ltd (APRIL)
Kamu tahu kertas dengan merek Paper One, kan? Nah, ternyata kertas tersebut merupakan produk andalan dari perusahaan Asia Pacific Resources International Holdings Ltd (APRIL) yang didirikan Sukanto Tanoto.
APRIL menjadi perusahaan pulp dan kertas pertama di Indonesia yang terdaftar di New York Stock Exchange pada tahun 1995. Paper One, produk andalannya, sudah dipasarkan lebih dari 70 negara. Nggak cuma itu saja, APRIL juga menjadi perusahaan Indonesia pertama yang menerima sertifikat dari Programme for the Endorsement of Forest Certification pada tahun 2015.
4. Sateri Chemical
Masih semangat membaca biografi Sukanto Tanoto ini, kan? Tak hanya di Indonesia saja, Sukanto juga mendirikan anak perusahaan bernama Sateri Chemical Fibre (Jiangxi) di Fujian, Tiongkok.
Sateri Chemical Fibrek merupakan pabrik yang mengolah serat viscose atau viscose rayon alias serat alami yang berasal dari kayu. Biasanya, viscose rayon digunakan sebagai bahan dasar tisu basah, facial mask, dan bahan-bahan tekstil. Sateri kemudian mengakuisisi perusahaan fiber di Tiongkok yang bernama Jiangsu Xiangsheng Viscose.
5. Bracell
Kalau perusahaan yang satu ini, kira-kira memproduksi apa, ya? Buat yang belum tahu, Bracell adalah sebuah perusahaan milik Sukanto yang mengolah selulosa khusus. Nantinya, selulosa khusus menjadi bahan utama dalam berbagai macam produk, salah satunya adalah pasta gigi.
Selulosa khusus yang diolah berasal dari serat pohon yang ditanam di sekitar 234.000 hektar tanah. Bracell memiliki kapasitas produksi sejumlah 750.000 ton tiap tahun. Jumlah karyawannya pun cukup banyak, yakni lebih dari 7.000 orang di dua negara, yaitu Brazil dan Hongkong.
Tak hanya itu saja, Royal Golden Eagle Group juga mengakuisisi São Paulo-based Lwarcel Celulose, yakni perusahaan selulosa di Brazil. Kemudian perusahaan tersebut menjadi satu dengan Bracell.
Baca juga: Biografi Rudy Salim, Pengusaha Muda Juragan Hypercar
6. Pacific Oil and Gas
Tahukah kamu, Sukanto ternyata juga memiliki pabrik yang bergerak di bidang energi bernama Pacific Oil & Gas alias PO&G, lho. Kamu mungkin sudah tak asing lagi dengan perusahaan tersebut, kan?
PO&G merupakan perusahaan yang mengelola sumber daya alam yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan energi. Aset-aset utama perusahaan ini berlokasi di dua negara, yaitu Indonesia dan Tiongkok.
Selain itu, Pacific Oil & Gas juga memiliki anak perusahaan bernama Woodfibre LNG Limited yang beroperasi di Kanada. Proyek anak perusahaan ini terdiri dari kegiatan konstruksi dan operasi pengolahan gas.
7. Unibank
Tak hanya mengelola sumber daya alam saja, ternyata Sukanto juga memiliki bisnis di bidang perbankan. Tepatnya di tahun 1986, bank United City yang saat itu sedang mengalami kesulitan diambil alih oleh Sukanto.
Ia mengambil mayoritas saham di United City dan mengubahnya menjadi Unibank. Selain di bidang keuangan, dirinya juga membuka usaha di bidang properti dengan membangun Uni Plaza.
Mendirikan Tanoto Foundation
Memiliki rentetan perusahaan besar membuat Sukanto tergerak hatinya untuk mendirikan lembaga filantropi yang bertujuan untuk membantu orang-orang kurang mampu. Adalah Tanoto Foundation, lembaga filantropi yang didirikannya pada tahun 1981 bersama sang istri, yakni Tinah Bingei Tanoto.
Tanoto Foundation berupaya menanggulangi kemiskinan melalui pemberian dukungan pada pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan kualitas hidup. Menurut Sukanto dan Tinah, setiap orang memiliki kesempatan untuk merealisasikan potensinya secara utuh tan khawatir soal biaya.
Walau Sukanto sendiri tak tamat SMA, ia tetap yakin bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting. Oleh sebab itu, Tanoto Foundation memberikan beasiswa baik di dalam maupun luar negeri.
Memperluas akses pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan adalah misi utama lembaga ini. Untuk merealisasikannya, Tanoto Foundation bekerja sama dengan lebih dari 35 perguruan tinggi untuk mendukung akses pendidikan yang lebih luas dan merata.
Sementara untuk meningkatkan mutu pendidikan, lembaga ini melaksanakan program Pelita Pendidikan di kawasan pedesaan di Indonesia. Salah satu kegiatan pada program tersebut adalah memberikan pelatihan pada sejumlah guru.
Nggak hanya itu saja, Tanoto Foundation juga telah membangun sarana-sarana pendidikan. Dari tahun 1981, lembaga ini telah membangun sejumlah taman kanak-kanak dan sekolah dasar di beberapa kota kecil di Sumatra Utara.
Pada tahun 2013, Tanoto Foundation meluncurkan program Tanoto Initiative at the Wharton School. Tujuan dari program ini adalah menawarkan dukungan dana pelatihan, kursus akademi, pertukaran mahasiswa, dan pemberian beasiswa untuk memperdalam bakat kepemimpinan. Beberapa universitas di Indonesia turut terlibat dalam program tersebut, salah satunya adalah Universitas Gajah Mada yang berlokasi di Yogyakarta.
Baca juga: Biografi Steve Jobs, Pendiri Apple yang Membangun Kerajaan Bisnisnya dari Nol
Penghargaan
Dengan segala kiprahnya di dunia bisnis dan kebijakan hatinya membantu meningkatkan kualitas pendidikan di beberapa negara, kira-kira penghargaan apa saja yang sudah dikantongi Sukanto? Kalau ingin tahu jawabannya, simak biografi Sukanto Tanoto pada artikel ini, yuk!
Di tahun 2012, Sukanto dan istrinya menerima penghargaan The Wharton’s Dean atas kepeduliannya terhadap peningkatan mutu pendidikan di sejumlah negara. Penghargaan tersebut diterimanya pada 11 Oktober di Philadelphia, Amerika Serikat.
Pada tahun 2018, melalui perusahaan The Royal Golden Eagle, Sukanto berhasil memenangkan penghargaan 10 besar Philanthropic Enterprise Award di Tiongkok. Tak hanya itu saja, salah satu anak perusahaannya, APRIL, juga berhasil meraih penghargaan sebagai Perusahaan Paling Bertanggung Jawab kepada Sosial.
Dengan segala kekayaannya, pada tahun 2019, Sukanto masuk dalam daftar orang kaya nomor 1717 di dunia versi majalah Forbes. Tak hanya itu saja, ia juga masuk daftar orang terkaya nomor 25 di Indonesia.
Kira-kira, berapa banyak penghasilan yang diperolah Sukanto hingga ia bisa masuk kategori orang terkaya? Berdasarkan data dari Forbes, ia memiliki penghasilan bersih sebanyak 1,4 miliar dolar Amerika pada tahun 2019.
Baca juga: Biografi William Tanuwijaya, Kisah Pendiri Tokopedia yang Sempat Diremehkan
Sudah Puas dengan Informasi Mengenai Biografi Sukanto Tanoto di Atas?
Mulai dari kehidupan pribadi hingga penghargaan yang diterimanya, itulah tadi ulasan singkat mengenai biografi Sukanto Tanoto. Semoga kamu sudah puas dengan informasi yang kami sajikan, ya!
Melalui biografi Sukanto Tanoto ini, semoga kamu bisa memetik beberapa pelajaran berharga. Salah satunya adalah terus semangat dalam belajar. Contohlah Sukanto, meski tak tamat sekolah formal, ia tetap belajar secara autodidak hingga akhirnya berhasil meraih kesuksesan.
Selain itu, kamu juga bisa mencontoh sikap mulianya. Di tengah kesuksesan yang telah diraihnya, ia mendirikan lembaga untuk menyalurkan bantuan kepada orang-orang kurang mampu yang ingin menempuh pendidikan yang layak.
Buat kamu yang butuh asupan kisah motivasi dari tokoh-tokoh lainnya, langsung saja kepoin KepoGaul.com. Tak hanya biografi Sukanto Tanoto saja, di sini juga ada profil Merry Riana, Bob Sadino, Ferry Urnadi, dan masih banyak lagi.
Tak hanya itu saja, di situs ini juga ada banyak informasi menarik lainnya yang bisa menambah wawasanmu. Beberapa di antaranya adalah cerita inspiratif dari kisah nyata, rekomendasi tempat wisata, biodata selebritas, dan lain-lain. Tunggu apa lagi? Yuk, baca KepoGaul.com.