
The power of kepepet adalah hal yang mendorong Yasa Paramita Singgih untuk bekerja di usia remaja demi membantu kedua orang tuanya. Pada usia 15 tahun, ia sudah bekerja serabutan, tapi hasilnya tak seberapa. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk jadi pengusaha. Bagaimana kisah selengkapnya? Temukan informasinya di artikel biografi Yasa Singgih ini!
- Nama Asli
- Yasa Paramita Singgih
- Tempat, Tanggal Lahir
- Bekasi, 23 April 1995
- Warga Negara
- Indonesia
- Pekerjaan
- Pengusaha
- Orang Tua
- Marga Singgih (Ayah), Wanty Sumarta (Ibu)
Men’s Republic adalah brand fashion lokal yang harganya affordable untuk para pria. Siapa sangka, pendirinya merupakan pria bernama Yasa Paramita Singgih yang saat memulai usahanya masih berumur 19 tahun. Fakta tersebut membuat orang-orang mencari tahu biografi Yasa Singgih.
Bagaimana ia bisa meraih omzet ratusan juta di usia muda? Bagaimana background keluarganya? Apa faktor utama yang mendorongnya untuk bisa sukses? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mungkin sempat terlintas di dalam benakmu.
Bisa mendulang kesuksesan dan mencetak omzet ratusan juta rupiah tentu bukan perjalanan yang mudah dan singkat. Ia pernah berulang kali gagal dalam merintis usaha. Bahkan, pada saat usia 18 tahun, ia sempat mengalami kerugian ratusan juta karena usahanya tak berjalan dengan baik. Frustrasi, menyendiri, dan hampir ingin menyerah pun sempat dirasakannya.
Namun, hal itu tak berlangsung lama. Berkat dukungan dan motivasi dari orang tuanya, ia bangkit dari keterpurukan dan mencoba merintis usaha di bidang fashion yang diberi merek Men’s Republic. Beruntung, produk-produk seperti sepatu, tas, celana, dan kaos yang diproduksinya diminati oleh banyak orang.
Kesuksesan tersebut tentunya menjadi inspirasi banyak orang. Oleh sebab itu, ia berhasil mendapatkan predikat The Youngest Forbes 30 Under 30 Asia 2o16 versi majalah Forbes. Keren banget, kan?
Itu tadi cuma sekilas perjalanan karier dan prestasi Yasa Singgih. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisahnya, mending langsung aja simak artikel biografi yang membahas Yasa Paramita Singgah ini. Yuk, cek langsung!
Kehidupan Pribadi
Saat mengetahui Yasa Singgih adalah pengusaha sukses di usia muda, orang-orang mungkin berasumsi bahwa ia lahir dari orang tua kaya raya yang juga seorang pengusaha. Namun, hal itu tidaklah benar. Informasi lengkapnya bakalan kamu dapatkan di artikel biografi Yasa Paramita Singgih ini.
Yasa Paramita Singgih atau akrab disapa Yasa lahir di Bekasi pada 23 April 1995. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini lahir dari keluarga yang bekerja sebagai pegawai kantor. Sang ayah, Marga Singgih, bekerja salah satu perusahaan retail sepatu. Ibunya pun berprofesi sebagai pegawai kantoran.
Dulu, dirinya menghabiskan waktunya sama seperti remaja pada umumnya, yaitu bermain dan bersenang-senang. Namun, malang tak dapat dihindari. Saat akhir SMP, ayahnya menderita penyakit jantung dan harus segera dioperasi.
Karena biaya operasinya tak sedikit, Marga Singgih memilih menundanya demi membiayai pendidikan anak-anaknya. Sebagai seorang anak yang menghormati dan menyayangi orang tuanya, Yasa sangat tertampar dan sedih saat mengetahui hal tersebut.
Ia sangat mengkhawatirkan kondisi ayahnya, tapi di sisi lain, Yasa juga takut putus sekolah. Kekhawatiran itulah yang memicu Yasa untuk bekerja dan bisa menghasilkan uang sendiri untuk membantu perekenomian keluarga.
Sebelum akhirnya merintis usaha, dirinya sempat bekerja serabutan. Ia pernah menjadi event organizer dalam berbagai acara, MC, berjualan lampu hias, dan lain-lain. Akan tetapi, hasilnya belum cukup untuk membantu keluarganya. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk membuka usaha.
Baca juga: Biografi Sapardi Djoko Damono, Sang Pujangga Sederhana Asal Solo
Sepak Terjang Menjadi Pengusaha
Artikel biografi Yasa Paramita Singgih ini bakalan kurang menarik kalau belum mengulik soal perjalanannya menjadi seorang pengusaha. Seperti apa kisah lengkapya? Yuk, baca langsung ulasan singkatnya berikut ini!
1. Menjual Kaos
Meskipun tak paham soal design grafis, Yasa nekat membuat design sendiri dari Microsoft Word untuk kaos yang akan dijualnya. Ia kemudian mencetaknya sebanyak 24 kaos di konveksi usaha temannya.
Akan tetapi, ia hanya berhasil menjual dua kaos saja. Itu pun salah satu pembelinya adalah ibunya sendiri. Meski begitu, Yasa tak pernah menyerah untuk menjadi pengusaha dan menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Kemudian, ia mencoba peruntungan lain, yaitu membeli sejumlah kaos di Tanah Abang, lalu menjualnya kembali. Hasilnya pun lumayan, sehingga ia bisa sedikit demi sedikit membantu perekonomian keluarganya.
2. Mencoba Usaha Kuliner
Tak puas dengan berjualan kaos saja, dirinya mencoba peruntungan lain di bidang kuliner. Ia membuka kedai Ini Teh Kopi yang menjual teh dan kopi. Dalam waktu satu tahun, ia berhasil membuka dua kedai sekaligus.
Selain minuman, kedainya juga menjual beberapa makanan dan cemilan, seperti mie kangkung, roti panggan, gengsot, dan lain-lain. Rasa kopinya pun beragam, salah satunya adalah kopi rasa durian.
Malangnya, pada akhir tahun 2013 usahanya mengalami kegagalan. Ia tak berhasil mengembangkan dan memasarkan Ini Teh Kopi. Kerugiannya pun tak kecil, yakni sejumlah kurang lebih 150 juta rupiah.
Di usianya yang masih 18 tahun, kerugian tersebut tentunya sangatlah besar. Ia sempat merasa frustrasi dan tak ingin lagi menjadi seorang pengusaha. Dengan segala keterpurukannya, ia berniat untuk menjadi pegawai kantoran saja seperti ayah dan ibunya.
Tapi, kedua orang tuanya selalu memberi semangat dan dukungan moril pada Yasa. Hingga akhirnya, pria kelahiran 1995 ini bisa bangkit dari keputusasaannya dan mulai memikirkan usaha apa yang bisa ditekuninya lagi.
3. Merintis Men’s Republic
Tak ingin terus-terusan merasa terpuruk, Yasa Singgih pada akhirnya memutuskan untuk menekuni lagi usaha di bidang fashion. Jika sebelumnya hanya menjadi pedagang kaos yang dibelinya di Tanah Abang, kali ini ia ingin fokus menciptakan brand sendiri.
Keinginannya tersebut bertepatan dengan ayahnya yang pensiun dari perusahaan retail sepatu. Yasa belajar banyak soal industri sepatu dari ayahnya. Hal itu membuatnya tertarik untuk memproduksi sepatu.
Sayangnya, ia tak memiliki sepeser pun modal untuk memenuhi keinginannya. Namun, bukan berarti ia menyerah begitu saja. Ia kemudian berutang produksi sepatu sejumlah 5 lusin atau setara 6–7 juta kepada rekan ayahnya yang bekerja di bidang industri sepatu di Bandung.
Ia memberi label Men’s Republic pada sepatu yang diproduksinya tersebut. Penjualan dilakukan secara online, melalui BBM, Facebook, dan Twitter. Dengan harga yang affordable, target marketingnya adalah para pria berusia 18–24 tahun.
Yasa Singgih berhasil membayar utang produksi pada rekan ayahnya setelah dua bulan menekuni Men’s Republic. Hal itu menandakan kalau usahanya di bidang fashion mulai membuahkan hasil. Tak ingin cepat puas, ia kemudian memproduksi kaos, celana, jaket, dan juga tas.
Baca juga: Biografi Tung Desem Waringin, Sang Motivator Kondang Pencetak Rekor MURI
4. Sukses dengan Men’s Republic
Setelah membahas kisahnya saat merintis Men’s Republic, artikel biografi Yasa Paramita Singgih ini bakal mengulik kisah suksesnya. Saat menginjak usia 20 tahun, dilansir dari Liputan6, ia berhasil mencetak omzet senilai 200 juta rupiah per bulan.
Ditambah lagi, produk-produk Men’s Republic juga berhasil dilirik oleh orang-orang dari berbagai negara. Tiap bulannya pasti ada saja orang dari Malaysia, Filipina, Taiwan, Tiongkok, Nigeria, Vietnam, dan lain-lain.
Kesuksesannya tersebut mungkin membuat orang-orang beranggapan bahwa Yasa hanya orang yang beruntung. Padahal semua tentunya bukan hasil dari keberuntungan belaka. Kejeliannya dalam melihat peluang usaha dan strategi marketing adalah faktor utama yang membuatnya bisa sukses.
Pada saat wawancara dengan youtuber Rico Huang, Yasa mengaku tidak paham soal design grafis. Jadi, segala urusan desain produk ia serahkan langsung kepada karyawannya. Yasa juga mengatakan tiga hal yang membuat Men’s Republic sukses di pasaran adalah brand, e-commerce, dan media lifestyle pria.
Pria kelahiran 1995 ini juga mengikuti perkembangan digital dalam mengatur strategi marketingnya. Dulu, ia hanya berjualan via media sosial dan mengikuti bazar-bazar saja. Seiring perkembangan zaman, ia mengalihkan seluruh pembelian produk ke website.
Sebagai diferensiasi dengan produk brand lain, media sosial Men’s Republic tak hanya mengunggah foto-foto produk saja. Yasa Paramita Singgih ingin Instagram Men’s Republic terlihat lebih informatif untuk menarik perhatian para netizen.
Jadi, para pengunjung Instagram Men’s Republic juga akan menambah wawasan seputar tips-tips memilih style berpakaian, mendekati wanita, menjaga hubungan, dan banyak lagi. Dengan sendirinya, mereka (para pengunjung) akan terlibat pada percakapan di kolom komentar Instagram. Dengan konsep tersebut, Yasa yakin followers Men’s Republic akan semakin meningkat.
5. Mendirikan Women’s Republic
Sukses dengan Men’s Republic tak membuat Yasa Singgih cepat puas. Jika sebelumnya hanya fokus pada para pria, pada pertengahan 2019 ia mengincar wanita untuk dijadikan sebagai target marketingnya dengan menciptakan brand Women’s Republic.
Konsep Women’s Republic sama dengan Men’s Republic, yaitu bergerak di bidang fashion yang menjual sepatu, celana, kaos, jaket, dan tas. Untuk menarik perhatian para wanita, ia mengajak yayasan Youth of Indonesia yang dipimpin oleh Chelsea Islan untuk bekerja sama.
Selain untuk mempromosikan Women’s Republic, Yasa juga ingin membantu orang-orang yang membutuhkan. Soalnya, semua keuntungan yang dihasilkan lewat program kerja sama ini diserahkan ke organisasi sosial di luar Pulau Jawa.
Baca juga: Biografi Bob Sadino, Pengusaha Sukses yang Memulai Usaha dari Telur Ayam Negeri
Prestasi dan Penghargaan
Kamu masih semangat membaca artikel biografi Yasa Paramita singgih ini, kan? Nah, setelah mengetahui kesuksesannya di usia muda, mungkin kamu penasaran prestasi dan penghargaan apa saja yang telah diraihnya. Berikut telah kami rangkum informasi lengkapnya.
Pria kelahiran Bekasi ini pertama kali mendulang prestasi pada tahun 2016. Ia berhasil menjadi juara 1 pada program Wirausaha Mandiri (WMM). Saat memenangkannya, ia masih menjadi mahasiswa jurusan Marketing Komunikasi di Universitas Binus.
Masih di tahun 2016, ia juga menerima penghargaan sebagai Marketeers Youth of The Year dari perusahaan konsultan marketing bernama Mark Plus. Penghargaan tersebut diraihnya atas ide kreatif dan inovasi di dunia marketing.
Selain dua penghargaan di atas, Yasa Paramita Singgih juga mendapatkan penghargaan berskala internasional. Ia terpilih sebagai salah satu finalis 30 Under 30 Asia versi majalah Forbes dan berhasil mendapatkan predikat The Youngest Forbes 30 Under 30 Asia 2016.
Tak hanya itu, ia juga berhasil menjadi juara 1 pada ajang Global Student Entrepreneur Asia Pacific (GSEA) 2017 . Yasa berhasil mengalah peserta yang mengikuti ajang bergengsi ini dari 9 negara, seperti Singapura, Tiongkok, Malaysia, Filipina, Taiwan, Korea, Jepang, dan Hongkong.
Berkat kesuksesannya tersebut, Yasa kerap diundang untuk mengisi seminar di beragam acara. Tujuannya tentu untuk memberikan motivasi kepada para generasi muda agar gigih dan giat dalam meraih kesuksesan.
Baca juga: Biografi Steve Jobs, Pendiri Apple yang Membangun Kerajaan Bisnisnya dari Nol
Fakta-Fakta Menarik
Tibalah pada pembahasan terakhir tentang biografi Yasa Paramita Singgih ini. Kamu mungkin penasaran, kan, dengan fakta-fakta menarik pengusaha sukses ini? Biar nggak penasaran lagi, simak ulasannya berikut ini, yuk!
1. Menempel Wish List Pada Tembok Kamar
Ketika memiliki sebuah impian, apa yang akan kamu lakukan untuk mewujudkannya? Mungkin, hal pertama yang akan dilakukan adalah mencatat keinginan tersebut di buku diary, dan menulis poin-poin apa saja yang diperlukan untuk mewujudkannya.
Begitu pula dengan Yasa Singgih. Sejak usia 15 tahun, ia kerap menulis apa pun keinginannya pada selembar kertas, lalu ditempelkannya pada dinding kamar agar selalu teringat akan mimpinya tersebut. Jika sudah terwujud, ia akan mencoret impiannya. Dengan kata lain, tembok kamar Yasa menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya.
2. Menulis Buku Motivasi
Pada tahun 2015, Yasa Singgih menceritakan kisah perjalanannya meraih kesuksesan lewat buku bertajuk Never Too Young To Become A Billionaire. Buku tersebut diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo.
Selain mengisahkan tentang perjuangan Yasa Singgih dalam meraih sukses, buku ini juga berisi tips dan strategi mengembangkan usaha dari nol. Jika kamu ingin tahu informasi selengkapnya, jangan ragu untuk membeli bukunya.
Baca juga: Biodata Merry Riana, Motivator yang Mendapat Julukan Wanita Sejuta Dolar
3. Mempunyai Jiwa Sosial Tinggi
Kalau kamu membaca artikel biografi Yasa Paramita Singgih ini dari awal, mungkin masih ingat kalau ia bekerja sama dengan yayasan Youth of Indonesia untuk membantu orang yang kurang mampu. Nah ternyata, ia kerap melakukan kegiatan sosial di luar program tersebut.
Tiap tahunnya, lewat Men’s Republic ia menjual 10.000 pasang sepatu dan hasil penjualannya akan disumbangkan ke Rumah Singgah Saab Shares yang berkawasan di Jakarta. Dalam wawancara dengan acara yang dibawakan Deddy Corbuzier, Yasa mengatakan bahwa salah satu mimpinya adalah mendirikan yayasan. Sebuah mimpi yang mulia, kan?
4. Memiliki Kebiasaan Tidur di Keramaian
Boys will always be boys. Kalimat tersebut tampaknya cocok diberikan untuk Yasa Singgih. Meskipun telah mendapat predikat pengusaha sukses yang berhasil cetak omzet ratusan juta rupiah, ia tetap memiliki kebiasaan gokil.
Di akun Instagram-nya, ia kerap mengunggah foto dirinya saat sedang tidur di keramaian. Hal itu berawal dari challenge yang diberikan temannya di tahun 2015, yakni tidur di depan kelas saat dosen sedang mengajar. Ia pernah pura-pura tidur di acara seminar, lobby kampus, toilet, dan lain-lain.
Baca juga: Mengenang Sosok Penyair yang Dijuluki Si Binatang Jalang Lewat Biografi Chairil Anwar Ini
Apakah Biografi Yasa Paramita Singgih Ini Sudah Menjawab Rasa Penasaranmu?
Demikianlah ulasan lengkap mengenai biografi Yasa Singgih, mulai dari kehidupan pribadi hingga fakta menariknya. Informasi yang telah kami rangkum di atas sudah menjawab segala rasa penasaranmu, kan?
Tak hanya menambah wawasanmu saja, semoga dengan membaca biografi Yasa Paramita Singgih ini kamu bisa memetik beberapa pelajaran penting. Salah satunya adalah pantang menyerah.
Ingatlah bahwa kegagalan adalah bagian dari usaha yang kamu lakukan. Seorang Yasa yang telah sukses pun dulu juga pernah gagal berulang kali. Tapi, ia tak pernah menyerah dan selalu belajar dari kegagalannya.
Begitu pun kamu. Apa pun yang jadi cita-citamu, perjuangkanlah dan jangan menyerah sampai kamu bisa meraihnya. Kalau gagal, jadikan sebagai pelajaran agar kelak bisa lebih baik lagi.
Nah, kalau kamu butuh asupan motivasi dari tokoh inspiratif lainnya, mending langsung kepoin KepoGaul.com. Selain Yasa Singgih, di sini juga ada biografi Merry Riana, Rudy Salim, Bob Sadino, dan masih banyak lagi. Selamat membaca!