
Pembahasan mengenai istri-istri Bung Karno memang menjadi sebuah topik yang menarik. Namun, ada salah satu istri Soekarno yang mungkin jarang dibahas, yaitu Siti Oetari. Kalau penasaran dan ingin mengetahui lebih dekat mengenai Siti Oetari, baca saja ulasan lengkapnya di ulasan biografi ini, yuk!
- Nama Lengkap
- Siti Oetari Tjokroaminoto
- Tempat Tanggal Lahir
- Yogyakarta, 1905
- Meninggal
- Surabaya, 1986
- Pasangan
- Soekarno (m. 1921–1923)
Sigit Bachroensalam (m.1924–1981) - Anak
- Harjono Sigit Bachroensalam
- Orang Tua
- H.O.S Tjokroaminoto (Ayah), Suharsikin (Ibu)
Sudah menjadi rahasia umum kalau Soekarno memiliki banyak istri. Tidak tanggung-tanggung, selama hidup ia pernah menikah sebanyak sembilan kali. Salah satunya adalah dengan Siti Oetari yang informasinya bisa kamu baca lewat biografi ini. Meskipun tidak setenar Ratna Sari Dewi atau Fatmawati, sosoknya tentu tak kalah menarik untuk disimak.
Siti Oetari merupakan seorang gadis yang berasal dari golongan yang cukup berada. Ayahnya bernama H.O.S Tjokroaminoto, salah satu pendiri Sarekat Islam. Pada waktu itu, Soekarno berguru pada ayah Oetari. Dari situlah mereka mengenal satu sama lain dan menjadi dekat.
Dikarenakan suatu hal, keduanya menjalani kawin gantung saat masih berusia sangat muda. Awalnya, perjalanan cinta Oetari dan Soekarno berjalan mulus. Hingga pada akhirnya, laki-laki tersebut jatuh cinta dengan wanita lain.
Terus bagaimana sebenarnya kisah cinta Oetari dan Soekarno ini? Apakah sedramatis film-film cinta yang pernah kamu tonton?
Nggak cuma kisah cintanya aja, tapi kamu juga bisa mengintip sekilas mengenai kehidupan pribadinya. Daripada makin penasaran, langsung saja simak cerita selengkapnya lewat biografi Siti Oetari di bawah ini, ya!
Sekilas Mengenai Kehidupan Siti Oetari
Dibandingkan dengan wanita-wanita lain yang pernah mengisi kehidupan Soekarno, nama Siti Oetari mungkin jarang diperbincangkan. Padahal, ia justru merupakan istri pertama Soekarno yang dinikahinya ketika masih muda. Nah, sebelum menyimak bagaimana perjalanan cintanya, tidak ada salahnya kamu membaca sekilas mengenai latar belakang Siti Oetari lewat biografi ini.
Seperti yang sudah kamu baca di atas tadi, Siti Oetari Tjokroaminoto atau yang lebih dikenal dengan Siti Oetari merupakan anak dari pasangan H.O.S Tjokroaminoto dan Suharsikin. Ia merupakan anak pertama yang lahir pada tahun 1905 di Yogyakarta.
Oetari mempunyai empat orang adik, satu perempuan dan tiga laki-laki. Salah satu adiknya adalah Harsono Tjokroaminoto yang kemudian dikenal sebagai penasihat pribadi Panglima Besar Soedirman dan menteri di kabinet Soeharto.
Meski lahir di keluarga yang cukup terpandang dan berdarah biru, tapi kehidupan gadis ini tidak bisa dibilang mewah seperti bangsawan yang lainnya. Ayahnya dulu adalah siswa STOVIA yang seharusnya setelah lulus menduduki jabatan di pemerintahan Hindia Belanda.
Akan tetapi karena tidak suka tunduk di bawah pemerintah Belanda, ayahnya lebih memilih mundur dari jabatannya. Keputusan tersebut ternyata membuat kakek dan nenek dari pihak ibunya marah. Oleh sebab itu, sang ayah memboyong keluarganya dan pindah dari Jogja ke Surabaya.
Karena hidup sebagai pejuang politik, penghasilan yang diterima ayahnya tidak menentu. Untuk menambah pemasukan, ia kemudian menjadikan rumahnya sebagai kos-kosan. Setelah membuka indekos inilah, keuangan keluarganya semakin membaik.
Gadis ini beruntung lahir di sebuah keluarga yang peduli dengan pendidikan. Bukan hanya untuk anak laki-lakinya saja, tapi anak perempuan juga diberi kesempatan yang sama. Tidak tanggung-tanggung, pada waktu itu ia bahkan menempuh pendidikan di sekolah swasta yang mahal dan bagus, yaitu Instituut Buys.
Ketika bersekolah dulu, Siti Oetari lebih dikenal dengan nama Netty Oetari. Tidak usah kaget mengapa ia berganti nama. Zaman dahulu memang ada kebiasaan pribumi untuk mengganti namanya saat bersekolah di sekolah milik Eropa.
Baca juga: Biografi Andrew Darwis, Founder KASKUS yang Memiliki Profit Miliaran Rupiah
Awal Pertemuan Siti Oetari dan Soekarno
H.O.S Tjokroaminoto menjadikan rumahnya sebagai indekos pada tahun 1912. Kos-kosan yang kemudian dikenal sebagai Kos Gang Peneleh itu ternyata bukanlah tempat sembarangan. Anak-anak kos yang tinggal di sini pun dididik dengan cukup ketat.
Kurang lebih ada delapan hingga 10 anak muda yang tinggal di tempatnya. Beberapa di antaranya adalah Soekarno, Semaun, Musso, dan Sigit Bachroensalam. Pemuda-pemuda inilah nantinya yang menjadi penggerak dalam kemerdekaan Indonesia.
Dikarenakan tinggal di tempat yang sama, mau tak mau hal itu membuat Siti Oetari dan Soekarno sering bertatap muka sehingga menjadi akrab. Keduanya bertemu pertama kali ketika gadis itu berumur 14 tahun, sementara Soekarno masih berusia 18 tahun.
Di usia-usia tersebut, tentu saja mereka sudah bisa tertarik dengan lawan jenis. Tidak butuh waktu yang lama bagi Soekarno untuk jatuh hati pada Oetari. Suatu hal yang tidak mengherankan mengingat gadis ini memang mempunyai wajah yang rupawan.
Ternyata gayung pun bersambut, Oetari juga tertarik kepada Soekarno. Terlebih lagi, pemuda ini memang dikenal sebagai seorang yang supel dan pandai. Tentu saja, hal tersebut menambah nilai positif di matanya. Inilah sedikit kisah mengenai pertemuan Siti Oetari dan cinta pertamanya yang bisa kamu simak lewat ulasan biografi ini.
Baca juga: Biografi Soepomo, Sang Ahli Hukum yang Ikut Menyusun Undang-Undang Dasar 1945
Semakin Dekat dengan Soekarno
Dalam sebuah buku berjudul Istri-Istri Soekarno yang ditulis oleh Reni Nuryanti, laki-laki itu berusaha dengan keras untuk menaklukkan hati wanita yang disukainya. Salah satunya dengan mengeluarkan jurus-jurus gombalan.
Kemampuan berbicara Soekarno yang sangat bagus itu rupanya tidak hanya dalam hal berpidato saja. Tapi, ia juga tak kalah ulung dalam hal gombalan yang bisa membuat para wanita terbuai.
Di suatu sore, Siti Oetari diajak oleh sang pemuda untuk berjalan-jalan di sebuah taman. Nah, kesempatan tersebut tentu saja tidak dilewatkan begitu saja olehnya untuk menggombali gadis itu. Kurang lebih potongan percakapannya seperti ini.
“Lak, tahukah engkau bakal istriku kelak?” Oetari hanya menggeleng menanggapi pertanyaan itu. Soekarno kemudian kembali bertanya, “Kau ingin tahu?”
Sedikit penasaran, Oetari pun bertanya, “Di mana?” “Kau ingin tahu? Boleh. Orangnya dekat sini. Kau tak usah beranjak karena orangnya ada di sebelahku.” tutur Soekarno.
Pada waktu itu, memang mereka sedang duduk berdampingan. Mendengar gombalan seperti itu, hati wanita mana yang tidak meleleh
Terlebih lagi, orang yang mengatakannya adalah Soekarno yang dari dulu memang sudah banyak disukai oleh banyak gadis. Tak hanya digombali saja, gadis itu juga diberi panggilan sayang, yaitu Lak (ada juga sumber yang menyebutnya Lok).
Saat itu juga, Oetari juga menyatakan kalau ia juga menyukai pemuda itu dan mereka resmi berpacaran. Meskipun begitu, keduanya tidak terlalu mengumbar kemesraan karena merasa segan dengan ayah Oetari.
Sejujurnya, Tjokroaminoto sudah mengetahui kalau anak perempuannya menjalin cinta dengan murid kesayangannya itu. Tapi, ia tidak banyak berkomentar dan memang membebaskan sang putri untuk memilih jodohnya sendiri. Sebuah pemikiran yang cukup maju pada zaman dahulu, bukan? Padahal ia dan Suharsikin dulunya adalah hasil perjodohan.
Siti Oetari Akhirnya Dipinang
Lika-liku perjalanan cinta Oetari dan Soekarno tentu tidak berhenti di situ saja. Kamu pastinya masih penasaran, kan? Makanya, ikutin kelanjutan kisahnya di biografi Siti Oetari berikut.
Nah, seperti pasangan pada umumnya, hubungan Oetari dan Soekarno tentu tidak mulus-mulus saja. Salah satunya adalah Seokarno yang sering dilanda cemburu setelah melihat kedekatan sang kekasih dengan rekan satu kosnya, Sigit Bachroensalam. Bahkan, gadis itu bisa dengan jelas merasakan ketidaksukaan pacarnya terhadap Sigit, padahal mereka hanya berteman saja.
Titik balik hubungan mereka berdua terjadi saat Suharsikin meninggal dunia. Ia meninggal karena penyakit tifus setelah merawat anak bungsunya. Zaman dulu, penyakit ini memang belum ada obatnya.
Kematian sang istri tentu menyisakan kepedihan yang mendalam bagi Tjokro dan membuatnya hilang arah. Untuk lebih mudah membayangkan, mungkin keadaannya seperti B.J. Habibie yang ditinggal oleh Ainun.
Ayah Oetari menjadi pemurung. Tak hanya itu saja, ia pun merasa beban pikirannya semakin banyak. Salah satunya adalah anak perempuan pertamanya yang belum menikah.
Saat mengetahui hal itu, Soekarno yang begitu menghormati dan menyayangi sang guru kemudian tergerak untuk meringankan bebannya. Ia kemudian memutuskan untuk melamar Oetari.
“Bila aku perlu menikahi Oetari guna meringankan beban orang yang kupuja (H.O.S Tjokroaminoto), itu akan kulakukan,” kata Soekarno yang tertuang dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat karya Cindy Adams.
Awalnya, ia sempat ragu saat mengambil keputusan tersebut. Alasannya apalagi kalau bukan karena umur keduanya yang masih muda. Oetari baru menginjak 16 tahun, sedangkan dirinya masih 20 tahun. Tapi pada akhirnya, ia memberanikan diri meminta izin Tjokro untuk memperistri anaknya.
Baca juga: Biografi Steve Jobs, Pendiri Apple yang Membangun Kerajaan Bisnisnya dari Nol
Insiden di Hari Pernikahan
Hari bahagia yang dinanti akhirnya tiba. Setiap pasangan pasti mengidam-idamkan hari bahagianya akan berjalan dengan lancar, bukan?
Akan tetapi, ada insiden kecil yang terjadi sebelum akad nikah dilaksanakan. Kejadiannya bermula dari Soekarno yang mengenakan jas dan dasi ke acara pernikahannya. Si penghulu kemudian menyuruhnya untuk berganti pakaian karena pada waktu itu lazimnya pengantin yang akan menikah mengenakan pakaian adat.
Sayangnya, hal tersebut kurang diterima baik oleh Soekarno. Laki-laki itu kemudian marah-marah karena tidak suka diatur-atur. Saking emosinya, ia bahkan berniat untuk membatalkan pernikahannya, lho. Tak pelak, keributan tersebut membuat suasana menjadi canggung.
Tak mau membuang waktu lebih lama lagi, penghulu mengalah supaya prosesi ijab qobul bisa segera dilaksanakan. Akhirnya, Siti Oetari dan pria dijuluki Putra Sang Fajar ini resmi menjadi pasangan suami-istri. Upacara pernikahan tersebut digelar secara sederhana di kos-kosan legendaris, Paneleh pada tahun 1921.
Baca juga: Biografi Sunan Bonang, Anggota Wali Songo yang Letak Makam Aslinya Masih Jadi Misteri
Suka Duka Kehidupan Pernikahan dan Hadirnya Orang Ketiga
Sumber: Twitter – potretlawas
Tadi kamu sudah menyimak perjalanan kedua sejoli ini dari berkenalan hingga menikah. Selanjutnya, lewat biografi Siti Oetari ini kamu bakal mengetahui fakta yang mencengangkan tentang kehidupan rumah tangga mereka. Daripada makin penasaran, lanjutkan membacanya, yuk!
Pernikahan yang dijalani Siti Oetari dan Soekarno nyatanya hanyalah kawin gantung. Buat kamu yang belum tahu, pernikahan semacam ini memang lazim dilakukan pada zaman dahulu.
Alasannya bisa bermacam-macam. Ada yang memang belum menginginkan untuk membangun rumah tangga yang sebenarnya, menunggu sampai siap menafkahi keluarga sendiri, atau menunggu sampai cukup umur.
Sehingga tidak seperti pasangan yang baru menikah pada umumnya yang penuh cinta, masa-masa awal pernikahan Oetari dan Soekarno malah terkesan hambar. Memang sih, pada waktu itu si lelaki lebih fokus untuk mengurus kegiatan politik bersama dengan ayah mertuanya.
Selain itu, ia memang belum ada niatan untuk membangun rumah tangga yang sebenarnya dengan istrinya. Dua bulan setelah menikah, Oetari ditinggal suaminya yang akan melanjutkan pendidikan di Technische Hoogeschool te Bandoeng yang kini berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung. Sebelum pergi, ia diberi pesan untuk tidak terlalu dekat dengan Sigit.
Sementara itu, selama pendidikan sang suami tinggal di sebuah pemondokan milik Haji Sanusi yang merupakan kawan lama dari Tjokroaminoto. Nah, di sinilah pertama kali suaminya bertemu dengan Inggit Garnasih. Tak disangka, pembawaan wanita itu yang terlihat dewasa dan matang mampu menarik hati Soekarno.
Padahal, wanita tersebut tak lain dan tak bukan adalah istri dari Haji Sanusi. Jarak usia keduanya juga cukup jauh. Inggit berusia 13 tahun lebih tua darinya.
Cukup ironis nggak, sih? Oetari disuruh oleh sang suami untuk tidak dekat-dekat dengan pria lain. Akan tetapi kenyataannya, laki-laki itu malah menaruh hati pada perempuan lain.
Baca juga: Biografi Ernest Douwes Dekker, Keturunan Indonesia-Belanda yang Cinta Mati Pada Tanah Air
Keretakan Rumah Tangga Oetari dan Soekarno
Kamu tentunya masih betah untuk menyimak kisah Siti Oetari dalam ulasan biografi ini, kan? Dilanjutkan lagi membacanya, ya!
Soekarno yang menyadari kalau dia ternyata jatuh hati pada ibu kosnya itu kemudian mengambil sebuah tindakan. Ia kemudian menyuruh Oetari untuk tinggal bersamanya. Hal itu dilakukannya dengan harapan bisa mengontrol perasaannya dan fokus pada istrinya saja. Lagi pula, ia juga tidak mau menjadi perusak rumah tangga orang lain.
Namun rencana yang dibangunnya itu meleset. Kian hari, ia pun malah semakin akrab dan dekat dengan Inggit. Seolah dibutakan oleh cinta, perbedaan-perbedaan dan status keduanya yang sama-sama menikah tidak lagi dihiraukan.
Semakin lama, perasaannya terhadap wanita itu malah semakin dalam. Bisa dibilang, rasa cinta itu lebih besar jika dibanding cintanya pada Oetari.
Nah, pada awalnya, Oetari tidak terlalu curiga dengan kedekatan suami dan ibu kosnya itu. Suaminya, kan, memang dikenal supel dan mudah bergaul dengan banyak orang.
Tapi lambat laun, ia mulai curiga ketika dirinya sering memergoki Inggit dan Soekarno bercanda berdua hingga larut malam. Dan itu semua dilakukan saat suami Inggit sudah tidur. Melihat kenyataan yang terpampang di hadapannya ini, mau tak mau membuat Oetari menjadi gundah dan gelisah.
Terlebih lagi, ternyata suaminya masih menganggap dirinya “masih hijau” jika dibandingkan dengan Inggit. Ketika tidur seranjang dan berdampingan, mereka tidak melakukan hal-hal yang seharusnya pasangan suami-istri lakukan.
Suatu hari ketika Soekarno sedang belajar, ia mengamati istrinya itu yang sedang bermain kejar-kejaran dengan keponakan Inggit. Dari kejadian itu, pria yang suka merokok ini pun menyadari betapa dunia mereka begitu berbeda.
Baca juga: Biografi Ratna Sari Dewi Soekarno, Istri Presiden Pertama Republik Indonesia yang Penuh Kontroversi
Memutuskan untuk Berpisah
Semakin lama, hubungan rumah tangga Siti Oetari dan Soekarno merenggang dan tidak harmonis. Soekarno mengaku kalau ternyata perasaannya terhadap sang istri lebih condong ke hubungan kakak-adik daripada suami istri.
Itulah sebabnya mengapa dirinya masih menjaga kesucian istrinya. Tapi, hal itu mungkin juga karena hatinya memang sudah benar-benar tertambat pada Inggit. Jadi, bisa dibilang kalau Inggit adalah cinta pertama Soekarno, sementara Oetari adalah cinta monyetnya.
Sebelum benar-benar “memulangkan” istrinya kepada Tjokro, Soekarno pergi ke kampung halaman dan menceritakan semuanya pada orang tuanya. Semua diceritakannya dan tidak ada yang ditutupi, termasuk hubungannya dengan Inggit.
Tentu saja, pada awalnya orang tua Soekarno tidak menyetujui keputusan tersebut. Terlebih lagi, orang tuanya merasa tidak enak hati dengan Tjokro yang sudah membimbing anaknya dengan sepenuh hati. Namun pada akhirnya, keputusan itu disetujui juga.
Pada tahun 1923, Siti Oetari “dikembalikan” oleh Soekarno kepada ayahnya secara baik-baik. Walaupun tidak ada pertengkaran, tapi hati manusia siapa yang tahu, kan?
Setelah resmi bercerai, pada tahun 1924 wanita muda itu kemudian menikah dengan Sigit Bachroensalam. Sementara mantan suaminya sudah terlebih dahulu menikah dengan Inggit Garnasih.
Dari pernikahan tersebut, Oetari dan Sigit dikaruniai beberapa anak. Salah satunya yang terkenal adalah Harjono Sigit Bachroensalam. Untuk yang tidak tahu, Harjono Sigit adalah ayah dari penyanyi Maia Estianty. Hal itu juga berarti kalau ia adalah kakek dari Al Ghazali.
Bisa dibilang, rumah tangga yang dibina oleh pasangan ini berjalan dengan baik dan selalu rukun. Pernikahan mereka langgeng sampai maut memisahkan. Siti Oetari meninggal pada tahun 1986, sementara sang suami sudah meninggal terlebih dahulu pada tahun 1981.
Pelajaran yang Diambil dari Biografi Siti Oetari
Itulah tadi informasi lengkap mengenai perjalanan hidup Siti Oetari yang bisa kamu baca lewat ulasan biografi di KepoGaul. Mulai kehidupannya masa kecil, kehidupan cintanya yang berliku, hingga akhir hayatnya. Gimana? Udah nggak penasaran lagi, kan pastinya?
Dari ulasan biografi Siti Oetari juga kamu bisa belajar untuk melepaskan seseorang yang kamu sukai untuk mengejar kebahagiaannya. Mungkin pada awalnya kamu akan merasa sakit, tapi bukankah itu lebih baik dari pada mempertahankan hubungan yang sudah tidak sehat lagi? Seperti dirinya, kamu juga berhak untuk bahagia.
Nah, tidak hanya Siti Oetari, kamu juga bisa membaca biografi perjalanan hidup tokoh-tokoh lain yang tidak kalah menginspirasi. Di antaranya adalah Rasuna Said, Joko Pinurbo, Moh Yamin, dan Soepomo.
Buat kamu yang pengin refreshing sambil menyimak artikel menarik tentang seleb idolamu juga bisa, lho. Nggak hanya artis-artis Indonesia, idola K-pop seperti TXT, ITZY, NCT, dan G-IDLE pun ada. Jangan lupa juga membaca rekomendasi drama Korea atau film-film keren di sini, ya!