
Indonesia memiliki banyak sosok-sosok tangguh yang dengan gagah berani melawan penjajah, tak terkecuali dengan kaum wanitanya. Nah, di artikel ini kita akan bahas sosok pahlawan wanita dari Aceh yang menjadi panglima angkatan laut pertama di dunia. Penasaran dengan sosoknya? Simak saja biografi Laksamana Malahayati ini!
- Nama Asli
- Keumalahayati
- Meninggal
- 1606
- Warga Negara
- Indonesia
- Orangtua
- Mahmud Syah (Ayah)
Laksamana merupakan sebutan untuk seseorang yang memimpin pasukan angkatan laut. Memang, yang menduduki jabatan ini kebanyakan adalah laki-laki. Namun, ada sosok panglima angkatan laut wanita yang begitu hebat dan berasal dari Indonesia. Ia adalah Laksamana Malahayati yang kisahnya akan dibahas dalam biografi ini.
Kamu pernah mendengar tentang Laksamana Malahayati, bukan? Ya, meski nama pahlawan perempuan dari Aceh ini tak seterkenal Raden Ajeng Kartini dan Cut Nyak Dien, tapi kehebatannya dalam mengusir bangsa penjajah sungguh tak bisa diremehkan.
Bagaimana tidak, panglima perang Kerajaan Aceh Darussalam ini berhasil membunuh pemimpin ekspedisi pertama Belanda di Indonesia, yaitu Cornelis de Houtman. Prestasinya ini bahkan juga membuat ratu Inggris segan padanya.
Jadi, bagaimana? Apakah kamu penasaran dengan kisah hidup Laksamana Malahayati? Jika ya, tunggu apalagi, yuk, langsung saja simak biografi ini hingga usai. Selamat membaca!
Kehidupan Pribadi
Sebelum membahas kehebatan Laksamana Malahayati dalam biografi ini, mari kita bahas mengenai kehidupan pribadinya terlebih dahulu agar kamu tahu informasi terkait silsilah keluarga, pendidikan, dan kehidupan asmaranya.
Malahayati terlahir dengan nama Keumalahayati. Ia memiliki ayah bernama Laksamana Mahmud yang merupakan panglima angkatan laut Kerajaan Aceh Darussalam. Sedangkan kakeknya, Laksamana Said Syah, juga pernah menjabat sebagai panglima angkatan laut Kerajaan Aceh Darussalam. Jadi, wajar saja tampaknya jika semangat pejuang mengalir dalam darah Keumalahati.
Tak hanya itu, ia ternyata juga merupakan cicit dari Sultan Salahuddin Syah, sultan Kerajaan Aceh Darussalam yang bertahta sekitar tahun 1530–1539. Dan ayah dari buyutnya adalah Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah, sang pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.
Didorong oleh semangat juangnya yang menggebu-gebu, Keumalahayati memutuskan untuk menimba ilmu di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis. Meski merupakan seorang wanita, ia membuktikan bakatnya di bidang militer dengan menjadi salah satu lulusan terbaik.
Belajar di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis tak hanya membuatnya mendapatkan ilmu tentang kemiliteran, melainkan juga membuatnya bisa bertemu dengan pria idamannya. Ya, sosok pria yang telah menawan hati Keumalahayati itu adalah seniornya di Mahad Baitul Maqdis.
Setelah sang pujaan hati menjadi panglima protokol istana dan dirinya sendiri sudah lulus dari Akademi Militer, mereka pun memutuskan untuk menikah. Menjalani kehidupan rumah tangga tak membuat semangat pasangan suami istri ini luntur. Mereka masih terus berjuang demi mempertahankan keamanan dan ketentraman Kerajaan Aceh Darussalam dari gangguan eksternal.
Setelah sekian lama hidup bersama, mereka harus dipisahkan oleh maut karena suami Keumalahayati gugur ketika melawan Portugis di Teluk Haru. Sebenarnya dalam peperangan tersebut pihak Kerajaan Aceh Darussalam memenangkan pertempuran. Hanya saja, sekitar 1.000 prajuritnya harus gugur di medan perang, termasuk salah satunya adalah suami Keumalahayati.
Baca juga: Biografi HOS Cokroaminoto, Guru Tokoh Besar Nasional yang Dijuluki Raja Jawa Tanpa Mahkota
Sang Pemimpin Inong Balee
Siapa yang tak sedih ditinggalkan pasangan hidup yang selama ini sudah menemani baik dalam suka maupun duka. Keumalahayati pun juga demikian. Namun, ia tak ingin terlalu larut dalam kesedihan. Ia justru bangkit dan menjadi panglima angkatan laut wanita pertama di dunia. Berikut kisah lengkapnya dalam biografi Laksamana Malahayati ini.
Setelah sang suami meninggal, sekitar tahun 1585, Keumalahayati dipercaya oleh Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV untuk menjabat sebagai Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah.
Tak hanya itu, ia juga diberi jabatan sebagai pemimpin armada yang berjuluk Inong Balee (dalam bahasa Indonesia artinya perempuan janda). Ya, disebut demikian karena memang pasukan tersebut terdiri dari para janda yang suaminya telah gugur di medan perang.
Awalnya Inong Balee memiliki pasukan berjumlah 1.000 orang, tapi kemudian bertambah menjadi sekitar 2.000 orang. Dan yang tertarik untuk bergabung bukan hanya para janda, gadis-gadis muda yang belum menikah pun juga banyak yang tertarik bergabung dengan armada Inong Balee. Berkat keberhasilannya mengelola Inong Balee, Malahayati kemudian diberi gelar laksamana.
Meski armada ini pasukannya terdiri dari para wanita, jangan sekali-kali menganggapnya remeh. Inong Balee memiliki 100 buah kapal yang masing-masing bisa memuat ratusan orang. Semua kapal sudah dilengkapi dengan meriam. Hebatnya lagi, kapal yang paling besar memiliki lima buah meriam, lho.
Kapal-kapal ini disandarkan di pangkalan Inong Balee yang terletak di Teluk Lamreh, Krueng Raya. Tak jauh dari pangkalan, armada yang dipimpin Malahayati ini juga memiliki benteng dan menara pengawas yang berada di atas bukit.
Baca juga: Biografi Abdul Haris Nasution, Jenderal Angkatan Darat yang Dianggap Saingan Politik oleh Soeharto
Mengacaukan Pasukan Belanda
Memiliki anggota yang terdiri dari para wanita, Inong Balee membuktikan ketangguhannya dengan berhasil memporak-porandakan pasukan Belanda. Ini dia cerita lengkapnya dalam biografi Laksamana Malahayati berikut.
1. Membunuh Cornelis de Houtman
Kapal ekspedisi pertama Belanda ke kawasan Nusantara tiba di Banten pada tanggal 27 Juni 1596. Ekspedisi ini dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Pada awalnya kedatangan mereka diterima dengan baik oleh masyarakat Banten karena selama ini memang banyak pedagang asing yang singgah di sana. Namun, lama-kelamaan orang-orang Belanda tersebut menunjukkan tabiat aslinya yang kasar sehingga Sultan Banten merasa kesal dan mengusir mereka.
Rombongan ekspedisi yang dipimpin Cornelis ini lalu melanjutkan perjalanan ke Madura. Namun, lagi-lagi mereka membuat ulah sehingga membuat seorang pangeran terbunuh. Mereka pun diusir dari Madura dan melanjutkan perjalanan ke sisi timur wilayah Nusantara.
Setelah puas menjelajahi Nusantara, mereka pun bermaksud pulang ke Belanda. Namun, sebelum itu, mereka singgah dahulu di Aceh. Seperti di Banten, kedatangan mereka awalnya disambut dengan baik. Namun, sikap kasar yang ditunjukkan armada Cornelis membuat Sultan Aceh berang. Hal ini juga diperparah dengan provokasi dari orang-orang Portugis.
Akhirnya pada tanggal 11 September 1599, Sultan Alauddin memberi perintah pada Laksamana Malahayati untuk menyerang armada Belanda di Selat Malaka. Dengan ketangguhan dan tekad yang kuat, Inong Balee berhasil membuat pasukan Cornelis kewalahan.
Saat itu, Laksamana Malahayati berhasil naik ke kapal Belanda dan bertarung satu lawan satu dengan Cornelis de Houtman. Dengan kemampuan yang telah dipelajarinya di akademi militer dan pengalamannya di medan perang, ia berhasil mengalahkan Cornelis dan menikam pria Belanda tersebut hingga tewas.
2. Kembali Mengalahkan Pasukan Belanda
Tak kapok dengan kekalahan yang dialami sebelumnya, Belanda kembali mencoba menerobos Selat Malaka pada tahun 1600. Armada yang dipimpin Paulus van Caerden ini kemudian menjarah dan menenggelamkan kapal bermuatan rempah sehingga membuat Sultan Aceh marah besar.
Oleh sebab itu, sang sultan kembali mengutus Laksamana Malahayati untuk melawan Belanda. Pertarungan ini berakhir setelah Belanda menyerah dan Pangeran Maurits van Oranje mengirim utusan diplomatik beserta surat permintaan maaf pada Sultan Aceh.
Kemudian utusan diplomatik yang ditemui secara langsung oleh Malahayati itu sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Tak hanya itu, pihak Kerajaan Belanda juga setuju untuk membayar ganti rugi sebanyak 50 ribu gulden. Sementara Malahayati juga setuju untuk membebaskan sejumlah tentara Belanda yang ditawan pasukannya.
Baca juga: Biografi Nyi Ageng Serang, Pejuang Wanita yang Berperan Besar dalam Perang Diponegoro
Membuat Kerajaan Inggris Gentar
Tak seperti Belanda yang berulangkali menggempur Kerajaan Aceh Darussalam, Inggris yang saat itu dipimpin Ratu Elizabeth I sejak awal memang tak ingin membuat masalah dengan kerajaan yang menguasai Selat Malaka tersebut. Lantas, apa langkah yang ditempuh sang ratu agar Inggris bisa berdagang di kawasan Nusantara? Tetap simak biografi Laksamana Malahayati ini!
Tahun 1558 hingga 1603, Kerajaan Inggris dipimpin oleh seorang wanita yang bergelar Ratu Elizabeth I. Karena saat itu para penjelajah Eropa banyak yang berlomba-lomba melakukan perdagangan ke negeri timur, sang ratu mendapat kabar mengenai kehebatan seorang laksamana wanita yang berada di kawasan Selat Malaka.
Padahal saat itu Inggris ingin membuka pos dagang di Banten dan untuk menuju ke sana, tentu saja Selat Malaka adalah rute yang mau tidak mau harus dilewati. Oleh sebab itu, Ratu Elizabeth I pun memikirkan bagaimana caranya melewati Selat Malaka dengan mudah tanpa harus mengalami kerugian materi maupun korban jiwa seperti yang dialami Belanda.
Setelah menimbang-nimbang, sang ratu pun memilih untuk mengambil jalan damai. Ia mengutus James Lancaster untuk membawa surat yang ditujukan pada sultan Kerajaan Aceh Darussalam agar bersedia membuka jalur perdagangan bagi Inggris.
Baca juga: Biografi Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Modern yang Ideologinya Menjadi Kontroversi
Gugur Saat Melawan Portugis
Inilah akhir dari kisah Laksamana Malahayati dalam biografi ini. Pahlawan wanita asal Aceh itu telah menjadi pucuk pimpinan Inong Balee selama kurang lebih sembilan tahun. Dalam kurun waktu tersebut, ia berhasil memenangkan banyak peperangan yang kebanyakan tentaranya adalah para laki-laki.
Namun, pada akhirnya Laksamana Malahayati gugur pada tahun 1606 ketika melawan pasukan Portugis di Selat Malaka. Jasadnya dikebumikan di sebuah bukit di daerah Krueng Raya, Aceh Besar. Hingga saat ini makamnya masih terawat dengan baik dan sering dikunjungi oleh peziarah.
Baca juga: Biografi Raden Patah, Keturunan Raja Majapahit yang Menjadi Pendiri Kesultanan Demak
Diberi Gelar sebagai Pahlawan Nasional
Kehebatan Laksamana Malahayati menjadi bahan diskusi dalam forum yang bertajuk “Laksamana Malahayati dalam Rangka Penguatan Jati Diri sebagai Bangsa”. Dalam acara yang diselenggarakan pada 17 Mei 2017 di Sentul, Bogor ini, sejumlah tokoh yang hadir mengaku merasa sedih karena banyak orang yang tak mengetahui tentang sosok laksamana wanita pertama di dunia ini.
Ketika pahlawan lain sudah mendapatkan gelar pahlawan nasional tak lama setelah Indonesia merdeka, Laksamana Malahayati malah belum mendapatkannya. Tak hanya itu, nama perempuan yang berhasil membunuh Cornelis de Houtman ini bahkan tak dibahas di buku-buku pelajaran Sejarah, tak seperti Pattimura, Cut Nyak Dien, Pangeran Diponegoro, dan pahlawan-pahlawan lain yang kerap dibahas.
Dari keprihatinan tersebut, para tokoh ini kemudian mengusulkan pada pemerintah Republik Indonesia agar Laksamana Malahayati diberi gelar sebagai pahlawan nasional dan ditulis kisahnya di buku-buku pelajaran Sejarah.
Menindaklanjuti usulan tersebut, Presiden Joko Widodo kemudian menganugerahkan gelar pahlawan nasional pada Laksamana Malahayati pada tanggal 6 November 2017 dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/TK/Tahun 2017.
Hikmah yang bisa Diambil dari Biografi Laksamana Malahayati
Itu tadi adalah biografi Laksamana Hayati yang menyajikan kisah hidupnya secara lengkap, mulai dari kehidupan pribadi, sepak terjangnya selama menjadi pemimpin armada Inong Balee, hingga akhir hayatnya. Apakah kamu sudah merasa puas dengan ulasan di atas?
Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari biografi Laksamana Malahayati ini. Untuk kamu para wanita, contohlah ketangguhan dan ketegaran Laksamana Malahayati ini. Sedangkan untuk para lelaki, dengan membaca kisah dalam artikel ini, kamu akan menyadari betapa sebenarnya wanita adalah makhluk yang begitu tangguh.
Jika kamu ingin mendapat inspirasi dengan membaca biografi tokoh-tokoh terkenal selain Laksamana Malahayati, simak saja di KepoGaul.com. Tak hanya tentang tokoh, kamu juga bisa mendapatkan informasi menarik lain, seperti tentang film, seleb, tips kecantikan, dan lain sebagainya.