
Gudang Garam sukses bertahan selama puluhan tahun sebagai salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia. Pencapaian itu tak lepas dari peran Susilo Wonowidjojo selaku pemimpin dari perusahaan ini. Lantas, seperti apa sepak terjangnya? Ketahui jawabannya dalam biografi Susilo Wonowidjojo di artikel ini, yuk!
- Nama Lengkap
- Susilo Wonowidjojo
- Nama Lain
- Cai Daoping
- Tempat, Tanggal Lahir
- Kediri, 18 November 1956
- Pekerjaan
- Pengusaha
- Pasangan
- Melinda Setyo
- Anak
- Indra Wonowidjojo, tiga lainnya dirahasiakan
- Orang Tua
- Surya Wonowidjojo (Ayah), Tan Siok Tjien (Ibu)
- Saudara
- Rahman Halim (Alm)
Sigit Sumargo Wonowidjojo
Wurniati Wonowidjojo
Juni Setiati Wonowidjojo
Sujati Wonowidjojo
Suarto Wonowidjojo
Mempertahankan perusahaan besar seperti Gudang Garam selama puluhan tahun di pasar rokok Indonesia memang tidak mudah. Makanya, tidak heran kalau biografi Susilo Wonowidjojo menarik perhatian banyak orang.
Sosok laki-laki yang telah menjabat sebagai Presiden Direktur Gudang Garam sejak tahun 2009 ini memang jarang tampil di hadapan media. Namun, perannya untuk memajukan perusahaan warisan ayahnya tidak bisa dipandang sebelah mata.
Berkat Susilo, produksi rokok Gudang Garam bisa terus mengikuti perkembangan zaman dan memenuhi permintaan pasar. Mulai dari penggunaan mesin untuk pembuatan rokok, produksi rokok kretek yang rendah nikotin dan tar (mild), hingga teknik membuat filter rokok yang sudah dipatenkan di Amerika Serikat.
Tercatat dalam laporan tahunan 2018, volume penjualan produksi rokok Gudang Garam berada di angka 85,2 miliar batang. Sementara itu, pangsa pasar perusahaan ini di Indonesia juga mengalami kenaikan dari 21,4% menjadi 23,1%.
Lalu, seperti apa perjalanan karier sang Presiden Direktur dalam mempertahankan bisnis keluarganya ini? Untuk mengetahuinya, mending kamu simak biografi Susilo Wonowidjojo di bawah ini, yuk!
Sekilas tentang Susilo Wonowidjojo
Susilo Wonowidjojo atau Cai Daoping lahir pada tanggal 18 November 1956 dari pasangan Surya Wonowidjojo dan Tan Siok Tjien. Ayahnya adalah seorang imigran dari Fujian, Tiongkok, yang menjadi pendiri perusahaan rokok Gudang Garam.
Pada tahun 1927, Surya bermigrasi dari Tiongkok ke Indonesia dan mulanya menetap di Sampang, Madura. Lalu, ia pindah ke Kediri demi ikut pamannya bekerja di perusahaan rokok Tjap 93. Ia kemudian memutuskan untuk keluar dari Tjap 93 dan mendirikan Gudang Garam pada tahun 1958.
Dalam biografi Susilo Wonowidjojo, informasi tentang keluarganya memang terbilang minim. Namun, diketahui kalau laki-laki asal Kediri ini menikah dengan seorang perempuan bernama Melinda Setyo. Istrinya juga dikenal sebagai wanita yang aktif di dunia bisnis dan mempunyai saham di beberapa perusahaan.
Dari pernikahannya, pasangan ini dikaruniai empat orang anak. Sayangnya, profil anak-anak Susilo Wonowidjojo tidak diekspos ke media sehingga tak banyak yang tahu seperti apa sosok-sosok penerus bisnis rokok keluarga Wonowidjojo ini.
Namun, pernikahan putra Susilo cukup menyita perhatian publik ketika banyak media yang memberitakannya pada tahun 2018. Indra Wonowidjojo diketahui menggelar resepsi pernikahannya dengan seorang desainer ternama, Adeline Sutrisno di The Ritz-Carlton, Singapura. Acara yang dihelat pada tanggal 8 Desember 2018 itu bahkan dimeriahkan oleh salah satu member Westlife, Shane Filan.
Baca juga: Biografi Ibnu Rusyd, Filsuf Muslim Asal Kordoba yang Menafsirkan dan Merangkum Karya Aristoteles
Kiprah Menjalankan Bisnis Gudang Garam
1. Berdirinya Gudang Garam
Bila membicarakan karier Susilo Wonowidjojo dalam biografi lengkapnya, rasanya tidak afdol kalau tidak membahas Gudang Garam. Pasalnya, berkat kesuksesan perusahaan ini, Forbes memasukkan namanya ke dalam daftar orang-orang terkaya di Indonesia.
Gudang Garam didirikan pada tahun 1958 oleh Surya Wonowidjojo di Kelurahan Sampir, Kediri. Perusahaan yang mulanya bernama Inghwie ini berbentuk industri rumahan yang beroperasi di lahan sewaan seluas 1000 m² dan hanya memiliki 50 karyawan.
Saat itu, Gudang Garam memproduksi Sigaret Kretek-Linting (SKL) yang juga dikenal sebagai klobot dan Sigaret Kretek Tangan (SKT). Produk-produk itu kemudian dipasarkan di daerah Kediri, Blitar, Nganjuk, dan Kertosono. Semakin lama, penjualan produk rokok meningkat dan perusahaan ikut berkembang.
Surya kemudian membeli lahan sewaan yang menjadi area di mana berdirinya bangunan Unit 1 yang digunakan sebagai tempat produksi. Ia lalu membangun Unit 2, 3 dan seterusnya guna memenuhi permintaan pasar.
Pada tahun 1969, Gudang Garam yang merupakan industri rumahan akhirnya berubah status menjadi firma. Dua tahun selanjutnya, bentuk perusahaan naik tingkat menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Tahun 1985 menjadi tahun berkabung bagi keluarga Wonowidjojo dan seluruh karyawan Gudang Garam karena Surya sebagai pendiri dan pemimpin perusahaan mangkat. Kepemimpinan lalu dilanjutkan oleh anak pertamanya, Rachman Halim, yang kemudian membuka saham Gudang Garam untuk go public dengan kode emiten GGRM.
Baca juga: Biografi Ernest Douwes Dekker, Keturunan Indonesia-Belanda yang Cinta Mati Pada Tanah Air
2. Mengambil Alih Kepemimpinan
Susilo Wonowidjojo diangkat sebagai Direktur Perseroan Gudang Garam pada tahun 1976. Ia bertugas untuk mengawasi pengadaan dan pengelolaan bahan baku, perasa, persediaan, dan manajemen produksi.
Andil Susilo untuk memajukan Gudang Garam sebagai salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia tidak main-main. Pada tahun 1979, laki-laki ini mengembangkan mesin khusus untuk memproduksi rokok kretek.
Selanjutnya, ia selaku wakil presiden direktur juga menjadi sosok di balik peluncuran produk rokok kretek mild pertama Gudang Garam pada tahun 2002. Sigaret ini diklaim memiliki kadar kandungan nikotin dan tar yang rendah dibandingkan rokok di pasaran saat itu.
Di tahun yang sama, Susilo bersama dengan rekannya yang bernama Buana Susilo mendapatkan hak paten untuk metode produksi filter rokok. Penemuan ini berfokus pada pembuatan rokok saring dalam arah memanjang yang sedikitnya terdiri dari dua bagian saringan yang berbeda.
Pada tahun 2008, Rachman Salim meninggal di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura karena penyakit jantung koroner. Alhasil, Susilo ditunjuk sebagai presiden direktur pada tahun 2009 untuk menggantikan sang kakak.
Di bawah kepemimpinannya, Gudang Garam melakukan ekspansi dengan memperluas pemasaran produk mereka di pasar rokok internasional. Perusahaan ini kebanyakan mengekspor produk Sigaret Kretek Mesin (SKM) ke negara-negara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Jepang, serta negara-negara di Timur Tengah.
3. Gudang Garam Bertahan sebagai Produsen Rokok Besar di Indonesia
Perluasan pangsa pasar Gudang Garam di Indonesia pada tahun 2018 mengalami kenaikan, yakni dari 21,4% menjadi 23,1%. Sementara itu, perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 33 ribu orang karyawan dan mengelola 208 hektare area produksi pada tahun yang sama.
Menurut data Statista yang dirilis pada Agustus 2019, Gudang Garam masuk ke dalam daftar produsen rokok terbesar di dunia berdasarkan jumlah penjualannya. Perusahaan ini berhasil meraup keuntungan sebanyak 6,3 miliar dolar atau sekitar 88 triliun rupiah pada tahun 2018.
Susilo dinobatkan sebagai orang kedua terkaya di Indonesia oleh Forbes berkat pencapaian Gudang Garam yang tetap mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar di tanah air. Kekayaan laki-laki ini tercatat sejumlah 9,2 miliar dolar atau sekitar 128 triliun rupiah pada tahun 2018.
Sementara itu, posisi pertama masih ditempati oleh Hartono bersaudara yang juga sekaligus pemilik perusahaan rokok Djarum dan saham terbesar Bank BCA. Kakak dan adik ini memiliki total kekayaan 35 miliar dolar atau kira-kira 490 triliun rupiah saat itu.
Baca juga: Biografi William Tanuwijaya, Kisah Pendiri Tokopedia yang Sempat Diremehkan
Bisnis-Bisnis di Sektor Lain
Tak hanya Gudang Garam, sebenarnya masih ada perusahaan-perusahaan lain yang dikelola oleh Susilo Wonowidjojo dalam biografi laki-laki ini. Apa saja perusahaan-perusahaannya? Mari simak informasi lengkapnya dalam ulasan berikut ini:
1. Transportasi Udara
Sebagai salah satu anak perusahaan dari Gudang Garam, operasi PT Surya Air ikut diawasi oleh Susilo. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 untuk menunjang mobilitas Gudang Garam atau penerbangan privat dengan beberapa armada helikopter.
Kantor pusat perusahaan ini berada di Kediri dengan jumlah 6 armada helikopter yang berkapasitas penumpang kurang dari 30 tempat duduk. Selain melayani klien dan urusan perusahaan, Surya Air juga bersedia melakukan penerbangan untuk kepentingan medis.
2. Agribisnis
Bisnis kelapa sawit memang banyak dilirik oleh para pengusaha di Indonesia karena minat pasarnya yang tinggi. Peluang itu juga menarik perhatian Susilo Wonowidjojo dalam biografi lengkapnya ini.
Pada tahun 1993, bos Gudang Garam ini mendirikan PT Matahari Kahuripan Indonesia (Makin Group). Luas lahan kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan ini setidaknya ada 140 ribu hektare dan tersebar di Sumatera serta Kalimantan.
Kepemilikan lahan-lahan tersebut sebanyak 35% di antaranya bekerja sama dengan komunitas lokal di bawah manajemen Makin Group. Setidaknya ada tiga belas pabrik kelapa sawit yang dimiliki oleh perusahaan ini dengan total kapasitas produksi 635 ton TBS (tandan buah segar) per jam.
Baca juga: Biografi HOS Cokroaminoto, Guru Tokoh Besar Nasional yang Dijuluki Raja Jawa Tanpa Mahkota
3. Pemasaran
Sebagai salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia, pemasaran produk menjadi salah satu hal yang tidak bisa diabaikan oleh Gudang Garam. Makanya, pada tahun 2002 didirikan PT Surya Madistrindo (SM) guna mempermudah pemasaran produk rokok.
Sebelumnya, SM pernah bekerja sama dengan tiga perusahaan distributor lainnya hingga akhirnya diberi tanggung jawab sebagai distributor tunggal Gudang Garam pada tahun 2009. Susilo menduduki jabatan sebagai Presiden Komisaris di perusahaan ini.
SM mengendalikan seluruh strategi distribusi dan marketing lapangan Gudang Garam di Indonesia. Ada 12 kantor perwakilan regional dan lebih dari 180 kantor perwakilan area yang tersebar di tanah air. Sementara itu, perusahaan yang berpusat di Jakarta ini mempekerjakan sekitar lebih dari 14 ribu orang karyawan.
4. Investasi
Pada tanggal 24 Oktober 2016, PT Surya Dhoho Investama yang bergerak di bidang investasi resmi didirikan sebagai anak perusahaan dari Gudang Garam. Modal yang dikeluarkan pertama kali untuk perusahaan ini adalah sebesar 99,99 miliar rupiah yang sekaligus melambangkan jumlah kepemilikan saham Gudang Garam, yaitu 99,99%.
Untuk pembangunan proyek bandara di Kediri, PT Surya Dhoho Investama membeli lahan seluas 268 hektare dari PT Bukit Dhoho Indah pada tahun 2017. Tanah yang dibeli itu melintasi empat desa, yakni Bulusari, Grogol, Jatirejo, dan Tiron.
Baca juga: Biografi Martha Christina Tiahahu, Salah Satu Pahlawan Nasional Muda yang Gugur di Medan Perang
Kegiatan Filantropi
Dalam biografi Susilo Wonowidjojo, pemberitaan laki-laki ini mengadakan program amal secara pribadi memang tidak banyak. Namun, Gudang Garam sebagai perusahaan yang ia kelola rutin melakukan program kemanusiaan setiap tahun.
Perusahaan rokok asal Kediri ini ikut mengambil peran dalam program renovasi rumah di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2018. Perusahaan ini membantu menyediakan perumahan untuk kamu disabilitas dan orang tua, sanitasi yang layak, serta perlindungan hak-hak kepemilikan properti dalam program yang bertajuk One Village Once Corporate (OVOC) itu.
Pada tahun yang sama ketika terjadi musibah gempa bumi di Bali dan Lombok, Gudang Garam menyediakan akses untuk pasokan air bersih. Selain itu, perusahaan ini juga mengirimkan foldable container sebanyak 32 unit, office container sejumlah 4 unit, dan 1 unit toilet container untuk rumah sakit dan perkantoran yang membutuhkan pengganti bangunan pascagempa.
Gudang Garam ikut berpartisipasi dalam parade budaya Kediri Night Carnival dan Surabaya Flower Parade bersamaan dengan perayaan hari ulang tahun perusahaan yang ke-60. Dua parade yang digelar untuk merayakan hari jadi Kota Kediri dan Surabaya itu juga dilakukan untuk menarik perhatian turis setiap tahunnya sehingga dapat memajukan pariwisata lokal.
Baca juga: Biografi Steve Jobs, Pendiri Apple yang Membangun Kerajaan Bisnisnya dari Nol
Sudah Puas Membaca Biografi Susilo Wonowidjojo?
Nah, demikian ulasan lengkap tentang biografi Susilo Wonowidjojo dari informasi keluarga, perannya dalam mengembangkan Gudang Garam, sampai bisnis-bisnisnya di sektor lain. Apakah uraian di atas telah menjawab rasa penasaranmu?
Dari kisah hidupnya, kamu jadi tahu bahwa keaktifan Susilo untuk terus belajar dan mengeluarkan inovasi baru merupakan salah satu kunci kesuksesan Gudang Garam. Bila tidak mengikuti trend pasar dan perkembangan teknologi, mungkin perusahaan ini bisa saja kalah saing dengan kompetitor-kompetitornya, seperti Sampoerna, Djarum, dan Wismilak.
Selain Susilo Wonowidjojo, masih banyak ulasan tentang profil tokoh-tokoh terkemuka lainnya, baik dari Indonesia maupun luar negeri di KepoGaul. Sebut saja Bob Sadino, Sandiaga Uno, dan Steve Jobs.
Buat kamu yang mungkin tertarik dengan dunia entertainment, KepoGaul juga menyajikan biodata dan informasi menarik seputar selebriti tanah air dan internasional. Beberapa di antaranya adalah Vanesha Prescilla, BLACKPINK, dan Taylor Swift. Tetap simak artikel-artikelnya, ya!