• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

KepoGaul

Info Seleb Indonesia & Mancanegara

  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
  • Korea
  • Seleb
  • Hiburan
  • Inspirasi
  • Tokoh
  • Lucu
  • Wisata
  • Cewek
  • Hewan
  • Tanaman
  • Kuliner
  • Ruang Pena
  • Bunda
» Tokoh

Biografi & Profil Moh Hatta

Bagikan:
  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
biografi moh hatta lengkap - mohammad hatta
Sumber: Wikimedia Commons

Drs. H. Mohammad Hattaadalahseorang negarawan, ekonom, pejuang proklamasi, dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Beliau adalah salah satu orang yang kontribusinya besar bagi Indonesia, dari penyusunan naskah proklamasi hingga menjaga stabilisasi negara pascakemerdekaan, terutama dalam bidang politik dan ekonomi. Ingin tahu kiprahnya? Simak dalam artikel biografi dan profil Moh Hatta lengkap berikut!

Biografi Moh Hatta
Nama
Dr. Drs. H. Mohammad Hatta, Mohammad Athar
Tempat, Tanggal Lahir
Fort de Kock, Bukittinggi, 12 Agustus 1902
Meninggal
Jakarta, 14 Maret 1980
Warga Negara
Indonesia
Pasangan
Rahmi Rachim
Anak
Meutia Hatta, Gemala Hatta, Halida Hatta
Orang Tua
Siti Saleha (Ibu), Muhammad Djamil (Ayah)

Pada 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia pertamakali memproklamirkan diri sebagai negara yang berdaulat dan merdeka. Pada hari itu, ada dua orang yang mewakili masyarakat Indonesia, salah satunya adalah Bung Hatta. Mari kita pelajari kehidupan Moh Hatta lewat artikel biografi dan profil lengkap berikut.

Bung Hatta merupakan wakil dari Presiden Soekarno, beliau merupakan Wakil Presiden Republik Indonesia Pertama yang menjabat pada periode 1945–1956. Beliau juga menjadi wakil Soekarno pada Musyawarah Panitia Sembilan yang bertugas mengurusi persiapan kemerdekaan. Beliau turut andil dalam perumusan naskah proklamasi, Piagam Jakarta, pengesahan Pancasila, dan Undang-Undang Dasar 1945.

Tidak hanya dikenal sebagai proklamator, Bung Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Sebab, pascakemerdekaan beliau menciptakan sebuah sistem ekonomi berlandaskan ekonomi kerakyatan bernama koperasi. Hal tersebut berdampak besar terhadap stabilitas dan perkembangan ekonomi Indonesia yang saat itu masih tergolong negara baru.Hingga saat ini, sistem tersebut masih berjalan di beberapa sektor meski tidak berkembang seperti dulu.

Berkat jasa-jasa beliau, lewat Keputusan Presiden nomor 081/TK/1986 pada 23 Oktober 1986 Moh Hatta dan Soekarno dinobatkan oleh Presiden Soeharto sebagai Pahlawan Proklamasi. Kemudian pada 2011, barulah akhirnya kedua proklamator tersebut diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Di artikel ini, kita akan membahas secara lengkap biografi dan profil Moh Hatta, mulai dari kehidupan pribadi, peran bagi Indonesia, hingga pencapaiannya. Siapkan dirimu untuk kembali belajar sejarah, dengan menyimak artikel ini sampai habis, ya!

Kehidupan Pribadi

biodata moh hatta - duduk bertiga Hatta, Soekarno, dan Hamengkubuwono IX
Sumber: Wikimedia Commons

Menurut pengakuan orang-orang terdekat yang ditulis dalam biografi miliknya, Bung Hatta dianggap sosok yang sederhana dan tidak sombong. Padahal, beliau adalah salah satu orang top di Indonesia. Tapi tidak hanya itu saja, ada banyak hal tentang kehidupan pribadi Bung Hatta yang menarik untuk dibahas, simak terus artikel biografi dan profil lengkap ini.

1. Masa Kecil

Menurut buku biografi lengkap Bung Hatta, tertulis bahwa Hatta lahir dengan nama Mohammad Athar pada 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Athar merupakan anak kedua dari pernikahan Siti Saleha dengan Haji Muhammad Djamil. Pada saat usianya masih tujuh bulan, ayahnya meninggal dunia. Ibunya kemudian menikah lagi dengan seorang pedagang asal Palembang, Haji Ning.

Dari pernikahan keduanya, Siti Saleha dikaruniai empat anak perempuan. Hatta menjadi anak laki-laki satu-satunya di keluarga karena kakak kandungnya juga seorang perempuan.

Semasa kecil, Athar sering belajar pendidikan agama Islam dari uztadz dan ulama seperti Muhammad Jamil Jambek. Selain pendidikan agama di lingkungan yang islami, dirinya juga terdidik untuk berdagang. Sebab, selain ayah angkatnya pedagang, ibunya pun berasal dari keluarga pedagang Minangkabau.

Baca juga: Biografi & Profil Rocky Gerung

2. Pendidikan

Bung Hatta menempuh pendidikannya pertama kali di ELS (Europeesche Lagere School) Padang dari 1910 hingga 1913. Setelah itu, Athar melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) yang juga berada di Padang, dari 1913 sampai 1916.

Pada saat belajar di MULO, Hatta sudah menunjukkan minat pada politik pergerakan. Beliau kerap mendatangi ceramah dan perkumpulan politik lokal yang diadakan oleh Sarekat Indonesia. Selain itu, Athar juga mulai mempelajari bahasa Belanda.

Seusai sekolah di Padang, sempat terjadi perdebatan di keluarga Hatta untuk memutuskan kelanjutkan pendidikannya. Kakek dari keluarga ayah kandungnya berencana akan membawanya ke Arab untuk menimba ilmu agama. Tapi hal tersebut ditentang oleh keluarga ibunya, mereka menyarankan Hatta untuk pindah ke Batavia (kini Jakarta) saja.

Akhirnya, Hatta pindah ke Jakarta untuk bersekolah di HBS (Hogere Burger School) dan diasuh oleh Mak Eteb Ayub, seorang pengusaha dari Minang yang masih merupakan pamannya. Di bawah asuhan pamannya tersebut, kebiasaan membaca buku Hatta dimulai. Bahkan dalam dokumenter yang menceritakan profil dan biografi lengkap Moh Hatta, digambarkan bahwa Mak Eteb merupakan salah satu sosok pahlawan di hidupnya.

Pada tahun 1921, Hatta lulus dari HBS dan mendapatkan beasiswa untuk belajar di Handels Hogeschool (kini Universitas Erasmus Rotterdam). Pada saat mengenyam pendidikan di Belanda ini, Hatta aktif terlibat dengan beberapa pergerakan politik yang ada di Belanda. Hingga akhirnya pada 1932, beliau lulus dan menjadi sarjana ekonomi.

3. Hubungan Asmara

profil moh hatta - keluarga hatta Hatta bersama putrinya
Sumber: Wikimedia Commons

Salah satu hal yang menarik untuk disimak dalam profil lengkap dan biodata Moh Hatta tentunya adalah hubungan asmaranya. Pasalnya, beliau baru menikah ketika usianya sudah menginjak 43 tahun. Usia yang bisa dikatakan cukup terlambat, apalagi jika dibandingkan dengan Soekarno yang sudah menikah sejak umur 20 tahun.

Memang, sumpah Bung Hatta untuk tetap melajang hingga Indonesia merdeka cukup terkenal, setidaknya di kalangan sejarawan. Pada peringatan 100 tahun Moh Hatta, dalam sebuah tayangan yang menampilkan biografi dan profil beliau, diceritakan bahwa setidaknya ada tiga wanita yang berkesempatan untuk jadi istrinya.

Dalam sebuah tulisan biografi berjudul Hatta, Jejak yang Melampaui Zaman diceritakan bahwa kawan-kawan bung Hatta pernah mencomblangkannya dengan seorang wanita Polandia. Wanita tersebut juga diceritakan tertarik dengan Hatta. Tapi setelah makan malam berdua, perempuan tersebut menyerah karena Hatta tidak tertarik dengannya.

Wanita lainnya yang berkesempatan dinikahi oleh Hatta adalah anak perempuan dari Mak Eteb, yaitu Nelly. Saat Mak Eteb dipenjara, ia meminta Bapak Koperasi tersebut untuk menikahi anaknya. Hatta pada saat itu dengan berat hati menolak permintaan itu karena tetap setia pada sumpahnya.

Salah satu wanita yang mungkin pernah memikat hati Hatta untuk waktu yang cukup lama adalah Anni. Anni merupakan seorang aktifis wanita dan terlibat dalam Konggres Perempuan III di Bandung. Setelah dekat cukup lama, hubungan mereka kandas dan Anni menikah dengan Abdul Rachim.

Pernikahan Anni dan Rachim diberkahi dua anak perempuan, salah satunya adalah Rachmi. Wanita yang nantinya dinikahi oleh bung Hatta setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 18 November 1945.

Pernikahannya dengan Rachmi diberkahi tiga orang anak, yaitu Meutia Farida Hatta, Gemala Rabi’ah Hatta, dan Halida Nuriah Hatta. Dari ketiga anak perempuannya, hanya Gemala yang tidak pernah terjun ke dunia politik sama sekali.

Baca juga: Biodata & Profil Roy Kiyoshi

4. Sepatu Bally

Dalam buku biografi lengkap dan profil, diceritakan bahwa sejak masih kecil Moh Hatta merupakan pribadi yang sederhana. Meskipun merupakan orang yang memiliki jabatan tinggi di Indonesia, tahukah kamu bahwa hingga akhir hayatnya beliau tidak dapat membeli sepatu Bally dambaannya?

Konon, hal itu disebabkan oleh kebijakan pemerintah pada tahun 1950 melakukan denominalisasi mata uang. Bung Hatta yang sebenarnya mengetahui rencana tersebut dari jauh hari, memutuskan untuk tetap diam meski merugi agar kebijakan negara berjalan lancar. Selain pengorbanannya itu, beliau juga tidak menuntut fasilitas mewah dari negara setelah pensiun.

Peran Moh Hatta Sebelum Proklamasi

Jauh sebelum terjadinya proklamasi, wakil presiden pertama ini telah aktif melakukan berbagai pergerakan. Tujuannya adalah untuk bisa mengakhiri penderitaan rakyat Indonesia yang tertindas bangsa lain. Terus simak artikel biodata dan profil lengkap Moh Hatta ini sampai habis, agar kamu tahu betapa hebatnya perjuangan pahlawan Indonesia yang satu ini.

1. Awal Pergerakan

Menurut beragam sumber biografi, profil, atau buku sejarah lengkap tentang masa pergerakan politik, Moh Hatta tercatat telah aktif berjuang sejak 1922 saat masih belajar di Belanda. Hatta bergabung dengan pergerakan Indische Vereeniging, organisasi yang berubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) pada 1924. Di organisasi tersebut, dirinya menjabat sebagai bendahara Hindia Putera, sebuah majalah yang diterbitkan oleh PI.

Tiga tahun setelah Indische Vereeniging berubah nama, Hatta kemudian diangkat menjadi ketuanya. Tertulis dalam biografi lengkap Moh Hatta bahwa pada saat dirinya menjabat, Semaun dari PKI menawarkan pusat pimpinan pergerakan nasional kepada PI. Pada saat itu Hatta tidak sepenuhnya setuju dengan paham komunisme, setelah perundingan akhirnya dibuatlah Perjanjian Hatta–Semaun.

Seiring berjalanannya waktu, hubungan Hatta dan komunisme semakin buruk. Hal ini karena adanya perbedaan pandangan dan ideologi, Hatta lebih condong ke sosialis nasionalis. Ditambah lagi, posisi kedua organisasi yang saat itu tidak seimbang karena PI bukan merupakan partai politik.

Sejak menjabat menjadi ketua PI, pahlawan proklamasi yang satu ini sudah aktif menghadiri berbagai konferensi tingkat internasional di Paris dan Belgia. Diceritakan dalam film berisi biodata dan profil Moh Hatta bahwa dari konferensi ini dapat terjalin hubungan baik dengan beberapa negarawan, seperti Jawaharlal Nehru, Hafiz Ramadhan Bey, dan Senghor. Puncaknya pada 1927, beliau diundang dalam sebuah konferensi yang berjudul Menentang Imperialisme, Penindasan Kolonial, dan untuk Kemerdekaan Nasional.

2. Dipenjara di Rotterdam

Pada tahun 1927, Hatta bersama dengan Ali Sastroamidjojo, Nazir Datuk Pamuntjak, dan Madjid Djojohadiningrat ditangkap oleh pemerintah Belanda seusai mengisi pidato di Brussel. Dalam film biografi lengkap yang ada di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dijelaskan, bahwa penangkapan ini atas dasar tuduhan Moh Hatta terlibat pemberontakan PKI. Padahal, pada saat itu Hatta sudah memutuskan hubungan dengan komunisme.

Hatta dan kawan-kawannya ditahan selama lima setengah bulan di Penjara Rotterdam sebelum akhirnya disidang pada 22 Maret 1928. Pada saat sidang, beliau memberikan sebuah pidato berjudul Indonesie Vrij yang berarti Indonesia Merdeka. Dalam pidato tersebut, Hatta membantah segala tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya dan teman-temannya.

Sidang akhirnya memutuskan untuk mencabut segala tuduhan dan membebaskan keempat aktifis tersebut. Naskah pidato legendaris tersebut kemudian diselundupkan dan disebarkan di Indonesia.

Bagaimana? Hebat bukan pahlawan proklamasi kita yang satu ini? Masih mahasiswa tapi sudah berjuang dan membuat pidato yang melegenda. Masih banyak hal yang bisa dipelajari dari sosok Moh Hatta, jadi simak terus artikel biografi dan profil lengkap tentang beliau, ya!

Baca juga: Biografi & Profil Prabowo Subianto

3. Kembali Ke Indonesia

biografi bung hatta - sebelum pengasingan Hatta dan Soekarno sebelum pengasingan
Sumber: Wikimedia Commons

Setelah menyelesaikan studinya, Moh Hatta berencana kembali ke Indonesia dan membentuk kembali Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) bersama Sutan Syahrir. Tapi sebelum membaca profil lengkap dan biografi ini, tahukah Anda jika Moh Hatta sebetulnya mendapat tawaran untuk masuk ke parlemen Belanda?

Wakil Presiden Indonesia pertama tersebut sebenarnya menolak tawaran Belanda, sayangnya berita yang sampai ke Indonesia pada saat itu berbeda. Sehingga Soekarno yang mendengar hal ini di Indonesia, malah menuduh Hatta sebagai orang yang tidak konsisten dan non-kooperatif. Dalam video berisi biodata dan profil Moh Hatta, diceritakan bahwa 2 bulan pertama kali sejak kedua proklamator bertemu di Bandung, mereka justru saling memberi sindiran lewat tulisan.

Hingga akhirnya, tak lama Belanda memutuskan Soekarno akan dikirim ke penjara. Menanggapi kejadian itu, Hatta justru melancarkan protes paling keras membela Soekarno lewat tulisan-tulisannya.

Pada tahun 1934, Hatta bersama Syahrir diasingkan ke Boven Digul, Papua karena dianggap membahayakan pemerintah Belanda. Di Digul, Hatta berperan aktif untuk memberantas penyakit Malaria yang memang mewabah di sana. Selain itu, selama pengasingan dirinya biasa menghabiskan waktu untuk membaca buku yang dibawa dan menulis untuk koran-koran di Jakarta.

Pada 1936, menurut biografi lengkapnya, bung Hatta dipindahkan ke Banda Neira. Di tempat ini beliau menulis untuk beberapa koran dan bercocok tanam. Hingga akhirnya pada 1942, beliau kembali dipindahkan ke Jawa, tepatnya di Sukabumi untuk waktu yang singkat sebab Belanda menyerah pada Jepang.

4. Masa Jepang

biografi moh hatta lengkap - rengasdengklok peristiwa Rengasdengklok
Sumber: Wikimedia Commons

Saat Belanda menyerah dan kekuasaan di Indonesia diambil alih oleh Jepang, Hatta dipanggil kembali ke Jakarta untuk kerjasama dengan diiming-imingi jabatan. Beliau menolak tawaran tersebut dan memilih untuk menjadi penasihat saja.

Tidak hanya beliau, langkah serupa juga diambil oleh pemimpin pergerakan lainnya seperti Soekarno, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara. Pemerintah Jepang kemudian menjadikan mereka pemimpin Pusat Tenaga Rakyat (Putera), sebuah organisasi propaganda untuk membantu Jepang dalam perang pasifik. Sebagai gantinya, atas nama persaudaraan Asia, Indonesia diakui sebagai negara merdeka dan bukan koloni Jepang.

a. Menjadi Penasihat Jepang

Moh Hatta bercerita secara lengkap dalam biografi dirinya, pada saat itu dia merasa dilema. Karena merasa bersalah telah membuat saudara setanah airnya menderita karena romusha, tapi di sisi lain pilihan tersebut adalah yang terbaik. Sebab, berbeda dengan Belanda yang masih mau melakukan dialog dan berunding, Jepang cenderung lebih tegas dan kejam.

Hal inilah yang membuatnya dikecam tokoh-tokoh pergerakan lapangan seperti Tan Malaka dan Alimin Prawirodirjo. Mereka beranggapan bahwa cara yang dilakukan Hatta dan lainnya terlalu lembek dan merugikan rakyat.

b. BPUPKI

Di masa penjajahan Jepang, selama bertahun-tahun tokoh-tokoh dan founding father Indonesia mengusahakan kemerdekaan Indonesia lewat dialog dan diplomasi. Hingga akhirnya mereka berhasil mendesak Jepang untuk membentuk Dokuritsu Junbi Choosakai (BPUPKI), sebuah badan yang dibentuk untuk membahas persiapan kemerdekaan.

Sidang BPUPKI secara resmi digelar pertama kali pada 28 Mei 1945 tersebut menghadirkan tokoh pergerakan dari berbagai daerah, pergerakan, dan bidang. Misalnya Mohammad Yamin, Radjiman Wedyodiningrat, Ahmad Soebardjo, Ki Bagoes Hadikusumo, KH Agus Salim, dan lain-lain. Sidang pertama berlangsung pada 28 Mei hingga 1 Juni 1945, sementara sidang kedua berlangsung pada 10 hingga 17 Juli 1945.

Pada sidang pertama, terjadi diskusi yang alot tentang pembentukan dasar negara. Saat itu para founding father terpecah kedalam dua kubu, nasionalis dan Islam. Menurut biografi lengkap beberapa tokoh dan buku sejarah diceritakan bung Hatta termasuk dalam kubu nasionalis.

Usai sidang pertama, dibentuk panitia sembilan yang bertugas mendiskusikan gagasan umum yang telah dikemukakan pada rapat pertama dengan lebih detil. Bung hatta merupakan salah satu dari anggota panitia sembilan tersebut. Hasil diskusi dalam forum kecil ini kemudian menghasilkan sebuah gentleman’s agreement yang kemudian lebih dikenal sebagai Piagam Jakarta.

Pada sidang BPUPKI kedua, majelis dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas hal-hal yang lebih spesifik. Menurut biografi lengkap dan profil Moh Hatta, dirinya awalnya tergabung dalam kelompok dengan agenda bahasan hukum tata negara, sementara Yamin di kelompok yang membahas ekonomi. Jadi Soekarno memintanya bertukar karena Yamin lebih ahli bidang hukum tata negara.

c. PPKI

Setelah sidang BPUPKI selesai dan menghasilkan Rancangan Undang Undang Dasar, dibentuklah Dokuritsu Junbi Iinkai (PPKI). Panitia ini berjumlah 21 orang dengan perwakilan dari Jawa 12 orang, Sumatra 3 orang, Kalimantan 1 orang, Sulawesi 2 orang, Nusa Tenggara 1 orang, Maluku 1 orang, dan Tionghoa 1 orang. Panitia ini diketuai oleh Soekarno dan Hatta sebagai wakilnya.

Dalam video berisi biodata Moh Hatta milik ANRI, pemerintah Jepang awalnya memutuskan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia pada 24 Agustus 1945. Menurut pengakuan Bapak Proklamasi tersebut, saat itu dirinya benar-benar merasa senang menunggu datangnya hari tersebut. Sampai akhirnya meletuslah bom di Hiroshima dan Nagasaki yang melemahkan kekuatan Jepang.

d. Peristiwa Rengasdengklok

Hal tersebut mendorong golongan muda seperti Soekarni, Wikana, dan Chaerul Saleh mendesak untuk mengumumkan kemerdekaan sesegera mungkin. Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo yang termasuk golongan tua, terpaksa diculik dan didesak untuk memerdekakan diri tanpa bantuan Jepang. Akhirnya, pada 17 Agustus 1945 Soekarno dan Hatta sebagai perwakilan rakyat mengumumkan kemerdekaan Indonesia.

Proses proklamasi adalah momen haru yang sangat bersejarah dan penting bagi rakyat Indonesia. Tidak hanya dari tulisan biografi lengkap tokoh yang terlibat seperti Moh Hatta atau Soekarno, kamu juga bisa menyaksikan kronologinya lewat video di channel YouTube ANRI.

Baca juga: Biodata & Profil Jonatan Christie

Peran Moh Hatta setelah Proklamasi

Setelah proklamasi, Indonesia masih dalam keadaan genting sebab Belanda lewat pasukan sekutu berusaha untuk menguasai kembali Indonesia. Untuk itu, beliau mengusulkan adanya sidang darurat pada 18 Agustus 1945 yang bertujuan mengesahkan Undang-Undang Dasar.

Pada saat sidang itu pula, diangkatlah dirinya sebagai Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Jika kamu ingin tahu kiprah Moh Hatta setelah menjadi wakil presiden, simak terus artikel biografi dan profil lengkap berikut.

1. Menjadi Perwakilan Indonesia

biodata moh hatta - delegasi indonesia Bung Hatta mewakili Indonesia saat penyerahan kedaulatan
Sumber: Wikimedia Commons

Meski sudah melakukan deklarasi kemerdekaan, Indonesia belum sepenuhnya bebas sebab harus menghadapi agresi militer Belanda. Perjanjian Linggarjati yang telah disepakati dengan Belanda juga tidak bertahan lama. Oleh sebab itu pada 1947, Moh Hatta terbang ke Mesir dan India untuk mencari dukungan. Hasilnya, Perdana Menteri India, Jawarharlal Nehru berjanji akan membantunya mendapat dukungan di PBB.

Dengan dukungan dari beberapa negara tersebut, Indonesia berhasil mendapatkan simpati dari beberapa negara di PBB. Bahkan, Inggris yang tadinya merupakan sekutu mengecam agresi Belanda.

Dengan adanya desakan PBB, Belanda akhirnya membuka kesempatan untuk melakukan perundingan. Pada 1949, diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag yang mengakhiri agresi militer Belanda. Perundingan tersebut berlangsung selama lebih dari tiga bulan dan dia ditunjuk sebagai Ketua Delegasi Indonesia untuk KMB.

2. Menjadi Perdana Menteri

Salah satu dari hasil dari KMB adalah dibentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS). Hatta kemudian ditunjuk menjadi perdana menteri merangkap menteri luar negeri, sementara Soekarno ditunjuk menjadi Presiden RIS. Tetapi RIS tidak berlangsung lama dan Indonesia berubah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 1950.

3. Membuat Koperasi

“Rakyat harus memiliki kualitas hidup yang baik dan bermartabat.” Hal itu adalah salah satu quote Moh Hatta yang merupakan dasar kebijakan koperasi untuk rakyat yang dicetuskannya.

Kebijakan beliau membuat ekonomi Indonesia pada saat itu stabil, meski kondisi negara saat itu sedang berperang. Sayangnya setelah mundur dari jabatan wapres, koperasi secara perlahan semakin tidak berkembang karena sistem ekonomi terpimpin.

4. Dewan Penasihat Presiden

profil moh hatta - penasihat presiden Sumber: Wikimedia Commons

Setelah mundur dari jabatannya sebagai Wakil Presiden RI pada 1 Desember 1956, Hatta menghabiskan waktunya untuk menulis buku. Baginya, menulis buku adalah cara terbaik untuk dirinya berpendapat.

Hingga pada 1972, Presiden Soeharto mengangkatnya menjadi salah satu Dewan Penasihat Presiden bersama dengan Prof Mr. Soebardjo, Prof Mr. Sunario, A.A. Maramis, dan Prof Mr. Pringgodigdo. Dewan ini dibentuk dengan tujuan untuk memberikan pengertian terhadap Pancasila.

Baca juga: Biografi & Profil RA Kartini

Kontroversi

Bung Hatta memang memiliki peran yang sangat besar bagi kemerdekaan Indonesia. Tapi, tahukah kamu bahwa ada kontroversi karena perbuatannya? Dalam artikel biodata dan profil lengkap Moh Hatta berikut akan dijelaskan beberapa kontroversi beliau. Ingin tahu? Simak terus ya!

1. Penghapusan Tujuh Kata di Piagam Jakarta

Pada rapat BPUPKI, Piagam Jakarta telah disetujui sebagai dasar negara yang nantinya akan disahkan saat Indonesia merdeka. Piagam tersebut merupakan hasil perundingan alot dari pihak nasionalis dan Islam. Tapi pada pagi hari sebelum ratifikasi Undang-Undang Dasar, Hatta dengan bantuan Kasman Singodimedjo melobi Ki Bagoes Hadikusumo.

Dalam biografi lengkap bung Hatta, ia bercerita pada Ki Bagoes bahwa malam hari setelah proklamasi, datang opsir Jepang yang mendesak pencoretan tujuh kata di Piagam Jakarta. Kalimat yang dicoret tersebut berbunyi, “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya.”

Hingga kini tidak ada yang mengetahui siapa opsir Jepang yang dimaksud Moh Hatta, bahkan tidak dijelaskan juga dalam biografi lengkap Kasman. Hal ini menjadi sebuah keanehan sebab Ki Bagoes sangat tegas mempertahankan Syariat Islam di Piagam Jakarta pada rapat BPUPKI. Sementara hanya dengan waktu singkat Hatta dapat meyakinkan beliau.

2. Perselisihan dengan Soekarno

biografi bung hatta - hatta soekarno Hatta duduk dengan Soekarno
Sumber: Wikimedia Commons

Soekarno dan Hatta memang dijuluki dwitunggal karena saling melengkapi. Bung Karno sebagai orator yang berada di depan rakyat, sementara Bung Hatta sebagai pemikir. Tapi sebenarnya, mereka berdua benar-benar pribadi yang jauh bertolak belakang.

Perbedaan-perbedaan tersebut sering membuat kedua proklamator ini berselisih paham mengenai pengambilan kebijakan, terutama sesudah proklamasi. Dalam biografi lengkap Moh Yamin, digambarkan Moh Hatta seperti hujan yang selalu mematikan ide Soekarno yang terkadang berapi-api dan tanpa pikir panjang. Sayangnya, setelah Belanda mundur, Soekarno semakin otoriter sehingga semakin sering berselisih dengan wakilnya tersebut.

Puncak perselisihan mereka terjadi pada tahun 1956, ketika wakil Presiden Pertama Indonesia mengundurkan diri dari jabatannya. Dalam biografi lengkap Moh Hatta, ia mengaku marah terhadap sikap Soekarno yang terlalu mencampuri urusan kabinet. Ia mengungkapkan bahwa ia sudah tidak bisa lagi menegurnya dan hubungan mereka sudah merenggang.

Alasan lainnya adalah kedekatan Soekarno dengan Partai Komunis yang terbukti semakin terlihat pada tahun 1960-an. Seperti yang telah dijelaskan di atas, Hatta tidak mendukung paham komunisme.

Baca juga: Biodata & Profil Sandiaga Uno

Pelajaran Apa yang Kamu Petik dari Biografi & Profil Lengkap Moh Hatta di Atas?

Semoga ada hal yang dapat dipelajari dengan membaca biodata dan profil lengkap Moh Hatta di atas. Sosok beliau yang cerdas, sederhana, dan kritis dapat menjadi motivasi bagi kamu baik dalam hal belajar di sekolah atau berkarir.

Jangan lupa kunjungi artikel tokoh lainnya yang ada di KepoGaul. Tidak hanya artikel biografi dan profil lengkap pahlawan seperti bung Karno dan Moh Hatta saja, ada juga biodata Presiden Jokowi atau Habibie.

← Biografi & Profil Chairul Tanjung Lengkap
Biografi & Profil Jendral Sudirman Lengkap →

TIM DALAM ARTIKEL INI

Penulis
Bayu Seto

Mochammad Bayu Seto merupakan alumni Ilmu Hubungan Internasional UMY. Lelaki dengan hobi menulis ini sempat terjun di bidang film pendek sebagai script writer dan sutradara dan memenangkan beberapa penghargaan. Tidak hanya film, ia juga merupakan coffee enthusiast.

Editor
Elsa Dewinta

Elsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.

Sidebar Utama

Artikel Terkait

Artikel Tokoh Top

  • Biografi Axton Salim, Penerus Ketiga Kerajaan Bisnis Salim Group

  • Biografi Edwin Soeryadjaya, Sang Penyambung Kejayaan Keluarga Soeryadjaya

  • Biografi Prof Salim Said, Panelis ILC yang Ternyata Mantan Dubes RI Era SBY

  • Biografi John Riady, Bos Lippo Karawaci yang Pernah Magang di McDonald’s

  • Biografi Andrie Wongso, Motivator yang Pernah jadi Bintang Film Hongkong

  • Biografi Anthony Salim, Penyelamat Perusahaan Mi Instan dari Kebangkrutan

  • Biografi Siti Oetari, Istri Pertama Soekarno yang Juga Nenek Buyut Al Ghazali

  • Biografi Andrew Darwis, Founder KASKUS yang Memiliki Profit Miliaran Rupiah

  • Biografi Rasuna Said, Pahlawan Pergerakan Nasional dan Emansipasi Wanita

  • Biografi Sudono Salim, Pengusaha Kaya Raya yang Tidak Tamat Sekolah

  • Biografi Jim Geovedi, Pakar TI yang Tak Menempuh Perguruan Tinggi

  • Biografi Bong Chandra, Pengusaha Bertitel Motivator Paling Muda di Asia

  • Biografi Soepomo, Sang Ahli Hukum yang Ikut Menyusun Undang-Undang Dasar 1945

  • Biografi Putera Sampoerna, Pengusaha Rokok yang Jadi Pelopor Kretek LTLN

  • Biografi Sukanto Tanoto, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Versi Majalah Forbes

  • Biografi Susilo Wonowidjojo, Tokoh di Balik Inovasi-Inovasi Gudang Garam

  • Biografi Joko Pinurbo, Sang Penyair Eksentrik Asal Jogja

  • Biografi Al Farabi, Filsuf Muslim yang Menggabungkan Filsafat Aristoteles & Plato

  • Biografi Ibnu Rusyd, Filsuf Muslim Asal Kordoba yang Menafsirkan dan Merangkum Karya Aristoteles

  • Biografi Ferry Unardi, Pendiri Traveloka yang Pernah Putus Kuliah

  • Biografi Seno Gumira Ajidarma, Sastrawan yang Lebih Suka Disebut Wartawan

  • Biografi Sunan Bonang, Anggota Wali Songo yang Letak Makam Aslinya Masih Jadi Misteri

  • Biografi Ernest Douwes Dekker, Keturunan Indonesia-Belanda yang Cinta Mati Pada Tanah Air

  • Profil Anindya Bakrie, Pemimpin Generasi Ketiga Bisnis Bakrie Group

  • Biografi Robert Budi Hartono, Orang Kaya Nomor 1 di Indonesia

  • Biografi Sunan Ampel, Guru Besar Wali Songo

  • Biografi Ratna Sari Dewi Soekarno, Istri Presiden Pertama Republik Indonesia yang Penuh Kontroversi

  • Biografi Pangeran Antasari, Pahlawan Banjar yang Berusaha Mengusir Belanda dari Kampung Halamannya

  • Biografi Moh Yamin, Sosok Penting di Balik Sumpah Pemuda dan Pancasila

  • Biografi Larry Page, Tokoh Penting di Balik Berdirinya Google

  • Biografi William Tanuwijaya, Kisah Pendiri Tokopedia yang Sempat Diremehkan

  • Biografi Wikana, Tokoh Kemerdekaan Indonesia yang Terlupakan dari Sejarah

  • Biografi Sultan Hasanuddin, Raja Gowa yang Disegani Prajurit Belanda

  • Biografi Laksamana Malahayati, Pahlawan Asal Aceh yang Menjadi Laksamana Wanita Pertama di Dunia

  • Biografi Yasa Paramita Singgih, Pengusaha Sukses Pendiri Men’s Republic

  • Biografi Rudy Salim, Pengusaha Muda Juragan Hypercar

  • Biografi HOS Cokroaminoto, Guru Tokoh Besar Nasional yang Dijuluki Raja Jawa Tanpa Mahkota

  • Biografi Sapardi Djoko Damono, Sang Pujangga Sederhana Asal Solo

  • Biografi KH Agus Salim, Pahlawan Indonesia yang Menguasai Sembilan Bahasa

  • Biografi Sutan Syahrir, Bung Kecil yang Mendesak Kemerdekaan Indonesia

  • Biografi Raden Patah, Keturunan Raja Majapahit yang Menjadi Pendiri Kesultanan Demak

  • Biografi Nyi Ageng Serang, Pejuang Wanita yang Berperan Besar dalam Perang Diponegoro

  • Biografi WS Rendra, Kisah Penyair Legendaris Asal Surakarta

  • Biografi Tung Desem Waringin, Sang Motivator Kondang Pencetak Rekor MURI

  • Biografi Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Modern yang Ideologinya Menjadi Kontroversi

  • Biografi Abdul Haris Nasution, Jenderal Angkatan Darat yang Dianggap Saingan Politik oleh Soeharto

  • Biografi Tan Malaka, Pahlawan Nasional yang Namanya Pernah Dihapus dari Sejarah

  • Biografi Martha Christina Tiahahu, Salah Satu Pahlawan Nasional Muda yang Gugur di Medan Perang

  • Biografi Buya Hamka, Sastrawan Sekaligus Ulama yang Dinobatkan Sebagai Pahlawan Nasional

  • Biografi WR Supratman, Pencipta Lagu Indonesia Raya yang Tidak Merasakan Kemerdekaan Indonesia

  • Biografi Mahatma Gandhi, Sang Pejuang Kemerdekaan Anti-Kekerasan

  • Biografi Sultan Ageng Tirtayasa, Raja Banten yang Ditangkap Belanda Karena Dikhianati Putranya Sendiri

  • Biografi Bob Sadino, Pengusaha Sukses yang Memulai Usaha dari Telur Ayam Negeri

  • Biografi Ahmad Yani, Jenderal TNI AD yang Tegas dan Penuh Kasih

  • Biodata Merry Riana, Motivator yang Mendapat Julukan Wanita Sejuta Dolar

  • Biografi Nelson Mandela, Presiden Kulit Hitam Pertama Afrika Selatan

  • Biografi Dewi Sartika, Sang Pejuang Hak-Hak Kaum Perempuan dari Priangan

  • Biografi Frans Kaisiepo, Pahlawan di Lembaran Uang 10.000 yang Memperjuangkan Penyatuan Papua dengan Indonesia

  • Biografi Steve Jobs, Pendiri Apple yang Membangun Kerajaan Bisnisnya dari Nol

  • Biografi Albert Einstein, Ilmuwan Fisika yang Suka Musik

  • Mengenal Sosok Kartini dari Minahasa Melalui Biografi Maria Walanda Maramis

  • Mengenang Sosok Penyair yang Dijuluki Si Binatang Jalang Lewat Biografi Chairil Anwar Ini

  • Profil 10 Orang Terkaya di Dunia yang Dapat Menjadi Sumber Inspirasimu

  • Biografi & Profil Erick Thohir

  • Biodata & Profil Egy Maulana Vikri

  • Biografi & Profil Lengkap Bung Tomo

  • Biografi & Profil Soeharto

  • Biografi & Profil Nabi Muhammad SAW

  • Biografi & Profil Chairul Tanjung Lengkap

  • Biografi & Profil Moh Hatta

  • Biografi & Profil Jendral Sudirman Lengkap

  • Biografi & Profil Cut Nyak Dien

  • Biodata & Profil Gen Halilintar

  • Biodata & Profil Kevin Sanjaya Sukamuljo

  • Biodata & Profil Rocky Gerung

  • Biografi & Profil Ahok

  • Biografi & Profil Uztadz Abdul Somad

  • Biodata & Profil Sandiaga Uno

  • Biografi & Profil Ki Hajar Dewantara

  • Biografi & Profil BJ Habibie

  • Biografi & Profil Jokowi

  • Biografi & Profil Prabowo Subianto

  • Biodata & Profil Roy Kiyoshi

  • Biodata & Profil Jonatan Christie

  • Biografi & Profil RA Kartini

  • Biografi & Profil Ir Soekarno

  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Persyaratan Penggunaan
  • Kebijakan Privasi

Copyright © 2023 KepoGaul.com Praktis Media Network. All Rights Reserved.