
Sebagian dari kamu mungkin sudah tidak asing dengan nama Nelson Mandela. Namun, sudah tahukah kamu bagaimana kisah hidup tokoh ini dari kecil hingga berhasil menjadi presiden pertama kulit hitam Afrika Selatan? Kalau belum, simak dulu biografi Nelson Mandela ini hingga selesai, yuk!
- Nama
- Nelson Rolihlahla Mandela
- Tempat, Tanggal Lahir
- Mvezo, 18 Juli 1918
- Meninggal
- Johannesburg, 5 Desember 2013
- Warga Negara
- Afrika Selatan
- Profesi
- Presiden Afrika Selatan (10 Mei 1994–14 Juni 1999)
- Pasangan
- Evelyn Ntoko Mase (m.1944–1958), Winnie Madikizela (m.1958–1996), Graça Machel (m.1998–2013)
- Anak
- Madiba Thembekile, Makgatho Lewanika, Makaziwe, Maki, Zenani, Zindziswa
- Orang Tua
- Nkosi Mphakanyiswa Gadla Henry Mandela (Ayah) dan Nosekeni Nonqaphi Fanny (Ibu)
Siapa yang tak kenal dengan Nelson Mandela? Sebagai pahlawan dan tokoh besar, namanya begitu dielu-elukan oleh masyarakat Afrika Selatan dan juga dunia. Sehingga, tak heran jika banyak orang mencari biografi Nelson Mandela untuk mengetahui perjalanan hidup lelaki yang disebut-sebut sebagai “Bapak Pendiri Demokrasi” ini.
Kemunculan Mandela di kancah perpolitikan Afrika Selatan nampaknya mampu memberikan angin segar bagi kaum kulit hitam yang saat itu merasa tertindas. Lewat sistem apartheid yang diterapkan orang-orang kulit putih, hak-hak penduduk lokal pun jadi teramat terbatasi.
Meski berasal dari kelompok minoritas, Mandela berhasil tumbuh menjadi sosok yang yang cerdas dan berprestasi. Kecemerlangannya itu dibuktikan dengan prestasi dan beberapa gelar yang diraihnya dari sejumlah universitas.
Sikap kritis Mandela pun telah nampak sejak remaja. Di usianya yang masih belia, dia berani menyatakan ketidaksetujuannya atas pernyataan rasial yang dikeluarkan oleh salah satu tetua di daerahnya. Dirinya pun berjanji akan membela hak-hak bangsa kulit hitam dan memerdekakannya.
Ketika memasuki univeristas, Mandela semakin kritis terhadap kondisi sosial di sekitarnya. Dia pun sempat dikeluarkan dari kampus lantaran mengikuti aksi mahasiswa dalam memprotes kebijakan universitas.
Kiprah Mandela semakin kentara ketika dirinya terjun ke dunia politik dan bergabung dengan African National Congress (ANC). Partai politik ini menjadi kendaraannya dalam memperjuangkan kemerdekaan kaum kulit hitam hingga berhasil mengantarkannya menjadi orang nomor satu di Afrika Selatan (Afsel).
Sekelumit informasi di atas mungkin semakin membuatmu ingin mengenal lebih dekat tokoh yang pernah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup ini. Daripada semakin penasaran, langsung saja simak biografi lengkap Nelson Mandela di bawah ini! Selamat membaca!
Kehidupan Pribadi
Sebelum membahas lebih jauh tentang perjalanan kariernya, di biografi ini kami terlebih dahulu akan mengulas kehidupan pribadi Nelson Mandela. Buat kamu yang penasaran dengan masa kecil, masa remaja, sekolah, hingga pernikahan tokoh satu ini, simak penjelasan berikut baik-baik!
1. Masa Kecil
Tanggal 18 Juli 1918, di desa Mvezo lahirlah bayi mungil yang diberi nama Rolihlahla Mandela dari rahim seorang ibu bernama Nosekeni Nonqaphi Fanny. Kabar gembira ini disambut baik oleh sang ayah, Nkosi Mphakanyiswa Gadla Henry Mandela yang merupakan kepala suku setempat.
Dalam bahasa Xhosa, “Rolihlahla” bermakna “menarik ranting pohon” atau cenderung kerap diartikan menjadi “pembuat masalah.” Sedangkan Mandela merupakan nama kakeknya yang merupakan satu-satunya putra raja dari klan Ixhiba.
Nelson Mandela adalah putra terakhir dari istri ketiga dan memiliki dua belas saudara. Semenjak usia 5 tahun, dia tumbuh di desa Kraai bersama dua saudara perempuannya. Sewaktu kecil bocah lelaki tersebut juga sempat menjadi penggembala sapi.
Kehidupan Mandela kecil diliputi oleh ritual, adat, dan takhayul hingga membuatnya paham akan budaya Afrika. Ditambah lagi, dirinya besar di bawah pengawasan para tetua dan kepala suku yang menjadikannya semakin cinta pada budayanya sendiri.
Saat menginjak usia 9 tahun, dia harus menerima sebuah kenyataan pahit. Ayahnya meninggal karena penyakit kanker paru-paru yang dideritanya. Semenjak kematian sang ayah, Mandela berubah menjadi sosok pembangkang.
Mengetahui perubahan anaknya, Nosekeni Nonqaphi Fanny akhirnya memutuskan untuk membawa Mandela ke Istana Great Place di Mqhekezwen. Selanjutnya, dia diasuh oleh oleh kepala suku Jongintaba Dalindyebo.
Baca juga: Biografi & Profil Chairul Tanjung Lengkap
2. Masa Remaja
Mandela melewati masa remajanya seperti anak-anak seusianya. Ketika menginjak umur 16 tahun, dia dan teman-temannya pergi ke Tyhalarha untuk menjalani ritual sunat. Ritus ini dilakukan sebagai simbol bahwa mereka sudah dewasa.
Usai ritual, Mandela pun memiliki nama tambahan, yakni Dalibunga. Di kesempatan itu pula, Chief Meligqili, saudara laki-laki raja memberikan pidato yang berisi bahwa penduduk kulit putih telah menguasai masyarakat kulit hitam.
Oleh karenanya, kaum kulit hitam wajib melayani orang-orang kulit putih. Mendengar perkataan tersebut, Mandela pun menyatakan ketidaksetujuannya pada Chief Meligqili. Dia berjanji akan memperjuangkan kemerdekaan dan menegakkan hak-hak penduduk kulit hitam.
3. Pendidikan
Di keluarganya, Mandela merupakan anak pertama yang mengenyam sekolah formal. Saat usianya menginjak 7 tahun, sang ibu memasukkannya ke sekolah methodist. Dirinya kemudian dibaptis dan diberi nama Nelson oleh gurunya.
Selanjutnya di usia 16 tahun, dia melanjutkan pendidikan di Clarkebury Boarding Institute. Di sana dia mempelajari kebudayaan Barat dan dikenal sebagai siswa yang cerdas. Lebih dari itu, Nelson Mandela juga berhasil meraih sejumlah prestasi akademik yang gemilang.
Setelah itu, tahun 1939 dirinya menempuh pendidikan di University College of Fort Hare untuk mendapatkan gelar Barchelor of Arts (BA). Dalam waktu bersamaan, Mandela juga belajar di University of The Witswatersrand mengambil program Ilmu Hukum.
Di tengah-tengah masa studinya, Mandela terpaksa dikeluarkan dari kampus lantaran turut melakukan aksi protes mahasiswa atas kebijakan universitas. Mengetahui hal ini, orang tua angkatnya pun marah dan kemudian memaksanya untuk menikah.
Mandela yang belum siap dengan keputusan Jongintaba memilih meninggalkan rumah, lalu tinggal di Johannesburg sampai tahun 1941. Di sana, dirinya sempat melakoni berbagai profesi untuk menyambung hidup. Dia pernah menjadi pegawai toko, petugas keamanan tambang, hingga agen tanah.
Meski begitu, Mandela tak melupakan pendidikannya. Dia pun kembali menempuh pendidikannya di University College of Fort Hare hingga meraih gelar sarjana pada tahun 1943. Dirinya juga melanjutkan belajar hukum di University of The Witswatersrand, Johannesburg.
4. Kehidupan Rumah Tangga
Terhitung, ada tiga wanita yang mengisi hati Nelson Mandela selama masa hidupnya. Evelyn Ntoko Mase adalah perempuan pertama yang dinikahinya. Mase merupakan sepupu dari salah satu guru politik Mandela, Walter Sisulu.
Mereka menikah pada tahun 1944, saat umur Mandela menginjak 26 tahun dan usia Mase 22 tahun. Dari pernikahan itu, keduanya dianugerahi empat orang anak. Mereka adalah Madiba Thembekile, Makgatho Lewanika, Makaziwe, dan Maki.
Kebutuhan sehari-hari keluarga ini dicukupi oleh gaji Mase yang bekerja sebagai perawat. Sedangkan Mandela meneruskan pendidikannya untuk mendapat gelar sarjana hukum. Sayang, rumah tangga yang telah dibangun ini harus kandas 13 tahun kemudian. Keduanya memutuskan untuk bercerai di tahun 1958.
Masih di tahun yang sama, tepatnya tanggal 14 Juni 1958, Mandela menikah lagi dengan seorang wanita yang usianya 16 tahun lebih muda darinya, Winnie Madikizela. Pasangan suami istri ini dikaruniai dua orang anak, yakni Zenani dan Zindziswa.
Sama seperti pernikahan pertamanya, rumah tangga Mandela pun harus kandas di tengah jalan lantaran Winnie dikabarkan berselingkuh. Hubungan yang kian renggang di antara mereka menyebabkan keduanya memutuskan untuk bercerai di tahun 1996.
Pada tahun 1998, Mandela menikah lagi dengan perempuan yang usianya 27 lebih muda darinya, Graça Machel. Istri ketiganya ini adalah janda dari Samora Machel, presiden Mozambik yang telah meninggal disebabkan kecelakaan pesawat pada tahun 1986.
Setelah menikah dengan Machel, Mandela merasa hidupnya jauh lebih baik dan nyaman. Meski usia keduanya terpaut cukup jauh, istrinya mampu mengimbangi, memberikan kesetiaan dan kehangatan bagi sang suami hingga maut memisahkan.
Demikian uraian singkat kehidupan pribadi Nelson Mandela mulai dari masa kecil hingga menikah yang dapat kamu baca di biografi ini. Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa lelaki ini memiliki pemikiran kritis semenjak remaja.
Baca juga: Biografi Steve Jobs, Pendiri Apple yang Membangun Kerajaan Bisnisnya dari Nol
Perjalanan Karier
Sumber: Wikimedia Commons
1. Terjun ke Dunia Politik
Tahun 1942, Mandela mulai terjun ke dunia politik dan bergabung dengan partai politik African National Congress (ANC) yang bertujuan memerdekakan Afrika Selatan. Tindakan semena-mena kolonialis kulit putih terhadap kulit hitam mendorongnya masuk ke organisasi ini.
Setelah menjadi bagian dari ANC, Mandela kian terpengaruh oleh pemikiran Walter Sisulu, salah satu pemimpin partai tersebut. Bersama para aktivis lainnya, seperti Oliver Tambo dan Anton Lembede, dia kerap menghabiskan waktu di rumah Sisulu.
Meski Lembede adalah seorang non-kulit hitam, Mandela begitu mengagumi pemikiran temannya tersebut. Lembede berpendapat bahwa kaum kulit hitam berhak menentukan nasibnya sendiri serta layak mendapatkan kemerdekaan seutuhnya.
Saat dilaksanakan rapat umum anggota ANC di Durban, di hadapan 10.000 orang Nelson Mandela memberikan pidato serta menyampaikan aksi protes. Tindakannya ini mengakibatkan dirinya ditangkap, kemudian ditahan di Marshall Square untuk sementara waktu.
Penangkapan Mandela tak menyurutkan semangat teman-temannya dan aksi protes terus berlanjut. Bahkan, jumlah anggota ANC pun semakin bertambah dari yang awalnya 20.000 menjadi 100.000 orang. Mengetahui keadaan ini, pemerintah mulai melakukan antisipasi dengan menangkapi para demonstran yang disusul dengan penerbitan UU Keselamatan Umum tahun 1953.
Mungkinkah perjuangan Mandela berakhir setelah ditahan? Apakah dia akan dipenjara selamanya atau dibebaskan? Baca terus biografi Nelson Mandela ini untuk mendapatkan jawaban lengkapnya!
2. Masa-masa Penahanan
Nelson Mandela berkali-kali ditahan setelah sering melancarkan aksi protes terhadap sistem apartheid. Atas tuduhan penghasutan para buruh dan pergi ke luar negeri tanpa izin, dia ditangkap polisi pada 5 Agustus 1962.
Selanjutnya, Mandela dipenjarakan di Marshall Square, Johannesburg yang kemudian divonis hukuman lima tahun. Setelah itu, dirinya bersama beberapa aktivis lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tanggal 5 Agustus 1962.
Penulis buku Long Walk to Freedom ini kemudian dipindah ke Pulau Robben, lalu dipindah lagi ke penjara Polsmoors di Cape Town pada bulan April 1982. Di tempat ini, dia dipenjara bersama para aktivis ANC lainnya, seperti Walter Sisulu, Raymond Mhlaba, Andrew Mlangeni, dan Ahmed Kathrada.
Terhitung, Mandela mendekam di penjara selam kurang lebih 27 tahun. Ketika ditahan itulah kondisi kesehatannya perlahan mulai menurun. Dia sering sakit-sakitan hingga menderita penyakit Tuberkuloseis (TBC). Beberapa kali pula dirinya sempat dioperasi.
Usai sembuh dari TBC yang dideritanya, Mandela dipindah ke penjara Victor Persters yang berlokasi di sekitar Paarl. Di sini, dirinya diperlakukan lebih manusiawi lantaran tinggal di rumah sipir. Kesempatan tersebut dia gunakan untuk melanjutkan kuliahnya sampai akhirnya berhasil mendapat gelar sarjana hukum.
Kisah penahanan Nelson Mandela dalam biografi di atas secara tidak langsung mengajarimu untuk pantang menyerang dalam berjuang meraih apa yang diinginkan. Bukankah segala sesuatu memang membutuhkan pengorbanan?
3. Presiden Afrika Selatan
Berdasarkan hasil pemilu demokratis yang diselenggarakan pada 27 April 1994, Nelson Mandela ditetapkan sebagai presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan. Pelantikan jabatan baru ini dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 1994.
Masa jabatan Mandela berlangsung selama kurang lebih 5 tahun (Mei 1994 – Juni 1999). Sementara itu, posisi wakil presiden ditempati oleh Frederik Willem de Klerk yang kemudian dilanjutkan oleh Thabo Mbeki.
Fokus utama kepemimpinan Nelson Mandela yaitu menjalankan transisi dari politik apartheid menjadi pemerintahan yang berpihak pada penduduk kulit hitam. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan ajang olahraga untuk membangun hubungan yang sehat antara orang-orang kulit hitam dan putih.
Hal itu dapat dilihat dari diselenggarakannya Rugby World Cup di Afrika Selatan pada tahun 1995. Penyelenggaraan turnamen tersebut semakin mengaburkan batas antara kulit hitam dan putih. Para pemuda Afrika Selatan pun kian semangat mengikuti ajang ini.
Dari segi ekonomi, Mandela mulai menjalankan berbagai program pembangunan. Beberapa di antaranya penyediaan layanan kesehatan yang layak, pembukaan lapangan kerja baru, perbaikan pemukiman, dan sebagainya.
Meskipun begitu, masih ada pihak-pihak yang kurang puas terhadap kepemimpinannya. Mereka menyayangkan kelambananan pemerintah dalam menangani masalah AIDS. Sampai-sampai, virus ini pun merenggut nyawa anak sang presiden yang bernama Makgatho pada tanggal 6 Januari 2005.
Bagaimana? Apakah ulasan biografi Nelson Mandela ketika menjabat presiden Afrika Selatan di atas berhasil memberimu inspirasi? Seperti halnya Mandela, seorang pemimpin hendaknya memiliki berbagai rencana dan strategi agar dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dialami rakyatnya.
Baca juga: Mengenang Sosok Penyair yang Dijuluki Si Binatang Jalang Lewat Biografi Chairil Anwar Ini
Sejarah Politik Apartheid
Setelah mengetahui kehidupan pribadi dan perjalanan karier Nelson Mandela di biografi ini, kini saatnya kami menjelaskan apa itu apartheid. Istilah ini berasal dari bahasa Afrikaans, “apart” yang bermakna memisah dan “heid” artinya sistem atau hukum.
Kurang lebih, kata tersebut mengacu pada pemisahan ras terhadap orang-orang kulit hitam yang dilakukan penduduk kulit putih. Sistem ini dimulai sekitar awal tahun 1900-an, tepatnya setelah terjadi Perang Boer antara Kekaisaran Britania dan penduduk Boer di Afrika Selatan.
Kemenangan pihak Britania memberikan pengaruh besar atas dilaksanakannya politik apartheid. Orang-orang Eropa yang tinggal di Afrika Selatan pun mulai membatasi hak-hak pribumi, termasuk pemisahan tempat tinggal antara penduduk kulit hitam dan putih.
Tak hanya dari masyarakat dan para aktivis Afrika Selatan, kecaman terhadap sistem tersebut juga datang dari Majelis Umum PBB. Pada 2 Mei 1990, untuk pertama kalinya dilakukan perundingan antara ANC dan pihak pemerintah yang menghasilkan undang-undang nonrasial.
Akhirnya, perjuangan Mandela dan kawan-kawannya pun membuahkan hasil. Di hadapan sidang parlemen Afrika Selatan, presiden kulit putih Frederik Willem de Klerk mengumumkan penghapusan sistem apartheid pada 21 Februari 1994. Pengumuman ini pun diikuti oleh dihapusnya UU rasial di negara itu.
Baca juga: Mengenal Sosok Kartini dari Minahasa Melalui Biografi Maria Walanda Maramis
Rencana Pembunuhan Mandela
Mungkin tak banyak dari kamu yang tahu tentang cerita perencanaan pembunuhan Nelson Mandela. Berdasarkan memoar dari intelijen Afrika Selatan, tahun 1981, Pemerintah Afsel membuat rencana agar Mandela dapat meloloskan diri dari penjara.
Dengan begitu, sebagai upaya penangkapan, aparat pun bisa dengan bebas menembak lelaki itu. Belum sempat dilaksanakan, konspirasi ini pun terlanjur diketahui intelijen Inggris yang kemudian berhasil menggagalkannya.
Rencana tersebut dilatarbelakangi oleh ketidaksukaan pemerintah terhadap sepak terjang Mandela dan menganggapnya sebagai ancaman. Karena walau dipenjara, dirinya tetap menjadi penyemangat kaum kulit hitam dalam menumbangkan sistem apartheid.
Lebih dari itu, Mandela juga mendapat banyak dukungan dari dunia internasional. Pembebasan dirinya pun salah satunya dipengaruhi oleh kampanye yang dilakukan pihak-pihak yang mendukungnya. Alhasil, dia dinyatakan bebas pada tanggal 11 Februari 1990.
Baca juga: Biodata & Profil Kevin Sanjaya Sukamuljo
Apresiasi dan Penghargaan
Sumber: Wikimedia Commons
Atas jasa-jasanya, Nelson Mandela mendapatkan berbagai penghormatan dan penghargaan dari dalam maupun luar negeri. Bersama Frederik Willem de Klerk, pria yang mendapat julukan “Bapak Bangsa” ini meraih nobel perdamaian dari Komite Nobel Norwegia pada tahun 1993.
Tiga tahun sebelumnya, Mandela juga mendapatkan Penghargaan Perdamaian Lenin dari pemerintahan Uni Soviet. Pada tahun 1995, lelaki yang juga dijuluki “Bapak Pendiri Demokrasi” tersebut mendapatkan bintang tanda jasa dari Ratu Elizabeth II. PBB juga menetapkan hari kelahirannya (18 Juli) sebagai Hari Mandela Internasional sejak tahun 2009.
Selain itu, masih banyak lagi penghargaan lain yang diraih Mandela. Sebut saja Medali Kebebasan (1993), Medali Emas Kongres (1998), Medali kebebasan Amerika Serikat (2002), Penghargaan Duta Nurani (2006), dan masih banyak lagi.
Di Afrika Selatan sendiri, patung tokoh ini didirikan di beberapa tempat sebagai bentuk penghormatan. Salah satunya di Groot Drakenstein Correctional Centre, tempat di mana sang pahlawan dibebaskan dari penjara.
Tak hanya penghargaan, apresiasi juga datang dari dunia film dan televisi. Perjalanan hidup Nelson Mandela diadaptasi ke dalam film Mandela and de Klerk (1997) dan sinema televisi berjudul Mrs Mandela yang ditayangkan BBC pada tahun 2009. Tahun 1994, Mandela juga mempublikasikan autobiografi yang berjudul Long Walk to Freedom. Buku ini dia tulis sendiri selama berada di penjara.
Dari uraian tentang apresiasi dan penghargaan untuk Nelson Mandela dalam biografi ini, pelajaran apakah yang bisa kamu petik? Pada akhirnya, perjuangan dan pengorbanan besar yang dilakukan seorang pahlawan akan berbanding lurus dengan penghormatan dan pengharaan yang didapatkannya.
Baca juga: Biografi Albert Einstein, Ilmuwan Fisika yang Suka Musik
Aktivitas Masa Pensiun
Walau jabatannya sebagai presiden telah berakhir pada bulan Juni 1999, di masa pensiunnya Nelson Mandela tetap aktif melakukan berbagai aktivitas sosial. Ayah enam anak tersebut membaktikan diri di yayasan yang didirikannya pada tahun 1995, Nelson Mandela Children’s Fund.
Badan amal tersebut memiliki tujuan membantu kehidupan anak-anak yang kurang mampu dan tersisihkan. Selain itu, tokoh besar ini juga mendirikan Nelson Mandela Foundation pada tahun 1999. Fokus dari yayasan tersebut adalah melakukan pencegahan dan pemberantasan HIV/AIDS, pembangunan desa, dan sekolah.
Selanjutnya, Mandela membentuk Rhodes Foundation pada tahun 2003. Salah satu program dari lembaga satu ini adalah memberikan beasiswa pascasarjana untuk mahasiswa-mahasiswa Afrika. Tujuannya yaitu untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, berprestasi, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.
Tahun 2004, Nelson Mandela mengumumkan ke khalayak bahwa dirinya mundur dari kehidupan publik. Setelah itu, dia meresmikan Nelson Mandela Centre of Memori, kantor pascakepresidenannya yang telah mengalami perubahan fungsi.
Baca juga: Biografi & Profil Jendral Sudirman Lengkap
Meninggalnya Sang Bapak Bangsa
Sumber: Wikimedia Commons
Setelah memutuskan mengundurkan diri dari publik, tak banyak yang mengetahui kehidupan sehari-hari maupun kondisi Mandela. Dirinya muncul terakhir di hadapan publik pada tahun 2010, saat diselenggarakannya Piala Dunia di Afrika Selatan.
Tiga tahun kemudian, tepatnya tanggal 5 Desember 2013, Nelson Mandela meninggal dunia karena penyakit infeksi paru-paru yang dideritanya sejak tahun 2011. Sebelum itu, dia juga pernah menjalani operasi penyakit perut di Rumah Sakit Johannesburg di awal tahun 2012.
Walau telah tutup usia, peran dan perjuangan Mandela akan selalu terkenang oleh dunia. Lebih dari itu, perjalanan hidup sang pahlawan yang penuh lika-liku pun barangkali akan terus menginspirasi banyak orang.
Belajar dari Perjuangan Nelson Mandela lewat Biografinya
Itulah uraian biografi Nelson Mandela yang dapat kamu baca di artikel ini. Mulai dari kelahiran, masa kecil hingga remaja, pernikahan, perjalanan karier, masa penahanan, penghargaan, aktivitas masa pensiun, hingga kematiannya.
Lewat biografi tersebut, kamu pun dapat belajar banyak hal dari sosok Nelson Mandela. Meski kamu berasal dari keluarga sederhana atau kelompok minoritas, janganlah berkecil hati. Buktikan pada semua orang bahwa kamu mampu berprestasi dan dikenal dunia.
Seperti halnya Mandela, jadilah orang yang tak mudah menyerah dalam mencapai cita-cita. Terlebih apa yang kamu perjuangkan itu akan membawa manfaat bagi banyak orang. Jadikan setiap cobaan dan penghalang sebagai cambuk agar kamu semakin bersemangat menggapai tujuanmu.
Tak hanya Nelson Mandela, di sini kamu juga dapat menyimak biografi tokoh-tokoh besar lainnya. Beberapa di antaranya Steve Jobs, Joko Widodo, Prabowo Subianto, Albert Einstein, Chairil Anwar, Moh. Hatta, dan sebagainya.
Jangan lupa baca artikel-artikel seru lain yang sayang jika dilewatkan. Ada info tentang kuliner, rekomendasi film, tips kecantikan, panduan wisata, kumpulan kata-kata cinta romantis, kisah inspiratif, dan masih banyak lagi.