• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

KepoGaul

Info Seleb Indonesia & Mancanegara

  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
  • Korea
  • Seleb
  • Hiburan
  • Inspirasi
  • Tokoh
  • Lucu
  • Wisata
  • Cewek
  • Hewan
  • Tanaman
  • Kuliner
  • Ruang Pena
  • Bunda
» Tokoh

Biografi & Profil Ki Hajar Dewantara

Bagikan:
  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
Biografi Lengkap Ki Hajar Dewantara - Soewardi Soejaningrat
Sumber: Wikimedia Commons

Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara adalah salah satu pahlawan Indonesia. Pada masanya, beliau berjuang untuk merintis dan memeloporihak pendidikan dan kemerdekaan bangsa kita. Kalau kamu penasaran mengenai beliau, lebih baik simak biodata lengkap Ki Hajar Dewantara berikut ini.

Biografi Ki Hajar Dewantara
Nama
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
Tempat, Tanggal Lahir
Yogyakarta, 2 Mei 1889
Meninggal
Yogyakarta, 26 April 1959
Warga Negara
Indonesia
Profesi
Tokoh Pendidikan, Wartawan, Aktivis, Politikus, Menteri
Pasangan
Nyi Soertartinah
Anak
Ratih Tarbiyah, Syailendra Wijaya, Bambang Sokawati Dewantara, Asti Wandansari, Subroto Aria Matara, Sudiro Alimurtolo
Orangtua
Pangeran Soerjaningrat (Ayah), Raden Ayu Sandiah (Ibu)

Tentunya kamu tidak asing dengan Hari Pendidikan Nasional, kan? Peringatan yang diadakan setiap tanggal 2 Mei tersebut dilaksanakan untuk mengenang Ki Hajar Dewantara. Nah, biografi lengkap Ki Hajar Dewantara ini akan menjawab pertanyaan yang muncul di benakmu mengenai sosok Bapak Pendidikan Nasional ini.

Ketika Indonesia masih dalam masa penjajahan, pendidikan adalah salah satu hal yang sangat mewah. Hanya pribumi yang berasal dari keluarga ningrat yang bisa menikmatinya. Salah satu orang yang beruntung tersebut adalah Soewardi Soerjaningrat, atau yang lebih kamu kenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.

Sejak muda, beliau memang dikenal sebagai orang yang pandai. Meskipun sempat putus sekolah dan diasingkan ke luar negeri, hal itu tetap tidak menyurutkan semangat beliau untuk membuat rakyat Indonesia mendapatkan hak untuk belajar dan menjadi lebih baik.

Itulah secuil fakta mengenai Bapak Pendidikan Nasional kita. Kalau kamu masih penasaran, ulasan lengkap bisa kamu simak dalam biodata Ki Hajar Dewantara di bawah ini. Yuk, langsung saja dibaca!

Kehidupan Pribadi

Biografi Lengkap Ki Hajar Dewantara - Soewardi Soerjaningrat Muda Sumber: Wikimedia Commons

Salah satu hal yang ingin kamu baca saat mencari biografi lengkap Ki Hajar Dewantara, tentu saja mengenai kehidupan pribadi beliau, kan? Nggak perlu khawatir karena di sini kamu bisa menyimaknya. Tak hanya mengenai masa kecil dan riwayat pendidikannya saja, tapi kamu juga akan membaca mengenai kisah cinta beliau dan sang istri yang tak kalah manis dibanding drama Korea.

Masa Kecil dan Pendidikan

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat merupakan anak laki-laki dari GPH Soerjaningrat dan Raden Ayu Sandiah. Beliau berasal dari keluarga aristokrat Yogyakarta, yaitu Kadipaten Pakualaman. Beliau ini juga merupakan cucu dari Paku Alam III.

Sebagai kaum bangsawan, pria yang lahir pada 2 Mei 1889 ini tentu mendapatkan hak istimewa untuk menempuh pendidikan. Para bangsawan sebenarnya sudah mendapatkan pengajaran tersendiri di lingkungannya, akan tetapi kedua orangtua beliau juga menyekolahkannya di sekolah umum.

Ki Hajar Dewantara menempuh pendidikan dasarnya di ELS atau Europeesche Lagere School. ELS ini merupakan sekolah yang diperuntukkan bagi keturunan  timur asing, peranakan Eropa, bangsawan pribumi atau Tionghoa. Beliau bersekolah di ELS selama tujuh tahun.

Setelah itu, beliau bersekolah sesuai dengan bakat dan minatnya, yaitu sekolah guru atau Kweeksschool di Yogyakarta. Karena termasuk orang yang cerdas, beliau pun mendapatkan beasiswa. Namun, belum genap setahun menempuh pendidikannya di sini, beliau mendapatkan tawaran masuk ke STOVIA.

Soewardi muda dibuat bimbang dengan adanya penawaran tersebut. Bagaimana tidak, STOVIA adalah sekolah kedokteran yang prestisius. Apabila beliau dapat masuk ke sana, masa depan beliau akan terjamin dan kesempatan untuk membantu rakyat Indonesia lepas dari penjajahan akan semakin terbuka lebar. Beliau kemudian membulatkan tekad dan pergi ke Batavia untuk mengambil beasiswa tersebut.

Sayangnya, Soewardi tidak menyelesaikan pendidikannya di sekolah bergengsi tersebut. Beliau lebih memilih untuk mengikuti panggilan hatinya sebagai wartawan dan berjuang untuk kemerdekaan bagi pribumi.

Itulah sedikit mengenai pendidikan Ki Hajar Dewantara yang bisa kamu baca dalam biografi lengkap ini. Oh iya, ada satu lagi fakta menarik yang perlu kamu tahu mengenai beliau.

Konon, beliau dulunya pernah menjadi seorang santri di daerah Kalasan, Prambanan. Di situ, beliau mendapat julukan sebagai ‘Jemblung Trunogati’ yang berarti seorang anak yang berbadan kecil dan berperut buncit, tapi memiliki pengetahuan yang luas.

Baca juga: Biografi & Profil Ir Soekarno

Kehidupan Cinta dan Pernikahan

Setelah kamu membaca mengenai riwayat pendidikan beliau, dalam biografi lengkap Ki Hajar Dewantara ini kamu juga akan tahu sedikit mengenai kehidupan cinta beliau. Apakah kamu pernah mendengar ungkapan yang berbunyi “Di balik pria sukses, ada wanita hebat yang mendukungnya”? Ungkapan ini cocok untuk menggambarkan kehidupan Ki Hajar Dewantara dan istrinya.

Soewardi Soerjaningrat mempunyai seorang istri bernama Nyi Soetartinah. Soetartinah yang lahir pada 14 September 1890 ini adalah putri dari Pangeran Sosroningrat, yang tak lain adalah paman Soewardi. Selain cucu dari Paku Alam III, beliau juga merupakan keturunan kelima dari Pangeran Diponegoro.

Soetartinah adalah seorang yang setia. Beliau dengan sigap mendampingi Ki Hajar Dewantara dalam suka maupun duka. Apalagi saat pria kelahiran Yogyakarta tersebut ditangkap karena dinilai telah menghasut rakyat pribumi untuk memberontak terhadap pemerintahan Hindia Belanda.

Dengan sabar, beliau mendampingi Ki Hajar Dewantara yang saat itu masih berstatus sebagai tunangannya untuk menjalani persidangan di Bandung. Putusan dalam persidangan tersebut mengharuskan Ki Hajar Dewantara untuk dibuang ke Belanda.

Karena ingin terus mendampingi sang kekasih, Soetartinah pun menikah dengan Ki Hajar Dewantara pada 4 November 1907. Kemudian, mereka berdua pergi ke Belanda bersama yang lain untuk menjalani pengasingan. Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai enam orang anak yang terdiri dari dua orang perempuan dan empat orang laki-laki.

Selama Ki Hajar Dewantara berjuang demi kemerdekaan dan kesetaraan bagi pribumi, Nyi Soetartinah juga ikut berperan aktif berjuang bersama suaminya. Beliau pun turut mendirikan sebuah organisasi wanita dan juga menjadi pemrakarsa kongres perempuan. Benar-benar pasangan hebat yang saling melengkapi, ya?

Berprofesi sebagai Wartawan

Seperti yang telah kamu baca di atas, Ki Hajar Dewantara rela meninggalkan pendidikannya di sekolah bergengsi untuk memenuhi panggilan hatinya untuk menjadi wartawan. Saat berprofesi sebagai wartawan, beliau bekerja di beberapa surat kabar. Di antaranya adalah De Expres, Midden Java, Tjahaja Timoer, Sedyoutomo, Kaoem Moeda, Oetoesan Hindia Belanda, dan Poesara.

Tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh beliau sangatlah kritis, tajam, dan provokatif saat membahas mengenai kebijakan dan perilaku Pemerintah Belanda. Beliau berharap, tulisannya tersebut membuat jiwa nasionalisme rakyat bangkit sehingga mempunyai keinginan untuk berjuang mengusir penjajah.

Seperti kata pepatah, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Jika semakin banyak rakyat yang tergugah hatinya dan berkeinginan untuk mengusir para penjajah yang merenggut kebebasannya di tanah sendiri, maka kemerdekaan tidak akan mustahil didapatkan.

Mendirikan Partai Politik Pertama di Indonesia

Biografi Lengkap Ki Hajar Dewantara - Tiga Serangkai Sumber: Wikimedia Commons

Tak hanya berprofesi sebagai wartawan yang kritis, Ki Hajar Dewantara juga aktif sebagai anggota organisasi sosial dan politik. Dengan didasari keinginan agar bangsanya segera terbebas dari penjajahan, beliau bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo mendirikan sebuah partai politik bernama Indische Partij. Partai yang didirikan oleh Tiga Serangkai pada tanggal 25 Desember 1913 tersebut merupakan organisasi pertama di Indonesia.

Ketiganya mendaftarkan partai tersebut supaya mendapatkan status hukum yang jelas. Sayangnya, permintaan itu ditolak oleh Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Hal tersebut dikarenakan organisasi tersebut dinilai bisa membangkitkan rasa nasionalisme rakyat Indonesia.

Tidak kehilangan akal, Ki Hajar Dewantara kemudian membentuk komite yang diberi nama Bumipoetra pada bulan November 1913. Komite ini bertujuan untuk memberikan kritik kepada Pemerintahan Hindia Belanda. Salah satunya adalah tulisan kontroversial yang nanti bisa kamu baca di bagian lain dalam biografi lengkap Ki Hajar Dewantara ini.

Baca juga: Biografi & Profil BJ Habibie

Tulisan Ki Hajar Dewantara yang Kontroversial

Di tahun 1913, Pemerintah Kolonial Belanda akan mengadakan perayaan kebebasan mereka dari penjajahan Perancis. Sebuah ironi mengingat mereka meminta iuran dari tanah jajahan untuk melakukan kegiatan tersebut. Karena adanya peristiwa tersebut, Ki Hajar Dewantara memberi kritik dengan menulis Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga).

Tulisannya yang berjudul Seandainya Aku Orang Belanda, dimuat di surat kabar milik salah satu sahabatnya, Douwes Dekker, yaitu De Expres. Sesuai dengan judulnya, dalam tulisan tersebut beliau mengatakan jika beliau adalah Belanda, tidak akan menyelenggarakan pesta kemerdekaan di tanah yang dijajahnya dan tidak akan menyuruh orang jajahnnya untuk menyumbang pesta tersebut. Mengingat hal tersebut merupakan sebuah penghinaan.

Setelah membaca tulisan tersebut, Pemerintah Belanda menjadi geram karena menganggap tulisan tersebut hasutan agar rakyat Indonesia memusuhi Pemerintah Belanda. Kemudian, mereka menangkap Ki Hajar Dewantara dan menjatuhi hukuman pengasihan dan akan dibuang di Pulau Bangka.

Hal itu tentu saja membuat kedua sahabatnya, Cipto Mangoenkoesoemo dan Douwes Dekker, tidak terima dan membuat tulisan untuk membela kawannya tersebut. Pemerintah Belanda lalu menangkap mereka berdua dan akan menjatuhkan hukuman pengasingan di tempat yang terpisah.

Namun, Tiga Serangkai mengajukan keberatan dan memilih untuk diasingkan ke Belanda saja. Pemerintah kolonial pun setuju dan mengasingkan ketiga orang tersebut ke Belanda selama enam tahun.

Baca juga: Biodata & Profil Jonatan Christie

Mendirikan Taman Siswa

Biodata Ki Hajar Dewantara - Ki Hajar Dewantara Sumber: Wikimedia Commons

Perjuangan Ki Hajar Dewantara tidak berhenti begitu saja hanya karena diasingkan. Selama menjalani pengasingan, beliau menggunakan kesempatan tersebut untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Setelah enam tahun berlalu, beliau dan sang istri, serta kedua sahabatnya kembali ke tanah air.

Sekembalinya, beliau semakin mencurahkan perhatian di bidang pendidikan. Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah sekolah yang diberi nama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa atau yang lebih dikenal dengan Perguruan Nasional Taman Siswa. Sekolah yang bercorak nasionalisme itu beliau dirikan bersama dengan teman-teman seperjuangannya.

Dalam perguruan ini, para siswa dididik dengan sangat ketat dan menekankan tentang rasa kebangsaan agar mereka lebih mencintai tanah air dan mau lebih berjuang untuk merdeka. Usaha tersebut tentunya tidak berjalan mulus begitu saja, Pemerintah Kolonial Belanda berusaha untuk menghentikan dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada bulan Oktober di tahun yang sama.

Bukan Ki Hajar Dewantara namanya jika tidak gigih berjuang. Dengan sekuat tenaga, beliau mengusahakan orodonansi tersebut dicabut dan akhirnya berhasil. Selama mengelola Taman Siswa, beliau masih tetap menggeluti passion menulisnya. Akan tetapi, tulisannya yang semula bernuansa politik kemudian berpindah ke bidang pendidikan dan kebudayaan. Itulah sepak terjang beliau dalam bidang pendidikan dan kemerdekaan Indonesia yang bisa kamu baca lewat biografi lengkap Ki Hajar Dewantara ini.

Baca juga: Biografi & Profil RA Kartini

Semboyan Ki Hajar Dewantara

Untuk kamu yang sudah menyelesaikan pendidikan atau sedang menempuh pendidikan hingga sekolah menengah atas, pasti tidak asing dengan tulisan “Tut Wuri Handayani”, kan? Kata-kata tersebut biasanya tersemat pada perlengkapan sekolah seperti dasi atau topi. Sebenarnya, logo tersebut adalah lambang dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang diilhami dari semboyan Ki Hajar Dewantara.

Lantas, apa sebenarnya makna kata-kata tersebut? Kamu tak perlu khawatir karena lewat biografi lengkap Ki Hajar Dewantara ini kamu akan mengetahui lebih dalam maknanya.

Sebenarnya, kutipan yang sering kamu baca itu adalah penggalan dari semboyan beliau. Kalimat lengkapnya adalah “Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani.” Kamu tahu apa artinya, nggak? Kalau belum, kita kupas satu-satu, ya!

“Ing ngarso sung tuladha” berarti menjadi seorang pemimpin harus memberikan teladan yang baik bagi orang-orang di sekitarnya. “Ing madya mangun karsa” bermakna di tengah kesibukannya, seseorang juga harus mampu menggugah atau memberikan semangat. Sedangkan “Tut wuri handayani” artinya seseorang harus memberikan dorongan dari belakang.

Singkatnya, seorang figur yang baik, tak hanya bisa memberikan suri tauladan saja, tapi juga bisa memberikan dorongan dan semangat bagi orang-orang di sekitarnya yang membutuhkan. Sekarang, sudah tahu maknanya, kan? Baiknya, jangan cuman dibaca aja, tapi juga perlu diresapi dan dilakukan.

Baca juga: Biodata & Profil Roy Kiyoshi

Apresiasi Pemerintah Kepada Ki Hajar Dewantara

Profil Ki Hajar Dewantara - Pecahan Uang Sumber: Wikimedia Commons

Setelah Indonesia merdeka, Presiden Soekarno kemudian mengangkat Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Dengan jabatan yang diembannya tersebut, beliau semakin bisa mencurahkan perhatiannya pada pendidikan meski hanya beberapa bulan saja.

Pada tahun 1957, beliau mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 28 April 1959, beliau meninggal dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata.

Untuk mengenang jasa beliau, pada tanggal 26 April 1959, pemerintah mengabadikan wajah beliau pada uang pecahan Rp20.000. Selain itu, menurut Surat Keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, Ki Hajar Dewantara ditetapkan sebai Pahlawan Pergerakan Nasional. Tak hanya itu, beliau juga diabadikan sebagai pahlawan pendidikan nasional dan menjadikan tanggal kelahirannya, yaitu 2 Mei, sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Baca juga: Biografi & Profil Prabowo Subianto

Pelajaran yang Bisa Diambil dari Biografi Lengkap Ki Hajar Dewantara

Apakah kamu sudah puas membaca biografi dan profil lengkap Ki Hajar Dewantara di atas? Semoga ulasan di atas sudah bisa menjawab rasa penasaranmu akan sosok beliau,ya!

Dari sini pula, kamu bisa belajar dari semangat dan kegigihan beliau yang berjuang agar rakyat Indonesia bebas dari penjajahan. Maka dari itu, kamu sebagai generasi muda harus termotivasi untuk terus berjuang dalam mewujudkan cita-citamu.

Selain profil dan biografi lengkap Ki Hajar Dewantara, kamu bisa membaca biografi tokoh-tokoh lain seperti Ir Soekarno, RA Kartini, Jokowi, dan masih banyak lagi. Tak hanya itu saja, kamu pun dapat membaca biodata arti seperti BLACKPINK, SEVENTEEN, EXO, atau yang lainnya di KepoGaul. Apalagi disambi minum kopi, pasti lebih asyik. Selamat membaca!

← Biodata & Profil Sandiaga Uno
Biografi & Profil Jokowi →

TIM DALAM ARTIKEL INI

Penulis
Errisha Resty

Errisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah.  Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7.

Editor
Khonita Fitri

Seorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.

Sidebar Utama

Artikel Terkait

Artikel Tokoh Top

  • Biografi Axton Salim, Penerus Ketiga Kerajaan Bisnis Salim Group

  • Biografi Edwin Soeryadjaya, Sang Penyambung Kejayaan Keluarga Soeryadjaya

  • Biografi Prof Salim Said, Panelis ILC yang Ternyata Mantan Dubes RI Era SBY

  • Biografi John Riady, Bos Lippo Karawaci yang Pernah Magang di McDonald’s

  • Biografi Andrie Wongso, Motivator yang Pernah jadi Bintang Film Hongkong

  • Biografi Anthony Salim, Penyelamat Perusahaan Mi Instan dari Kebangkrutan

  • Biografi Siti Oetari, Istri Pertama Soekarno yang Juga Nenek Buyut Al Ghazali

  • Biografi Andrew Darwis, Founder KASKUS yang Memiliki Profit Miliaran Rupiah

  • Biografi Rasuna Said, Pahlawan Pergerakan Nasional dan Emansipasi Wanita

  • Biografi Sudono Salim, Pengusaha Kaya Raya yang Tidak Tamat Sekolah

  • Biografi Jim Geovedi, Pakar TI yang Tak Menempuh Perguruan Tinggi

  • Biografi Bong Chandra, Pengusaha Bertitel Motivator Paling Muda di Asia

  • Biografi Soepomo, Sang Ahli Hukum yang Ikut Menyusun Undang-Undang Dasar 1945

  • Biografi Putera Sampoerna, Pengusaha Rokok yang Jadi Pelopor Kretek LTLN

  • Biografi Sukanto Tanoto, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Versi Majalah Forbes

  • Biografi Susilo Wonowidjojo, Tokoh di Balik Inovasi-Inovasi Gudang Garam

  • Biografi Joko Pinurbo, Sang Penyair Eksentrik Asal Jogja

  • Biografi Al Farabi, Filsuf Muslim yang Menggabungkan Filsafat Aristoteles & Plato

  • Biografi Ibnu Rusyd, Filsuf Muslim Asal Kordoba yang Menafsirkan dan Merangkum Karya Aristoteles

  • Biografi Ferry Unardi, Pendiri Traveloka yang Pernah Putus Kuliah

  • Biografi Seno Gumira Ajidarma, Sastrawan yang Lebih Suka Disebut Wartawan

  • Biografi Sunan Bonang, Anggota Wali Songo yang Letak Makam Aslinya Masih Jadi Misteri

  • Biografi Ernest Douwes Dekker, Keturunan Indonesia-Belanda yang Cinta Mati Pada Tanah Air

  • Profil Anindya Bakrie, Pemimpin Generasi Ketiga Bisnis Bakrie Group

  • Biografi Robert Budi Hartono, Orang Kaya Nomor 1 di Indonesia

  • Biografi Sunan Ampel, Guru Besar Wali Songo

  • Biografi Ratna Sari Dewi Soekarno, Istri Presiden Pertama Republik Indonesia yang Penuh Kontroversi

  • Biografi Pangeran Antasari, Pahlawan Banjar yang Berusaha Mengusir Belanda dari Kampung Halamannya

  • Biografi Moh Yamin, Sosok Penting di Balik Sumpah Pemuda dan Pancasila

  • Biografi Larry Page, Tokoh Penting di Balik Berdirinya Google

  • Biografi William Tanuwijaya, Kisah Pendiri Tokopedia yang Sempat Diremehkan

  • Biografi Wikana, Tokoh Kemerdekaan Indonesia yang Terlupakan dari Sejarah

  • Biografi Sultan Hasanuddin, Raja Gowa yang Disegani Prajurit Belanda

  • Biografi Laksamana Malahayati, Pahlawan Asal Aceh yang Menjadi Laksamana Wanita Pertama di Dunia

  • Biografi Yasa Paramita Singgih, Pengusaha Sukses Pendiri Men’s Republic

  • Biografi Rudy Salim, Pengusaha Muda Juragan Hypercar

  • Biografi HOS Cokroaminoto, Guru Tokoh Besar Nasional yang Dijuluki Raja Jawa Tanpa Mahkota

  • Biografi Sapardi Djoko Damono, Sang Pujangga Sederhana Asal Solo

  • Biografi KH Agus Salim, Pahlawan Indonesia yang Menguasai Sembilan Bahasa

  • Biografi Sutan Syahrir, Bung Kecil yang Mendesak Kemerdekaan Indonesia

  • Biografi Raden Patah, Keturunan Raja Majapahit yang Menjadi Pendiri Kesultanan Demak

  • Biografi Nyi Ageng Serang, Pejuang Wanita yang Berperan Besar dalam Perang Diponegoro

  • Biografi WS Rendra, Kisah Penyair Legendaris Asal Surakarta

  • Biografi Tung Desem Waringin, Sang Motivator Kondang Pencetak Rekor MURI

  • Biografi Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Modern yang Ideologinya Menjadi Kontroversi

  • Biografi Abdul Haris Nasution, Jenderal Angkatan Darat yang Dianggap Saingan Politik oleh Soeharto

  • Biografi Tan Malaka, Pahlawan Nasional yang Namanya Pernah Dihapus dari Sejarah

  • Biografi Martha Christina Tiahahu, Salah Satu Pahlawan Nasional Muda yang Gugur di Medan Perang

  • Biografi Buya Hamka, Sastrawan Sekaligus Ulama yang Dinobatkan Sebagai Pahlawan Nasional

  • Biografi WR Supratman, Pencipta Lagu Indonesia Raya yang Tidak Merasakan Kemerdekaan Indonesia

  • Biografi Mahatma Gandhi, Sang Pejuang Kemerdekaan Anti-Kekerasan

  • Biografi Sultan Ageng Tirtayasa, Raja Banten yang Ditangkap Belanda Karena Dikhianati Putranya Sendiri

  • Biografi Bob Sadino, Pengusaha Sukses yang Memulai Usaha dari Telur Ayam Negeri

  • Biografi Ahmad Yani, Jenderal TNI AD yang Tegas dan Penuh Kasih

  • Biodata Merry Riana, Motivator yang Mendapat Julukan Wanita Sejuta Dolar

  • Biografi Nelson Mandela, Presiden Kulit Hitam Pertama Afrika Selatan

  • Biografi Dewi Sartika, Sang Pejuang Hak-Hak Kaum Perempuan dari Priangan

  • Biografi Frans Kaisiepo, Pahlawan di Lembaran Uang 10.000 yang Memperjuangkan Penyatuan Papua dengan Indonesia

  • Biografi Steve Jobs, Pendiri Apple yang Membangun Kerajaan Bisnisnya dari Nol

  • Biografi Albert Einstein, Ilmuwan Fisika yang Suka Musik

  • Mengenal Sosok Kartini dari Minahasa Melalui Biografi Maria Walanda Maramis

  • Mengenang Sosok Penyair yang Dijuluki Si Binatang Jalang Lewat Biografi Chairil Anwar Ini

  • Profil 10 Orang Terkaya di Dunia yang Dapat Menjadi Sumber Inspirasimu

  • Biografi & Profil Erick Thohir

  • Biodata & Profil Egy Maulana Vikri

  • Biografi & Profil Lengkap Bung Tomo

  • Biografi & Profil Soeharto

  • Biografi & Profil Nabi Muhammad SAW

  • Biografi & Profil Chairul Tanjung Lengkap

  • Biografi & Profil Moh Hatta

  • Biografi & Profil Jendral Sudirman Lengkap

  • Biografi & Profil Cut Nyak Dien

  • Biodata & Profil Gen Halilintar

  • Biodata & Profil Kevin Sanjaya Sukamuljo

  • Biodata & Profil Rocky Gerung

  • Biografi & Profil Ahok

  • Biografi & Profil Uztadz Abdul Somad

  • Biodata & Profil Sandiaga Uno

  • Biografi & Profil Ki Hajar Dewantara

  • Biografi & Profil BJ Habibie

  • Biografi & Profil Jokowi

  • Biografi & Profil Prabowo Subianto

  • Biodata & Profil Roy Kiyoshi

  • Biodata & Profil Jonatan Christie

  • Biografi & Profil RA Kartini

  • Biografi & Profil Ir Soekarno

  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Persyaratan Penggunaan
  • Kebijakan Privasi

Copyright © 2023 KepoGaul.com Praktis Media Network. All Rights Reserved.