
Saat mencari kata-kata motivasi tentang kehidupan, mungkin kamu akan menemukan kutipan milik Mahatma Gandhi. Nah, tak hanya kata-katanya yang damai, kisahnya memperjuangkan kemerdekaan tanpa kekerasan pun layak diteladani. Kalau penasaran seperti apa ceritanya, langsung saja baca biografi Mahatma Gandhi berikut.
- Nama Asli
- Mohandas Karamchand Gandhi
- Nama Populer
- Mahatma Gandhi
- Tempat, Tanggal Lahir
- Porbandar, 2 Oktober 1869
- Meninggal
- New Delhi, 30 Januari 1948
- Warga Negara
- India
- Pasangan
- Kasturba Gandhi (m. 1883-1944)
- Anak
- Harilal Gandhi, Manilal Gandhi, Ramdas Gandhi, Devdas Gandhi
- Orangtua
- Karamchand Gandhi (Ayah), Putlibai Gandhi (Ibu)
Mahatma Gandhi adalah salah satu tokoh yang diteladani oleh banyak orang di seluruh penjuru dunia. Mengapa demikian? Hal tersebut tak lain dan tak bukan karena ajarannya yang menentang segala tindak kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Tindakannya itu menginspirasi orang-orang sehingga kemudian banyak yang mencari biografi Mahatma Gandhi meskipun sosoknya sudah berpulang puluhan tahun lalu.
Nah, tahukah kamu kalau waktu kecil, Mahatma Gandhi dulunya adalah sosok anak yang penakut dan kurang percaya diri? Namun, siapa yang menyangka kalau dia bisa menggerakkan warga India untuk memperoleh kemerdekaannya.
Transformasi Gandhi kecil yang penakut menjadi orang bijaksana yang disegani tentu saja tidak terjadi dalam semalam. Ia harus melalui proses yang panjang dan berbagai melalui berbagai macam penderitaan untuk menjadi orang yang benar-benar kuat.
Banyaknya kekerasan yang dialaminya saat ingin memperjuangkan hak-hak kaumnya tak lantas membuat dirinya pendendam dan melakukan hal yang sama. Justru, ia menciptakan sebuah gagasan untuk melawan penjajah tanpa menggunakan kekerasan, yaitu dengan cara damai. Meskipun banyak yang tidak percaya gagasan itu akan berhasil, tapi pada akhirnya ia bisa membuktikan kalau kekerasan bukanlah satu-satunya cara untuk berjuang.
Maka dari itu, pria ini dijuluki sebagai mahatma yang berarti jiwa agung. Nah, gimana? Makin pengin tahu kisah selengkapnya, kan? Kalau iya, langsung saja baca biografi Mahatma Gandhi di bawah ini, ya!
Sekilas Mengenai Kehidupan Mahatma Gandhi
Saat mencari biografi Mahatma Gandhi, kamu tentunya ingin membaca tentang sepak terjangnya dalam memperjuangkan kemerdekaan negerinya hingga bisa menginspirasi dunia, kan? Tapi sebelum itu, nggak ada salahnya kalau kamu membaca sedikit cerita mengenai masa kecilnya. Yuk, langsung saja dibaca!
1. Masa Kecil
Mahatma Gandhi terlahir dengan nama Mohandas Karamchand Gandhi di Porbandar pada tanggal 2 Oktober 1869. Ia merupakan anak bungsu dari seorang perdana menteri bernama Karamchand Ghandi dengan istri keempatnya, yaitu Putlibai.
Ayahnya memang pernah menikah beberapa kali. Hal itu dikarenakan dua istri terdahulunya meninggal saat melahirkan. Sementara itu, istri ketiganya tidak bisa mempunyai anak sehingga Gandhi mempunyai dua saudara tiri dan tiga saudara kandung. Adapun nama ketiga kakak kandungnya adalah Laxmidas, Raliatbehn, dan Karsandas.
Ketika masih kecil, Mohandas dikenal sebagai seorang anak yang begitu penakut dan pemalu. Terkadang, ia mengatasi ketakutan tersebut dengan menyebutkan nama Rama, dewa yang dipujanya sesuai ajaran pengasuhnya yang bernama Rambha.
Sebagai tambahan informasi, keluarga Mahatma Gandhi adalah pemeluk agama Hindu Waisnawa yang menyembah Rama. Ditambah dengan latar belakang ibunya yang merupakan penganut agama yang taat dan religius, sejak kecil ia sudah diajari tentang nilai-nilai agama. Beberapa pelajaran penting yang ditanamkan oleh sang ibu adalah menjauhi minuman keras, pantang makan daging hewan, dan tidak melakukan seks bebas.
Ketika masih kecil, dirinya ternyata sudah mempunyai pikiran terbuka dan tidak serta merta menerima ajaran agamanya begitu saja. Ada beberapa hal yang tidak disukainya, salah satunya adalah pembatasan pergaulan dengan agama lain. Meskipun pemalu, dia tentu tetap mau berteman dengan siapa saja tanpa memandang agamanya apa.
Ketika usianya 10 tahun, Orang tua Gandhi kemudian menyekolahkannya di sebuah sekolah dasar yang terletak di Kota Rajkot. Setelah lulus, ia pun meneruskan pendidikan di kota yang sama. Dari sekolah tingkat dasar hingga tingkat atas, prestasi belajarnya bisa dibilang biasa saja. Bahkan, ia bisa dibilang payah dalam beberapa mata pelajaran.
Nah, ketika menempuh pendidikan di sekolah menengah atas ini, ia belajar sesuatu yang berharga. Ia berkenalan dengan seseorang yang membuatnya melanggar ajaran-ajaran yang dianutnya selama ini. Meskipun pernah mencoba merokok dan memakan daging hewan, akhirnya ia menyadari perbuatannya yang salah dan tidak mengulanginya lagi.
2. Menikah Dini
Kamu mungkin masih ingat sinetron berjudul Pernikahan Dini yang dibintangi oleh Agnes Monica, kan? Nah, kejadian menikah muda nyatanya tidak hanya terjadi di sinetron saja, tapi juga terjadi pada tokoh dunia ini. Mau tahu kisahnya seperti apa? Simak kelanjutannya berikut ini.
Pada saat berusia 13 tahun, orang tua Gandhi menjodohkannya dengan seorang gadis bernama Kasturbai Makhanji yang usianya lebih tua satu tahun darinya. Gadis itu adalah anak dari pedagang kaya yang juga tinggal di lingkungan yang sama.
Dua orang yang baru menginjak remaja ini resmi menikah pada bulan Mei 1883. Selain Gandhi, kakak laki-laki dan sepupunya juga menikah pada hari yang sama.
Meskipun di usia tersebut sudah bisa merasakan jatuh cinta dengan lawan jenis, gambaran pernikahan yang sesungguhnya tidak pernah terlintas di benaknya. Menurutnya saat itu, pernikahan hanyalah sebuah acara untuk mengenakan pakaian baru, makan manisan, dan berkumpul dengan saudaranya.
Beruntungnya sesuai tradisi yang ada, pasangan pengantin baru itu tidak langsung tinggal serumah. Mereka akan tinggal serumah setelah dianggap dewasa dan bertanggung jawab pada keluarga.
Lewat buku yang pernah ditulisnya, Mahatma Gandhi mengungkapkan bahwa perasaan cinta kepada istrinya begitu besar hingga ia menjadi begitu posesif setelah tinggal bersama. Hal inilah yang kemudian ia sesali.
Pada tahun 1885, kebahagiaan pasangan ini menjadi lebih lengkap setelah dianugerahi seorang anak. Sayangnya, anak tersebut hanya bisa bertahan hidup selama beberapa hari saja lalu meninggal. Hal tersebut membuatnya merasa begitu sedih, terlebih ayahnya juga baru saja meninggal.
Tiga tahun berlalu, Mahatma Gandhi dan sang istri akhirnya kembali dikaruniai seorang bayi yang diberi nama Harilal. Setelah itu, pasangan ini mempunyai tiga anak laki-laki lagi bernama Manilal, Ramdas, dan Devdas. Inilah sekilas tentang kehidupan pernikahannya yang bisa kamu baca di ulasan biografi Mahatma Gandhi ini.
Baca juga: Biografi & Profil BJ Habibie
3. Pergi ke London untuk Menjadi Pengacara
(Sumber: Wikimedia Commons)
Karena menikah, Gandhi terpaksa meninggalkan pendidikannya sementara waktu. Terus gimana nasib pendidikannya, ya? Informasi selanjutnya bisa kamu baca pada ulasan biografi Mahatma Gandhi ini.
Setahun setelah menikah, Gandhi memutuskan untuk kembali bersekolah dan menyelesaikan pada bulan November 1887. Setelah itu, ia melanjutkannya ke Universitas Samaldhas di Kota Bhavnagar. Sayangnya, ia hanya bertahan di sana sebentar saja lalu memilih untuk keluar.
Tak lama kemudian, pamannya memberinya saran untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri, tepatnya London dan mengambil jurusan Hukum. Laxmidas, kakaknya yang menjadi pengacara juga mendukung gagasan tersebut. Setelah melalui mempertimbangkan yang matang, ia pun setuju untuk menempuh pendidikan di luar negeri.
Sayang, ibunya pada awalnya tidak terlalu menyetujui rencana itu. Pasalnya, sang ibu khawatir anaknya pergi jauh meninggalkan keluarganya. Selain itu, budaya Inggris yang lebih bebas juga menjadi salah satu sumber kekhawatirannya. Akhirnya, ibunya mengizinkan setelah Gandhi berjanji untuk tetap menjunjung nilai agama seperti tidak makan daging hewan, minum alkohol, dan bermain wanita.
Pada tahun 1889, Mahatma Gandhi akhirnya pergi ke London dan melanjutkan pendidikannya di University College London. Seperti rencana awal, ia mengambil jurusan Hukum. Tak hanya berkuliah, ia juga ikut magang di Inner Temple yang merupakan asosiasi pengacara dan hakim. Dia belajar dengan rajin dan sangat keras, bahkan ia juga mengikuti kursus public speaking untuk melatih kemampuan berbicaranya.
Tak hanya soal budaya, menempuh pendidikan di London juga memberi tantangan tersendiri baginya yang merupakan seorang vegetarian. Dia terkadang merasa bosan dan tergoda untuk makan makanan yang lain. Beruntungnya, ia bisa bergabung dengan komunitas vegetarian yang membuatnya berhasil mengatasi godaan itu.
Gandhi menyelesaikan studinya pada tahun 1891 lalu kembali ke negara asalnya untuk menjadi seorang pengacara. Tapi karena sangat gugup saat membela klien saat sidang pertamanya, ia pun harus berhenti.
Titik Balik Kehidupan Gandhi di Afrika Selatan
Nah, tadi kan kamu sudah membaca sekilas tentang kehidupan pribadi pria yang ciri khasnya suka mengenakan pakaian hanya dari sehelai kain ini. Selanjutnya lewat biografi Mahatma Gandhi ini, kamu akan menyimak proses bagaimana ia yang dulunya pemalu menjadi sosok yang bisa dijadikan panutan.
Gagal berkarier di negaranya sendiri tidak lantas membuat Mahatma Gandhi putus asa. Dengan mengajak istri dan anak-anaknya, ia mengadu nasib menjadi seorang konsultan hukum di Pretoria, Afrika Selatan pada tahun 1983. Seperti India, Pretoria juga merupakan daerah jajahan Inggris.
Berasal dari golongan berada dan mempunyai pekerjaan yang mapan nyatanya tak mampu menghindarkannya dari diskriminasi. Orang-orang kulit berwarna memang dianggap mempunyai kedudukan lebih rendah dari orang berkulit putih.
Ada suatu kejadian di mana Gandhi harus diusir dari gerbong kereta kelas 1 hanya karena orang-orang berkulit putih tidak percaya dirinya mampu membayar tiket. Bahkan, ia juga pernah dipukuli saat naik kereta kuda karena tidak mau memberikan kursinya untuk orang kulit putih.
Melihat realita yang ada, ia pun bertekad untuk mengubahnya. Perjuangannya mungkin tidak akan mudah, ia tahu benar akan hal itu. Tapi, ia yakin bisa melakukannya.
Untuk itu, ia memilih untuk menetap di negara tersebut selama 21 tahun. Tak hanya berjuang melawan diskriminasi, Gandhi juga berusaha mencari cara agar kaumnya bisa terlepas dari jajahan Inggris.
Baca juga: Biografi Bob Sadino, Pengusaha Sukses yang Memulai Usaha dari Telur Ayam Negeri
Cikal Bakal Ajaran Satyagraha
Sumber: Wikimedia Commons
Saat mendengar nama Mahatma Gandhi, mungkin kamu akan teringat salah satu ajarannya yang begitu terkenal, yaitu satyagraha. Terus apa sih makna dari ajaran tersebut? Kalau pengin tahu lebih banyak, mending baca kelanjutannya di biografi Mahatma Gandhi berikut ini.
Selama di Afrika Selatan, Gandhi tidak hanya berjuang menghapuskan diskriminasi bagi orang-orang kulit berwarna, tapi juga membangun sebuah komunitas yang bertujuan untuk memupuk rasa kebersamaan orang-orang India di sana. Meski sudah membentuk komunitas bukan berarti jalannya semakin mulus. Malah banyak anggota dari kelompok tersebut yang mengalami kekerasan, termasuk Gandhi.
Tapi, ia tidak ingin membalasnya dengan kekerasan juga. Menurutnya, pasti ada cara lain yang lebih efektif dan tidak memakan banyak korban jiwa.
Ketika rapat raksasa di Johannesburg tahun 1906, Mahatma Gandhi secara terang-terangan mendeklarasikan perjuangan anti-diskriminasi dan kolonialisasi, yaitu dengan ajaran satyagraha. Gampangnya, ajaran ini mengajak orang-orang untuk melawan diskriminasi dan penjajahan tanpa menggunakan kekerasan.
Saat itu, tentu saja banyak orang yang kurang bisa menerima hal tersebut. Tapi, Gandhi tetap bertekad untuk memperjuangkan hak-hak kaumnya dengan cara yang damai.
Pada suatu hari, meletuslah perang antara Republik Afrika Selatan dan Inggris. Melihat kejadian tersebut, ia tentu tidak bisa tinggal diam. Ia pun mengumpulkan orang-orang keturunan India untuk menjadi relawan dan membantu para korban perang.
Menariknya, perbuatan baik Gandhi tersebut mampu menyentuh hati pemerintah Inggris. Hal itu membuat sikap Inggris sedikit melunak pada orang-orang kulit berwarna, terutama warga keturunan India. Nah, dengan adanya kejadian ini, Gandhi semakin yakin bahwa cara damainya memang berhasil dan bisa dilakukan di negara kelahirannya nanti.
Baca juga: Biografi Dewi Sartika, Sang Pejuang Hak-Hak Kaum Perempuan dari Priangan
Berjuang Membebaskan India dari Tangan Inggris
Kiprah Mahatma Gandhi di Afrika Selatan sudah kamu baca lewat ulasan biografi di atas. Selanjutnya, simak perjuangannya untuk kemerdekaan India di bawah ini, ya!
1. Pulang ke India
Salah satu pemimpin partai politik, Gopal Krishna Gokhale, meminta Mahatma Gandhi untuk kembali dan mengajaknya bergabung dengan Kongres Nasional India. Di sinilah, ia mempelajari dengan seksama mengenai situasi politik dan isu-isu sosial di negaranya. Termasuk juga, kebijakan monopoli Inggris yang semakin menyengsarakan rakyat.
Untuk mengawali perjuangannya, ia pun mendirikan sebuah pesantren (khusus untuk orang-orang Hindu). Di sana, ia mengajarkan satyagraha kepada murid-muridnya. Lama-kelamaan, muridnya pun bertambah dan kelompok ini dikenal hingga ke berbagai wilayah di India.
Pada tahun 1917, ada seorang petani yang mendatangi Gandhi dan meminta bantuan. Petani tersebut mengatakan bahwa harga sewa tanah yang ditentukan oleh pemerintah Inggris terlalu mencekik leher. Tanpa pikir panjang, ia pun langsung bersedia membantu.
Selama dua tahun, ia berusaha melakukan negosiasi dengan pemerintah Inggris. Tak hanya itu, ia juga membantu para petani untuk mengelola sumber pangan mereka sendiri. Pemerintah Inggris tentu saja tidak menyukai tindakan yang dilakukan oleh Gandhi, tak berselang lama mereka lalu menangkapnya.
Berita penangkapan itu tersiar dengan begitu cepat. Para petani yang tidak terima atas kejadian itu kemudian pergi ke pengadilan untuk memberi dukungan kepada Gandhi. Semakin lama, massa yang berkumpul semakin banyak. Hal itu membuat para hakim dan dan jaksa ketakutan sehingga membebaskannya tanpa syarat.
Setelah keluar dari penjara, Mahatma Gandhi tetap berjuang bersama para petani supaya mereka mendapatkan haknya. Perjuangan mereka akhirnya membuahkan hasil, akhirnya ia berhasil membuat Pemerintah untuk mereformasi undang-undang agraria guna melindungi hak para petani.
Keberhasilan ini tentu saja membuat banyak orang merasa takjub. Terlebih, Gandhi melakukannya tanpa menggunakan kekerasan. Orang-orang pun makin percaya bahwa ia mampu membawa perubahan yang baik bagi negaranya.
2. Usaha-Usaha Gandhi untuk Membebaskan India dari Penjajahan
Kamu pernah bertanya-tanya tidak, sih, mengapa Gandhi hanya mengenakan kain putih yang dibebatkan pada tubuhnya? Kalau iya, tenang, karena alasannya bisa segera kamu ketahui dalam biografi Mahatma Gandhi ini.
Setelah berhasil membujuk Pemerintah melakukan revisi UU Agraria, ia mulai lebih intens menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh pejuang yang lain dan mengadakan pertemuan-pertemuan, salah satunya adalah Jawaharlal Nehru.
Dari hasil diskusi dengan para tokoh itu itu, dihasilkan empat prinsip dasar yang harus dilakukan seluruh rakyat India supaya segera bebas dari penjajahan. Prinsip-prinsip tersebut adalah melawan tanpa kekerasan, menolak segala perintah dan bentuk kerjasama dengan pemerintah Inggris, melakukan mogok kerja, dan tidak tergantung pada produk-produk buatan Inggris. Mahatma Gandhi kemudian mengumumkannya kepada semua rakyat setelah menjalani acara doa pagi bersama.
Pada hari itu juga, semua kegiatan di India berhenti. Orang-orang mulai melakukan aksi damainya dengan berhenti bekerja dan pawai di jalan-jalan. Pabrik-pabrik tidak beroperasi, begitu juga dengan armada transportasi yang berhenti total.
Mendapati kenyataan yang demikian, tentu saja pemerintah Inggris menjadi kalang kabut. Tak lama setelah itu, mereka kemudian menangkap Gandhi dan beberapa tokoh lain ditangkap atas tuduhan penghasutan. Selain itu, pemerintah Inggris juga membantai lebih dari seribu orang yang melakukan aksi damai.
Tindakan kejam ini tentu saja menuai protes dari seluruh dunia. Tapi pemerintah Inggris mengacuhkannya dan tetap tidak mau membebaskan India. Gandhi juga tidak mau kalah dan tetap menerapkan satyagraha untuk mengusir mereka.
Di tengah pergolakan tersebut, Mahatma Gandhi diangkat menjadi pemimpin Kongres Nasional India pada tahun 1920. Ia semakin gencar menerapkan satyagraha.
Puncaknya, pada tanggal 2 September 1921, ia menanggalkan jas dan celana yang selama ini dikenakannya lalu hanya mengenakan selembar kain putih (dhoti) yang ditenun sendiri. Selain melakukan salah satu prinsipnya, kain yang dipakainya itu juga merupakan simbol bahwa ia mewakili rakyat kecil.
Baca juga: Mengenang Sosok Penyair yang Dijuluki Si Binatang Jalang Lewat Biografi Chairil Anwar Ini
3. Semakin Mengobarkan Perjuangan Melawan Inggris
Perjuangan Mahatma Gandhi yang tertulis dalam ulasan biografi ini cukup panjang, ya? Eits… tapi tunggu dulu karena kisahnya belum selesai. Teruskan lagi, yuk!
Semakin lama, perjuangan rakyat India untuk meraih kemerdekaan semakin berat. Tapi mereka tidak menyerah begitu saja. Gandhi juga masih memegang teguh prinsipnya untuk berjuang di jalan damai. Bahkan ia akan melakukan aksi puasa saat mengetahui ada konflik yang melibatkan kekerasan.
Sayangnya, tindakan Gandhi itu tidak bisa mengendalikan semua orang dan masih saja terjadi pemberontakan-pemberontakan di beberapa daerah. Pada tahun 1922, terjadilah pemberontakan yang cukup besar. Mengetahui hal itu , ia melakukan “aksi puasa sampai mati” untuk menghentikan kekacauan. Tak berapa lama, pemberontakan pun berhenti.
Melihat pengaruh Gandhi yang begitu besar, pemerintah Inggris pun ketakutan. Mereka kemudian menuduhnya sebagai penghasut lalu menangkapnya lagi. Ia pun dijatuhi hukuman penjara selama enam tahun. Namun karena masalah kesehatan, ia sudah dibebaskan sebelum masa hukuman berakhir.
Setelah bebas, ia tentu saja kembali memperjuangkan kemerdekaan negara bersama dengan rakyat India. Aksi damai dan pemboikotan tentu saja terus terjadi di mana-mana. Akhirnya pada bulan Maret 1931, Inggris memberikan sedikit kebebasan bagi rakyat, tapi belum mau melepaskan negara itu sepenuhnya.
Baca juga: Biografi Ahmad Yani, Jenderal TNI AD yang Tegas dan Penuh Kasih
Muncul Konflik Dalam Negeri Hingga Wafatnya Gandhi
Baru sebentar warga India merasakan kebebasan di negaranya sendiri, tapi kebahagiaan itu harus dinodai dengan masalah dalam negeri yang cukup pelik. Mau tahu apa? Tetap baca biografi Mahatma Gandhi ini, ya!
Ceritanya berawal dari kepulangan Mahatma Gandhi setelah menghadiri konferensi di London selama empat bulan pada tahun 1931. Ia kemudian mengajukan usulan untuk menghapus golongan kasta terendah yang dijuluki kaum dalit yang biasanya terdiri dari orang-orang pinggiran. Usulan itu tentu saja ditentang oleh para pemuka agama Hindu.
Sampai usulannya disetujui, ia melakukan aksi puasa selama berhari-hari. Akhirnya para pemuka agama menyerah dan menyetujui penghapusan kasta terendah tersebut dan mengganti namanya menjadi harijans yang berarti anak-anak Tuhan.
Tak lama berselang, para pejuang kemerdekaan yang beraga muslim pun mengajukan tuntutan untuk membagi negara berdasarkan mayoritas agama. Yang beragama Hindu akan tetap menjadi India, sedangkan yang muslim menjadi negara Pakistan dan Bangladesh. Hal ini tentu saja membuat Gandhi merasa sedih karena ia ingin semua pemeluk agama bisa hidup berdampingan dengan damai.
Namun hal itu sepertinya sulit diwujudkan karena kerusuhan semakin merajalela hingga ke berbagai wilayah. Mahatma Gandhi kemudian pergi ke daerah yang terkena kerusuhan dan menyebarkan misi perdamaian di sana supaya tidak timbul semakin banyak korban jiwa.
Di tengah konflik internal tersebut, akhirnya Inggris resmi melepas India pada tanggal 15 Agustus 1947. Hal itu dimanfaatkan oleh kaum separatis muslim untuk mendirikan negara sendiri, yaitu Pakistan. Akibatnya, orang beragama Hindu yang tinggal di daerah muslim harus pindah ke India, dan sebaliknya harus pindah ke Pakistan.
Sayangnya, hal itu menimbulkan kekacauan karena penganut kedua agama tersebut malah saling serang. Puncaknya pada tanggal 30 Januari 1948, ia meninggal setelah ditembak tiga kali oleh salah seorang dari golongan Hindu ekstremis.
Fakta-Fakta Menarik tentang Mahatma Gandhi
Cerita lengkap Mahatma Gandhi dari kecil hingga wafat sudah kamu baca di ulasan biografi di atas. Tapi, masih ada informasi menarik tentangnya yang sayang banget kalau dilewatkan, lho.
1. Kisahnya yang Inspiratif Diangkat ke Layar Lebar
Usaha yang dilakukan oleh Gandhi bersama dengan rakyat India untuk merebut kemerdekaan negaranya dari tangan Inggris memang patut diacungi jempol. Saat banyak negara lain angkat senjata untuk mengusir penjajah, ia menggunakan metode lain yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, yaitu dengan jalan damai. Karena menurutnya, “Jika mata dibayar dengan mata, maka seluruh dunia akan menjadi buta.”
Kisah hidupnya yang begitu menginspirasi tersebut kemudian membuat banyak sineas film mengangkatnya ke layar lebar. Kalau kamu cari, setidaknya ada lebih dari 10 judul film yang sudah dibuat. Nah, salah satunya yang paling terkenal adalah Gandhi yang dirilis pada tahun 1982.
Film Gandhi yang disutradarai oleh Richard Attenborough ini merupakan kerjasama antara pemerintah Inggris dan India yang pada saat penayangannya mendapatkan animo yang begitu luar biasa. Bahkan, film yang berdurasi 119 menit ini mendapatkan 11 nominasi di ajang Academy Awards 1983 dan berhasil membawa pulang 8 piala Oscar.
2. Pejuang Perdamaian yang Tak Pernah Mendapatkan Nobel Perdamaian
Seperti yang sudah kamu baca pada ulasan biografi Mahatma Gandhi di atas, ia adalah salah satu tokoh yang sangat dikagumi karena kegigihannya memperjuangkan kemerdekaan dengan cara damai. Sepak terjangnya itu tentu saja tidak luput dari perhatian dunia. Salah satu bentuk apresiasi yang diterimanya adalah menjadi nomine penerima Nobel Perdamaian.
Sayang selama hidupnya, ia tidak pernah menerima penghargaan tersebut padahal sudah dicalonkan beberapa kali. Kamu penasaran nggak sih apa alasannya? Padahal, kontribusinya sangatlah besar.
Mahatma Gandhi dicalonkan sebagai penerima Nobel Perdamaian padatahun 1937, 1938, 1939, dan 1947. Alasan mengapa ia tidak menerima pada tahun-tahun tersebut dikarenakan pergerakannya dianggap terlalu ekstrim saat melawan Inggris yang notabene adalah negara Barat. Sedangkan, penghargaan tersebut dicetuskan oleh negara Barat.
Kemudian pada tahun 1948, Gandhi kembali dinominasikan sebagai penerima Nobel Perdamaian. Orang-orang pun yakin bahwa ia yang akan mendapatkannya. Namun, sebelum sempat menerima penghargaan itu, ia sudah terlebih dahulu meninggal karena ditembak.
3. Sosoknya Diabadikan dalam Prangko dan Uang Kertas
Nyatanya tidak hanya Indonesia yang memberikan penghargaan kepada para pahlawan dengan mengabadikan sosok mereka dalam prangko atau uang, tapi India juga. Pada tahun 1948, Pemerintah India mengabadikan sosoknya pada prangko seharga 10 rupee.
Selain itu, sosok Mahatma Gandhi juga diabadikan dalam pecahan uang kertas yang diterbitkan pada tahun 1996. Tak tanggung-tanggung, desain uang yang menggunakan gambarnya itu dirilis langsung satu seri, mulai dari pecahan 5 rupee sampai 1000 rupee.
Kamu penasaran nggak sih gimana wujudnya? Kalau iya, langsung saja lihat gambar di atas dengan seksama.
Sudah Puas Membaca Biografi Mahatma Gandhi di Atas?
Itulah tadi ulasan lengkap tentang Mahatma Gandhi yang bisa kamu baca di KepoGaul. Sangat menginspirasi, bukan?
Ada banyak sekali teladan yang bisa diambil darinya, salah satunya adalah untuk tidak membalas kekerasan dengan kekerasan karena hal tersebut pasti tidak akan ada habisnya. Selain itu, ia juga mengajarkan para pemeluk agama untuk saling menghormati. Konflik agama bisa dihindari jika banyak orang benar-benar menerapkannya.
Nah, tak hanya Mahatma Gandhi, kamu kalau mau menyimak biografi tokoh lain juga bisa, lho. Di antaranya ada Nelson Mandela, R.A. Kartini, Ir. Soekarno, dan Ki Hajar Dewantara.
Jangan lupa untuk membaca informasi menarik tentang dunia entertainment yang sayang banget kalau kamu lewatkan. Maka dari itu, baca KepoGaul terus, ya!