
Siapa yang tak kenal dengan sang penemu rumus E=mc2? Sepertinya hampir semua manusia di bumi ini pernah mendengar tentangnya. Namun, jika kamu ingin tahu tentang kisah hidup ilmuwan fisika yang ternyata juga suka musik ini, simak biografi Albert Einstein berikut sampai selesai, ya!
- Nama
- Albert Einstein
- Tempat, Tanggal Lahir
- Ulm, 14 Maret 1879
- Meninggal
- 18 April 1955
- Warga Negara
- Jerman, Amerika Serikat
- Pasangan
- Mileva Marić (m. 1903–1919)
Elsa Einstein (m. 1919–1936) - Anak
- Lieserl Einstein, Hans Albert Einstein, Eduard Einstein
- Orangtua
- Hermann Einstein (Ayah), Pauline Koch (Ibu)
Semua orang di dunia bisa saja pernah mendengar nama Albert Einstein, sang ilmuwan jenius yang berasal dari Jerman. Namun, tak semua tahu mengenai lika-liku kisah hidupnya, seperti yang kami uraikan di biografi Albert Einstein ini.
Dengan menyimak biografi Albert Einstein berikut, kamu bisa mengetahui bagaimana awal ketertarikannya terhadap bidang Fisika dan Matematika. Tak hanya itu, ada juga informasi mengenai sepak terjangnya di dunia perpolitikan dunia saat itu.
Menariknya lagi, dengan membaca biografi ini kamu akan mendapatkan informasi tentang kisah asmara Albert Einstein. Wah… kira-kira bagaimana, ya, kehidupan cinta sang ilmuwan jenius ber-IQ 160 ini?
Jadi, penasaran banget apa penasaran aja, nih? Ya sudah, daripada berlama-lama, langsung saja simak biografi Albert Einstein berikut! Eits… harus sampai selesai, lho, ya, agar informasi yang kamu dapat jadi lengkap. Selamat membaca!
Kehidupan Pribadi
Di biografi Albert Einstein bagian ini, kami akan menyajikan informasi tentang masa kecil, latar belakang keluarga, pendidikan, hingga kehidupan asmaranya. Penasaran? Yuk, langsung simak!
1. Masa Kecil dan Latar Belakang Keluarga
Albert Einstein lahir di Ulm, Kerajaan Württemberg, Kekaisaran Jerman pada 14 Maret 1879 dari orang tua yang menganut kepercayaan Yahudi Ashkenazi. Ayahnya, Hermann Einstein, bekerja sebagai agen penjualan ranjang bulu sekaligus insinyur listrik. Sedangkan ibunya, Pauline Koch, merupakan seorang pianis. Albert memiliki seorang adik perempuan bernama Maja Einstein yang lahir pada November 1881.
Namun, adiknya tidak dilahirkan di Ulm, karena pada tahun 1880, Albert beserta orang tuanya pindah ke Munich. Di kota tersebut, Hermann Einstein dan paman Albert yang bernama Jakob mendirikan Elektrotechnische Fabrik J. Einstein & Cie, pabrik yang memproduksi alat-alat listrik arus searah (DC/Direct Current).
Sayangnya, setelah berjalan selama 14 tahun, yaitu tepatnya tahun 1894, Elektrotechnische Fabrik J. Einstein & Cie mengalami kebangkrutan hingga harus dijual pada pihak lain. Penyebabnya, tak lain karena pabrik yang didirikan Jakob dan Hermann Einstein ini kalah tender dalam proyek pemasokan listrik ke Kota Munich.
Saat itu, mereka dituntut untuk menggunakan arus listrik bolak-balik (AC/Alternating Current), sedangkan modalnya tidak ada. Karena kebangkrutan tersebut, keluarga Einstein terpaksa harus meninggalkan Jerman dan pindah ke Italia untuk membangun bisnis lain.
2. Masa-Masa Sekolah
Saat usianya lima tahun, Albert disekolahkan oleh orang tuanya di SD Katolik Munich. Sebagai seorang pemusik, Pauline Koch ingin agar sang anak juga bisa memainkan alat musik sehingga Albert diikutkan les biola, meski sebenarnya saat itu ia belum benar-benar tertarik dengan musik.
Diarahkan ibunya ke jalur musik, Albert yang masih berusia lima tahun malah mulai tertarik dengan bidang Fisika. Penyebabnya, saat ia sakit, sang ayah pernah memberikannya kompas saku. Saat menatap kompas itulah ia bertekad untuk menguak keajaiban alam.
Meski kecerdasannya kala itu sudah mulai tampak, rupanya Albert kecil juga seorang anak yang suka uring-uringan. Ia kesulitan mengendalikan amarahnya dan memiliki rasa malu yang berlebihan sehingga jarang bersedia berbaur dengan teman-temannya yang lain. Gejala-gejala yang ada pada Albert ini membuat orang-orang di sekitarnya mengira ia menderita autisme.
Mungkin karena permasalahan-permasalahan tersebut, Albert bersekolah di SD Katolik Munich hanya selama tiga tahun. Orang tuanya kemudian memindahkan Albert ke Gimnasium Luitpold.
Semakin bertambahnya usia, Albert semakin menunjukkan kecerdasannya. Ia selalu berhasil meraih nilai bagus dan menjadi juara di kelasnya. Bukan kecerdasan biasa, ia bahkan mampu mempelajari Aljabar dan Geometri Euklides tanpa dibimbing pada usia 12 tahun. Tak hanya itu, ia juga bisa membuktikan sendiri kebenaran Teorema Phytagoras.
Ia terus belajar dan belajar, hingga pada usianya yang ke-14, Albert berhasil menguasai Kalkulus Integral dan Diferensial. Setelah menguasai ilmu-ilmu tersebut, Albert pun berpikir bahwa ia bisa memahami apa yang terjadi di alam melalui struktur Matematika.
Di Gimnasium Luitpold, Albert tak hanya menjalani sisa masa SD, melainkan juga SMP dan SMA. Namun, di tahun-tahun terakhir masa SMA-nya, Albert berbohong sakit dan menyerahkan surat dokter pada pihak sekolah hanya demi menyusul orang tuanya yang saat itu sudah pindah ke Italia. Penyebab Albert tak kerasan bukan hanya karena ditinggalkan di Jerman seorang diri, ia juga kesal dengan sistem belajar hafalan yang menurutnya malah membunuh kreativitas siswa.
Baca juga: Biografi & Profil Jendral Sudirman Lengkap
3. Perjuangan Masuk Perguruan Tinggi hingga Melepaskan Kewarganegaraan
Pada tahun 1895, saat berusia 16 tahun, Albert mengikuti ujian masuk di Politeknik Federal Swiss di Zürich. Saat itu, Albert gagal lolos seleksi akibat nilainya dinyatakan tidak memenuhi syarat minimal untuk ujian pengetahuan umum. Namun, karena nilai Fisika dan Matematikanya sangat bagus, atas saran kepala politeknik, ia mendaftar di Gimnasium Argovian, Aarau, Swiss untuk menyelesaikan masa SMA-nya dan mempersiapkan diri mengikuti ujian masuk politeknik tahun depan.
Selama menimba ilmu di Gimnasium Argovian, Albert benar-benar belajar dengan tekun. Saking tekunnya dan tak ingin diganggu dengan kegiatan lain, ia melepas kewarganegaraan Jerman-nya pada tahun 1896 atas persetujuan sang ayah. Hal tersebut dilakukan karena Albert ingin menghindari keharusan wajib militer yang ditetapkan pemerintah Jerman.
Tak sia-sia, berkat ketekunan Albert selama satu tahun terakhir, pada September 1896, ia berhasil menyelesaikan ujian Matura Swiss (ujian akhir untuk siswa setingkat SMA) dengan nilai yang sangat bagus. Tak lama setelah itu, ia juga diterima di program D IV Pendidikan Matematika dan Fisika Politeknik Zürich.
Nah, buat kamu-kamu yang masih pelajar, semoga dengan membaca biografi Albert Einstein ini, kamu jadi menyadari bahwa untuk mendapatkan sesuatu, ketekunan adalah sebuah hal yang wajib (dilakukan).
4. Cinta Pertama
Selama menamatkan masa SMA di Swiss, Albert tinggal di rumah Profesor Jost Winteler. Sering bertemu dengan keluarga Winteler, membuat Albert akhirnya jatuh cinta pada putri sang profesor, Marie Winteler, yang lebih tua satu tahun dari usianya.
Namun, kisah cinta antara Albert dan Marie harus terhenti karena Marie pindah ke Kota Olsberg, Swiss untuk mengajar, sedangkan Albert melanjutkan studinya di Politeknik Zürich.
Meski telah berpisah, pada saat istrinya mengandung anak kedua, Albert kembali menghubungi Marie Winteler dengan cara mengirimkan surat. Dalam suratnya, Albert mengatakan betapa ia sebenarnya masih sangat mencintai Marie.
5. Istri Pertama
Istri pertama? Ya, di biografi ini kami juga menyajikan fakta bahwa Albert Einstein pernah menikah lebih dari satu kali. Wanita pertama yang dinikahi Albert bernama Mileva Marić. Mileva merupakan teman sekelasnya saat menimba ilmu di Politeknik Zürich.
Albert dan Mileva awalnya hanya teman biasa. Sebagai satu-satunya wanita di kelas, Mileva memang hanya bisa berdiskusi dengan siswa laki-laki, dan Albert-lah teman yang sering menemaninya belajar bersama.
Hubungan persahabatan antara Albert dan Mileva lama-kelamaan berubah menjadi cinta. Hingga akhirnya, pada tahun 1902, Mileva melahirkan seorang putri yang merupakan buah cintanya dengan Albert. Namun, nasib anak perempuan bernama Lieserl yang terlahir di luar hubungan pernikahan itu hingga kini tak diketahui. Ada yang mengatakan Leiserl diadopsi, tapi ada juga kabar yang menyatakan bahwa Lieserl meninggal saat bayi karena demam berdarah.
Setelah kelahiran Lieserl, Mileva dan Albert pun menikah pada Januari 1903. Satu tahun setelah pernikahan mereka, lahirlah sang putra pertama yang diberi nama Hans Albert Einstein. Enam tahun setelah kelahiran Hans, Mileva melahirkan putra kedua yang dinamakan Eduard Einstein.
Kehadiran dua buah hati rupanya tak membuat rumah tangga Albert dan Mileva bertambah harmonis. Pekerjaan-pekerjaan Albert yang menumpuk membuat hubungannya dengan sang istri semakin jauh. Malah, pada 1914, Mileva mengetahui bahwa Albert berselingkuh dengan sepupunya sendiri, Elsa Löwenthal. Meski demikian, Mileva berusaha bertahan demi keutuhan rumah tangga.
Berbeda dengan Mileva yang bertahan mati-matian, Albert malah menggugat cerai istri yang telah dinikahinya selama lebih dari 10 tahun itu. Namun, Mileva menolak bercerai.
Entah dengan maksud apa, Albert menyatakan bersedia meneruskan pernikahannya dengan beberapa syarat, yaitu Mileva harus menyediakan makan tiga kali sehari di kamarnya, harus rajin mencuci baju dan membersihkan rumah, tidak meminta hubungan fisik, serta tidak bicara kecuali diminta Albert.
Mengejutkan, dengan semua syarat aneh tersebut, Mileva bersedia memenuhinya asalkan mereka tak jadi bercerai. Namun, akhirnya perjanjian tersebut usai dengan perceraian mereka pada 14 Februari 1919.
6. Istri Kedua
Albert menjalin hubungan terlarang dengan sepupunya, Elsa Löwenthal, sejak tahun 1912. Elsa pun sebenarnya juga sudah memiliki suami bernama Max Löwenthal. Bahkan, dari pernikahannya dengan Max, Elsa juga sudah dikaruniai buah hati.
Pascaperceraiannya dengan Mileva pada Februari 1919, Albert sempat berniat menikahi putri Elsa yang bernama Ilse yang dimaksudkan sebagai pengganti Elsa. Namun, hal tersebut urung dilakukan Albert karena empat bulan setelah perceraiannya, Elsa juga bercerai dengan Max.
Dengan status Elsa sebagai janda dan Albert sebagai duda, mereka pun bisa bersatu dalam ikatan pernikahan yang juga diselenggarakan pada 1919. Meski sudah menikah dengan Elsa, ternyata petualangan cinta Albert tak berhenti begitu saja dan malah berselingkuh dengan sekretarisnya.
Meski sebenarnya mengetahui perihal perselingkuhan Albert, Elsa memutuskan untuk menahan diri demi mempertahankan ikatan pernikahan. Hubungan suami istri antara Albert dan Elsa pun bertahan hingga Elsa meninggal pada 1936 akibat penyakit jantung dan ginjal.
Baca juga: Biografi & Profil Chairul Tanjung Lengkap
Penemuan yang Berpengaruh untuk Fisika Masa Kini
Tentunya Albert Einstein dikenal bukan tanpa alasan, penemuan-penemuannya yang luar biasalah yang menyebabkan namanya begitu dikenal masyarakat dunia. Penasaran dengan penemuan-penemuan yang bermanfaat untuk ilmu fisika dewasa ini? Yuk, simak terus biografi Albert Einstein ini!
1. Teori Relativitas
Sudah pernah melihat rumus E = mc2? Ya, ternyata itu adalah rumus yang disusun Einstein untuk menyatakan hubungan masing-masing komponen dalam Teori Relativitas.
Nah, membahas tentang Relativitas, ternyata teori yang melambungkan nama Albert Einstein ini dibagi menjadi dua, yaitu Relativitas Umum dan Relativitas Khusus. Teori Relativitas Khusus yang hanya berlaku untuk kasus tertentu ini, mampu menggeser pendapat Newton tentang ruang dan waktu serta memasukkan elektromagnetisme seperti yang tertulis pada persamaan Maxwell. Teori Relativitas Khusus diperkenalkan oleh Einstein pada tahun 1905.
Beberapa tahun setelah itu, tepatnya pada 1916, Einstein menyatukan Teori Relativitas Khusus dengan Hukum Gravitasi Newton hingga lahirlah Teori Relativitas Umum. Menurut Einstein, gravitasi bukanlah gaya, melainkan manifestasi dari kelengkungan ruang dan waktu yang berhubungan langsung dengan energi massa dan momentum linear. Hubungan ini digambarkan dengan Persamaan Medan Einstein.
Hebatnya, penemuan Einstein atas Teori Relativitas menjadi jembatan ditemukannya teori-teori lainnya, seperti Masa Relativistik, Kontraksi Panjang, Relativitas Simultanitas, Dilatasi Waktu, dan Ekuivalensi Massa-Energi.
Baca juga: Biografi & Profil Prabowo Subianto
2. Efek Fotolistrik
Einstein mengungkapkan bahwa Efek Fotolistrik (sebelumnya disebut Efek Hertz) merupakan peristiwa munculnya arus listrik atau lepasnya elektron yang bermuatan negatif dari permukaan sebuah logam akibat permukaan logam tersebut disinari dengan berkas cahaya yang mempunyai panjang gelombang atau frekuensi tertentu.
Ya, meski memang tak seterkenal Teori Relativitas, nyatanya teori mengenai Efek Fotolistrik ini justru mengantarkan Albert Einstein meraih Nobel Fisika 1921. Sayangnya, pada saat upacara penerimaan nobel, Einstein sedang dalam kunjungan ke kawasan Asia Timur sehingga seorang diplomat Jerman-lah yang maju untuk mewakilinya. Dalam pidatonya, diplomat tersebut mengatakan bahwa Albert adalah sosok ilmuwan sekaligus pejuang perdamaian dan aktivis internasional.
3. Statistik Bose-Einstein
Teori yang satu ini memang bukan dicetuskan pertama kali oleh Einstein, melainkan oleh Satyendra Nath Bose pada tahun 1924 hingga 1925. Namun, kemudian gagasan yang dikemukakan Bose diperluas lagi oleh Einstein, hingga lahirlah Teori Statistik Bose-Einstein.
Dalam teori ini, dinyatakan bahwa salah satu dari dua cara yang memungkinkan di mana sekumpulan partikel yang sepadan dan tak saling berinteraksi dapat menduduki sebuah set dari keadaan energi diskret yang tersedia di ekuilibrium termodinamika.
4. Gerak Brown
Sama seperti Teori Bose-Einstein, teori yang satu ini awalnya juga dikembangkan oleh ilmuwan lain, yaitu Robert Brown pada 1827. Meski demikian, Gerak Brown menjadi dikenal masyarakat luas karena Einstein mengkaji ulang tentang teori ini dan menerbitkannya dalam bentuk makalah pada tahun 1905.
Dalam makalah tersebut, Einstein menyebutkan bahwa suatu partikel mikroskopis yang melayang pada suatu medium akan menunjukan gerakan acak lantaran banyaknya tabrakan yang diakibatkan oleh molekul-molekul pada sisi-sisi partikel yang tidak sama. Ini mengakibatkan partikel koloid bisa bergerak menjadi searah dengan arah resultan vektor atas gaya yang bekerja pada partikel koloid.
Baca juga: Biografi & Profil Cut Nyak Dien
Sangat Menyukai Musik
Saat berusia lima tahun, Albert memang mengikuti les biola karena disuruh oleh ibunya. Namun, saat berusia 13 tahun, ia mulai benar-benar tertarik dengan komposisi musik Mozart hingga akhirnya belajar bermain musik secara otodidak.
Saat berusia 17 tahun, permainan biolanya didengar oleh pengawas sekolah di Aarau. Sang pengawas lalu mengatakan bahwa Albert memeperlihatkan bakat yang sangat hebat dengan permainan musiknya yang luar biasa.
Tak hanya memainkan musik, di sela-sela kesibukannya di bidang Fisika, Albert juga sering mengisi waktunya dengan mendengarkan musik. Saking sukanya dengan musik, ia bahkan pernah mengatakan akan menjadi musikus apabila tak menjadi ilmuwan Fisika.
Jasa-Jasa Einstein terhadap Organisasi Yahudi
Einstein memang pernah menyatakan bahwa ia adalah orang tidak beragama yang religius. Bahkan, dalam sebuah wawancara, ia juga tak memercayai adanya kehidupan setelah kematian.
Namun, selama hidupnya, ia membuktikan loyalitasnya terhadap orang-orang Yahudi. Bukan tidak mungkin, hal ini dilatarbelakangi oleh orang tua Albert Einstein yang juga memeluk agama Yahudi.
Pada tahun 1921, ia membantu mengumpulkan dana untuk mendirikan universitas Yahudi atas permintaan dari ketua Organisasi Zionis Dunia, Chaim Weizzman. Empat tahun setelahnya, yaitu pada 1925, berdirilah Universitas Ibrani Yerussalem. Atas jasa-jasanya, Einstein pun didaulat sebagai salah satu Dewan Gubernur pertama di universitas tersebut.
Keterlibatan Einstein dalam organisasi Yahudi tak berhenti sampai di situ. Pada tahun 1952, saat Chaim Weizman yang merupakan presiden pertama Israel meninggal, Einstein ditawari untuk mengisi jabatan presiden Israel yang kosong. Meski akhirnya menolak jabatan tersebut, sekali lagi kecintaannya terbukti dengan tetap mempersiapkan pidato untuk merayakan hari ulang tahun Israel yang ke-7, walaupun ia sedang terbaring di rumah sakit.
Baca juga: Biodata & Profil Gen Halilintar
Kaitan Einstein dan Bom Atom Jepang
Menjelang masa Perang Dunia II, Einstein memberi tahu Franklin D. Roosevelt yang saat itu menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat bahwa Teori Relativitas-nya bisa menjadi langkah awal dalam pembuatan bom atom. Ya, saat itu Einstein yang menjadi berdomisili dan menjadi warga negara Amerika Serikat sangat takut jika Adolf Hitler, sang pemimpin Jerman akan membuat bom atom untuk menghancurkan dunia.
Oleh sebab itu, ia bersedia turut serta dalam proyek pengembangan nuklir yang dilakukan Amerika Serikat. Namun, belakangan, ia menjadi sangat kecewa dan merasa bersalah saat Amerika Serikat malah memporakporandakan Jepang dengan menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Akhir Hayat Albert Einstein
Pada tahun 1948, Albert Einstein yang menderita aneurisma aorta perut sempat berhasil ditangani Dokter Rudolph Nissen lewat operasi pembedahan. Namun, pada 17 April 1955, aneurisma aorta perut yang diderita Einstein pecah hingga akhirnya menimbulkan pendarahan.
Meski kondisinya sudah sedemikian mengkhawatirkan, Albert menolak dioperasi dengan alasan tak ingin memperpanjang hidupnya dengan cara yang tidak alami. Karena menurutnya segala urusannya sudah selesai, ia ingin pergi dengan tenang.
Akhirnya, pada 18 April 1955, ia meninggal di Rumah Sakit Princeton, New Jersey, Amerika Serikat di usia 76 tahun. Otak Albert Einstein diambil oleh ahli patologi Rumah Sakit Princeton, Thomas Stoltz Harvey, untuk diteliti penyebab kecerdasannya. Sedangkan jasadnya dikremasi dan abunya ditabur di tempat yang dirahasiakan.
Baca juga: Biografi & Profil Ahok
Manfaat yang bisa Diambil dengan Membaca Biografi Albert Einstein
Itu tadi adalah biografi Albert Einstein yang membahas tentang masa kecil, latar belakang keluarga, kisah asmara, penemuan-penemuan, hingga akhir hayatnya. Apakah kamu sudah puas dengan informasi yang tersaji di atas?
Kira-kira, setelah membaca biografi Albert Einstein ini, pelajaran apa saja yang bisa kamu petik? Ya, mungkin memang banyak pelajaran yang bisa diambil, tapi satu hal yang pasti adalah sehebat apa pun seorang manusia, pasti pernah merasakan kegagalan. Jadi, untuk kamu yang ini sedang merasa gagal, jangan sampai terlalu larut dalam kesedihan, ya.
Nah, daripada galau, mending simak terus KepoGaul.com. Di sini, kamu bisa mendapatkan kutipan-kutipan menarik untuk memotivasi diri atau mengungkapkan perasaan. Tak hanya itu, banyak juga artikel hiburan lain yang dijamin seru abis.