• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

KepoGaul

Info Seleb Indonesia & Mancanegara

  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
  • Korea
  • Seleb
  • Hiburan
  • Inspirasi
  • Tokoh
  • Lucu
  • Wisata
  • Cewek
  • Hewan
  • Tanaman
  • Kuliner
  • Ruang Pena
  • Bunda
» Tokoh

Biografi Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Modern yang Ideologinya Menjadi Kontroversi

Bagikan:
  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
Biografi Ibnu Sina - Avicenna
Sumber: The World News

Ibnu Sina atau yang juga terkenal dengan nama Avicenna merupakan ilmuwan muslim asal Persia yang perkara ideologinya masih menjadi kontroversi. Nah, jika kamu selama ini juga penasaran tentang kenyataan yang sebenarnya mengenai cendekiawan yang dijuluki Bapak Kedokteran Modern ini, simak biografi Ibnu Sina berikut!

Nama
Hussain bin Abdullah bin Hassan Ali bin Sina
Tempat, Tahun Kelahiran
Afsyanah, 980 Masehi
Meninggal
21 Juni 1037
Warga Negara
Persia
Pasangan
-
Orangtua
Abdulla (Ayah), Setareh (Ibu)
Profesi
Dokter

Bicara tentang sosok ilmuwan muslim, Ibnu Sina adalah salah satu yang paling terkenal. Namun, banyak yang hanya tahu sekilas tanpa memahami yang sebenarnya tentang cendekiawan yang lahir pada tahun 980 ini. Nah, jika kamu ingin tahu tentangnya, berikut kami sajikan profil dan biografi Ibnu Sina.

Ada informasi mengenai masa kecil dan latar belakang Ibnu Sina. Ada juga ulasan tentang karya besarnya yang membuat ia bisa mendapatkan julukan sebagai Bapak Kedokteran Modern.

Dan yang mungkin paling membuat banyak orang penasaran, ada juga pembahasan mengenai ideologi Ibnu Sina di biografi ini. Bagaimana tidak, selama ini banyak berita simpang siur tentangnya. Ada yang bilang ia atheis, tapi ada juga yang mengatakan bahwa ia Syiah.

Jadi, bagaimana? Apakah kamu juga termasuk salah satu orang yang penasaran banget tentang sosok Ibnu Sina? Jika ya, tunggu apalagi? Langsung saja simak biografi Ibnu Sina di artikel ini sampai selesai. Selamat membaca!

Kehidupan Pribadi

Biografi Ibnu Sina - Avicenna Menulis Sumber: The National

Sebelum membahas tentang karya-karya maupun perdebatan mengenai ideologi Ibnu Sina, mari kita bahas mengenai latar belakang keluarganya dahulu. Mau tahu? Ini dia ulasannya dalam biografi Ibnu Sina berikut.

Hussain bin Abdullah bin Hassan Ali bin Sina lahir di Afsyanah, sebuah daerah yang berada di dekat Bukhara (sekarang menjadi Uzbekistan) pada tahun 980 Masehi. Ia merupakan buah cinta dari pasangan Abdullah dan Setareh.

Abdullah adalah seorang sarjana dari Balkh Khorasan yang bekerja sebagai pegawai pemerintahan Dinasti Samaniyah. Dinasti yang menginduk pada Dinasti Abbasiyah di Baghdad tersebut berkuasa sekitar tahun 819 hingga 999 Masehi. Sedangkan Setareh, ibu Ibnu Sina, merupakan wanita asli Bukhara.

Sebagai seorang yang bekerja pada pemerintah, Abdullah memiliki harta berkecukupan dan kenalan orang-orang cerdas dari lintas bidang ilmu, baik ilmu duniawi maupun ilmu agama. Abdullah seringkali mengundang cendekiawan-cendekiawan kenalannya ke rumah agar bisa mengajari Ibnu Sina beserta kakak dan adiknya.

Perjuangan ayah Sina dalam mencerdaskan buah hati tak sia-sia. Terbukti, Sina yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata bisa menjadi ilmuwan yang namanya dikenal hingga kini.

Baca juga: Biografi Sultan Ageng Tirtayasa, Raja Banten yang Ditangkap Belanda Karena Dikhianati Putranya Sendiri

Ilmu Agama yang Mumpuni

Sebagai orang yang taat memegang teguh ajaran Islam, orang tua Ibnu Sina sudah memperkenalkan Alquran padanya sejak kecil. Ya, bukan sekadar membaca, Ibnu Sina sudah mulai menghafal Quran sejak usia 5 tahun. Kemudian pada usia 10 tahun, ia berhasil menghafal keseluruhan isi kitab yang terdiri dari 30 juz.

Di samping menghafal, ia juga selalu mengkhatamkan Alquran tiap satu bulan sekali secara rutin. Selain untuk memperkuat hafalannya, mungkin ia melakukan itu dalam rangka menjalankan perintah Nabi Muhammad tentang waktu yang disarankan untuk mengkhatamkan Alquran.

Tak berhenti sampai di situ, ia juga belajar tentang ilmu tafsir. Beberapa risalah pendek karyanya yang masih ada hingga saat ini adalah tentang tafsir surah Al Fatihah, surah Al Ikhlas, surah Al A’la, surah Al Falaq, surah An Nas, dan beberapa ayat dari surah Ad Dukhan.

Ibnu Sina semakin melengkapi ilmu agamanya dengan belajar ilmu Fiqih (hukum Islam). Soal ilmu Fiqih, ia mempelajarinya dari Ismail Al Zahid yang menganut mazhab Sunni Hanafi. Entah mengapa ia belajar pada seorang yang beraliran Sunni Hanafi, padahal sang ayah beraliran Syiah Ismailiyah.

Seorang Pemikir yang Luar Biasa

Ibnu Sina mulai belajar tentang Aritmatika dari Mahmoud Massahi, seorang pedagang sayur asal India. Selain guru Aritmatika, sang ayah juga mendatangkan guru Filsafat bernama Abu Abdullah An Natili. An Natili sering memberikan soal-soal yang diambil dari teori para filsuf Yunani untuk dipecahkan Ibnu Sina.

Akan tetapi, lambat laun ia merasa bahwa gurunya tak cukup mengerti tentang Filsafat sehingga ia sering memikirkan jawaban tentang suatu hal seorang diri. Dan jika merasa bingung, ia akan melengkapinya dengan membaca karya Al Farabi yang dibelinya seharga tiga dirham di toko buku.

Apabila masih mengalami kebuntuan meski telah membaca beberapa sumber, ia akan meninggalkan buku-bukunya untuk berwudhu dan beribadah di masjid. Ia akan terus-terusan berdoa agar mendapat hidayah yang bisa mencerahkan pikirannya.

Saking seriusnya dalam memikirkan pemecahan suatu masalah, seringkali kesulitannya dalam belajar sampai terbawa mimpi. Namun, ia pantang menyerah untuk terus memahami suatu ilmu baru. Bila sudah berhasil memahami sesuatu yang menurutnya sulit, ia akan langsung bersyukur pada Tuhan dan bersedekah pada fakir miskin.

Baca juga: Biografi Ahmad Yani, Jenderal TNI AD yang Tegas dan Penuh Kasih

Menekuni Dunia Kedokteran

Biografi Ibnu Sina - Dokter Avicenna Sumber: Nagamia Institute of Islamic Medicine and Sciences

Tak puas dengan Filsafat, ayah Ibnu Sina juga mendatangkan dua orang dokter yang bernama Abu Mansur Al Hasan bin Nuh Al Qumri dan Abu Sahl Isa bin Yahya Al Masihi untuknya. Dua dokter yang berasal dari Bukhara tersebut ditugaskan untuk mengajarkan ilmu Kedokteran pada Ibnu Sina.

Tak butuh waktu lama, ia pun mampu menguasai ilmu Kedokteran dan mulai mengobati pasien pada usia 16 tahun. Selain dengan ilmu yang diajarkan oleh gurunya, ia juga berpatokan pada isi Alquran untuk menentukan mana pengobatan yang tepat bagi para pasiennya.

Terjun ke lapangan membuat ilmu Kedokteran yang dikuasai Ibnu Sina semakin matang. Meski seringkali tak mendapat bayaran ketika mengobati orang, ia mendapat manfaat lain, yaitu ilmunya terus-menerus bertambah karena selalu menemui kasus penyakit yang berbeda dari waktu ke waktu.

Kariernya sebagai seorang dokter semakin cemerlang ketika ia mampu mengobati Nuh bin Mansur, penguasa Dinasti Samaniyah, yang saat itu sedang sakit. Bagaimana tidak, saat itu tak ada dokter selain dirinya yang mampu mengobati penyakit Nuh bin Mansur.

Atas jasanya karena telah menyembuhkan sang penguasa Samaniyah, ia diberi berupa perpustakaan yang bisa diakses olehnya kapan pun ia mau. Jadi, rasa ingin tahunya terhadap berbagai bidang ilmu dapat terpenuhi. Apalagi, diperpustakaan tersebut juga ada banyak buku-buku kuno yang sebelumnya belum pernah ia temui.

Ya, meski sudah sibuk dengan profesinya sebagai dokter, ia masih sempat menggeluti berbagai bidang ilmu, terutama Filsafat. Untuk menghemat waktu, ia akan menuliskan rumusan ulangnya di sebuah kertas ketika menemui pernyataan yang sulit dipahami. Menurut Sina, hal ini akan memudahkan dalam menemukan jawaban dari persoalan tersebut.

Nah, setelah benar-benar memahami apa yang dipelajari, ia akan menuliskan pemikirannya dalam sebuah buku. Hingga berabad-abad setelah kematiannya, terbukti bahwa buku-buku karyanya dalam berbagai bidang membawa manfaat yang begitu besar.

Karya yang Paling Fenomenal

Biografi Ibnu Sina - The Canon of Medicine Sumber: Brain Pickings

Karya Ibnu Sina memang banyak, mulai dari bidang Filsafat, Kedokteran, hingga Sastra, semua ada. Namun, dari sekian banyak karyanya, ada satu yang begitu terkenal hingga membuatnya dijuluki sebagai Bapak Kedokteran Modern. Penasaran apa itu? Terus simak biografi Ibnu Sina ini!

Berjudul Al Qanun fi Al Tibb (القانون في الطب), buku karya Sina yang satu ini merupakan ensiklopedia kedokteran yang terbagi menjadi lima buku. Sejak dipublikasikan, buku yang lebih terkenal dengan judul The Canon of Medicine ini telah menjadi patokan dunia medis selama berabad-abad. Nah, berikut rangkuman isi buku tersebut buat kamu-kamu yang penasaran.

1. Buku Pertama

Buku pertama yang tak mempunyai judul spesifik ini terdiri dari beberapa bab. Bab pertama menjelaskan tentang definisi dan ruang lingkup beserta sebab-sebab penyakit yang bisa digolongkan menjadi empat, yaitu penyebab material, penyebab efisien, penyebab formal, dan penyebab akhir.

Bab keduanya membahas mengenai unsur kosmologi yang meliputi tanah, udara, air, dan api. Bab ketiga tentang kebersihan, kesehatan, penyakit, dan kematian, sedangkan bab keempat menjelaskan tentang nosologi (ilmu tentang pengelompokan sistem penyakit) terapeutik, gambaran umum tentang aturan hidup, dan asupan nutrisi.

2. Buku Kedua

Bab pertama menjelaskan tentang aturan umum dan efek obat-obatan. Sedangkan bab kedua berisi daftar 800 zat bunga, mineral, dan hewan sederhana. Tak hanya daftar zatnya zaja, ada juga keterangan mengenai kriteria manfaatnya (sekaligus menerangkan bagaimana zat itu ditemukan di alam), dan sifatnya.

Dan yang paling utama dari buku kedua The Canon of Medicine ini adalah dimuatnya tujuh aturan dan prinsip-prinsip tentang pengujian efektivitas obat baru. Berikut tujuh poin aturan tersebut:

Pertama, obat harus bebas dari hal-hal lain yang bisa memengaruhinya (misalnya dari panas maupun dingin). Kedua, percobaan harus dilakukan pada satu kondisi, bukan kondisi komposit (tidak boleh diuji pada pasien yang memiliki penyakit komplikasi).

Ketiga, obat harus diuji pada dua kondisi yang bertentangan (suatu obat mungkin langsung berefek pada suatu penyakit, tapi barangkali juga efektif melawan penyakit lain dengan meringankan gejalanya).

Keempat, kualitas obat harus sesuai dengan kekuatan penyakit. Yang terbaik adalah bereksperimen terlebih dahulu dengan dosis yang paling rendah dan kemudian meningkatkannya secara bertahap sampai Anda mengetahui potensi obat.

Kelima, harus mempertimbangkan waktu yang diperlukan untuk menunggu efek obat. Jika efeknya langsung terlihat, berarti obat itu berhasil melawan penyakit tersebut dengan sendirinya.

Keenam, efek obat harusnya sama dalam semua kasus, atau paling tidak di sebagian besar kasus. Sebab, jika penyebabnya berbeda, maka kemungkinan efek yang terjadi hanya kebetulan.

Ketujuh, percobaan harus dilakukan pada tubuh manusia. Karena efek yang ditimbulkan pada hewan mungkin tak sama dengan efek yang ditimbulkan pada manusia.

Baca juga: Biografi Steve Jobs, Pendiri Apple yang Membangun Kerajaan Bisnisnya dari Nol

3. Buku Ketiga

Buku ketiga dari The Canon of Medicine berjudul Special Pathology. Isinya, mencakup fungsi organ dan penyakit yang bisa menimpa masing-masing organ. Bagian ini juga menggambarkan sifat penyakit menular yang bisa menimbulkan infeksi, misalnya saja tuberculosis.

Nah, perlu kamu tahu, seri Special Pathology ini merupakan buku pertama yang menjelaskan tentang penyakit meningitis dan pengobatan-pengobatan untuk penyakit kanker. Buku ini juga menjelaskan mengenai penyakit yang disebabkan parasit enterobius, ascaris, cacing guinea, dan cacing pita. Keren, kan?

Semenjak buku ini dipublikasikan pada khalayak umum, Rumah Sakit Bimaristan yang terletak di Damaskus memutuskan untuk membuat ruangan yang terpisah-pisah untuk penyakit tertentu. Harapannya, tentu saja agar pasien-pasien yang tidak mempunyai penyakit menular tak tertular penyakit dari pasien yang menderita penyakit menular.

4. Buku Keempat dan Kelima

Buku keempat yang berjudul Systemic Disease membahas tentang penyakit khusus yang memengaruhi seluruh tubuh, contohnya demam. Dan buku kelima yang berjudul Formularium berisi daftar 650 obat-obatan majemuk yang sebagian besar bersumber dari Arab, Yunani, dan India.

Ibnu Sina juga menambahkan komentarnya sendiri yang menyoroti tentang perbedaan antara resep-resep dari sumber yang berbeda. Selain itu, ada juga beberapa resep dari dirinya sendiri.

Ideologi Ibnu Sina

Biografi Ibnu Sina - Ideologi Avicenna Sumber: SciHi Blog

Terlepas dari jasa-jasa Sina di bidang filsafat maupun kedokteran, banyak yang masih memperdebatkan masalah ideologinya. Ya, memang benar, Ibnu Sina terlahir sebagai muslim, tapi Islam sendiri juga terbagi menjadi banyak aliran.

Tak hanya itu, pemikiran-pemikirannya di bidang filsafat juga membuatnya sering diduga sebagai atheis atau orang yang tak percaya adanya Tuhan. Mengapa bisa demikian dan benarkah kabar tersebut? Berikut sudah terangkum ringkasan wawancara terhadap Profesor Mulyadhi Kartanegara, pengajar di Universitas Brunei Darussalam, yang kami kutip dari situs Alif.id.

Baca juga: Biografi Frans Kaisiepo, Pahlawan di Lembaran Uang 10.000 yang Memperjuangkan Penyatuan Papua dengan Indonesia

1. Benarkah Ibnu Sina Syiah?

Islam terpecah menjadi dua cabang besar, yaitu Sunni dan Syiah. Sunni yang masih terpecah menjadi beberapa aliran lagi meyakini bahwa Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib merupakan khalifah yang memimpin kaum muslimin setelah Nabi Muhammad tiada.

Sedangkan Syiah yang juga terpecah menjadi beberapa aliran lagi, tak mengakui Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan sebagai khalifah. Mereka hanya mengakui kepemimpinan Ali bin Abi Thalib yang merupakan saudara Nabi Muhammad sekaligus menantu sang nabi.

Paham Syiah mulai muncul di Persia, kampung halaman Ibnu Sina. Jadi, tampaknya wajar saja jika ia dikira Syiah. Selain itu, sang ayah yang menganut aliran Ismailiyah (salah satu cabang Syiah), juga menguatkan dugaan bahwa Sina juga penganut Syiah.

Namun, pernyataan yang berbeda dilontarkan Profesor Mulyadhi Kartanegara. Menurut sang profesor, dalam biografi Ibnu Sina yang berjudul Uyunul Anba fi Thabaqatil Athibba karya Abu Ubaid Al Juzjani, rekan kerja Ibnu Sina, tak ditemukan pernyataan yang menyatakan Ibnu Sina penganut Syiah atau bukan.

Sina memang sering bertandang ke rumah sang ayah yang beraliran Ismailiyah. Akan tetapi, ia justru sama sekali tak setuju dengan konsep para penganut Ismailiyah tentang jiwa. Masih menurut Profesor Mulyadhi, kemungkinan besar cendekiawan yang juga dikenal dengan nama Avicenna tersebut sengaja menyembunyikan ideologinya agar bisa merangkul semua kalangan.

2. Benarkah Ibnu Sina Atheis?

Para cendekiawan, khususnya yang bergelut dengan ilmu Filasafat maupun Fisika seringkali mencetuskan pendapat yang dianggap nyeleneh bagi orang-orang yang beragama. Bagaimana tidak, jika orang-orang beragama percaya dengan keterlibatan Tuhan atas segala sesuatu yang ada dunia ini, banyak filsuf maupun fisikawan yang memperdebatkan hal tersebut.

Oleh sebab itu, tak heran jika Ibnu Sina yang terlahir sebagai muslim pun juga diragukan ke-Islam-annya dan justru dituduh atheis. Pasalnya, banyak yang berpendapat bahwa Avicenna menyatakan, alam ada lebih dulu ada ketimbang Tuhan.

Padahal, menurut Profesor Mulyadhi, tuduhan itu salah besar. Ibnu Sina menyatakan bahwa alam adalah mumkinul wujud, sedangkan Tuhan sifatnya wajibul wujud. Dikatakan mumkinul wujud karena alam mungkin wujud tetapi tidak bisa mewujudkan dirinya sendiri. Jadi, alam membutuhkan Tuhan untuk mewujudkan keberadaannya.

Dengan demikian, terpatahkan sudah kabar yang mengatakan bahwa Avicenna menyangkal alam ini merupakan ciptaan Tuhan. Justru, ia malah membantu untuk membuktikan secara rasional mengenai keberadaan Tuhan. Karena dari pernyataan Ibnu Sina dapat disimpulkan bahwa Tuhan adalah sebab, sedangkan alam adalah akibat.

Baca juga: Biografi Martha Christina Tiahahu, Salah Satu Pahlawan Nasional Muda yang Gugur di Medan Perang

Tidak Menikah Sampai Maut Menjemput

Sama seperti orang pada umumnya, kebanyakan cendekiawan juga memiliki kisah cintanya tersendiri. Namun, hal tersebut tampaknya tak berlaku untuk Avicenna. Ya, cendekiawan asal Persia ini lebih memilih untuk tidak menikah sampai malaikat maut menjemputnya.

Entah apa yang menyebabkan dirinya tak menikah. Namun, banyak orang yang berspekulasi bahwa Ibnu Sina tak memiliki istri karena terlalu cinta dengan ilmu pengetahuan.

Ketika siang, ia akan menyibukkan dirinya untuk mengobati pasien-pasien yang membutuhkan bantuannya. Sedangkan saat malam, ia sibuk belajar dan menuliskan segala hal terkait berbagai macam bidang ilmu yang telah dipelajarinya.

Akhir Hayat Avicenna

Inilah akhir kisah Ibnu Sina dalam biografi ini. Sekitar 10 hingga 12 tahun masa akhir hidupnya, Avicenna bekerja sebagai dokter sekaligus penasihat sastra dan ilmiah umum untuk penguasa Kakuyid, Muhammad bin Rustam Dushmanziyar. Ia juga sering menemani sultan yang kerap dijuluki Ala Al Daula berkampanye.

Menjelang akhir hidupnya, Avicenna menderita penyakit kolik yang membuatnya sampai tak bisa berdiri. Namun, ia menolak untuk menjalani pengobatan dan lebih memilih untuk pasrah dengan penyakitnya.

Mungkin sadar bahwa hidupnya tak lama lagi, ia membebaskan budak-budaknya, membagi-bagikan hartanya pada fakir miskin, dan mengkhatamkan Alquran tiap tiga hari sekali. Ibnu Sina akhirnya meninggal di Hamadan, Iran pada tanggal 21 Juni 1037.

Baca juga: Biografi WR Supratman, Pencipta Lagu Indonesia Raya yang Tidak Merasakan Kemerdekaan Indonesia

Hikmah Membaca Biografi Ibnu Sina

Itu tadi adalah biografi Ibnu Sina lengkap, mulai dari latar belakang keluarga, karyanya yang fenomenal, ideologi, hingga akhir hayatnya. Apakah kamu sudah puas dengan informasi yang telah kami sajikan?

Ada banyak hikmah yang bisa diambil dengan membaca biografi Ibnu Sina ini. Salah satunya, kamu tidak boleh menilai seseorang hanya berdasarkan apa kata orang. Kamu harus mencari tahu sendiri untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Nah, jika ingin mendapatkan lebih banyak inspirasi dari biografi tokoh-tokoh selain Ibnu Sina, terus baca KepoGaul.com. Selain tentang biografi tokoh, ada juga informasi menarik lain, seperti mengenai wisata, seleb, film, dan masih banyak lagi.

← Biografi Tung Desem Waringin, Sang Motivator Kondang Pencetak Rekor MURI
Biografi Abdul Haris Nasution, Jenderal Angkatan Darat yang Dianggap Saingan Politik oleh Soeharto →

TIM DALAM ARTIKEL INI

Penulis
Mentari Aprellia

Mentari Aprellia, S.I.Kom adalah alumni Universitas Terbuka jurusan Ilmu Komunikasi dengan beasiswa penuh. Meski mampu membuat tulisan feature maupun hard news, penulis kurang suka membuat karya fiksi karena selalu bingung mengakhiri cerita. Penulis yang merupakan penggemar film horor, tapi penakut ini pernah magang sebagai wartawan lapangan di Koran Solopos, pernah bekerja sebagai guru TK, guru les privat, dan tukang desain gambar.

Editor
Khonita Fitri

Seorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.

Sidebar Utama

Artikel Terkait

Artikel Tokoh Top

  • Biografi Axton Salim, Penerus Ketiga Kerajaan Bisnis Salim Group

  • Biografi Edwin Soeryadjaya, Sang Penyambung Kejayaan Keluarga Soeryadjaya

  • Biografi Prof Salim Said, Panelis ILC yang Ternyata Mantan Dubes RI Era SBY

  • Biografi John Riady, Bos Lippo Karawaci yang Pernah Magang di McDonald’s

  • Biografi Andrie Wongso, Motivator yang Pernah jadi Bintang Film Hongkong

  • Biografi Anthony Salim, Penyelamat Perusahaan Mi Instan dari Kebangkrutan

  • Biografi Siti Oetari, Istri Pertama Soekarno yang Juga Nenek Buyut Al Ghazali

  • Biografi Andrew Darwis, Founder KASKUS yang Memiliki Profit Miliaran Rupiah

  • Biografi Rasuna Said, Pahlawan Pergerakan Nasional dan Emansipasi Wanita

  • Biografi Sudono Salim, Pengusaha Kaya Raya yang Tidak Tamat Sekolah

  • Biografi Jim Geovedi, Pakar TI yang Tak Menempuh Perguruan Tinggi

  • Biografi Bong Chandra, Pengusaha Bertitel Motivator Paling Muda di Asia

  • Biografi Soepomo, Sang Ahli Hukum yang Ikut Menyusun Undang-Undang Dasar 1945

  • Biografi Putera Sampoerna, Pengusaha Rokok yang Jadi Pelopor Kretek LTLN

  • Biografi Sukanto Tanoto, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Versi Majalah Forbes

  • Biografi Susilo Wonowidjojo, Tokoh di Balik Inovasi-Inovasi Gudang Garam

  • Biografi Joko Pinurbo, Sang Penyair Eksentrik Asal Jogja

  • Biografi Al Farabi, Filsuf Muslim yang Menggabungkan Filsafat Aristoteles & Plato

  • Biografi Ibnu Rusyd, Filsuf Muslim Asal Kordoba yang Menafsirkan dan Merangkum Karya Aristoteles

  • Biografi Ferry Unardi, Pendiri Traveloka yang Pernah Putus Kuliah

  • Biografi Seno Gumira Ajidarma, Sastrawan yang Lebih Suka Disebut Wartawan

  • Biografi Sunan Bonang, Anggota Wali Songo yang Letak Makam Aslinya Masih Jadi Misteri

  • Biografi Ernest Douwes Dekker, Keturunan Indonesia-Belanda yang Cinta Mati Pada Tanah Air

  • Profil Anindya Bakrie, Pemimpin Generasi Ketiga Bisnis Bakrie Group

  • Biografi Robert Budi Hartono, Orang Kaya Nomor 1 di Indonesia

  • Biografi Sunan Ampel, Guru Besar Wali Songo

  • Biografi Ratna Sari Dewi Soekarno, Istri Presiden Pertama Republik Indonesia yang Penuh Kontroversi

  • Biografi Pangeran Antasari, Pahlawan Banjar yang Berusaha Mengusir Belanda dari Kampung Halamannya

  • Biografi Moh Yamin, Sosok Penting di Balik Sumpah Pemuda dan Pancasila

  • Biografi Larry Page, Tokoh Penting di Balik Berdirinya Google

  • Biografi William Tanuwijaya, Kisah Pendiri Tokopedia yang Sempat Diremehkan

  • Biografi Wikana, Tokoh Kemerdekaan Indonesia yang Terlupakan dari Sejarah

  • Biografi Sultan Hasanuddin, Raja Gowa yang Disegani Prajurit Belanda

  • Biografi Laksamana Malahayati, Pahlawan Asal Aceh yang Menjadi Laksamana Wanita Pertama di Dunia

  • Biografi Yasa Paramita Singgih, Pengusaha Sukses Pendiri Men’s Republic

  • Biografi Rudy Salim, Pengusaha Muda Juragan Hypercar

  • Biografi HOS Cokroaminoto, Guru Tokoh Besar Nasional yang Dijuluki Raja Jawa Tanpa Mahkota

  • Biografi Sapardi Djoko Damono, Sang Pujangga Sederhana Asal Solo

  • Biografi KH Agus Salim, Pahlawan Indonesia yang Menguasai Sembilan Bahasa

  • Biografi Sutan Syahrir, Bung Kecil yang Mendesak Kemerdekaan Indonesia

  • Biografi Raden Patah, Keturunan Raja Majapahit yang Menjadi Pendiri Kesultanan Demak

  • Biografi Nyi Ageng Serang, Pejuang Wanita yang Berperan Besar dalam Perang Diponegoro

  • Biografi WS Rendra, Kisah Penyair Legendaris Asal Surakarta

  • Biografi Tung Desem Waringin, Sang Motivator Kondang Pencetak Rekor MURI

  • Biografi Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Modern yang Ideologinya Menjadi Kontroversi

  • Biografi Abdul Haris Nasution, Jenderal Angkatan Darat yang Dianggap Saingan Politik oleh Soeharto

  • Biografi Tan Malaka, Pahlawan Nasional yang Namanya Pernah Dihapus dari Sejarah

  • Biografi Martha Christina Tiahahu, Salah Satu Pahlawan Nasional Muda yang Gugur di Medan Perang

  • Biografi Buya Hamka, Sastrawan Sekaligus Ulama yang Dinobatkan Sebagai Pahlawan Nasional

  • Biografi WR Supratman, Pencipta Lagu Indonesia Raya yang Tidak Merasakan Kemerdekaan Indonesia

  • Biografi Mahatma Gandhi, Sang Pejuang Kemerdekaan Anti-Kekerasan

  • Biografi Sultan Ageng Tirtayasa, Raja Banten yang Ditangkap Belanda Karena Dikhianati Putranya Sendiri

  • Biografi Bob Sadino, Pengusaha Sukses yang Memulai Usaha dari Telur Ayam Negeri

  • Biografi Ahmad Yani, Jenderal TNI AD yang Tegas dan Penuh Kasih

  • Biodata Merry Riana, Motivator yang Mendapat Julukan Wanita Sejuta Dolar

  • Biografi Nelson Mandela, Presiden Kulit Hitam Pertama Afrika Selatan

  • Biografi Dewi Sartika, Sang Pejuang Hak-Hak Kaum Perempuan dari Priangan

  • Biografi Frans Kaisiepo, Pahlawan di Lembaran Uang 10.000 yang Memperjuangkan Penyatuan Papua dengan Indonesia

  • Biografi Steve Jobs, Pendiri Apple yang Membangun Kerajaan Bisnisnya dari Nol

  • Biografi Albert Einstein, Ilmuwan Fisika yang Suka Musik

  • Mengenal Sosok Kartini dari Minahasa Melalui Biografi Maria Walanda Maramis

  • Mengenang Sosok Penyair yang Dijuluki Si Binatang Jalang Lewat Biografi Chairil Anwar Ini

  • Profil 10 Orang Terkaya di Dunia yang Dapat Menjadi Sumber Inspirasimu

  • Biografi & Profil Erick Thohir

  • Biodata & Profil Egy Maulana Vikri

  • Biografi & Profil Lengkap Bung Tomo

  • Biografi & Profil Soeharto

  • Biografi & Profil Nabi Muhammad SAW

  • Biografi & Profil Chairul Tanjung Lengkap

  • Biografi & Profil Moh Hatta

  • Biografi & Profil Jendral Sudirman Lengkap

  • Biografi & Profil Cut Nyak Dien

  • Biodata & Profil Gen Halilintar

  • Biodata & Profil Kevin Sanjaya Sukamuljo

  • Biodata & Profil Rocky Gerung

  • Biografi & Profil Ahok

  • Biografi & Profil Uztadz Abdul Somad

  • Biodata & Profil Sandiaga Uno

  • Biografi & Profil Ki Hajar Dewantara

  • Biografi & Profil BJ Habibie

  • Biografi & Profil Jokowi

  • Biografi & Profil Prabowo Subianto

  • Biodata & Profil Roy Kiyoshi

  • Biodata & Profil Jonatan Christie

  • Biografi & Profil RA Kartini

  • Biografi & Profil Ir Soekarno

  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Persyaratan Penggunaan
  • Kebijakan Privasi

Copyright © 2023 KepoGaul.com Praktis Media Network. All Rights Reserved.