• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

KepoGaul

Info Seleb Indonesia & Mancanegara

  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
  • Korea
  • Seleb
  • Hiburan
  • Inspirasi
  • Tokoh
  • Lucu
  • Wisata
  • Cewek
  • Hewan
  • Tanaman
  • Kuliner
  • Ruang Pena
  • Bunda
» Tokoh

Biografi WR Supratman, Pencipta Lagu Indonesia Raya yang Tidak Merasakan Kemerdekaan Indonesia

Bagikan:
  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
Foto dan Perangko
Sumber: Wikimedia Commons

Indonesia Raya merupakan lagu kebangsaan Indonesia yang wajib dinyanyikan pada setiap upacara resmi. Apakah kamu mengenal sosok sang pencipta lagunya, Wage Rudolf Supratman? Kalau penasaran, simak biografi sosok pahlawan yang lebih dikenal dengan nama WR Supratman di artikel ini.

Profil WR Supratman
Nama
Wage Rudolf Supratman
Tempat, Tanggal Lahir
Purworejo, 19 Maret 1903
Meninggal
Rabu Wage, 17 Agustus 1938
Warga Negara
Indonesia
Orang Tua
Djoemeno Senen Sastrosoehardjo (Ayah), Siti Senen (Ibu)

Setiap orang Indonesia tentu mengetahui kalau lagu yang selalu dinyanyikan pada setiap upacara kebangsaan, Indonesia Raya, itu diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman. Namun, beberapa orang Indonesia kurang begitu mengenal sosok WR Supratman lebih dekat hingga berusaha mencari biografinya.

Meskipun ia lebih dikenal sebagai pencipta lagu Indonesia Raya, tapi sebenarnya ia menciptakan banyak lagu dan karya sastra yang berhubungan dengan perjuangan. Bahkan, ia sampai menjadi buronan yang dikejar-kejar oleh pemerintah Belanda karena karya-karyanya.

Sebenarnya, apa yang mendasari Wage Rudolf Supratman sehingga mulai membuat lagu kebangsaan untuk Indonesia? Kira-kira sebesar apakah rasa cinta WR Supratman pada musik dan Indonesia? Apalagi kabarnya ia meninggal dunia sebelum sempat merasakan kemerdekaan Indonesia.

Jadi semakin penasaran dengan sosok Wage Rudolf Supratman, kan? Simak biografi WR Supratman yang sudah kami siapkan di artikel ini. Selamat membaca!

Kehidupan Pribadi WR Supratman

Biografi WR Supratman - WR Supratman dan Dua Adik Perempuannya WR Supratman (kanan) dan dua adik perempuannya
Sumber: Wikimedia Commons

Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang proses bagaimana WR Supratman menciptakan lagu Indonesia Raya dalam biografi ini, kamu perlu mengetahui tentang kehidupan pribadinya terlebih dahulu. Di sini kamu bisa mengenal lebih dekat tentang latar belakang keluarga dan juga pendidikannya.

1. Masa Kecil

WR Supratman lahir di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Satu-satunya putra dari pasangan Djoemeno Senen Sastrosoehardjo dan Siti Senen ini terlahir pada hari Kamis Wage tanggal 19 Maret 1903.

Karena kelahiran putranya bertepatan dengan pasaran Jawa Wage, maka Siti memberi nama Wage pada putranya itu. Barulah beberapa hari kemudian, ketika sang ayah yang merupakan sersan di KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger atau Kesatuan Tentara Hindia Belanda) kembali dari tugasnya, ia menambahkan nama belakang Supratman untuk putranya.

Saat Wage berusia enam tahun, ibundanya meninggal dunia karena sakit parah. Sang ayah pun merasa kesulitan karena harus mengurus keenam anaknya yang beberapa di antaranya masih kecil-kecil.

Ketika Wage berusia sebelas tahun, kakak sulungnya yang bernama Roekiyem Soepratiyah menikah dengan laki-laki keturunan Belanda yang bernama Willem van Eldik. Saat itu, Roekiyem dibawa oleh suaminya untuk tinggal di Makassar. Demi meringankan beban ayahnya serta ingin memberikan masa depan yang lebih baik untuk adik laki-lakinya, Roekiyem membawa serta Wage ke ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan itu.

2. Pendidikan yang Ditempuh

Karena tujuan Roekiyem membawa serta adik laki-lakinya itu ke Makassar adalah agar bisa mendapat masa depan yang lebih cerah dan mengangkat martabat keluarga, maka ia dan suaminya berusaha memasukkan Wage ke sekolah Belanda. Namun, saat itu masih ada peraturan kalau hanya anak-anak keturunan Belanda atau Eropa saja yang bisa menempuh pendidikan di sekolah itu.

Meskipun begitu, Roekiyem dan Willem tidak kehabisan akal. Mereka mengangkat Wage sebagai anak kemudian menambahkan nama Rudolf sehingga namanya menjadi Wage Rudolf Supratman. Kemudian, ia disekolahkan di ELS (Europese Lagere School atau sekolah dasar Hindia Belanda).

Sayangnya, karena penampilannya yang tidak terlihat seperti anak keturunan lainnya, banyak sekali temannya di sekolah yang mem-bully. Pihak sekolah pun mulai curiga dan setelah terbukti kalau WR Supratman tidak memiliki darah Eropa di tubuhnya, ELS pun mengeluarkan Wage dari sekolah.

Setelah keluar dari ELS, Wage Rudolf Supratman pindah ke sekolah untuk anak melayu yang bernama Sekolah Dasar Angka Dua (2 Inlandsche School) di Makassar. Selepas lulus pada tahun 1917, ia melanjutkan pendidikan dengan mengambil kursus bahasa Belanda. Kursus tersebut bisa ia selesaikan hanya dalam waktu dua tahun saja.

Semangat belajar Wage Rudolf Supratman yang tinggi membuatnya kembali melanjutkan pendidikan ke Normaal School. Dengan kemampuannya dalam berbahasa Belanda, ia diterima di sekolah yang mempersiapkan calon guru untuk sekolah Belanda.

Baca juga: Biografi Mahatma Gandhi, Sang Pejuang Kemerdekaan Anti-Kekerasan

Perkenalan WR Supratman dengan Musik

Biografi WR Supratman - Patung WR Supratman di Dalam Museum Sumber: Instagram – historicalpedia

Karena WR Supratman banyak dikenal sebagai seorang pencipta lagu-lagu kebangsaan, tentu biografi ini nggak akan lengkap kalau nggak membahas tentang perkenalannya dengan musik. Karena kecintaannya pada musik itu tak akan terjadi kalau dia nggak dikenalkan dengan musik.

Wage terbiasa mendengarkan musik berkat kakak sulung dan kakak iparnya, Roekiyem dan Willem yang sangat menyukai lagu. Mereka sering kali mendengarkan lagu melalui piringan hitam dan bermain biola untuk menghabiskan waktu. Bahkan, tak jarang Roekiyem mengajak Wage untuk menonton pertunjukkan sandiwara.

Setelah melihat kalau kecintaan Wage pada musik mulai tumbuh, Willem pun memberikan biola sebagai kado ulang tahun ke-17 untuk adik iparnya itu. Tak lupa, Willem pun mengajarinya cara bermain biola.

Ketika mendapati kalau adiknya itu memiliki bakat dalam bidang musik, Willem pun mengajaknya untuk bergabung dalam band jazz bernama Black & White. Ketenaran band tersebut membuat mereka sering tampil di gedung Societeit, tempat dansa dan pesta kaum elite di Makassar.

Proses Pembuatan Lagu Indonesia Raya

Biografi WR Supratman - Partitur Lagu Indonesia di Koran Sinpo Sumber: Wikimedia Commons

Salah satu hal penting yang perlu dibicarakan dalam biografi WR Supratman adalah tentang proses penciptaan lagu Indonesia Raya. Karena pada akhirnya lagu itulah yang membuat namanya dikenal oleh seluruh warga negara Indonesia.

1. Awal Mula Penciptaan Lagu Indonesia Raya

Saat tinggal di Jakarta, Wage Rudolf Supratman tanpa sengaja melihat sebuah iklan di majalan Timboel. Iklan tersebut sedang mencari orang yang bisa membuat lagu pembakar semangat rakyat Indonesia.

Wage pun tergugah untuk membuat lagu yang awalnya ia beri judul Indonesia, Indonesia, Merdeka, Merdeka. Namun, lagu yang sudah selesai ia buat pada tahun 1926 itu tidak langsung ia perkenalkan pada publik.

Padahal, saat itu bertepatan dengan diadakannya Kongres Pemuda I yang diadakan pada tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926. Kurangnya rasa percaya diri dalam diri Wage membuatnya mengurungkan niat memperdengarkan lagu tersebut.

2. Memperkenalkan Lagu Indonesia Raya pada Kongres Pemuda II

Dua tahun kemudian, Kongres Pemuda II diadakan pada tanggal 27–28 Oktober 1928. Pada malam penutupan, Wage Rudolf Supratman mendatangi sang ketua kongres, Soegondo Djojopoespito. Ia meminta izin agar bisa membawakan lagu ciptaannya pada jam istirahat.

Karena lagu tersebut memiliki sebuah lirik yang berbunyi “Indonesia, Merdeka,” Soegondo khawatir polisi Hindia Belanda akan membubarkan kongres tersebut. Demi dapat memperkenalkan lagunya, Wage mengusulkan untuk memainkan lagu ciptaannya menggunakan instrumen saja tanpa menyanyikan liriknya.

Meskipun hanya dimainkan musiknya saja, tapi semangat perjuangan dalam lagu Indonesia Raya itu bisa menggetarkan hati setiap orang yang hadir dalam kongres. Bahkan, Wage sampai dihubungi oleh Firma Tio Tek Hong untuk merekam lagu Indonesia Raya dalam bentuk piringan hitam.

Namun, adanya kata merdeka yang diulang dalam lagu Indonesia Raya membuat pemerintah Hindia Belanda tidak menyukai lagu tersebut. Akhirnya, lagu tersebut pun dilarang dinyanyikan oleh semua orang.

Baca juga: Biografi Sultan Ageng Tirtayasa, Raja Banten yang Ditangkap Belanda Karena Dikhianati Putranya Sendiri

Karier di Bidang Selain Musik

Patung WR Supratman di Surabaya Sumber: Instagram – biolabangsaku

Sebelum dikenal sebagai seorang pencipta lagu kebangsaan, WR Supratman pernah menjalani berbagai macam pekerjaan demi kelangsungan hidupnya. Beberapa pekerjaan yang dilakoni oleh WR Supratman itu akan kami rangkumkan di biografi ini.

Sebagai lulusan Normaal School, Wage bekerja sebagai guru di sebuah sekolah di Kota Singkang. Namun, karena saat itu ibu kota Kabupaten Wajo tersebut tengah dilanda kerusuhan, Wage memutuskan untuk berhenti menjadi guru dan pindah kembali ke Makassar.

Wage Rudolf Supratman kemudian bekerja sebagai pramuniaga di Firma Nedem. Sayangnya, pekerjaan itu tidak berlangsung lama dan ia pun pindah bekerja sebagai pegawai di kantor advokat milik teman Willem van Eldik.

Beberapa bulan kemudian, Wage kembali keluar dari pekerjaannya karena merindukan keluarganya yang di Jawa. Ia kemudian tinggal bersama kakak keduanya yang bernama Roekinah Soepratirah di Surabaya, Jawa Timur.

Setelah tinggal di Surabaya selama beberapa saat, Wage kemudian pindah ke Bandung untuk menemui Ayahnya. Di Bandung, ia bekerja sebagai wartawan di sebuah surat kabar bernama Kaoem Moeda. Satu tahun bekerja di sana, Wage diajak temannya untuk membangun kantor berita di Jakarta dengan nama Alpena.

Selama bekerja di Alpena, Wage mulai berkenalan dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional. Jiwa nasionalisme WR Supratman pun mulai terpupuk dan tanpa ragu ia membantu mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Sayangnya, karena terlalu menentang pemerintah Hindia Belanda, surat kabar Alpena harus ditutup. Wage pun kemudian bekerja di surat kabar Sin Po dengan tugas membuat liputan rapat pemuda tentang pergerakan nasional.

Karena sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pergerakan nasional, artikel-artikel yang diterbitkan oleh Wage selalu menyudutkan pemerintah Hindia Belanda. Sejak saat itu, ia pun mulai menjadi buronan polisi Hindia Belanda.

Walau sudah menjadi buronan, Wage Rudolf Supratman masih terus berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Bahkan, ia mulai sering menyumbangkan pemikiran dan pendapat pada setiap rapat pemuda.

Baca juga: Biografi Bob Sadino, Pengusaha Sukses yang Memulai Usaha dari Telur Ayam Negeri

Karya yang Sudah Diciptakan WR Supratman

Museum WR Supratman Sumber: Instagram – biolabangsaku

Kamu pasti sudah tahu kalau WR Supratman adalah pencipta lagu Indonesia Raya. Namun, rupanya lagu tersebut bukanlah satu-satunya karya yang dia buat, lho! Kalau ingin tahu, kamu sudah rangkumkan beberapa karya WR Supratman di biografi ini.

Di tahun yang sama ketika diperkenalkannya Indonesia Raya (1928), Wage Rudolf Supratman juga membuat Indonesia Iboekoe dan Bendera Kita Merah Poetih. Ia juga sempat membuat lagu berjudul Bangunlah Hai Kawan (1929), Raden Adjeng Kartini (1929), Di Timur Matahari (1931), Matahari Terbit Agustus (1938), dan sebuah lagu yang belum sempat ia selesaikan berjudul Selamat Tinggal (1938). Selain lagu-lagu kebangsaan, WR Supratman juga menggubah beberapa lagu mars seperti KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia), Surya Irawan, dan Parindra (Partai Indonesia Raya).

Selain menciptakan lagu, WR Supatman rupanya juga pernah menerbitkan buku. Tidak jauh berbeda dengan lagu-lagunya, buku ciptaannya juga terinspirasi dari situasi pergerakan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah.

Bahkan, salah satu buku karyanya yang berjudul Perawan Desa (1929) sampai ditarik dan dilarang beredar oleh pemerintah. Alasannya adalah karena Pemerintah khawatir kisah dalam buku tersebut akan menjadi provokasi rakyat untuk melawan penjajah. Untungnya, karya Wage lainnya yang berjudul Dara Moeda, Kaoem Panatik (1930) masih bisa beredar di kalangan masyarakat.

Baca juga: Biografi Ahmad Yani, Jenderal TNI AD yang Tegas dan Penuh Kasih

Akhir Hayat WR Supratman

Biografi WR Supratman - Makam Lama WR Supratman Sumber: Wikimedia Commons

Setelah lagu-lagu dan karya-karya buatannya banyak dikecam oleh pemerintah Hindia Belanda, Wage Rudolf Supratman pun menjadi buronan. Ia terpaksa harus sering berpindah tempat tinggal demi dapat menyelamatkan diri.

Saat sampai di Surabaya, Wage sakit cukup parah. Namun hal itu tidak mengurangi semangatnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Wage masih sempat memimpin paduan suara di jalan Embong, Malang yang disiarkan oleh NIROM (Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij atau Maskapai Siaran Radio Hindia Belanda). Saat itu, polisi Hindia Belanda menangkap lalu memasukkan Wage ke penjara Kalisosok.

Berada di penjara membuat kesehatan Wage semakin memburuk. Pada tanggal 17 Agustus 1938, tepat tujuh tahun sebelum Indonesia merdeka, Wage Rudolf Supratman meninggal dunia.

Jenazah WR Supratman awalnya dimakamkan di Pemakaman Kapas Kampung di Jalan Kenjeran Surabaya. Tanggal 20 Mei 1953, makamnya dipindah ke Pemakaman Jalan Tambak Segaran Wetan.

Pada tanggal 25 Oktober 1953 Wage mendapatkan pengakuan sebagai pahlawan nasional dari pemerintah Indonesia. Makamnya pun dipindahkan ke Pemakaman Jalan Kenjeran, Desa Rangkah, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.

Fakta Menarik seputar WR Supratman

Patung di Purworejo Sumber: Wikimedia Commons

Setelah mengetahui kehidupan pribadi dan jasa-jasa WR Supratman untuk Indonesia dalam biografi ini, kamu perlu mengetahui fakta menariknya. Mulai dari kontroversi seputar tempat dan tanggal lahirnya, hingga tentang kisah cintanya.

1. Sempat Muncul Kontroversi seputar Tempat dan Tanggal Lahir

Saat Megawati Soekarnoputri menjadi presiden Republik Indonesia, ia menetapkan tanggal 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional. Alasan pemilihan tanggal itu adalah karena bertepatan dengan tanggal kelahiran WR Supratman.

Namun, beberapa buku sejarah menyebutkan kalau Wage Rudolf Supratman lahir tanggal 19 Maret 1903. Yang membuat semakin membingungkan, tanggal 9 dan 19 Maret pada tahun 1903 sama-sama jatuh pada pasaran Wage, sesuai dengan kelahiran WR Supratman.

Tak hanya tanggal lahirnya, tempat kelahirannya pun sempat menimbulkan perdebatan. Karena beberapa buku sejarah menyebutkan kalau Wage lahir di Surabaya, sementara buku lainnya menyebutkan kalau ia dilahirkan di Jakarta.

Untungnya, kakak perempuannya yang bernama Roekijem Soepratijah memberikan kejelasan. Ia menjelaskan kepada penulis buku biografi WR Supratman, Matumona, kalau adiknya itu lahir di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 19 Maret 1903. Menurut Roekijem, beberapa buku yang menyebutkan tempat kelahiran Wage di Jakarta itu kemungkinan karena catatan sang ayah yang menginginkan putra satu-satunya dicatatkan terlahir di kota besar.

Agar lebih resmi, Pemerintah dan Pengadilan Negeri Purworejo pun membuat ketetapan kalau WR Supratman lahir pada hari Kamis Wage tanggal 19 Maret 1903. Tak hanya tanggalnya, tempat lahirnya juga secara resmi ditetapkan di Desa Somongari, Kabupaten Purworejo.

2. Lagu Indonesia Raya Dituduh Menjiplak Lagu Lain

Pada tahun 1991, salah satu pengamat musik, dramawan, dan penulis novel Indonesia yang bernama Remy Sylado menulis sebuah artikel tentang lagu Indonesia Raya yang menjiplak sebuah lagu Belanda. Artikel yang dirilis di surat kabar Kompas itu menyebutkan kalau lagu yang berjudul Lekka Lekka Pinda Pinda itu diciptakan pada tahun 1600-an.

Namun, seorang pengamat musik bernama Kaye A. Solapung langsung membantah tuduhan tersebut. Menurutnya, artikel Remy Sylado itu hanya mengulang tuduhan dari Amir Pasaribu yang diucapkan pada tahun 1950-an.

Kaye kemudian membedah lagu Lekka Lekka Pinda Pinda dan Indonesia Raya secara bersamaan. Menurutnya, kedua lagu tersebut tidak memiliki kord yang sama. Satu-satunya persamaan dari kedua lagu tersebut hanyalah adanya delapan ketukan, sehingga kesimpulannya lagu Indonesia Raya bukanlah jiplakan.

3. Tidak Memiliki Pasangan atau Keturunan

Sepanjang hidupnya selama 35 tahun, WR Supratman tidak memiliki istri atau anak sama sekali. Meskipun ada artikel yang menyebutkan kalau ia pernah beberapa kali memiliki kekasih, tapi tidak ada satu pun yang diajaknya hingga ke pelaminan.

Menariknya, pada bulan Juni 2019, ada seorang penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia yang mengikuti sebuah kompetisi musik di Inggris. Anak perempuan bernama Andrea Turk itu mengaku-aku sebagai cicit buyut dari Wage Rudolf Supratman.

Ayah Andrea yang bernama Dario Turk menyatakan kalau pengakuan tersebut hanyalah pemberitaan yang menyesatkan dari media. Karena sebenarnya, Andrea adalah cicit dari kakak perempuan WR Supratman yang bernama Ngadini Soepratini. Ibu Andrea, Endang Turk merupakan cucu Ngadini.

Namun, pada sebuah postingan akun Instagram tanggal 9 April 2019, Andrea menuliskan kalau ia adalah cicit buyut WR Supratman. Bahkan, setelah ada beberapa orang yang mengingatkannya untuk mengoreksi kalimat tersebut, tetap saja Andrea memperkenalkan diri sebagai cicit buyut Wage Rudolf Supratman.

Baca juga: Biodata Merry Riana, Motivator yang Mendapat Julukan Wanita Sejuta Dolar

Mengenal Sosok Pencipta Lagu Indonesia Raya melalui Biografi WR Supratman

Setelah membaca biografi WR Supratman di artikel ini, pesan apakah yang kamu dapatkan? Apakah kamu terinspirasi untuk tidak pernah berhenti belajar meskipun ada halangan di depan mata seperti halnya Wage ketika masih muda? Ataukah rasa cintamu pada Indonesia dan lagu Indonesia Raya menjadi semakin bertambah?

Kalau kamu masih ingin mencari informasi dan biografi pahlawan selain WR Supratman, coba cek kanal Tokoh di website KepoGaul.com ini. Selain biografi para pahlawan, kamu juga bisa menemukan biografi orang-orang sukses yang bisa menginspirasimu, seperti Bob Sadino, Nelson Mandela, Steve Jobs, dan masih banyak lagi. Selamat membaca!

← Biografi Buya Hamka, Sastrawan Sekaligus Ulama yang Dinobatkan Sebagai Pahlawan Nasional
Biografi Mahatma Gandhi, Sang Pejuang Kemerdekaan Anti-Kekerasan →

TIM DALAM ARTIKEL INI

Penulis
Rizki Adinda

Rizki Adinda, S.Hum, adalah seorang penulis yang lebih banyak menulis kisah fiksi daripada non fiksi. Seorang lulusan Universitas Diponegoro yang banyak menghabiskan waktunya untuk membaca, menonton film, ngebucin Draco Malfoy, atau mendengarkan Mamamoo. Sebelumnya, perempuan yang mengklaim dirinya sebagai seorang Slytherin garis keras ini pernah bekerja sebagai seorang guru Bahasa Inggris untuk anak berusia dua sampai tujuh tahun dan sangat mencintai dunia anak-anak hingga sekarang.

Editor
Khonita Fitri

Seorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.

Sidebar Utama

Artikel Terkait

Artikel Tokoh Top

  • Biografi Axton Salim, Penerus Ketiga Kerajaan Bisnis Salim Group

  • Biografi Edwin Soeryadjaya, Sang Penyambung Kejayaan Keluarga Soeryadjaya

  • Biografi Prof Salim Said, Panelis ILC yang Ternyata Mantan Dubes RI Era SBY

  • Biografi John Riady, Bos Lippo Karawaci yang Pernah Magang di McDonald’s

  • Biografi Andrie Wongso, Motivator yang Pernah jadi Bintang Film Hongkong

  • Biografi Anthony Salim, Penyelamat Perusahaan Mi Instan dari Kebangkrutan

  • Biografi Siti Oetari, Istri Pertama Soekarno yang Juga Nenek Buyut Al Ghazali

  • Biografi Andrew Darwis, Founder KASKUS yang Memiliki Profit Miliaran Rupiah

  • Biografi Rasuna Said, Pahlawan Pergerakan Nasional dan Emansipasi Wanita

  • Biografi Sudono Salim, Pengusaha Kaya Raya yang Tidak Tamat Sekolah

  • Biografi Jim Geovedi, Pakar TI yang Tak Menempuh Perguruan Tinggi

  • Biografi Bong Chandra, Pengusaha Bertitel Motivator Paling Muda di Asia

  • Biografi Soepomo, Sang Ahli Hukum yang Ikut Menyusun Undang-Undang Dasar 1945

  • Biografi Putera Sampoerna, Pengusaha Rokok yang Jadi Pelopor Kretek LTLN

  • Biografi Sukanto Tanoto, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Versi Majalah Forbes

  • Biografi Susilo Wonowidjojo, Tokoh di Balik Inovasi-Inovasi Gudang Garam

  • Biografi Joko Pinurbo, Sang Penyair Eksentrik Asal Jogja

  • Biografi Al Farabi, Filsuf Muslim yang Menggabungkan Filsafat Aristoteles & Plato

  • Biografi Ibnu Rusyd, Filsuf Muslim Asal Kordoba yang Menafsirkan dan Merangkum Karya Aristoteles

  • Biografi Ferry Unardi, Pendiri Traveloka yang Pernah Putus Kuliah

  • Biografi Seno Gumira Ajidarma, Sastrawan yang Lebih Suka Disebut Wartawan

  • Biografi Sunan Bonang, Anggota Wali Songo yang Letak Makam Aslinya Masih Jadi Misteri

  • Biografi Ernest Douwes Dekker, Keturunan Indonesia-Belanda yang Cinta Mati Pada Tanah Air

  • Profil Anindya Bakrie, Pemimpin Generasi Ketiga Bisnis Bakrie Group

  • Biografi Robert Budi Hartono, Orang Kaya Nomor 1 di Indonesia

  • Biografi Sunan Ampel, Guru Besar Wali Songo

  • Biografi Ratna Sari Dewi Soekarno, Istri Presiden Pertama Republik Indonesia yang Penuh Kontroversi

  • Biografi Pangeran Antasari, Pahlawan Banjar yang Berusaha Mengusir Belanda dari Kampung Halamannya

  • Biografi Moh Yamin, Sosok Penting di Balik Sumpah Pemuda dan Pancasila

  • Biografi Larry Page, Tokoh Penting di Balik Berdirinya Google

  • Biografi William Tanuwijaya, Kisah Pendiri Tokopedia yang Sempat Diremehkan

  • Biografi Wikana, Tokoh Kemerdekaan Indonesia yang Terlupakan dari Sejarah

  • Biografi Sultan Hasanuddin, Raja Gowa yang Disegani Prajurit Belanda

  • Biografi Laksamana Malahayati, Pahlawan Asal Aceh yang Menjadi Laksamana Wanita Pertama di Dunia

  • Biografi Yasa Paramita Singgih, Pengusaha Sukses Pendiri Men’s Republic

  • Biografi Rudy Salim, Pengusaha Muda Juragan Hypercar

  • Biografi HOS Cokroaminoto, Guru Tokoh Besar Nasional yang Dijuluki Raja Jawa Tanpa Mahkota

  • Biografi Sapardi Djoko Damono, Sang Pujangga Sederhana Asal Solo

  • Biografi KH Agus Salim, Pahlawan Indonesia yang Menguasai Sembilan Bahasa

  • Biografi Sutan Syahrir, Bung Kecil yang Mendesak Kemerdekaan Indonesia

  • Biografi Raden Patah, Keturunan Raja Majapahit yang Menjadi Pendiri Kesultanan Demak

  • Biografi Nyi Ageng Serang, Pejuang Wanita yang Berperan Besar dalam Perang Diponegoro

  • Biografi WS Rendra, Kisah Penyair Legendaris Asal Surakarta

  • Biografi Tung Desem Waringin, Sang Motivator Kondang Pencetak Rekor MURI

  • Biografi Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Modern yang Ideologinya Menjadi Kontroversi

  • Biografi Abdul Haris Nasution, Jenderal Angkatan Darat yang Dianggap Saingan Politik oleh Soeharto

  • Biografi Tan Malaka, Pahlawan Nasional yang Namanya Pernah Dihapus dari Sejarah

  • Biografi Martha Christina Tiahahu, Salah Satu Pahlawan Nasional Muda yang Gugur di Medan Perang

  • Biografi Buya Hamka, Sastrawan Sekaligus Ulama yang Dinobatkan Sebagai Pahlawan Nasional

  • Biografi WR Supratman, Pencipta Lagu Indonesia Raya yang Tidak Merasakan Kemerdekaan Indonesia

  • Biografi Mahatma Gandhi, Sang Pejuang Kemerdekaan Anti-Kekerasan

  • Biografi Sultan Ageng Tirtayasa, Raja Banten yang Ditangkap Belanda Karena Dikhianati Putranya Sendiri

  • Biografi Bob Sadino, Pengusaha Sukses yang Memulai Usaha dari Telur Ayam Negeri

  • Biografi Ahmad Yani, Jenderal TNI AD yang Tegas dan Penuh Kasih

  • Biodata Merry Riana, Motivator yang Mendapat Julukan Wanita Sejuta Dolar

  • Biografi Nelson Mandela, Presiden Kulit Hitam Pertama Afrika Selatan

  • Biografi Dewi Sartika, Sang Pejuang Hak-Hak Kaum Perempuan dari Priangan

  • Biografi Frans Kaisiepo, Pahlawan di Lembaran Uang 10.000 yang Memperjuangkan Penyatuan Papua dengan Indonesia

  • Biografi Steve Jobs, Pendiri Apple yang Membangun Kerajaan Bisnisnya dari Nol

  • Biografi Albert Einstein, Ilmuwan Fisika yang Suka Musik

  • Mengenal Sosok Kartini dari Minahasa Melalui Biografi Maria Walanda Maramis

  • Mengenang Sosok Penyair yang Dijuluki Si Binatang Jalang Lewat Biografi Chairil Anwar Ini

  • Profil 10 Orang Terkaya di Dunia yang Dapat Menjadi Sumber Inspirasimu

  • Biografi & Profil Erick Thohir

  • Biodata & Profil Egy Maulana Vikri

  • Biografi & Profil Lengkap Bung Tomo

  • Biografi & Profil Soeharto

  • Biografi & Profil Nabi Muhammad SAW

  • Biografi & Profil Chairul Tanjung Lengkap

  • Biografi & Profil Moh Hatta

  • Biografi & Profil Jendral Sudirman Lengkap

  • Biografi & Profil Cut Nyak Dien

  • Biodata & Profil Gen Halilintar

  • Biodata & Profil Kevin Sanjaya Sukamuljo

  • Biodata & Profil Rocky Gerung

  • Biografi & Profil Ahok

  • Biografi & Profil Uztadz Abdul Somad

  • Biodata & Profil Sandiaga Uno

  • Biografi & Profil Ki Hajar Dewantara

  • Biografi & Profil BJ Habibie

  • Biografi & Profil Jokowi

  • Biografi & Profil Prabowo Subianto

  • Biodata & Profil Roy Kiyoshi

  • Biodata & Profil Jonatan Christie

  • Biografi & Profil RA Kartini

  • Biografi & Profil Ir Soekarno

  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Persyaratan Penggunaan
  • Kebijakan Privasi

Copyright © 2023 KepoGaul.com Praktis Media Network. All Rights Reserved.