
Ingin membuat puisi untuk guru tercinta tetapi minim ide? Mungkin kumpulan puisi yang kami sajikan di sini bisa kamu jadikan referensi. Selain itu, kamu juga akan mendapatkan gambaran bagaimana merangkai puisi dengan tema serupa. Penasaran? Yuk, simak artikel ini sampai habis!
Tak banyak yang bisa kamu perbuat untuk membalas jasa-jasa gurumu. Meski begitu, bukan berarti kamu tak dapat melakukan apa-apa. Memberi hadiah berupa rangkaian puisi mungkin mampu membuat guru tercintamu terharu dan bahagia.
Pertanyaannya, dapatkah kamu membuat puisi sendiri? Kalau tidak, jangan khawatir. Pilih saja beberapa puisi di artikel ini yang menurutmu paling bagus untuk dikirimkan kepada guru tercintamu.
Siapa tahu puisi tersebut juga dapat memberimu inspirasi dalam membuat puisi untuk guru tercinta. Tulis saja puisi tentang kebiasaan pengajarmu di kelas, ucapan terima kasih, atau hal-hal menarik lainnya.
Sudah tak sabar ingin mengetahui kumpulan puisi tentang guru tercinta yang bisa kamu temukan di sini? Langsung saja baca uraian lengkapnya di bawah ini! Semoga saja ada banyak puisi yang menginspirasi serta menarik hatimu.
1. Terima Kasih
Kami adalah kekosongan hampa
Gelap yang memekat
Jika dulu engkau tak mengisi ilmu
Darimu kami tahu indahnya warna
Darimu kami mengerti digdayanya angka
Darimu kami sadar betapa indah aksaraPenat dan peluh kau abaikan
Bahkan juga kata yang menghujam
Tanpa lelah kau bimbing langkah
Hingga kami bisa berjalan meraih citaKami adalah kekosongan hampa yang memekat
Jika kau tak pernah hadir bagi kami
Ijinkan kami untuk sedikit berterima kasih
Atas jerihmu yang kadang bahkan tak kami ingat
Terima kasih, guruku(Johana Octavina, Terima Kasih Guruku)
Apa yang kamu pikirkan setelah membaca puisi untuk guru tercinta yang menyentuh hati tersebut? Jika dihitung-hitung, mungkin kamu tak akan bisa membalas jasa-jasa gurumu. Setiap hari, beliau dengan sabar membimbingmu agar menjadi murid yang pintar dan berkarakter baik.
Tanpa seorang pendidik, barangkali kamu tak akan bisa membaca atau berhitung hingga sekarang. Cobalah luangkan waktu untuk berkunjung ke tempat pengajarmu atau merangkai puisi untuk menyambut Hari Guru.
Baca juga: Kumpulan Puisi tentang Keindahan Alam yang Mengingatkanmu agar Selalu Bersyukur
2. Maafkan Kami
Terlalu ramah bila berceramah
Setiap kata diberi hingga melimpah ruah
Tiada terlintas penat serta lelah
Mereka yang mendengar biasa terlenaKarena yang berulang kali
Berlaku di setiap hari
Yang memberi senantiasa berdiri
Seperti bercakap buat diri sendiriMungkin masih muda
Tidak pernah terfikir akan yang tua
Mungkin hormat dari kata atau tunduk bila berjalan
Itu yang mereka mahu, melihat anak muda berjaya dengan didikanBertahun membimbing anak muda
Untuk melihat anak muda berjaya
Bila anak muda telah berlayar
Harapan untuk berjumpa lagi sering pudarKembali dan kenangi wahai anak muda
Mereka mereka yang telah banyak berjasa
Yang sering berkorban jasad juga waktu
Untuk membantu kita terus majuWahai guru-guru, maafkan kami
Jika dulu kami sering ingin memenangi
Setiap kesalahan juga perbalahan
Hari ini kami susun sepuluh jari, meminta ampun sepanjang perjalanan(Karya Jiwa, Guru)
Setiap murid biasanya memiliki pengajar favorit, mungkin termasuk dirimu. Umumnya, beliau diidolakan karena memiliki sifat yang mampu membuat siswanya merasa nyaman di kelas, seperti sabar, humoris, bijak, dan sebagainya.
Sayangnya, kebaikan-kebaikan seorang pendidik sering kali dilupakan muridnya, terlebih setelah lulus. Untuk mengenang jasa-jasanya, sekali lagi bacalah puisi untuk guru tercinta pada kutipan di atas. Kalau kamu pernah berbuat salah pada pengajarmu, segera berkunjunglah ke rumahnya untuk meminta maaf.
Baca juga: Kumpulan Puisi Karya Chairil Anwar yang Sangat Populer dan Melegenda
3. Menghargai Guru
Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar
Ketika aku besar dan menjadi pintar
Kulihat dia begitu kecil dan lugu
Aku menghargainya dulu
Karena tak tahu harga guru
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?(Mustofa Bisri, Guruku)
Sepertinya apa yang disampaikan penyair Mustofa Bisri dalam puisi singkat untuk guru tercinta di atas ada benarnya. Sewaktu kecil, dengan mudah kamu mengidolakan seorang pengajar karena merasa beliaulah yang paling pintar dan tahu segalanya.
Namun setelah beranjak dewasa, kekaguman itu perlahan memudar karena kamu mulai menyadari bahwa masih banyak yang lebih pintar dari beliau. Meski begitu, tetap hormatilah gurumu agar ilmu yang kamu dapatkan selalu diliputi keberkahan dan bermanfaat.
4. Tak Pernah Lekang
Di bawah atap sekolah kutimba ilmu
sembari kutulis huruf-huruf pada buku
Dituntun aku oleh sang guruPerlahan namun pasti, diri ini kau ajari
otak kosong perlahan terisi
manusia berseragam kau didik sepenuh hati
sabarmu tiada henti, kala si jengkel mengundang amarah di hatisesering apapun kuperbuat salah
tak sekalipun ia keluarkan amarahbaginya kesalahanku adalah hal wajar
sebab diriku sedang belajarjasamu…
menanam ilmu hingga beruban
menghapus jajahan kebodohan
hingga buku merayap tanpa sisaan
ilmunya tetap lengkap teramankandidikanmu, mengantar kita menuju masa depan gemilang
pena menulis jasamu yang dikenal panjang
kertas pengabdianmu telah menciptakan generasi cahya terangpadamu, guruku tersayang
meski dirimu tinggal bayang-bayang
namun jasamu tak pernah lekang(Endang Lailiya, Sang Guru)
Lewat didikan pengajar, seorang anak nantinya bisa tumbuh menjadi sosok yang cerdas dan sukses. Lahirnya para ilmuwan, pengusaha, motivator, atau bahkan presiden tak bisa lepas dari peran pendidik yang pernah mengajarnya.
Sehingga, layaklah jika para guru itu mendapat gelar pahlawan tanpa tanda jasa, seperti halnya yang disampaikan puisi di atas. Ilmu-ilmu mereka akan tetap mengalir dan abadi meski sudah tak mengajar lagi.
Baca juga: Kumpulan Puisi Singkat tentang Ibu yang Membuatmu Rindu untuk Pulang
5. Kusuma Negara
Mentari terbit dari kelopak matanya
Setiap hari menebarkan senyum dalam sebuah bangunan tua, wajahnya
memancarkan rona, langkah-langkah yang ikhlas, juga semangat menyala-nyalaYa… Guru, digugu dan ditiru…
Tanpanya jalanku buntu
Tanpanya otakku beku
Sungguh… Hatiku keluSapaan hangatnya pahlawan tanpa tanda jasa, penggerak perubahan
bangsa, dengan gaji tak seberapa
Karenanya aku tau aksara
Karenanya aku paham logika
Karenanya aku mengerti bahasaDuhai… Guru…
Harapan telah disandarkan
Cita-cita dipertaruhkan
Laju kuda dipacu sekencang-kencangnyaBukan perkara mudah tuk sembunyikan lelah, dihadapan murid yang
hiperaktif beradu dengan suara yang meneduhkan
Begitu banyak pikiran yang ia sumbangkan
Begitu banyak keringat yang ia korbankan
Esok, sampai saatnya diberhentikanHari demi hari bertahun-tahun mengabdi demi tunainya ajaran yang hakiki
Kebisingan akan kembali lagi dari ruang persegi, menyongsong pagi hingga siang hariDuhai… Guru…
Percayalah…
Guru pahlawanku… Kusuma negaraku…(Intan Maretha Aryani, Guru)
Kata orang Jawa, guru itu kepanjangan dari “digugu lan ditiru”. Maksudnya adalah seorang pengajar hendaknya dapat memberikan teladan yang baik bagi murid-muridnya. Sebagai contoh, guru sebaiknya memperhatikan setiap ucapan maupun perbuatannya.
Selain itu, orang tua dan masyarakat biasanya akan menaruh harapan besar atas keberadaan seorang pendidik. Mereka berharap anak-anaknya tumbuh menjadi sosok yang cerdas dan berbudi luhur.
Baca juga: Kumpulan Puisi Singkat tentang Ibu yang Membuatmu Rindu untuk Pulang
6. Sang Pendidik
Negriku penuh bara yang bergejolak
Negriku penuh orang-orang pintar yang bisa memadamkannya
Katanya untuk negri yang hebat
Tapi ia menghilangkan GuruGuru tidak pernah menakar keringat kepayahan
Guru selalu mementingkan perasaan anak-anak didiknya
Guru tidak akan menangis di hadapan muridnya
Guru tidak akan membiarkan anaknya berselisihLalu siapa yang meniupkan angin
Untuk menghilangkan Guru
Apakah ia terlahir dari bara api
Apakah ia besar tanpa guru?(Aisyah Asafid Abdullah, Guruku T’lah Hilang)
Selain didedikasikan untuk seorang pendidik, puisi 3 bait di atas seolah menyindir pihak-pihak yang tak memiliki rasa terima kasih pada orang yang telah mendidiknya. Misalnya adalah mereka yang berani melawan atau memboikot gurunya agar diberhentikan dari sekolah.
Well, seperti apapun gurumu, selalu hormatilah beliau. Kalau ada kesalahan dalam berucap atau berbuat, segera maafkanlah. Toh, biasanya kamu juga sering membuat pengajarmu kesal, tapi beliau selalu bersabar dan memaafkan.
Baca juga: Kumpulan Puisi Cinta Romantis untuk Pacar Tersayang yang Memiliki Makna Mendalam
7. Pelita Penerang
Langkahkan kaki meninggalkan keluarga kecil
Demi mendidik yang tak sealiran darah
Menempuh jauh demi mengemban tugas negara
Merelakan letih dan lelah demi masa depan yang cemerlang dan gemilangTak mengharap balas pamrih apalagi balas budi
Semua dilakukan dengan niatan hati yang tulus dan penuh kasih,
untuk bangsa dan juga negaraEngkaulah pelita pembimbing peraih cita-cita
Engkaulah penerang dalam gelapnya ketidaktahuan
Terima kasih pahlawan tanpa tanda jasa(Ruzy Ainun, Pelita dalam Kelamnya Malam)
Biasanya, ada cerita-cerita menarik di balik perjuangan seorang pendidik dalam mengajar muridnya. Misalnya adalah rela menempuh perjalanan jauh untuk mencapai sekolah atau ikhlas meninggalkan keluarganya.
Begitu halnya dengan apa yang disampaikan puisi untuk guru tercinta di atas. Sang pengajar tak pernah merasa pamrih walau harus meninggalkan keluarga kecilnya untuk sementara waktu. Hal itu beliau lakukan demi mencerdaskan murid-muridnya.
Baca juga: Kumpulan Kata-Kata Pantun Cinta Romantis untuk Pacar, Gebetan, dan Mantan
Puisi untuk Guru Tercinta sebagai Tanda Terima Kasih
Itulah deretan puisi untuk guru tercinta yang dapat kamu baca di KepoGaul. Di antara sajak-sajak tersebut, manakah yang menurutmu paling menyentuh hati? Segera kirimkan saja pada pengajarmu sebagai tanda terima kasih.
Semoga puisi di atas juga mampu memberimu inspirasi dalam menciptakan puisi sendiri dengan tema serupa. Kamu bisa merangkai sajak tentang pengorbanan guru, jasa-jasanya, pengalaman saat diajar mereka, dan sebagainya. Selamat mencoba!