
Di Indonesia, menikmati teh di pagi dan sore hari seolah sudah menjadi sebuah kebiasaan yang tidak bisa dihilangkan. Beberapa orang bahkan berusaha mendapatkan manfaat minum teh untuk kesehatan. Kira-kira apa saja manfaatnya? Cek langsung di artikel ini, ya!
Tahukah kamu kalau ternyata ada banyak manfaat minum teh untuk kesehatan? Tidak sekadar bisa menjadi pengganti kopi, tapi bisa juga bermanfaat bagi kesehatan seperti mengurangi risiko serangan jantung dan kanker. Kalau penasaran, baca terus artikel yang ada di bawah ini, yuk!
Teh termasuk dalam minuman yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Biasanya diminum di pagi hari sambil sarapan atau malam sebelum tidur.
Selain karena rasanya yang enak dan karena kebiasaan, rupanya banyak orang yang meminumnya karena mengetahui manfaat minum teh untuk kesehatannya. Hingga akhirnya mereka pun mengonsumsi minuman yang awalnya berasal dari Tiongkok ini.
Kalau kamu sendiri bagaimana? Apakah kamu termasuk salah satu orang yang rutin mengonsumsi minuman ini setiap hari? Apakah kamu tahu apa saja manfaat minum teh itu? Kalau ingin tahu lebih lanjut, yuk cek artikel ini sekarang!
Pengenalan
Teh adalah minuman yang disajikan dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun tertentu yang dikeringkan menggunakan air panas. Biasanya, jenis daun yang digunakan adalah Camellia sinensis, di mana dua varietas yang banyak ditanam adalah tanaman Tiongkok berdaun kecil (Camellia sinensis sinensis) dan tanaman Assam berdaun besar (Camellia sinensis assamica).
Ada banyak sekali jenis-jenis teh yang sudah dikenal di dunia. Namun secara umum, minuman yang berasal dari tanaman teh ini dibagi dalam 4 kelompok, yaitu black, oolong, green, dan white tea.
Selain keempat kelompok tersebut, istilah teh ini juga bisa digunakan untuk minuman yang terbuat dari seduhan tanaman lain. Di antaranya adalah buah, rempah-rempah, atau tanaman obat lainnya. Bedanya, jenis ini biasanya disebut sebagai teh herbal.
Minuman ini juga cukup banyak dikonsumsi di seluruh dunia, setidaknya nomor dua setelah air putih. Bahkan, rasanya yang sedikit pahit dan menjadi kenikmatan tersendiri itu mampu mengalahkan kepopuleran kopi.
Baca juga: Menilik Sejarah dan Jenis Kopi untuk Menambah Wawasanmu
Sejarah dan Asal Usulnya
Sebelum mengetahui manfaat minum teh, akan lebih baik kalau kamu mempelajari sejarahnya terlebih dahulu. Di bawah ini ada beberapa penjelasan sejarah dan asal usul teh mulai dari pertama kemunculannya hingga yang bisa kamu nikmati sekarang.
Legenda dari Tiongkok dan India
Bisa dikatakan, awal mula munculnya minuman seduh ini tak lepas dari cerita mitos dan fakta. Berdasarkan legenda Tiongkok, sejarahnya dimulai pada tahun 2737 SM pada masa Kekaisaran Shen Nong.
Kaisar Shen Nong merupakan seorang penguasa dan ilmuwan yang terampil. Pada satu waktu, ketika pelayannya tengah merebus air di kebun, tanpa sengaja sehelai daun dari pohon liar masuk ke dalam pancinya.
Ketika mencoba meminum air rebusan itu, sang kaisar pun ternyata menikmati minuman tersebut hingga akhirnya ia berusaha menelitinya lebih lanjut. Dari penelitian tersebut, Kaisar Shen Nong menemukan manfaat minum teh dalam hal pengobatan.
Sementara di India, ada sebuah legenda yang mengaitkan penemuan teh dengan Pangeran Bodhidharma. Ia merupakan orang suci di India yang juga mendirikan sekolah Zen agama Buddha.
Pada tahun 520, Bodhidharma meninggalkan India untuk mengajarkan agama Buddha di Tiongkok. Untuk membuktikan beberapa prinsip Zen, dia bersumpah untuk bermeditasi selama sembilan tahun tanpa tertidur.
Namun, pada tahun ketujuh, tanpa sengaja ia tertidur. Sehingga ketika terbangun dengan penuh kemarahan, ia pun memotong kelopak matanya dan melemparkannya ke tanah.
Dari kelopak mata yang dilemparkan tersebut tumbuhlah pohon teh. Dan sejak saat itu, minuman ini dianggap sanggup memberikan stimulan untuk membuat mereka yang mau bermeditasi tetap terjaga.
Popularitasnya di Negeri Timur Jauh
Apapun legendanya, tidak ada yang tahu dengan pasti apakah cerita tersebut benar adanya. Ada banyak kemungkinan tanaman ini berasal dari daerah di sekitar Tiongkok Barat Daya, Tibet, atau India Utara.
Meskipun begitu, hal yang pasti benar adalah minuman ini sudah banyak dikonsumsi di Tiongkok berabad-abad sebelum kepopulerannya di Negeri Barat. Salah satu buktinya adalah adanya penemuan tempat penyimpanan teh dalam makam Dinasti Han (206 SM-220 M). Walaupun sebenarnya teh baru mulai menjadi minuman nasional Tiongkok ketika di bawah pemerintahan Dinasti Tang (618-906 M).
Pada masa Dinasti Tang, seorang biksu yang bernama Lu Yu (733-804 M) menyusun Ch’a Ching atau Risalah Teh Klasik. Dalam buku tersebut ia menuliskan tentang jenis-jenis, cara menyiapkan, hingga manfaat minum teh.
Tak hanya itu, ia juga menyisipkan tentang ajaran dan pemikiran agama Buddha, Tao, dan Konghucu dalam buku tersebut. Hingga akhirnya ajaran tersebut banyak digunakan dalam upacara minum teh tradisional, sebagai metafora untuk mengekspresikan harmoni dan kesederhanaan alam semesta.
Mulai Masuk ke Jepang
Sekitar awal abad ke-9, seorang biksu Buddha dari Jepang yang bernama Saicho memperkenalkan minuman seduh ini ke negaranya. Ia membawa benih tumbuhan yang didapatkan ketika belajar di Tiongkok untuk menumbuhkan tumbuhan tersebut di sekitar biaranya.
Seiring dengan berjalannya waktu, biarawan lain yang belajar di Tiongkok pun mengikuti langkahnya dan perkebunan teh kecil pun mulai bermunculan di sekitar biara Jepang. Namun, karena perkebunan biara tersebut berada di tempat terpencil, popularitas teh di Jepang pun belum berkembang hingga abad ke-13.
Hingga ketika seorang biksu Zen bernama Eisai mengenalkan manfaat minum teh pada para samurai dan prajurit. Mereka pun turut serta menyebarluaskan ajaran ini melalui ajaran Buddha. Bahkan, sampai muncul istilah “teh dan Zen adalah satu.”
Ketika kepopulerannya mulai berkembang, Negeri Bunga Sakura ini menciptakan sebuah metode mempersiapkan teh yang kemudian menjadi ciri khas mereka. Metodenya adalah menggiling daun teh hijau hingga menjadi bubuk halus menggunakan penggilingan batu.
Bubuk tersebut kemudian banyak dikenal dengan nama Matcha yang banyak digunakan dalam upacara minum teh tradisional Jepang. Matcha akan disiapkan menggunakan pengaduk dari bambu yang bernama Chasen dan disajikan dalam mangkuk bernama Chawan.
Awal Mula di Negeri Barat
Sejak berabad-abad yang lalu, ada banyak sekali pedagang, misionaris, dan penjelajah yang melakukan perjalanan bolak balik antara Eropa dan Timur Jauh. Mereka pun sudah terbiasa dengan tradisi dan manfaat minum teh yang sedang berkembang di Tiongkok dan Jepang.
Sekitar abad ke-9, ada sebuah referensi dalam dokumen perdagangan Arab yang menjelaskan tentang proses merebus daun pahit. Kemudian, Marco Polo (1254-1324 M) menyinggung tentang penemuan teh dalam salah satu tulisannya tentang perjalanannya ke timur.
Sayangnya, minuman seduhan daun ini tidak cukup populer hingga abad ke-17. Pada waktu itu hanya misionaris Portugis yang sering membawa teh dari perjalanannya ke Tiongkok. Baru sejak awal 1600-an, pedagang dari Perusahaan Hindia Timur Belanda atau VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) mulai memperdagangkan daun kering ini secara serius.
Dari situ, popularitasnya pun mulai menyebar ke sepenjuru Eropa mulai dari Belanda, Perancis, hingga ke London. Namun, karena saat itu harganya masih sangat mahal, hanya orang-orang kerajaan dan dari keluarga aristokrat yang bisa menikmatinya.
Sejarah Monopoli Teh
Minuman dari Tiongkok ini mulai meningkat kepopulerannya di Britania ketika Raja Charles II menikah dengan Catherine dari Braganza, seorang putri Portugis. Ratu Catherine sangat menyukai minuman ini, hingga ia pun memperkenalkan konsep minum teh di sore hari.
Dengan popularitasnya yang meningkat, Perusahaan Hindia Timur Britania atau EIC (East India Company) mulai melakukan impor secara langsung ke Tiongkok. Bahkan, mereka pun mulai bekerjasama secara khusus dengan sebuah pabrik teh di Makau.
Mulai dari awal tahun 1700-an, EIC pun memantapkan diri sebagai monopolis perdagangan teh. Tidak tanggung-tanggung, EIC pun membangun banyak perusahaan di India dengan tujuan sebagai kantor pusat perdagangan. Beberapa di antaranya di kota Bombay, Bengal, dan Madras.
Namun sayangnya, perubahan geopolitik yang melibatkan koloni baru di Amerika dan terjadinya perang antara Perancis dengan India mengancam posisi EIC. Apalagi dengan semakin banyaknya orang yang berusaha menyelundupkan dan memalsukan minuman ini akibat tingginya pajak.
Persebarannya di India
Meskipun EIC berusaha mendominasi perdagangan teh, Tiongkok tetap menjadi sumber utama penjualan hingga pertengahan tahun 1800-an. Untuk dapat menunjukkan dominasinya dan mengakhiri ketergantungan mereka pada teh Tiongkok, EIC pun mengirimkan Robert Fortune, seorang botanis dari Skotlandia dalam sebuah misi mata-mata ke Tiongkok.
Selama dua setengah tahun samarannya sebagai pedagang Tiongkok, ia melakukan perjalanan keliling negeri untuk belajar tentang teknik menanam dan mengolah teh. Selain itu, ia juga berhasil membawa biji dan tanaman teh ke India untuk ditanam.
Sayangnya, tidak semua tanaman dan biji yang dibawa itu bisa tumbuh dengan baik. Beberapa jenis justru akhirnya menjadi jenis teh hitam hibrida dan menciptakan teknik fermentasi baru. Sekarang, jenis tersebut banyak dikenal sebagai teh hitam Darjeeling.
Selain Darjeeling, seorang Mayor Angkatan Darat Inggris bernama Robert Bruce juga sempat menemukan semak-semak teh yang tumbuh di wilayah timur laut Assam, India. Dengan penemuan tersebut, EIC tidak mau berlama-lama dan berusaha mengambil kesempatan untuk bereksperimen menanam tumbuhan tersebut di wilayah lain di India.
Penanaman yang sukses tersebut membuat pemerintah Inggris mulai mengembangkan perkebunan teh di India dalam skala besar. Hal ini menandai awal dari industri teh baru yang berkembang di India dan mengakhiri ketergantungan pada Tiongkok.
Boston Tea Party
Seperti halnya Eropa, teh juga awalnya sampai ke Amerika pada pertengahan tahun 1600-an melalui pemukiman Belanda di New Amsterdam. Koloni tersebut kemudian diambil alih oleh Inggris pada tahun 1664 dan berganti nama menjadi New York. Di kota tersebut perdagangan teh berkembang pesat terutama di kalangan wanita kolonial kaya.
Melihat kesempatan tersebut, EIC pun meyakinkan Parlemen Inggris agar menerapkan pajak tinggi untuk teh menggunakan undang-undang yang bernama Tea Act. Undang-undang tersebut bertujuan untuk memperbesar monopoli penjualan teh EIC ke seluruh koloni Britania, dengan cara menjual teh pada harga yang rendah. Mereka bisa menjual murah karena EIC mendapatkan izin untuk mengekspor teh langsung ke koloni-koloni tanpa membayar pajak di London terlebih dahulu.
Hal tersebut langsung mengundang protes dari para pengekspor teh lainnya karena merasa undang-undang tersebut hanya menguntungkan EIC saja. Oleh karena itu, pada tanggal 16 Desember 1773 meletuslah Boston Tea Party di pelabuhan Boston. Pada peristiwa tersebut, para kolonis berpakaian seperti Suku Indian dan membuang teh yang ada di kapal EIC ke laut.
Boston Tea Party itu pun menjadi awal mula terjadinya Perang Revolusi Amerika Serikat di tahun 1775. Meskipun perang tersebut membuat EIC sedikit merugi, tapi mereka masih bisa bertahan karena termasuk dalam perusahaan besar.
Namun, ribuan pedagang pun menyusun kampanye untuk membongkar keburukan EIC dan menekan pemerintah Inggris untuk mengakhiri monopoli mereka. Akhirnya, hal ini menyebabkan EIC runtuh pada tahun 1874.
Inovasi Teh di Amerika
Selama abad ke-19, minum teh memiliki peran penting dalam kehidupan bersosial, tidak hanya di Eropa, tapi juga di Amerika. Masing-masing negara pun mulai mengembangkan tradisi minum tehnya, begitu juga Amerika Serikat.
Di Amerika Serikat sendiri, mereka mulai terbiasa meminum es teh sejak tahun 1904 saat ada Pameran Dunia di St. Louis, Missouri. Saat itu seorang pedagang minuman berniat memberikan sampel teh panas gratis. Namun karena cuaca yang sangat panas, tidak ada seorang pun yang tertarik untuk mencobanya.
Pedagang tersebut pun lalu membeli es dan memasukkannya ke dalam minuman yang sudah dibuatnya lalu ia tawarkan ke pengunjung. Tanpa disangka, minuman itu justru langsung diminati dan sejak saat itu tradisi minum es teh Amerika pun lahir.
Selain es teh, Amerika Serikat juga memperkenalkan tradisi teh celup. Awalnya, kantung yang digunakan terbuat dari kain muslin atau sutra yang dijahit tangan.
Kantung ini pada mulanya digunakan untuk mengirimkan daun ini ke luar negeri. Tujuannya adalah agar tidak berantakan saat dikirimkan, kemudian pembeli harus mengeluarkan teh dari kantungnya saat menyeduhnya.
Namun, ternyata para pembeli merasa praktis kalau menyeduh sekalian bersama kantungnya. Sejak saat itu, teh yang dijual dalam kantung pun mulai banyak diminati oleh penikmatnya.
Baca juga: Tidak Sekedar Nikmatnya Saja, Inilah Jenis & Sejarah Coklat yang Wajib Kamu Ketahui
Klasifikasi Teh
Pada dasarnya, apapun klasifikasinya, minuman ini berasal dari jenis tanaman teh yang sama, Camellia sinensis. Meskipun begitu, ada ratusan jenis yang memiliki penampilan, rasa, dan aroma yang berbeda.
Rupanya, seperti halnya anggur atau kopi yang dijual di pasaran, setiap kali panen daun ini bisa memiliki rasa yang bervariasi. Terutama jika terdapat perubahan iklim, curah hujan, dan kondisi musiman lainnya.
Sehingga, hasil seduhan tanaman dari kebun yang sama bisa memiliki rasa sedikit berbeda jika berasal dari tahun panen yang berbeda. Meskipun begitu, manfaat minum teh akan tetap sama.
Secara umum, Camellia sinensis ini bisa diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang berbeda berdasarkan seberapa banyak tanaman tersebut dioksidasi. Penjelasan lebih lanjutnya ada di bawah ini.
1. White Tea
Dibandingkan kategori lainnya, white tea mengalami pemrosesan paling sedikit dari jenis lain, biasanya hanya dikeringkan saja tanpa proses lebih lanjut. Sehingga teh jenis ini memiliki antioksidan paling tinggi dan memiliki harga paling mahal.
White tea berasal dari daun teh termuda yang masih menggulung di bagian pucuknya dan biasanya diselimuti bulu-bulu halus yang akan berubah warna menjadi putih keperakan setelah dikeringkan. Warna putih inilah yang menjadi asal mula nama white tea. Selain itu, karena bentuknya yang lurus dan tajam setelah melalui proses pengeringan, white tea sering kali juga disebut dengan istilah silver needle.
Berdasarkan sejarah, white tea pertama kali ditemukan di Tiongkok pada masa pemerintahan Dinasti Tang. Waktu itu, manfaat minum teh putih dipercaya dapat menjaga kesehatan, juga membuat awet muda dan panjang umur. Hingga white tea dianggap sebagai resep rahasia kerajaan dan hanya boleh dikonsumsi golongan masyarakat kelas atas.
Sementara di Indonesia, teh putih ini mulai hadir sejak tahun 1878 kemudian dikembangkan di Gambung, Jawa Barat. Setelah melalui penelitian panjang, white tea asal Indonesia ini berhasil memperoleh Innovative Idea Award dari The International Society of Antioxidant in Nutrition and Health – Paris pada tahun 2009.
Penyebabnya adalah karena berdasarkan penelitian, white tea asal Indonesia memiliki kandungan antioksidan 11,1-25,6 % lebih banyak dibandingkan jenis lainnya dan 10 kali lebih banyak dibandingkan jus apel. Selain itu, ia juga mengandung 31 kali lebih banyak vitamin C dan 100 kali lebih banyak vitamin E.
Manfaat minum teh putih ini terbukti ada banyak sekali. Di antaranya adalah sebagai penurun kadar lemak, kolesterol, kadar gula darah, dan menjaga fungsi jantung. Bahkan, ia juga bisa menjaga kulit dari penuaan dini dan kerutan, juga bisa membuat kulit terasa lebih kenyal.
Secara rasa, karena white tea tidak melalui proses oksidasi seperti jenis lainnya, maka ia pun memiliki rasa yang lebih segar dan lembut. Ia juga memiliki aroma yang lebih wangi ketika diseduh.
2. Green Tea
Hampir sama seperti white tea, green tea juga termasuk jenis tanaman Camellia sinensis yang tidak melalui proses oksidasi. Yang membedakan keduanya hanyalah, white tea berasal dari bagian pucuk tanaman sementara green tea berasal dari daun yang tumbuh dua hingga tiga tingkat di bawah pucuk.
Sejak ratusan tahun yang lalu, green tea banyak digunakan sebagai pendukung pengobatan di Negara Tiongkok. Hal tersebut rupanya bukannya tanpa alasan, karena penelitian di zaman modern sendiri rupanya menemukan bahwa green tea sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Beberapa di antara manfaat minum teh hijau adalah terhindar dari kanker, menurunkan kadar kolesterol darah, dan menghilangkan racun dalam tubuh. Hal ini karena green tea mengandung antioksidan kuat dan mampu menangkal serangan radikal bebas. Selain itu, green tea mengandung vitamin C dan E yang berguna untuk memperkuat daya tahan tubuh, kesehatan kulit, juga rambut.
Kamu mungkin sering juga mendengar matcha dan mengira teh hijau Jepang itu tidak ada bedanya dengan green tea. Padahal sebenarnya kedua hal tersebut memiliki sedikit perbedaan. Meskipun berasal dari daun dengan proses yang sama, matcha sedikit berbeda karena memiliki bentuk bubuk.
Dikarenakan bentuknya yang halus, kalau ingin dijadikan minuman, kamu hanya perlu setengah hingga satu sendok kecil matcha per cangkir. Dibandingkan green tea biasa yang merupakan hasil seduhan, ketika meminum matcha rasanya akan seperti kamu mengkonsumsi seluruh daun tehnya.
Selain bentuk, ada juga perbedaan lain seperti warna dan rasa. Secara warna, matcha biasanya memiliki warna lebih hijau karena mengandung klorofil tinggi. Sementara secara rasa, green tea biasanya memiliki rasa yang lebih pahit dibandingkan matcha.
3. Oolong Tea
Bisa dibilang, jenis teh ini kurang banyak dikenal di Indonesia dibandingkan dengan green tea atau black tea. Namun, kalau membicarakan tentang manfaat minum teh oolong untuk kesehatan, tentunya tidak kalah baik dari jenis lainnya.
Yang membedakan oolong tea dengan jenis lainnya adalah teh yang ditemukan pada era Dinasti Ming ini tidak hanya melalui proses oksidasi, tapi juga fermentasi sebagian. Tidak seperti white tea dan green tea yang tidak melalui proses fermentasi sama sekali.
Proses fermentasi tersebut membuat kandungan polyphenol berkurang, tapi bisa menyebabkan terbentuknya dua senyawa, theaflavin dan thearubigins. Kedua senyawa tersebut tidak hanya memiliki manfaat yang sama seperti polyphenol, tapi juga memberikan warna dan rasa yang khas.
Teknik memproduksi oolong tea bisa membuat minuman ini memiliki rasa yang bervariasi. Rasanya bisa menjadi manis seperti buah dengan aroma madu, bisa tebal dan beraroma kayu yang dipanggang, atau segar seperti dedaunan dengan aroma kompleks.
Nama oolong tea sebenarnya merupakan penyederhanaan dari wūlóng chá (乌龙茶 atau 烏龍茶) yang berarti teh naga hitam. Sementara di Tiongkok sendiri, oolong tea juga dikenal dengan nama qingcha (青茶) yang berarti green tea gelap.
Menariknya, oolong tea bisa diseduh beberapa kali dari racikan daun yang sama. Bahkan, setiap kali proses penyeduhannya diulang rasanya menjadi semakin baik, khususnya pada seduhan ketiga dan keempat.
4. Black Tea
Black tea mengalami oksidasi dan fermentasi penuh sehingga warnanya berubah menjadi hitam, lalu rasanya menjadi lebih kuat. Dalam pengolahannya, black tea dibuat dari daun Camellia sinesis yang dilayukan, kemudian digulung dan dipanaskan, serta difermentasikan sebelum proses pemanasan terakhir.
Minuman ini juga memiliki kadar kafein yang paling tinggi dibandingkan jenis lainnya. Kadar kafein ini membuat black tea banyak disukai sebagai pengganti kopi untuk menstimulasi kerja tubuh dan otak.
Black tea juga mengandung flouride yang bisa melindungi gigi dari karies atau gigi berlubang. Biasanya, caranya adalah dengan menggunakan black tea untuk berkumur terlebih dahulu sebelum meminumnya.
Selain itu, manfaat minum teh hitam juga bisa untuk mencegah terjadinya hipotensi ortostatik. Kondisi tersebut menjadikan seseorang merasa pusing dan berkunang-kunang akibat turunnya tekanan darah.
Dalam beberapa bahasa, minuman ini juga dikenal dengan nama teh merah. Di antaranya dalam bahasa Mandarin (hóngchá atau 紅茶), bahasa Jepang (kōcha), dan bahasa Korea (hongcha). Hal ini diperkirakan berasal dari warna yang terlihat ketika daunnya diseduh.
Salah satu hal yang membuat black tea istimewa adalah, daunnya tidak akan kehilangan rasanya meskipun sudah disimpan selama beberapa tahun. Padahal jenis yang lain biasanya akan kehilangan rasanya dalam satu tahun.
5. Pu-er Tea
Pu-er Tea atau yang sering ditulis dengan Pu’er, Pu-erh, atau Po’lay ini merupakan satu-satunya jenis yang nilainya akan semakin naik kalau semakin lama disimpan. Hingga akhirnya banyak sekali kolektor dan pedagang yang berusaha memburu pu-er tea ini. Bahkan, karena banyaknya yang mencari dan semakin langka, harganya menjadi melonjak tajam.
Biasanya, jenis teh ini dikemas padat dan dibentuk seperti mangkuk, piring kecil, atau batu bata. Kemudian ia akan difermentasikan selama beberapa tahun sebelum akhirnya bisa dikonsumsi. Bahkan, beberapa pedagang secara khusus memfermentasikan teh ini selama 30 hingga 50 tahun.
Aroma dan kualitas dari jenis teh ini biasanya akan menjadi semakin baik seiring dengan lamanya penyimpanan. Namun terkadang, jika penyimpanannya kurang baik dan tidak memperhatikan kelembapan ruangannya bisa membuat pu-er tea ini menjadi berbau apek.
Ada banyak sekali manfaat minum teh pu-er hingga akhirnya banyak orang yang menjadikan minuman ini sebagai obat. Di antara manfaatnya adalah untuk memperbaiki saluran pencernaan, mengurangi kolesterol, membersihkan darah kotor, mengurangi stres, dan memperbaiki kualitas tidur.
Meskipun begitu, mengkonsumsi pu-er tea dalam jumlah yang tidak wajar bisa menyebabkan beberapa efek samping. Di antaranya sakit kepala, mulas, pusing, telinga berdenging, dan dapat menyebabkan muntah, diare, serta sulit tidur. Hal ini disebabkan karena pu-er tea memiliki kandungan kafein yang cukup tinggi, meskipun tidak sebanyak kopi.
6. Herbal Tea
Tidak seperti jenis minuman lainnya yang berasal dari daun Camellia sinensis, herbal tea berasal dari ramuan bunga, daun, biji, akar, atau buah kering. Biasanya, manfaat minum teh herbal ini akan berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman yang digunakan.
Beberapa jenis herbal tea bisa memperbaiki fungsi kekebalan tubuh, mengatasi masalah radang, pencernaan, dan masalah tidur. Contohnya adalah teh yang terbuat dari chamomile, dandelion, dan honeysuckle.
Sementara yang terbuat dari daun mint bisa membantumu merasa lebih tenang dan mengurangi stres. Kalau kamu sering merasa mual terutama di pagi hari, meminum herbal tea yang terbuat dari jahe bisa menjadi pilihan yang tepat.
Namun perlu dijadikan catatan, kalau ingin membuat herbal tea yang berasal dari biji atau akar, kamu harus merebusnya terlebih dahulu sebelum meminumnya. Tidak bisa tinggal seduh seperti halnya herbal tea yang berasal dari bunga atau daun yang sudah dikeringkan. Hal ini dikarenakan khasiatnya baru akan terasa jika direbus dahulu.
Kamu mungkin pernah mendengar teh melati atau Earl Grey dan mengira kedua jenis minuman tersebut termasuk dalam herbal tea. Tapi tahukah kamu, meskipun kedua jenis tersebut mengandung bunga melati dan jeruk bergamot, tapi tidak termasuk dalam herbal tea. Hal tersebut dikarenakan bahan utama minuman tersebut tetap daun Camellia sinensis, sementara bunga melati dan jeruknya hanya digunakan sebagai variasi aroma.
Baca juga: Aneka Resep Nasi Goreng Sederhana dari Berbagai Belahan Dunia yang Patut Dicoba
Tradisi Minum Teh di Beberapa Negara
Dengan banyaknya manfaat minum teh, tidak mengherankan kalau minuman ini bisa tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Karena setiap negara biasanya memiliki selera yang berbeda, beberapa negara pun akhirnya membuat tradisi minum teh masing-masing. Di bawah ini ada beberapa tradisi di beberapa negara yang masih banyak dilakukan hingga sekarang.
1. Jepang
Tidak afdol rasanya kalau membicarakan tradisi minum teh tanpa menyinggung Negeri Bunga Sakura ini. Sampai sekarang pun, Jepang masih menghormati dan membudidayakan upacara minum teh, atau yang bernama Chanoyu.
Secara bahasa, chanoyu sebenarnya memiliki arti “air panas untuk teh” yang kemudian berkembang luas menjadi istilah untuk upacara minum teh Jepang. Sering kali, chanoyu dianggap sebagai bagian dari meditasi untuk mendapatkan keseimbangan jiwa, sehingga setiap peserta chanoyu diharapkan tenang selama upacara.
Dalam upacara ini, teh hijau sudah disiapkan oleh seorang ahli khusus dengan tata cara dan etika yang harus dipatuhi. Pada umumnya, 3 hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan teh untuk chanoyu, yaitu tidak menggunakan gula, diminum dalam keadaan panas, dan tidak boleh ada kotoran sedikitpun alias harus steril.
Untuk menjadi seorang ahli chanoyu, dibutuhkan pengetahuan mendalam tentang teh, kimono, kaligrafi Jepang, ikebana, dan berbagai pengetahuan tradisional lainnya. Tidak sembarang orang bisa menjadi seorang ahli chanoyu karena membutuhkan proses belajar hingga puluhan tahun untuk bisa benar-benar mendalaminya.
Sementara bagi tamu yang diundang pun tidak bisa berlaku sembarangan. Karena undangannya biasanya formal, maka tamunya pun harus mempelajari tata krama, kebiasaan, dan etika minum, serta menikmati makanan kecil yang dihidangkan.
Di balik kerumitannya itu, ada makna-makna dalam upacara minum teh ini. Di antaranya adalah kebersamaan, sebagai tanda hormat, gambaran seni dan falsafah hidup, melatih kedisiplinan diri, serta konsep kesederhanaan.
2. Tiongkok
Sebagai negara penghasil daun teh pertama di dunia, tentunya Tiongkok juga memiliki tradisi minum teh tersendiri. Gongfucha atau yang bisa juga disebut kungfucha ini bisa diartikan sebagai seni menyeduh teh ala Negeri Panda ini.
Bagi masyarakat Tiongkok, minum teh bukanlah sekadar menyeduh daun dengan air panas lalu meminumnya dan selesai. Bagi mereka, manfaat minum teh adalah menjadi ajang mengikat tali persaudaraan, simbol permintaan maaf, penghormatan, dan juga relaksasi. Karena saat menyeduh dan menikmati teh adalah waktu di mana perbincangan mulai dari yang ringan hingga berat dilakukan.
Meskipun memiliki banyak kemiripan, tapi gongfucha tetap memiliki banyak perbedaan dibandingkan chanoyu. Selain jenis tehnya, di mana gongfucha menggunakan jenis teh berbentuk daun, perbedaan itu juga terlihat dalam cara menyiapkan tehnya. Tidak seperti chanoyu yang selalu memiliki aturan dan etika yang sama, seorang master gongfucha diperbolehkan menggunakan caranya sendiri dalam menyiapkan minumannya.
Meskipun begitu, urutan dalam upacara gongfucha biasanya masih tetap sama. Mulai dari mencuci peralatan yang digunakan menggunakan air mendidih, menuangkan daun kering ke dalam teapot, dan mencucinya menggunakan air panas dengan suhu yang sesuai, hingga penyeduhan juga penyajian.
Cara menikmatinya pun tidak bisa sembarangan. Gongfucha dinikmati dengan cara meletakkan cangkirnya di telapak tangan lalu menghirup aromanya terlebih dahulu sebelum meminumnya.
3. Inggris
Di Inggris, ada sebuah tradisi yang dikenal dengan istilah afternoon tea, alias jamuan minum teh di sore hari. Tradisi ini diperkenalkan oleh Anna Maria Russell, seorang Duchess of Bedford, sejak pertengahan tahun 1840-an.
Selama abad ke-18, normalnya warga Inggris hanya makan dua kali, yaitu sarapan dan makan malam. Karena biasanya mereka makan malam jam 8-9 malam, Anna sering merasa lapar ketika sore hari.
Anna Russell kemudian berusaha mengganjalnya dengan minum teh dan camilan kue atau sandwich. Ia pun kemudian mulai mengundang teman-temannya untuk menghabiskan waktu sore bersamanya sembari meminum teh dan makan camilan. Afternoon tea pun kemudian dengan cepat populer di kalangan kelas aristokrat.
Jamuan sore itu pun memunculkan tradisi baru di kalangan atas Inggris saat itu, yaitu dibuatnya tea garden. Tea garden merupakan taman yang tenang dengan bunga-bunga indah yang dibuat secara khusus untuk afternoon tea. Meskipun sekarang tea garden sudah tidak sepopuler pada abad ke-18 dulu, tapi di beberapa daerah pedesaan Inggris masih bisa ditemukan beberapa taman dengan furnitur yang biasanya digunakan untuk afternoon tea
4. India
Minuman ini baru populer di India sejak abad ke-19 setelah Inggris membuka perkebunan teh dalam skala besar. Meskipun pada akhirnya negara ini menjadi salah satu pemasok teh terbesar di dunia, namun India tidak memiliki ritual minum yang rumit seperti halnya di Tiongkok atau Jepang.
Meskipun begitu, hal tersebut tidak mengurangi kepopulerannya di Anak Benua ini. Minuman ini kini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di rumah, tempat kerja, jalan, dan ketika bepergian.
Salah satu jenis teh yang banyak dikenal adalah cha-ya, yaitu merupakan teh hitam kuat yang dibumbui dengan kapulaga, adas, cengkeh, dan beberapa rempah lainnya. Untuk rasa manisnya, bisa ditambahkan dengan gula dan susu. Biasanya, cha-ya juga banyak dikenal dengan nama chai tea.
Minuman ini bisa diminum begitu saja atau ditemani dengan camilan gurih seperti samosa. Jika membelinya di penjual kaki lima, chai tea akan dijual dalam cangkir tanah liat kecil sekali pakai. Setelah digunakan, cangkir tersebut akan dipecahkan oleh penjualnya.
5. Rusia
Awalnya, minuman ini mulai dikenal di Rusia pada abad ke-17 saat para kafilah dan pedagang melakukan perjalanan lintas benua dari Tiongkok. Karena mereka mengendarai unta, perjalanan itu pun memerlukan waktu satu tahun penuh sehingga harga teh menjadi cukup mahal dan hanya tersedia untuk kelas aristokrat.
Baru sejak tahun 1880 ketika jalur kereta Siberia dibuka, perjalanan yang dibutuhkan dari Tiongkok pun berkurang menjadi dua bulan. Sehingga minuman ini pun mulai tersedia secara luas dan bisa dinikmati oleh semua kelas sosial.
Pada tahun yang sama, samovar mulai diperkenalkan di Rusia dan menjadi benda penting di setiap rumah baik kaya ataupun miskin. Samovar adalah sebuah guci hias besar terbuat dari tembaga atau perak dan bisa menampung air dalam jumlah besar.
Kemudian samovar akan dipanaskan dengan arang hingga air di dalamnya akan selalu panas dan menggelegak. Sementara di atas samovar itu ada sebuah teko kecil yang berisi konsentrat teh bernama zavarka. Ketika ada yang ingin meminumnya, mereka bisa langsung menyiapkannya dengan menuangkan sedikit zavarka kemudian mengencerkannya dengan air panas dari keran di samovar.
Baca juga: Selain Baik untuk Pencernaan, Inilah Beberapa Manfaat Yogurt bagi Kesehatan dan Kecantikanmu
Hal yang Perlu Diperhatikan untuk Membuat Teh yang Enak
Untuk bisa mendapatkan manfaat minum teh secara maksimal, tentunya ada juga hal-hal yang perlu kamu perhatikan saat membuatnya. Apalagi jika kamu ingin membuat jenis teh yang membutuhkan temperatur tertentu untuk menyeduhnya. Yuk, cek beberapa hal yang perlu kamu perhatikan di bawah ini.
1. Daun Teh yang Baik

Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam membuat teh yang enak adalah menggunakan daun yang baik. Kalau memang sangat menyukai minuman ini, jangan ragu untuk membeli jenis yang berharga sedikit lebih mahal daripada biasanya. Jika memang kualitasnya baik, pada akhirnya akan memberikan hasil seduhan dengan rasa yang lebih enak.
2. Air
Beberapa tempat biasanya memiliki kualitas dan rasa air yang berbeda. Hal tersebut bisa menjadikan hasil seduhan tehnya memiliki rasa yang berbeda pula.
Untuk mengetahui apakah air di rumahmu itu bisa menjadikan seduhan tehnya terasa enak atau tidak, cobalah untuk mencicip airnya. Kalau ketika diminum begitu saja air putihnya terasa enak, besar kemungkinannya akan membuat seduhan tehnya terasa enak.
Kalau bisa jangan menggunakan air sulingan, karena kurangnya mineral dalam air tersebut bisa membuat seduhan tehnya memiliki rasa hambar. Dan ketika merebus air, cukup sampai airnya mendidih kecil tidak perlu sampai meluap-luap karena bisa mengubah rasa dari minuman menyehatkan ini.
3. Temperatur Air
Jenis teh yang berbeda memerlukan temperatur air yang berbeda pula untuk penyeduhannya. Jika airnya terlalu panas, nantinya bisa membuat tehnya memiliki rasa yang terlalu pahit.
Untuk green tea dan white tea, karena pengolahannya lebih halus, ia membutuhkan suhu yang lebih dingin (sekitar 70°C) demi menghasilkan rasa yang tepat. Sebaliknya, black tea membutuhkan suhu lebih tinggi (minimal 90°C) untuk memunculkan karakteristik rasa manisnya. Jenis oolong tea biasanya hanya memerlukan suhu sekitar 80°C dan pu-er tea membutuhkan air bersuhu sekitar 85°C.
4. Banyaknya Daun yang Digunakan
Pedoman standar untuk meminum teh adalah menggunakan satu sendok kecil daun (sekitar 3 gram) untuk setiap 250 ml air (kira-kira ukuran gelas belimbing). Namun, kalau jenis daun tehnya adalah yang berukuran besar, kamu perlu menggunakan setidaknya dua sendok kecil per gelasnya. Perkiraannya, apapun bentuknya, jumlah yang digunakan idealnya memakai 3 gram per cangkir.
5. Lamanya Penyeduhan
Sama halnya seperti temperatur air, jenis daun yang berbeda memerlukan waktu seduh yang beda pula. Secara umum, green tea dan white tea hanya membutuhkan waktu satu hingga tiga menit, sementara black tea bisa memerlukan waktu hingga lima menit. Jenis lainnya biasanya membutuhkan waktu sekitar tiga menit penyeduhan.
Kalau sudah selesai penyeduhan pertama, segera sisihkan daunnya dari teko agar daunnya tidak terus mengembang dan membuat rasanya menjadi pahit. Kalau kamu masih ingin minum tehnya, masukkan saja kembali daun tehnya ke dalam teko dan seduh ulang. Bahkan biasanya, seduhan kedua akan memiliki rasa lebih enak daripada seduhan pertama.
Baca juga: Mengetahui Manfaat Minum Susu dan Fakta Menarik yang Dimilikinya
Manfaat Minum Teh Bagi Kesehatan
Ada banyak sekali manfaat minum teh bagi kesehatan hingga membuatnya banyak disukai masyarakat. Kalau kamu juga pecinta minuman menyehatkan ini, cek beberapa manfaatnya berikut!
1. Meningkatkan Ketahanan Fisik
Seperti yang diketahui, tumbuhan hijau ini mengandung antioksidan yang cukup tinggi. Menurut para ilmuwan, hal tersebut bisa membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk membakar lemak sebagai bahan bakar tubuh. Sehingga pada akhirnya bisa turut serta meningkatkan daya tahan otot.
2. Mengurangi Risiko Serangan Jantung
Salah satu manfaat minum teh adalah bisa mengurangi risiko serangan jantung, terutama jika kamu meminum yang hangat dan tawar. Minuman ini juga bisa melindungi tubuh dari bahaya penyakit kardiovaskular dan degeneratif.
3. Melindungi dari Berbagai Jenis Kanker
Antioksidan yang ada dalam minuman rendaman daun ini bisa melindungi tubuh dari berbagai jenis kanker. Beberapa di antaranya adalah payudara, usus besar, kolorektal, kulit, paru-paru, kerongkongan, lambung, usus kecil, pankreas, hati, ovarium, prostat, dan kanker mulut.
Meskipun begitu, tidak berarti kamu hanya mengandalkan minuman menyehatkan ini untuk menjaga kesehatan tubuhmu. Karena meskipun manfaat minum teh bagi kesehatan itu sangat banyak, tapi minuman ini bukanlah obat ajaib.
4. Melawan Radikal Bebas
Tahukah kamu kalau rupanya manfaat minum teh tanpa gula sebelum tidur itu juga bisa membantu melawan radikal bebas? Hal ini disebabkan kapasitas penyerapan oksigen yang cukup tinggi. Sehingga bisa membantu menghancurkan radikal bebas yang bisa merusak tubuh,
Sebenarnya, tubuh manusia sudah dirancang untuk melawan radikal bebas sendiri. Namun sayangnya, tubuh kita tidak bisa secara efektif melakukan hal tersebut. Sehingga dengan bantuan minum teh diharapkan bisa membantu memaksimalkan kemampuan tubuh untuk melawan radikal bebas.
5. Menghidrasi
Meskipun mengandung kafein yang dipercaya akan membuat tubuh dehidrasi, namun faktanya teh tetap membuat tubuh terhidrasi dengan baik. Bahkan, manfaat minum teh dipercaya sama baiknya seperti halnya minum air putih. Terutama karena minuman dari tanaman ini juga mengandung antioksidan.
6. Menurunkan Risiko Parkinson
Penyakit parkinson adalah degenerasi sel saraf secara bertahap pada otak bagian tengah yang berfungsi mengatur pergerakan tubuh. Gejala awalnya biasanya berupa terjadinya tremor atau gemetaran.
Rupanya, salah satu manfaat minum teh secara teratur bisa juga menurunkan risiko terjadinya penyakit parkinson ini. Hal ini disebabkan karena minuman ini mengandung polyphenol yang bisa membantu menghambat racun yang menyebabkan parkinson masuk ke dalam otak.
7. Memberikan Perlindungan Tambahan dari Sinar UV
Penting sekali bagi kita untuk menjaga kulit dari paparan sinar ultraviolet karena ada banyak sekali bahayanya bagi kulitmu. Mulai dari membuat sunburn hingga kanker kulit.
Rupanya, salah satu manfaat minum teh juga bisa bertindak sebagai tabir surya cadangan. Namun, perlu diingat jangan serta-merta tidak menggunakan sunblock hanya karena sudah minum teh. Karena bagaimanapun juga, minuman ini hanya berfungsi sebagai perlindungan tambahan, bukan yang utama.
8. Menjaga Ukuran Lingkar Pinggang
Sebuah kabar gembira untuk kamu yang sedang melakukan diet. Karena ternyata ada manfaat minum teh hijau yang bisa membuatmu memiliki lingkar pinggang lebih kecil dibandingkan yang tidak mengonsumsinya.
Bahkan, minum secara teratur juga bisa menurunkan risiko sindrom metabolik. Di mana sindrom tersebut bisa meningkatkan risiko diabetes, penyakit arteri, dan stroke.
9. Menangkal Efek Negatif Merokok
Manfaat minum teh lainnya adalah bisa menangkal efek negatif merokok. Tidak peduli kamu adalah perokok aktif ataupun pasif, rokok memiliki banyak zat yang beracun bagi tubuh.
Untuk mengurangi dampak buruknya, kamu bisa coba minum teh secara rutin. Karena setidaknya bisa membantu mengurangi risiko kanker paru-paru. Meski begitu, tidak berarti merokok itu boleh-boleh saja, lho!
10. Bermanfaat Bagi Penderita Diabetes Tipe 2
Rutin minum teh juga bisa bermanfaat bagi penderita penyakit diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini disebabkan tubuh kekurangan insulin sehingga menjadikan kadar gula darahnya berlebihan.
Salah satu senyawa dalam green tea rupanya bisa membantu memproses gula darah dengan lebih baik. Namun, tetap menjadi catatan jangan meminum tehnya dengan tambahan gula, ya!
11. Membantu Mencegah dan Mengobati Penyakit Syaraf
Manfaat minum teh yang terakhir adalah sebagai agen efektif dalam pencegahan dan pengobatan penyakit neurologis. Hal ini karena tumbuhan ini mengandung polyphenol yang bisa membantu mempertahankan bagian otak yang mengatur ingatan dan kemampuan belajar.
Baca juga: Inilah Cara Membuat Cheese Cake yang Mudah dan Sederhana dari Berbagai Negara
Menikmati Manfaat Minum Teh Setiap Hari
Wah, ternyata ada banyak sekali yang bisa dipelajari dari minuman menyehatkan ini, ya? Mulai dari sejarahnya, tradisinya di negara lain, jenis-jenisnya, hingga ke manfaat minum teh.
Kalau sudah mengetahui manfaatnya, tentu akan membuatmu semakin bisa menikmati minuman ini, kan? Bahkan kalau bisa, ajak teman-temanmu untuk minum bersama.
Selain bisa berbagi hal menyehatkan, juga bisa semakin mendekatkan kalian. Kalau perlu, kalian bisa membuat tradisi minum teh ala kalian sendiri. Seru sekali, kan?