
Saat hari ibu tiba, mungkin memberikan puisi untuk dijadikan sebagai hadiah bisa menjadi pilihan. Tapi, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk merangkai kata yang indah. Kalau kamu adalah salah satunya, mungkin kamu bisa mengutip puisi untuk hari ibu yang ada dalam artikel ini.
Bingung memberikan hadiah apa untuk seseorang yang melahirkanmu di hari ibu? Memberinya hadiah berupa barang mungkin sudah biasa. Untuk menjadikannya semakin istimewa, kamu bisa menyisipkan puisi untuk hari ibu yang bisa menyentuh hatinya.
Ada baiknya kalau kamu bisa merangkai katanya sendiri, tapi kalau tidak bisa juga bukan masalah. Kamu bisa mengutip salah satu dari kumpulan puisi untuk hari ibu yang tersedia dalam artikel ini.
Meskipun bukan tulisan tangan sendiri, asalkan kamu tulus memberikannya kepada sang ibunda, hal tersebut akan sangat berarti bagi beliau. Yang terpenting adalah niat dan kesungguhanmu, bukan?
Nah, tanpa basa-basi lagi, langsung aja simak kumpulan puisi untuk ibu tercinta di bawah ini. Ingat, jangan asal diberikan saja, ya! Kamu juga harus menghayati baik-baik makna yang terkandung di dalamnya.
Puisi untuk Hari Ibu yang Menggambarkan Pengorbanannya
1. Buatlah Ibu Bahagia
Kalau engkau menangis
Ibundamu yang meneteskan air mata
Dan Tuhan yang akan mengusapnyaKalau engkau bersedih
Ibundamu yang kesakitan
Dan Tuhan yang menyiapkan hiburan-hiburanMenangislah banyak-banyak untuk Ibundamu
Dan jangan bikin satu kalipun untuk membuat Tuhan
naik pitam kepada hidupmuKalau Ibundamu menangis, para malaikat menjelma
butiran-butiran air matanya
Dan cahaya yang memancar dari airmata ibunda
membuat para malaikat itu silau dan marah
kepadamuDan kemarahan para malaikat adalah kemarahan suci
sehingga Allah tidak melarang mereka tatkala
menutup pintu sorga bagimu(Emha Ainun Najib, Bunda Air Mata)
Selain bisa dijadikan sebagai puisi untuk hari ibu, untaian kata-kata indah di atas ini juga bisa menjadi sebuah renungan untukmu. Sebagai seorang anak, sudah sepatutnya kamu berbakti pada ibunda.
Jangan sekalipun kamu menyakiti fisik maupun hatinya. Ingatlah selalu pengorbanan besar beliau untuk membesarkanmu. Pengorbanan seorang ibu tidak bisa dibayar lunas dengan apa pun.
2. Selalu Mengajarkan yang Terbaik
Ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
Tetapi menangis ketika aku susah
Ibu tak bisa memejamkan mata
Bila adikku tak bisa tidur karena laparIbu akan marah besar
Bila kami merebut jatah makan
yang bukan hak kami
Ibuku memberi pelajaran keadilan
dengan kasih sayangKetabahan ibuku
Mengubah rasa sayur murah
menjadi sedapIbu menangis ketika aku mendapat susah
Ibu menangis ketika aku bahagia
Ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
Ibu menangis ketika adikku keluar penjara
Ibu adalah hati yang rela menerimaSelalu disakiti oleh anak-anaknya
Penuh maaf dan ampunKasih sayang Ibu adalah kilau sinar kegaiban Tuhan
Membangkitkan haru insan dengan kebijakan
Ibu mengenalkan aku kepada Tuhan(Wiji Thukul, Sajak Ibu)
Mungkin kamu pernah mendengar sebuah ungkapan yang berbunyi “ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya.” Setidaknya, hal tersebut yang mungkin tersirat dari puisi untuk hari ibu karya Wiji Tukul ini.
Saat kamu melakukan kesalahan, kamu akan ditegur atau mungkin dihukum. Saat kamu sedang dalam kesusahan, beliau adalah orang pertama yang bersedih. Kasih sayangnya memang tak terbatas. Jadi, perlakukanlah ibumu dengan sebaik-baiknya.
Baca juga: Kumpulan Puisi Cinta Romantis untuk Pacar Tersayang yang Memiliki Makna Mendalam
3. Tanda Sayang
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandaiIbu…
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemahIbu…
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun…
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu…Ibu…
Aku sayang padamu…
Tuhanku….
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya…(Chairil Anwar, Ibu)
Seorang ibu biasanya akan menegur anak-anaknya ketika melakukan kesalahan. Tegurannya bukan mengibaratkan kebencian, melainkan sebaliknya, itu adalah tanda sayang darinya. Jadi, kalau kamu pernah dimarahi oleh ibu, jangan membencinya.
Kamu harusnya bersyukur karena masih ada seseorang yang perhatian dan mau memberi nasihat agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Toh, jika kamu berhasil kelak, ibumu tak akan meminta imbalan apa pun darimu karena selama ini beliau membesarkanmu dengan penuh rasa sayang yang ikhlas.
4. Tidak Akan Membuat Anaknya Terluka
Mengapa bulan di jendela makin lama
makin redup sinarnya?
Karena kehabisan minyak dan energi.
Mimpi semakin mahal,
hari esok semakin tak terbeli.Di bawah jendela bocah itu sedang suntuk
belajar matematika. Ia menangis tanpa suara:
butiran bensin meleleh dari kelopak matanya.
Bapaknya belum dapat duit buat bayar sekolah.
Ibunya terbaring sakit di rumah.Malu pada guru dan teman-temannya,
coba ia serahkan tubuhnya ke tali gantungan.
Dadah Ayah, dadah Ibu..Ibu cinta terlonjak bangkit dari sakitnya.
Diraihnya tubuh kecil itu dan didekapnya.
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kemiskinan kami.(Joko Pinurbo, Kepada Cium)
Puisi untuk hari ibu yang satu ini bisa mengajarkanmu untuk selalu bersyukur dengan keadaan keluarga. Semenderita apa pun itu, kamu tidak boleh mengeluh.
Saat terbesit rasa untuk menyerah, ingatlah selalu apa yang sudah ayah atau ibu lakukan dalam membesarkanmu. Mereka berdua akan melakukan segala macam cara untuk membuatmu keluar dari keadaan yang tidak diharapkan.
Baca juga: Yuk, Baca Kumpulan Puisi Roman Picisan yang Bikin Baper di Sini!
5. Ibu adalah Segalanya
Ibu adalah segalanya, dialah penghibur di dalam kesedihan.
Pemberi harapan di dalam penderitaan, dan pemberi kekuatan di dalam kelemahan.Dialah sumber cinta, belas kasihan, simpati, dan pengampunan.
Manusia yang kehilangan ibunya berarti kehilangan jiwa sejati yang memberi berkat dan menjaganya tanpa henti.Segala sesuatu di alam ini melukiskan tentang sosok ibu.
Matahari adalah ibu dari planet bumi yang memberikan makanannya dengan pancaran panasnya.Matahari tak pernah meninggalkan alam semesta pada malam hari sampai matahari meminta bumi untuk tidur sejenak di dalam nyanyian lautan dan siulan burung-burung dan anak-anak sungai.
Dan bumi ini adalah ibu dari pepohonan dan bunga-bunga menjadi ibu yang baik bagi buah-buahan dan biji-bijian.
Ibu sebagai pembentuk dasar dari seluruh kewujudan dan adalah roh kekal, penuh dengan keindahan dan cinta.(Kahlil Gibran, Ibu)
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kamu tak akan pernah bisa membalas segala pengorbanan yang telah ibu lakukan untukmu. Beliau adalah segalanya dalam hidupmu.
Saat kamu sedih, beliau selalu ada untuk menghibur. Saat kamu melakukan kesalahan, beliau akan membukakan pintu maaf seluas-luasnya untukmu. Begitu juga saat kamu berhasil meraih impianmu, beliau adalah orang pertama yang berbangga hati atas pencapaianmu tanpa pernah sekalipun menuntut balas.
Baca juga: Contoh Cerpen Singkat untuk Renungan Hidup
Puisi tentang Ibu yang Menyentuh Hati
1. Sosok Sempurna
Ibu, di tubuhmu yang tabu untuk kusentuh
Kulabuhkan ingatan keparat dan menyesakkan
demi sebait puisi yang menjadikan engkau bulanAkan bangkit gairah yang runtuh
Meski ajal dan kepulangan terlanjur sudah dijanjikanTungku-tungku telah dinyalakan
Kutu-kutu telah ditindas
dari rambut. Sagu-sagu telah ditebang
dari lahan gambut. Susu-susu sudah diperas
dari setiap daging yang tumbuh
Padi-padi telah ditumbuk
dari lumbung dan lesungLalu, apalagikah yang belum genap
dari tubuhmu, Ibu?Di tubuhmu bersarang seluruh
rangrang dan burung-burung
luruh sayap. Pisau tak bersarung
Alu yang berderap. Pun sepatu dan debu
Bumbu-bumbu dan warung kopi
penuh cakap
tapi tidak tentang kepulangan! Biarlah, Ibu,
kepulangan menjadi milikku seseorang,
milik ajal dan gairah tak tertahankanAgar bangkit segala yang runtuh,
Hingga tubuhmu tak lagi tabu aku sentuh
dengan tangan panjang kenangankuBegitulah Ibu, tubuhmu menjelma jadi sepotong labu
dalam arus pikiranku
hijau, telanjang, berlumut, terapung hanyut
ke laut pengembaraanMaka di ujung puisi ini, sebelum turun hujan
Kujadikan engkau bulan.(Raudal Tanjung Banua, Bulan untuk Ibu)
Bagi setiap anak, ibu adalah sosok yang paling berharga dalam hidupnya. Saat jauh darinya, bayangan beliau pasti selalu ada dalam pikiran.
Segala ingatan tentang ibu menjadi sesuatu yang sangat indah dan bisa membuatmu semakin merindukannya. Kamu akan melakukan apa pun meski tahu bahwa segala perjuangannya tak bisa diganti dengan seisi dunia sekalipun.
2. Sebuah Kerinduan
Setiap debur rindu, aku memanggil namamu dengan gigil bahasa kalbu: Ibu
Bagaimana bisa aku mengubur wajah cerah penuh gairah mencinta?
Ibu, jika riak menjadi ombak dan ombak menggelombangkan rasa sayang
Kupanggil sepenuh gigil hanya namamu.
Saat sampan dan perahu melaju di tengah cuaca tak menentu engkaulah bandar, tempat nyaman bagai sampan
Bersandar sebab di matamu ada mercusuar berbinar.Jalan terjal berliku adalah lekuk tubuh ibu yang mengajarkan kesabaran
Rindang pohon di sepanjang tulang mengingatkan hangat dekap di dadamu
Deru lalu lintas jalanan, rambu-rambu dan simpang lampu
adalah nasihat yang selalu mengobarkan semangat berjihad.Aku memanggil namamu, Ibu
Sebab waktu tak lelah mengasuh dan membasuh peluh
Aku memanggul namamu, Ibu
Sebab segala lagu, sebab segala lugu mengombak di bibirmu
Aku selalu memanggil dan memanggul namamu:
Ibu!(Dimas Arika Mihardja; Aku Memanggil Namamu, Ibu)
Apakah kamu sedang merindukan ibu karena tidak bisa melihatnya setiap hari? Jika iya, puisi rindu ibu yang satu ini mungkin bisa mewakili perasaanmu.
Meskipun tidak bisa bertemu, setidaknya hubungi beliau lewat telefon. Obati rasa kangenmu dengan mendengar suaranya. Syukur-syukur, kalau bisa pulanglah dan temui ibumu. Beliau pasti akan sangat senang dengan kepulanganmu.
3. Hadiah untuk Ibu
Di antara tiris hujan aku melihat bayangan dua malaikat tanpa jas hujan.
Keduanya basah dan menggigil kedinginan.
Di selang-seling hujan itu, aku juga melihat cahaya kilat yang menjelaskan pemandangan yang keruh sementara hujan terus berjatuhan.
Air-air itu menimpa tanah, dan ke kepala mereka. Juga kepalaku. Di mana rumahku?
Cahaya kilat memperlihatkan rumahku ditimpa air yang deras.
Awalnya rumah itu gelap, tapi lambat laun menjadi terang bercahaya.
Menakjubkan.
Aku ingin mengajak para malaikat itu ke rumahku yang lebam didera hujan.
Aku ingin memperkenalkan mereka pada ibu.(Kurniawan Junaedhie, Malaikat untuk Ibu)
Setelah membaca salah satu puisi untuk hari ibu di atas ini, kira-kira hal apa yang muncul di pikiranmu? Mungkin puisi tersebut bisa mengibaratkan ketika kamu telah menemukan sosok yang tepat untuk menjadi pendampingmu, saat itu juga kamu ingin memperkenalkannya kepada ibunda.
Mengenalkan seseorang yang berhasil membuatmu berkata, “Ya, ini pilihanku!” kepada ibu mungkin bisa menjadi salah satu hadiah untuk beliau. Dengan rasa cinta dari keduanya, hidupmu tidak akan pernah berada dalam kegelapan.
4. Mengingat Ibu
Mengingatmu Ibu,
aku membaca luka kehidupan.
Tersenyumlah dan lihatlah;
sepasang malaikat kecil ini,
bermain bersama ibunya,
seperti aku dulu padamu,
berlari ke dalam pelukanmu
Mencari kehangatan abadi.(Wiratmadinata, Mengingat Ibu)
Meskipun puisi untuk ibu di atas ini terbilang singkat, tapi kalau kamu menghayatinya dengan baik, makna yang terkandung di dalamnya sangatlah menyentuh hati. Dalam puisi tersebut, diceritakan seorang anak yang teringat ibunya ketika ia melihat anak-anaknya sendiri sedang bermain bersama sang istri.
Seseorang tersebut tahu bagaimana bahagianya si anak-anak saat mereka mengabiskan waktu bersama wanita yang melahirkannya. Saat membaca puisi ini, mungkin kamu setuju jika tidak ada tempat ternyaman selain berada di pelukan ibunda.
5. Doa untuk Ibu
Kaulah gua teduh
tempatku bertapa bersamamu
sekian lama
Kaulah kawah
darimana aku meluncur dengan perkasaKaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku
melepas lelah dan nestapa
gunung yang menjaga mimpiku
siang dan malam
mata air yang tak brenti mengalir
membasahi dahagaku
telaga tempatku bermain
berenang dan menyelamKaulah, ibu, laut dan langit
yang menjaga lurus horisonkuKaulah, ibu, mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga
di telapak kakimu(Tuhan, aku bersaksi ibuku telah melaksanakan amanat-Mu, menyampaikan kasih sayang-Mu, maka kasihilah ibuku seperti Kau mengasihi kekasih-kekasih-Mu. Amin)
(KH Mustofa Bisri, Ibu)
Saat hari ibu datang, tak ada salahnya untuk memberikan puisi di atas ini kepadanya sebagai bentuk rasa terima kasihmu kepada beliau. Tunjukkan bahwa ibu adalah segalanya dalam hidupmu.
Tak ada satupun yang bisa menggantikan sosok beliau. Seluruh pengorbanan yang beliau kerahkan untukmu adalah alasan bagimu untuk bisa menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Jangan lewatkan sehari pun tanpa berdoa untuk kebaikan beliau.
Berikan yang Terbaik untuk Ibu
Itulah tadi 10 puisi untuk hari ibu yang bisa kamu berikan kepada sosok wanita yang telah melahirkanmu. Rangkaian kata indah dan sarat makna tersebut mungkin akan membuat beliau merasa tersentuh.
Tapi, jangan hanya asal memberikannya, ya! Kamu juga harus benar-benar menghayati isi dari puisi yang akan kamu berikan. Jadi, bukan hanya lewat kata-kata saja, imbangi juga dengan sebuah tindakan nyata untuk membahagiakan sang ibunda.