
Kampung Pelangi Semarang adalah salah satu destinasi wisata andalan Kota Semarang. Kampung yang dulunya dikenal kumuh ini sudah bertransformasi menjadi desa yang indah dipandang. Wisatawan dari dalam maupun luar negeri berbondong-bondong untuk menikmati keindahan kampung penuh warna ini.
Jl. Dr. Sutomo No. 89
Kelurahan Randusari, Semarang Selatan
Kota Semarang, Jawa Tengah 50244
https://goo.gl/maps/wqcMwU5ks712
Setiap hari: 24 jam
Gratis
Bagi kamu yang suka berpetualang dengan jalan kaki, Kampung Pelangi Semarang bisa menjadi destinasi wisata yang cocok untukmu. Di tempat ini, kamu bisa menyusuri keindahan warna-warni rumah dan menemukan spot-spot foto yang Instagram-able. Informasi selengkapnya bisa kamu ketahui dalam artikel ini.
Meski bukanlah kampung warna-warni pertama di Indonesia, tapi keindahan yang disajikan di Kampung Pelangi Semarang tidak ada duanya. Bukan hanya itu saja, kampung ini juga sempat menarik perhatian masyarakat luar negeri, hingga dimuat di situs-situs berita internasional ternama.
Tidak heran kalau banyak turis domestik dan asing yang mengunjungi kampung ini. Banyaknya wisatawan yang berkunjung juga membuat Kampung Pelangi menjadi salah satu tempat wisata populer di Kota Semarang.
Dalam artikel ini tidak hanya membahas sejarah berdirinya Kampung Pelangi Semarang. Namun, kamu juga bisa tahu apa saja yang dapat dilakukan di sana, rute menuju kampung ini, sampai tips-tips bermanfaat agar jalan-jalanmu menyenangkan. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Sekilas tentang Berdirinya Kampung Pelangi Semarang
1. Sejarah Awal Pendirian
Sebelum dikenal sebagai Kampung Pelangi, desa ini dikenal sebagai Kampung Gunung Brintik. Kampung yang terletak di belakang Pasar Bunga Kalisari ini awalnya adalah perkampungan kumuh yang tidak tertata.
Selain itu, lokasinya yang berada persis di pinggir Kali Semarang membuat lingkungan sekitarnya ditumbuhi rimbunan tanaman liar. Tembok-tembok merah yang berdiri di sekitaran kampung juga kurang enak dipandang.
Timbulnya rencana memperbaiki tatanan Kampung Gunung Brintik bermula setelah proses renovasi Pasar Bunga Kalisari selesai pada bulan Desember 2016. Tampilan pasar bunga yang terlihat indah menjadi berkurang karena keberadaan Kampung Gunung Brintik yang masih kumuh.
Maka dari itu, Pemerintah Kota Semarang termotivasi untuk membuat proyek penataan kembali di daerah tersebut. Awalnya pendanaan untuk proyek itu terhalang karena tidak semua rumah di Kampung Gunung Brintik tergolong miskin, sehingga tidak bisa dimasukkan dalam anggaran pemerintah kota. Namun, akhirnya proyek ini mendapat bantuan dari sumbangan relawan dan dana CSR perusahaan.
Rumah-rumah kumuh yang ada di Kampung Gunung Brintik lalu dicat warna-warni kemudian dihiasi dengan lukisan mural dan 3D. Rimbunan tanaman liar dipangkas dan ditata agar terlihat bersih. Jembatan yang awalnya tidak menarik berubah menjadi jembatan warna-warni yang cantik.
Setelah proses pengecatan dan penataan selesai, akhirnya tampilan Kampung Gunung Brintik pun berubah menjadi warna-warni. Karena warna cat dinding-dinding rumah di desa tersebut seperti warna pelangi, kampung tersebut kemudian diberi sebutan sebagai Kampung Pelangi.
Kampung Pelangi diresmikan pada tanggal 18 Mei 2017 oleh Wali Kota Semarang yang menjabat saat itu, Hendrar Prihadi. Setelah diresmikan, kampung ini menjadi salah satu ikon destinasi wisata andalan Kota Semarang.
Baca juga: Tertarik Mengunjungi Tempat Wisata di Bandung? Ketahui Panduannya di Sini, Yuk!
2. Menarik Perhatian Dunia
Keberhasilan Pemerintah Kota Semarang, warga setempat, serta relawan mengubah penampilan Kampung Gunung Brintik tidak hanya menarik perhatian warga Indonesia, tapi juga dari luar negeri. Majalah-majalah skala internasional seperti Telegraph, Vogue, dan India Times juga menunjukkan kekaguman mereka atas transformasi kampung tersebut.
Majalah Vogue bahkan mendeskripsikan tampilan Kampung Pelangi sebagai “pusaran mistik karya Mara Hoffman yang diwujudkan dalam bentuk fisik”. Mara Hoffman sendiri adalah seorang desainer dari Amerika Serikat yang terkenal karena memainkan pola dan warna pada pakaian rancangannya.
3. Meningkatkan Perekonomian Warga
Keindahan Kampung Pelangi juga membuat peningkatan penjualan bunga di Pasar Bunga Kalisari. Sebagian penjual bunga bahkan mengalami kenaikan pendapatan sekitar 75 persen. Padahal sebelumnya hanya saat musim wisuda dan pernikahan saja dagangan bunga mereka ramai dibeli.
Tidak hanya meningkatkan penjualan bunga, warga Kampung Gunung Brintik pun juga ikut kecipratan rezeki. Banyaknya wisatawan yang berkunjung membuat mereka yang awalnya tidak berjualan akhirnya ikut menjajakan dagangan seperti makanan dan minuman. Pendapatan mereka bisa mencapai Rp200.000/hari.
Yang Ada di Kampung Pelangi Semarang
Setelah mengetahui sekilas informasi tentang berdirinya Kampung Pelangi, sekarang saatnya mencari tahu apa saja yang ada di sana. Kampung Pelangi tidak hanya berisi dinding yang dicat warna-warni, ada juga taman cantik dan tempat kuliner yang pastinya membuat liburanmu di sana semakin menyenangkan.
1. Membeli Bunga
Sebelum memasuki Kampung Pelangi, kamu akan menemui banyak pedagang bunga yang menjajakan jualan mereka. Beragam jenis bunga ditawarkan mulai dari mawar, krisan, lili, matahari, dan bunga lainnya. Harganya pun terbilang terjangkau karena hanya sekitar lima sampai sepuluh ribu tergantung dari jenis bunga yang ingin kamu beli.
Dengan membeli bunga yang dijajakan, kamu juga ikut andil dalam memajukan perekenomian warga setempat. Selain itu, bunga yang kamu beli bisa dijadikan sebagai properti saat kamu ingin berfoto di Kampung Pelangi atau sebagai oleh-oleh untuk keluargamu di rumah.
2. Spot-Spot Foto yang Ciamik
Kampung Pelangi Semarang bukanlah satu-satunya kampung dengan cat berwarna-warni di Indonesia. Tapi, beragam lukisan yang ditorehkan di dinding-dinding kampung tersebut tidak kalah indahnya dengan lukisan di Kampung Pelangi Jodipan di Malang, Kampung Warna-Warni Code di Jogja, atau pun Kampung Sungai Kalilo di Banyuwangi. Berikut ini beberapa spot yang bisa kamu jadikan sebagai tempat foto.
Jembatan Pelangi
Awal menjejakkan kaki di pintu masuk Kampung Pelangi, kamu akan disuguhi pemandangan jembatan yang warna-warni. Ada 5 jembatan sebagai akses masuk ke kampung tersebut. Masing-masing jembatan memiliki hiasan yang berbeda, mulai dari payung, kain, bola-bola kecil, sampai lampion warna-warni.
Tangga Penuh Warna
Karena letaknya yang berada di perbukitan, tak heran bila kamu akan menaiki banyak anak tangga. Tangga yang dicat warna pelangi itu bisa menjadi salah satu spot foto yang cantik untuk postinganmu di Instagram.
Gambar Tokoh Kartun
Kalau kamu mengajak anak kecil, kamu bisa mengambil foto mereka di spot bergambar tokoh kartun film. Salah satunya adalah gambar kartun Kung Fu Panda di atas. Lucu, ya!
Sayap Malaikat dan Kupu-Kupu
Dinding dengan lukisan sayap malaikat dan kupu-kupu bisa menjadi spot foto yang menarik perhatian pengunjung. Bila kamu juga suka berfoto dengan latar sayap di belakang punggungmu, jangan sampai melewatkan spot foto ini, ya!
Monster Lucu
Tidak hanya gambar tokoh kartun film dan sayap malaikat, kamu juga akan menemukan dinding yang dengan lukisan monster. Tenang saja, gambar monster itu tidak menakutkan, tapi malah menggemaskan karena sengaja digambar dengan style yang lucu.
3. Pemandangan Matahari Tenggelam
Bila sudah menyusuri Kampung Pelangi dan sampai di puncak Bukit Gunung Brintik, kamu akan disajikan pemandangan Kota Semarang dari atas. Selain itu, kalau datang saat sore hari, kamu dapat menyaksikan pemandangan matahari tenggelam yang menakjubkan.
Tidak heran bila saat sore hari kampung ini masih ramai oleh pengunjung. Meski harus menaiki anak tangga yang banyak jumlahnya, pemandangan yang disajikan di puncak bisa membayar rasa lelah itu. Jadi, jangan buru-buru menyerah sebelum sampai di puncak, ya!
4. Taman Kasmaran
Taman ini sebenarnya dibangun di atas gedung dua lantai untuk pengunjung yang ingin menikmati pemandangan Kampung Pelangi Semarang dari kejauhan. Lokasinya berada di sebelah kiri Pasar Bunga Kalisari. Lantai bawah digunakan sebagai tempat wisata kuliner, sementara di lantai atas adalah taman yang juga disertai tempat duduk seperti kafe tempat minum kopi.
Uniknya, nama taman ini tidak diambil dari orang yang sedang kasmaran, lho! Namun, diambil dari kependekan nama sungai yang ada di dekatnya, yaitu Kali Semarang.
Meski tidak luas, taman tersebut sudah ditata sedemikian rupa agar para pengunjung bisa mengambil foto di beberapa titik dengan latar belakang Kampung Pelangi. Salah satunya adalah landmark berbentuk sepasang kekasih yang sedang duduk berhadapan.
Baca juga: Belajar Sejarah dengan Mengunjungi Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta
Cara Menuju Kampung Pelangi Semarang
Kalau kamu warga asli Semarang, letak Kampung Pelangi tidak jauh dari Lawang Sewu dan Tugu Muda. Sesampainya di Tugu Muda, kamu sudah bisa melihat kampung ini. Dari sana, kamu hanya perlu berjalan kaki sekitar 500 meter.
Bila berasal dari luar kota, kamu bisa mencapai lokasi Kampung Pelangi Semarang dengan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Berikut ini rute yang bisa kamu ikuti.
1. Kendaraan Pribadi
Bagi kamu yang berasal dari Yogyakarta, ada 3 jalur tersedia yang bisa dipilih. Yaitu Magelang – Kopeng, Magelang – Bawen, atau Klaten – Boyolali – Salatiga.
Jika ingin memilih jalur yang cepat, kamu bisa memilih rute Klaten – Boyolali – Salatiga karena ada jalur tol yang menghubungkan Salatiga – Semarang. Tinggal mengambil jalan keluar di Gerbang Tol Gayamsari kemudian belok kanan mengikuti Jl. Majapahit.
Dari Jl. Majapahit, kamu lurus terus hingga tiba di Simpang Lima. Kemudian belok kiri di belokan kedua menyusuri Jl. Pandanaran sampai Tugu Muda. Ambil belokan pertama ke kiri menuju Jl. Dr. Sutomo.
Ikuti Jl. Dr. Sutomo sampai kamu menemukan para pedagang bunga di sebelah kiri jalan. Di situlah Pasar Bunga Kalisari. Nah, letak Kampung Pelangi Semarang berada di belakangnya.
Kalau kamu dari Surabaya, bisa melalui Jalan Tol Kertosono – Solo. Sesampainya di Solo, kamu ambil arah ke Klaten. Nah, dari Klaten kamu tinggal mengikuti penjelasan sebelumnya.
Jika dari arah Demak, kamu ikuti saja Jl. Raya Semarang – Demak atau yang juga dikenal dengan nama Jl. Kaligawe Raya. Dari sana, belok kiri menuju Jl. Raden Patah di pertigaan jalan. Lurus terus sampai memasuki Jl. Pemuda yang mengarah ke Tugu Muda.
Dari Tugu Muda, pilih jalur yang menuju Jl. Dr. Sutomo. Ikuti jalan sampai menemukan tempat tujuanmu di sebelah kiri jalan.
Dari arah Kendal, kamu bisa mengikuti Jl. Raya Semarang – Kendal – Jl. Siliwangi – Jl. Jendral Sudirman. Setelah melewati Banjir Kanal Barat, belok ke kanan menuju Jl. MGR Soegiyopranoto. Ikuti Jl. MGR Soegiyopranoto hingga ke Tugu Muda.
Sesampainya di Tugu Muda, ambil jalur menuju Jl. Dr. Sutomo. Teruslah ikut jalan tersebut sampai terlihat destinasi di sebelah kiri.
2. Kendaraan Umum
Pemerintah Kota Semarang telah menyediakan layanan jasa transportasi umum yang dikenal sebagai BRT Trans Semarang. Tarif tiketnya pun terjangkau bagi semua kalangan. Harga tiket untuk umum adalah Rp3.500, pelajar atau mahasiswa yang menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa dan anak-anak pemegang Kartu Identitas Anak sebesar Rp1.000.
Selain tarifnya yang terjangkau, kelebihan menggunakan BRT Trans Semarang adalah kamu hanya perlu membayar sekali selama tidak keluar dari shelter atau halte jalur bus tersebut. Jadi, kamu dapat menghemat biaya bila menggunakan bis ini.
Dari Terminal Terboyo, gunakan BRT koridor II. Kamu nanti bisa turun di Gereja Katedral dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki kira-kira sejauh 400 meter.
Sementara dari Tanjung Emas, kamu bisa menaiki BRT koridor III B kemudian turun di shelter Tugu Muda. Jika berangkat dari Terminal Mangkang atau Penggaron, kamu bisa mengambil BRT koridor I dan turun di shelter Tugu Muda.
Kalau berangkat dari Bandara Ahmad Yani atau pun Stasiun Tawang dan Poncol, kamu ambil BRT koridor IV. Kemudian kamu turun di halte Pandanaran dan berjalan kaki sekitar 300 meter menuju Tugu Muda. Lalu, beloklah ke kiri menuju Jl. Dr. Sutomo dan berjalan sekitar 500 meter ke arah barat daya.
Baca juga: Wisata JungleLand Sentul Bogor, Bikin Liburan Jadi Tak Terlupakan
Jam Operasional dan Tiket Masuk Kampung Pelangi Semarang
Sebenarnya, kamu bisa kapan saja berkunjung ke kampung ini karena tidak ada batas jam berkunjung bagi para turis baik domestik maupun luar negeri. Tapi, kebanyakan wisatawan yang berkunjung biasanya datang saat pagi atau sore hari karena cuacanya tidak terlalu panas.
Letak Kampung Pelangi Semarang yang berada di perbukitan membuatmu harus berjalan kaki jika ingin menyusuri desa ini. Alasannya, sepanjang jalan Kampung Pelangi kamu akan melewati tanjakan dan turunan anak tangga yang pastinya tidak bisa dilalui dengan kendaraan.
Jika membawa kendaraan, bisa kamu parkir di tepi Jl. Dr. Sutomo. Biaya parkirnya sendiri untuk motor adalah Rp3.000 dan mobil Rp5.000.
Untuk tiket masuk ke Kampung Pelangi Semarang, kamu tidak dipungut sepeser pun. Tapi, kamu bisa memasukkan uang seikhlasnya ke dalam kotak yang tersedia di dekat jembatan masuk. Uang tersebut nantinya juga akan digunakan untuk merawat fasilitas-fasilitas yang tersedia di Kampung Pelangi.
Baca juga: Menyaksikan Kombinasi Apik Antara Alam dengan Budaya Lewat Tempat Wisata Tanah Lot Bali
Tips Wisata ke Kampung Pelangi Semarang
Bagaimana? Apakah kamu tertarik untuk mengunjungi Kampung Pelangi Semarang? Jika iya, lebih baik simak dulu beberapa tips di bawah ini agar liburanmu menyenangkan dan tidak menemui kendala yang berarti.
- Kalau bisa jangan datang saat siang atau malam hari. Panasnya terik matahari dapat membuatmu cepat lelah dan gerah karena Kampung Pelangi berada di daerah perbukitan. Sedangkan kalau malam hari, foto yang kamu ambil akan terlihat gelap dan kurang indah hasilnya.
- Karena letaknya yang ada di perbukitan, pakailah alas kaki yang nyaman untuk jalan menanjak. Kamu tentu tidak mau kakimu menjadi lecet setelah jalan-jalan di Kampung Pelangi Semarang.
- Jika ternyata kamu hanya bisa mengunjungi saat siang hari, jangan lupa memakai tabir surya agar kulitmu terlindungi dari sinar UVA/UVB.
- Bawalah air minum yang cukup agar kamu tidak mengalami dehidrasi.
- Selalu menjaga kebersihan dan norma kesopanan karena kamu berada di kampung orang. Ikut sertalah menjaga fasilitas yang ada karena kamu bukanlah satu-satunya wisatawan yang berkunjung di kampung tersebut.