
Di Jakarta, kamu tak hanya bisa menemui tempat wisata yang berbau modern saja, ada juga destinasi yang kaya akan nilai sejarah. Jika tertarik, kamu bisa mengunjungi kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Di sana, kamu akan dimanjakan dengan suasana ibu kota tempo dulu. Simak artikel ini kalau kamu ingin mendapatkan informasi lengkap tentang destinasi ini.
Kawasan Kota Tua, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat
DKI Jakarta 11110
https://goo.gl/maps/rDpLwVPuEhn
Setiap hari: 24 jam
Gratis
Kalau kamu ingin merasakan suasana ibu kota tempo dulu, kamu bisa mengunjungi kawasan Wisata Tua Jakarta. Selain berlibur, kamu juga bisa belajar tentang sejarah Kota Jakarta. Untuk mengetahui apa saja yang ada di sana, kamu bisa simak di artikel ini.
Kawasan ini menjadi salah satu destinasi tempat wisata di Jakarta yang menjadi favorit wisatawan, baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Tempat ini terbilang unik karena Kota Jakarta sendiri dikenal dengan hal-hal yang serba modern, namun bangunan kuno dan nuansa jaman dulu dari kawasan wisata Kota Tua Jakarta masih mampu bertahan.
Tentunya, tempat ini bisa menjadi alternatif kalau kamu sedang bosan dengan hiruk pikuk kota metropolitan. Untuk mendapatkan informasi lengkap dan jelas tentang destinasi ini, langsung aja simak pembahasan di bawah ini, yuk!
Sejarah Kota Tua Jakarta
Kota Tua Jakarta merupakan sebuah kawasan yang memiliki luas kurang lebih 1,3 km² yang terletak di Jakarta Utara dan sebagian Jakarta Barat, yaitu Pinangsia, Taman Sari, dan Roa Malaka. Dulunya, tempat ini dikenal dengan sebutan Batavia Lama.
Kota Tua merupakan sebuah kawasan yang dibangun oleh kolonial Belanda yang difungsikan sebagai pusat perdagangan dari dan keluar negeri lewat jalur pelayaran. Tempat ini juga dianggap memiliki cerita sejarah yang erat kaitannya dengan perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah.
Pada awalnya, tepatnya di tahun 1526, Kesultanan Demak mengirim utusannya yang bernama Fatahillah untuk menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa di Kerajaan Hindu Pajajaran yang kemudian dikenal dengan nama Jayakarta. Lalu pada 1619, VOC menghancurkan kawasan Jayakarta tersebut di bawah komando Jan Pieterszoon Coen.
Setahun kemudian, VOC membangun kota baru yang diberi nama Batavia. Kota ini didirikan untuk menghormati leluhur Belanda, Batavieren. Kota ini berpusat di sekitar tepi timur Sungai Ciliwung yang saat ini dikenal sebagai Lapangan Fatahillah.
Penduduk yang menempati kota tersebut mendapat julukan Batavianen yang kemudian dikenal sebagai Suku Betawi. Di tahun 1935, kota ini mengalami perluasan hingga ke tepi barat Sungai Ciliwung.
Kota ini memiliki rancangan bergaya Belanda Eropa yang dilengkapi dengan benteng (Kasteel Batavia), dinding kota, dan kanal. Pembangunannya sendiri baru selesai pada tahun 1650 dan kemudian difungsikan untuk kantor pusat VOC di Hindia Timur.
Namun karena sistem sanitasi yang buruk, di kawasan ini sempat muncul wabah tropis yang menyerang penduduk. Kemudian banyak orang yang keluar dari kota tersebut menuju ke wilayah Weltevreden yang sekarang merupakan kawasan di sekitar Lapangan Merdeka.
Karena kejadian tersebut, akhirnya wilayah administratif Kota Batavia pun meluas sampai ke selatan. Batavia kemudian menjadi pusat administratif Hindia Timur Belanda.
Saat kependudukan Jepang pada 1942, Batavia berubah namanya menjadi Jakarta dan masih berperan sebagai Ibu Kota Indonesia. Kemudian pada 1972, Gubernur Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin, mengeluarkan dekret untuk menjadikan Kota Tua menjadi situs warisan secara resmi.
Keputusan ini dimaksudkan untuk melindungi sejarah arsitekturnya. Seperti yang bisa kita lihat saat ini, masih banyak bangunan yang tidak mengalami perubahan signifikan dari segi rancangan bangunannya.
Baca juga: Wisata JungleLand Sentul Bogor, Bikin Liburan Jadi Tak Terlupakan
Destinasi Menarik di Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta
Kawasan wisata Kota Tua Jakarta merupakan destinasi yang cukup luas. Untuk itu, ada banyak objek wisata yang bisa kamu temukan di kawasan ini.
Tentunya, berbagai macam destinasi yang ada sarat akan sejarah. Selain berlibur, kamu juga bisa mendapatkan wawasan tambahan saat mengunjunginya.
Kira-kira apa saja ya destinasi yang ada di kawasan tempat wisata Kota Tua Jakarta? Langsung aja simak informasinya di bawah ini.
1. Museum Fatahillah
Jl. Taman Fatahillah No. 1
Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat
DKI Jakarta 11110
https://goo.gl/maps/bpBnHUWzZ5u
Setiap hari: 24 jam
Dewasa: Rp5.000/orang
Mahasiswa: Rp3.000/orang
Pelajar dan anak-anak: Rp2.000/orang
Dulunya, Museum Fatahillah merupakan sebuah bangunan yang difungsikan sebagai balai kota Batavia. Bangunan ini didirikan pada tahun 1707-1712 atas perintah dari Gubernur Joan van Hoorn. Arsitekturnya sendiri menyerupai bangunan Istana Dam yang ada di Amsterdam, Belanda.
Bangunan ini terdiri atas bangunan utama yang memiliki dua sayap di bagian barat dan timur, bangunan sanding yang berfungsi sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang bawah tanah yang digunakan sebagai penjara.
Penjara bawah tanah tersebut merupakan saksi bisu tentang bagaimana penderitaan bangsa Indonesia yang menjadi tawanan saat masa penjajahan Belanda. Banyak tawanan yang jatuh sakit, bahkan sampai meninggal karena tak kuat dengan siksaan yang mereka terima.
Oleh karena itu, banyak orang yang menganggap kalau penjara bawah tanah ini merupakan tempat di Museum Fatahillah yang paling angker. Terlepas dari itu, bangunan yang secara resmi dialihkan fungsinya sebagai museum pada tahun 1974 ini sangat layak untuk dikunjungi, apalagi kalau kamu suka tempat wisata yang berbau museum yang sarat akan sejarah.
Terdapat beragam koleksi yang bisa kamu temukan di Museum Fatahillah ini. Koleksi tersebut di antaranya adalah replika peninggalan masa Tarumanegara dan Pajajaran, hasil penggalian arkelogi yang dilakukan di Kota Jakarta, koleksi keramik, gerabah, beragam furnitur antik, dan banyak barang bersejarah lainnya.
2. Pelabuhan Sunda Kelapa
Jl. Maritim No.8 Sunda Kelapa
Jakarta Utara 14430
https://goo.gl/maps/RPekAoiSbC72
hari: 24 jam
Rp2.500/orang
Tempat wisata bersejarah yang terdapat di kawasan Kota Tua selanjutnya adalah Pelabuhan Sunda Kelapa. Tempat ini merupakan awal mula bagaimana Kota Jakarta mulai dikenal luas di seluruh dunia.
Dulunya, banyak pedagang asing yang datang ke Indonesia melalui pelabuhan ini. Sekitar abad ke-12, banyak pedagang yang berasal dari Tiongkok berlayar ke Indonesia lewat Pelabuhan Sunda Kelapa untuk membawa barang kerajinan berupa keramik dan kain sutera untuk ditukar dengan rempah-rempah.
Selain pedagang Tiongkok, banyak juga pedagang dari Arab dan India yang melakukan barter untuk mendapatkan rempah-rempah dengan minyak wangi dan kain yang dibawanya. Hubungan dagang lintas negara ini berjalan hingga abad ke-16.
Dengan hubungan dagang antar negara ini, Pelabuhan Sunda Kelapa lantas menjadi pusat perdagangan yang ada di Indonesia. Tempat ini menjadi pusat perdagangan yang selalu ramai dengan aktivitas jual beli antar negara pada saat itu.
Meskipun aktivitas pelabuhan sudah tak seramai jaman dulu, namun pelabuhan ini masih beroperasi dan berfungsi sebagai dermaga transportasi laut. Di sini kamu bisa menemukan banyak kapal phinisi yang berjajar di dermaga yang membuat pemandangan di tempat ini cukup unik.
Hebatnya lagi, kapal-kapal tersebut merupakan hasil karya anak bangsa, loh. Tempat ini akan sangat cocok buat kamu yang hobi mencari foto-foto dengan latar belakang yang indah.
Pelabuhan Sunda Kelapa ini bisa menjadi pilihan alternatif kalau kamu ingin mengunjungi tempat wisata yang tak biasa. Di tempat ini kamu juga bisa melakukan beberapa aktivitas menarik.
Salah satunya adalah menyewa ojek sampan yang akan membawamu menyusuri perairan di sekitar pelabuhan. Harga sewanya sendiri dipatok mulai dari Rp50.000 untuk sekali jalan.
Namun, bisa jadi ongkos yang kamu bayarkan lebih mahal karena tergantung dari jauh dekatnya rute. Ada baiknya sebelum naik lakukanlah tawar menawar karena tak jarang tukang ojek sampan suka melebihkan tarif dari harga semestinya.
Baca juga: Bocoran Seru biar Kunjunganmu ke Tempat Wisata Candi Prambanan Jadi Lebih Maksimal
3. Toko Merah
Jl. Kali Besar Barat No. 11, Pinang Siang, Tambora
Jakarta Barat 11230
https://goo.gl/maps/pjhyfoFb5N82
Setiap hari: 09.00 – 16.30 WIB
Rp10.000/orang
Kalau kamu sedang berasa di kawasan Kota Tua Jakarta Barat, tak ada salahnya untuk mampir ke sebuah bangunan unik yang bernama Toko Merah. Sesuai dengan namanya, bangunan ini didominasi oleh warna merah.
Bangunan ini merupakan peninggalan dari kolonial Belanda yang terletak di tepi barat Kali Besar, Kota Tua Jakarta. Didirikan pada tahun 1730, Toko Merah merupakan bangunan tertua yang ada di Jakarta.
Dulunya, Toko Merah dijadikan sebagai tempat tinggal dari Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff. Setelah itu, tepatnya pada pertengahan abad ke-19, tempai ini beralih fungsi menjadi sebuah toko yang dimiliki oleh warga Tionghoa bernama Oey Liauw Kong.
Sejak saat itu, tempat itu diberi nama Toko Merah atas dasar sebagian besar bangunan didominasi oleh warna merah. Namun, ada versi berbeda tentang alasan kenapa bangunan tersebut dinamai Toko Merah.
Sebagian orang percaya kalau nama Toko Merah diambil setelah terjadi peristiwa Geger Pacinan yang memakan banyak korban jiwa. Setelah peristiwa tersebut, banyak ditemukan mayat orang Tionghoa yang bertebaran di kawasan Kali Besar, sehingga air sungainya berubah menjadi merah karena darah.
Terlepas dari perbedaan tersebut, objek wisata Toko Merah ini menjadi salah satu alternatif destinasi yang wajib kamu kunjungi. Meskipun pengunjungnya tak seramai Museum Fatahillah, namun tempat ini memiliki daya tarik tersendiri.
Salah satunya adalah kamu bisa mengambil foto dengan objek yang unik dan tidak bisa kamu temukan di tempat lain. Oya, untuk bisa melihat isi dari Toko Merah ini, kamu harus meminta ijin dulu sama pengurusnya karena tempat ini tidak sembarangan dibuka untuk publik.
4. Museum Bank Indonesia
Jl. Pintu Besar Utara No. 3, Pinangsia, Tamansari
Jakarta Barat 11110
https://goo.gl/maps/cREnbN8XmTt
Selasa – Jumat: 08.00 – 15.30 WIB
Sabtu – Minggu: 08.00 – 16.00 WIB
Umum: Rp5.000/orang
Pelajar/mahasiswa, rombongan yang telah mendaftar, dan anak-anak di bawah 3 tahun: Gratis
Pengin tahu tentang sejarah terbentuknya bank sentral yang ada di negara kita ini? Lansung datang saja ke Museum Bank Indonesia.
Selain itu, kamu juga bisa menyaksikan rancangan bangunan yang sangat unik yang dimiliki Museum Bank Indonesia ini. Begitu masuk ke lobi, kamu akan disambut dengan kaca patri dengan desain yang sangat indah dan tidak biasa.
Saat masuk lagi ke dalamnya, setidaknya terdapat 324 kaca patri lainnya di mana seluruhnya dibuat di Atelier Jan Schouten, Delft, Belanda pada tahun 1922 sampai 1935. Karya lain yang tak kalah bagusnya adalah sebuah lukisan wanita dengan lambang Kota Batavia dan Surabaya serta beberapa lukisan lainnya.
Selain karya-karya yang mengagumkan, di dalam bangunan ini juga terdapat sebuah teater dengan kapasitas tempat duduk untuk 40 orang. Teater tersebutlah yang akan memutar tentang sejarah perbankan dan peran Bank Indonesia.
Dulunya, bangunan ini merupakan sebuah rumah sakit yang bernama Binnen Hospital. Kemudian pada 1828, tempat ini beralih fungsi menjadi sebuah bank dengan nama De Javashe Bank (DJB).
Setelah bangsa Indonesia Merdeka, tepatnya pada tahun 1953, bank ini kemudian dinasionalisasikan menjadi Bank Sentral Indonesia atau yang saat ini kita kenal dengan sebutan Bank Indonesia. Namun, bank ini dipindah ke gedung batu pada tahun 1962. Semenjak itu, gedung yang lama dilestarikan menjadi Museum Bank Indonesia yang diresmikan pada 15 Desember 2006.
Gimana? Apa kamu tertarik untuk mengunjunginya? Kalau iya, jangan datang pas hari Senin, ya. Soalnya Museum Bank Indonesia ini tidak beroperasi pada hari tersebut.
5. Museum Seni Rupa dan Keramik
Jl. Pos Kota
Jakarta Barat 11110
https://goo.gl/maps/352iS3Fkm9m
Selasa – Minggu: 08.00 – 15.00 WIB
Dewasa: Rp5.000/orang
Anak-anak: Rp2.000/orang
Mahasiswa: Rp3.000/orang
Pelajar: Rp2.000/orang
Veteran & lansia: Gratis
Kira-kira apa aja ya yang bisa dinikmati di Museum Seni Rupa dan Keramik ini? Kenapa lagi-lagi objek wisata berupa museum yang direkomendasikan untuk dikunjungi saat lagi berlibur di kawasan wisata Kota Tua Jakarta?
Perlu kamu ketahui nih, berlibur ke museum itu tak selalu membosankan, kok. Di Museum Seni Rupa dan Keramik ini terdapat beberapa fasilitas menarik yang bisa kamu nikmati. Di antaranya adalah workshop keramik, workshop melukis, dan ruang serba guna.
Tempat ini juga difungsikan sebagai sarana pameran hasil karya seni dari para seniman Indonesia dari kurun waktu 1800-an sampai sekarang. Tentunya, museum ini sangat cocok dikunjungi bagi percinta barang unik dan buat yang hobi melukis atau mengoleksi lukisan.
Museum Seni Rupa dan Keramik sendiri dibangun pada tahun 1870 oleh seorang arsitek bernama Jhe. W.H.F.H van Raders. Saat tersebut merupakan masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Miyer dan bangunan ini difungsikan sebagai kantor Pengadilan.
Pada 1949, gedung ini juga pernah difungsikan sebagai sarana Nederlansche Mission Militer (NMM) oleh KNIL yang kemudian diserahkan kepada TNI sebagai gudang logistik. Pada 1970-1973, bangunan ini beralihfungsi lagi menjadi kantor Wali Kota Jakarta Barat.
Tiga tahun setelahnya, tepatnya pada 20 Agustus 1976, atas inisiatif dari Adam Malik, gedung ini diresmikan sebagai Balai Seni Rupa oleh Presiden Soeharto. Setahun berikutnya, sebagian dari gedung diresmikan sebagai Museum Keramik oleh Gubernur Ali Sadikin.
Baru di tahun 1990, Balai Seni Rupa dan Museum Keramik di satukan dan diresmikan menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Baca juga: Menyaksikan Kombinasi Apik Antara Alam dengan Budaya Lewat Tempat Wisata Tanah Lot Bali
Cara Menuju Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta
Alamat Kota Tua Jakarta terletak di sepanjang Jakarta Utara hingga sebagian Jakarta Barat. Untuk mengunjunginya, lokasi Kota Tua Jakarta ini bisa dijangkau dengan mudah menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.
Buat yang ingin tahu caranya untuk bisa menuju ke kawasan wisata Kota Tua Jakarta, langsung aja simak infonya di bawah ini.
1. Kendaraan Pribadi
Berlibur bersama keluarga atau mengajak teman-teman emang nyamannya bawa kendaraan pribadi. Karena jika bersama orang banyak, tentu akan sedikit merepotkan kalau harus naik transportasi umum.
Jika datang dari Kota Tangerang, jarak tempuh menuju tempat wisata Kota Lama Jakarta adalah sekitar 30 km. Kamu bisa melewati rute Tangerang – Batu Ceper – Stasiun Grogol – Penjaringan – Museum Fatahillah – Kota Tua.
Untuk yang datang dari arah Bogor, rutenya dimulai dari Tol Jagorawi – Tol Cililitan 2 – Tol S. Parman – Jalan Pangeran Tubagus Angke – Jalan Kali Besar Timur – Kota Tua. Jarak tempuh dari Kota Bogor kurang lebih 35 km.
Namun, jika kamu datang dari arah Bandung, kamu bisa melewati rute Tol Pasteur – Tol Purbaleunyi – Tol Cipularang – Tol Jakarta/Cikampek – Lingkar Dalam Jakarta – Tol S. Parman – Jalan Pangeran Tubagus Angke – Jalan Kali Besar Timur – Kota Tua. Untuk jarak tempuhnya sendiri sekitar 164 km dari Kota Bandung.
2. Transportasi Umum
Ada beragam pilihan moda transportasi umum dalam kota yang bisa kamu pilih untuk mengunjungi kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Begitu keluar dari terminal, stasiun, atau bandara, kamu akan mudah menemukan berbagai jenis kendaraan umum, mulai dari bus kota hingga KRL.
Kalau ingin naik bus, kamu bisa menumpang bus Transjakarta jurusan Kota Tua dan turun di halte Kota. Dari halte tersebut, kamu tinggal jalan saja untuk mengelilingi kawasan wisata Kota Tua Jakarta ini.
Sedangkan kalau ingin mencoba KRL, kamu bisa naik KRL jurusan Kota lalu turun di Stasiun Jakarta Kota. Setelah itu, kamu juga bisa langsung berjalan-jalan mengelilingi Kota Tua.
Jam Operasional & Harga Tiket Masuk Wisata Kota Tua Jakarta
Kawasan wisata Kota Tua Jakarta sebenarnya bisa kamu datangi kapan saja. Namun, untuk beberapa ojek wisata yang ada di sana biasanya tidak beroperasi 24 jam.
Ada baiknya sebelum mendatangi beberapa objek wisata di sana, kamu cari tahu dulu info jam operasionalnya. Supaya kamu bisa datang sesuai jadwal dan tidak kecewa karena ternyata tempat yang ingin kamu tuju sudah tutup.
Adapun untuk harga tiket masuk Kota Tua Jakarta, jika hanya berjalan-jalan di kawasannya saja tidak dipungut biaya alias gratis. Namun ada beberapa objek yang memiliki tarif masuk, besarnya pun tergantung dari tempat mana yang kamu kunjungi.
Baca juga: Berlibur Seru di Destinasi Wisata Tangkuban Perahu Bandung
Tips Mengunjungi Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta
Kalau kamu tertarik ingin menyusuri kawasan wisata Kota Tua Jakarta, ada baiknya kamu simak beberapa tips berikut ini agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
- Karena cuaca Jakarta cenderung kering dan panas, sebaiknya kenakanlah pakaian yang nyaman dan mudah menyerap keringat. Hindari memakai pakaian berwarna gelap karena warna tersebut terasa lebih panas dikenakan saat terkena sinar matahari.
- Bawalah kipas angin mini kalau kamu mudah gerah. Karena baik di tempat wisata yang indoor pun biasanya tak terdapat AC atau pendingin ruangan lainnya.
- Selalu bawa minum sendiri untuk melindungi tubuhmu dari dehidrasi.
- Jangan lupa oleskan tabir surya di bagian tubuh yang mudah terkena sinar matahari kalau tidak ingin kulitmu menjadi belang.
- Kalau tidak ingin terlalu ramai dan berdesak-desakan dengan pengunjung lain, kamu bisa datang pada saat hari kerja. Karena biasanya pada akhir pekan atau hari libur, kawasan ini selalu ramai dipadati pengunjung.
- Jika kamu hanya punya waktu pada akhir pekan, lebih baik datanglah lebih pagi. Karena pada pagi hari biasanya kawasan ini masih sepi pengunjung, sehingga kamu bisa mengambil gambar dengan kameramu dengan leluasa karena tidak banyak orang yang berlalu lalang.
- Selalu jaga barang bawaanmu dengan hati-hati. Jangan sampai barang berhargamu berpindah ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab.