
Anggrek adalah salah satu tumbuhan di dunia yang memiliki banyak jenis. Namun, kebanyakan orang hanya mengetahui jenis-jenis bunga anggrek yang biasanya dijadikan sebagai tanaman hias. Padahal masih banyak jenis lainnya dari tumbuhan ini yang tentunya tidak kalah menarik untuk diketahui.
Kamu penyuka anggrek dan ingin memperdalam pengetahuanmu tentang bunga cantik ini? Jangan khawatir karena kamu sudah berada di tempat yang tepat. Artikel ini akan memberi informasi tentang jenis-jenis anggrek yang ada di dunia.
Anggrek merupakan tumbuhan yang banyak ditemukan di alam liar. Meskipun begitu, ada juga jenis-jenis anggrek yang diperoleh dari hasil rekayasa manusia di laboratorium. Tidak heran kalau jenis baru dari tumbuhan ini semakin banyak bermunculan seiring kemajuan teknologi.
Dalam artikel ini, kami telah merangkumkan informasi seputar jenis-jenis bunga anggrek yang mungkin belum diketahui banyak orang. Ada yang dibedakan berdasarkan tempat tumbuh, yang hanya ditemukan di Indonesia, sampai yang jumlahnya langka.
Informasi jenis-jenis anggrek tersebut disajikan menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah untuk dipahami. Jadi, kamu tidak akan bingung saat membacanya. Tunggu apalagi? Yuk, simak uraian selengkapnya di bawah ini!
Jenis-Jenis Bunga Anggrek Berdasarkan Tempat Tumbuhnya
Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan ini dibedakan menjadi empat kategori. Nah, informasi selengkapnya bisa kamu baca pada daftar berikut:
1. Epifit
Secara etimologi, kata epifit berasal dari bahasa Yunani, yaitu epi (permukaan) dan phyton (tumbuhan atau pohon). Sehingga, makna epifit adalah permukaan pohon. Maka dari itu, anggrek yang tumbuh dengan cara menumpang pada pohon atau tanaman lain termasuk dalam kategori ini.
Jenis tumbuhan ini biasanya menempel pada pohon-pohon besar rindang yang bisa melindungi dari cahaya matahari. Meski menumpang, anggrek epifit tidak akan merugikan tanaman yang ditumpanginya karena tumbuhan ini memiliki akar udara yang berfungsi sebagai alat pencari makanan. Berikut ini jenis-jenis bunga anggrek epifit:
Dendrobium
Dendrobium berasal dari kata dendron yang berarti pohon dan bios yang maknanya hidup. Kalau kedua kata tersebut digabungkan, maka artinya adalah sesuatu yang hidup di pohon.
Anggrek dendrobium memiliki warna mahkota yang beragam serta aroma yang khas. Sekali berbunga, kembang dendrobium dapat bertahan 2-4 minggu.
Tumbuh secara epifit membuat dendrobium tidak perlu mencari nutrisi dari dalam tanah. Tumbuhan ini juga mampu bertahan hidup hanya dengan mengandalkan kelembapan udara sekitar.
Baca juga: Mengenal Bunga Edelweis & Bunga Edelweis Jawa, Simbol Keabadian yang Terancam Tak Abadi
Cattleya
Anggrek yang cantik ini berasal dari negara Kosta Rika. Namanya yang indah diambil dari seorang kolektor bunga anggrek dari Inggris, William Cattleya. Jenis anggrek ini juga menjadi bunga nasional di beberapa negara Amerika Selatan, termasuk Kolombia.
Cattleya memiliki dua jenis bentuk bunga, yakni besar dan kecil. Biasanya, cattleya yang bunganya kecil akan memiliki jumlah kembang yang banyak setiap batangnya dibandingkan dengan bunga yang berukuran besar. Meski memiliki ukuran yang berbeda, bunga yang sudah mekar mempunyai daya tahan hidup sama, yakni 2-3 minggu.
Phalaenopsis
Tanaman ini lebih dikenal sebagai anggrek bulan oleh khalayak ramai. Hal ini dikarenakan bentuk mahkota bunganya yang besar dan bulat seperti rembulan.
Namun, jika dari asal bahasanya, yakni bahasa Yunani, kata phalania berarti ngengat dan opsis adalah menyerupai. Sehingga, makna dari phalaenopsis sebenarnya adalah seperti ngengat.
Phalaenopsis memiliki bentuk bunga yang unik dan warna petal yang cantik. Sayangnya, tumbuhan ini tidak tahan terhadap suhu dingin. Maka dari itu, persebaran tumbuhan ini biasanya banyak ditemukan di daerah dengan iklim tropis.
2. Terestrial
Terestrial berasal dari bahasa Latin, terrestris yang memiliki akar kata terra yang artinya bumi. Bumi yang dimaksud di sini adalah merujuk pada tanah.
Tumbuhan anggrek yang masuk dalam kategori ini merupakan tumbuhan yang tempat hidupnya berada di tanah. Dalam proses pertumbuhannya, anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari langsung sehingga tidak butuh dinaungi oleh tanaman lain.
Karena tumbuh di tanah, tumbuhan ini dapat dengan leluasa mendapatkan makanan melalui akarnya. Beda halnya dengan anggrek epifit yang bergantung pada akar udaranya. Berikut jenis-jenis anggrek tanah:
Phaius
Berdasarkan dari bahasa asalnya, yaitu bahasa Yunani, phaius mempunyai arti gelap. Kata tersebut juga biasa dieja menjadi phajus. Pemberian nama ini didasarkan pada warna bunga jenis-jenis anggrek ini yang gelap dan mencolok.
Sebagian besar phaius hidup secara terestrial, tapi ada juga beberapa jenisnya yang hidup secara epifit. Bukan hanya itu saja, beberapa ada yang suka hidup pada tempat yang terlindung, lainnya malah lebih suka hidup dengan sinar matahari secara langsung. Biasanya, phaius tumbuh pada ketinggian 800-1.800 m di atas permukaan laut.
Phaius memiliki bunga dengan beragam ukuran, dari yang berukuran sedang sampai cukup besar (diameter >10 cm) tergantung jenisnya. Bulan Juni merupakan waktu di mana pembungaan dimulai, sedangkan untuk panennya biasa dilakukan saat musim kemarau.
Paphiopedilum
Bentuk bunganya yang berkantong membuat tumbuhan ini disebut anggrek kantong semar. Sementara itu, kata paphiopedilum menurut bahasa asalnya, yaitu bahasa Yunani, merupakan gabungan dari kata phapos (sebuah nama kota di negara Siprus) dan pedilon (selop). Sehingga kembang ini dalam dunia internasional lebih dikenal sebagai the Lady’s Slipper atau selop wanita.
Selain dapat hidup secara terestrial, ada beberapa jenis dari paphiopedilum yang hidup secara epifit atau litofit. Tumbuhan ini hidup di dalam hutan yang memiliki kelembapan tinggi (pada ketinggian 600-1.000 m di atas permukaan laut). Meksi begitu, paphiopedilum akan mati bila terlalu banyak air di sekitar tempatnya tumbuh.
Ciri khas dari tumbuhan ini tentu saja bentuk mahkota bunganya yang seperti kantong. Bagian itu berguna sebagai perangkap serangga yang nantinya menjadi medium alami dalam proses penyerbukan.
Kembang paphiopedilum terdiri dari beberapa warna, ada yang ungu, hijau, dan merah. Arah tangkai perbungaan kadang tegak atau mendatar yang membentuk sudut antara 30°-45°. Masa berbunga tumbuhan ini dapat terjadi sepanjang tahun.
3. Saprofit
Saprofit atau saprophyte merupakan gabungan dari kata sapros (busuk) dan phyte (tumbuhan). Sehingga, maknanya menjadi tumbuhan yang busuk.
Anggrek satu ini hidup pada media yang mengandung humus atau serasah dedaunan kering yang membusuk. Selain itu, tumbuhan ini juga tidak memiliki daun dan klorofil.
Tumbuhan ini hanya membutuhkan sedikit cahaya matahari. Makanya, anggrek saprofit dapat bertahan hidup di daerah yang curah sinar mataharinya sedikit. Berikut ini contoh-contohnya:
Didymoplexis
Ciri khas dari didymoplexis yaitu bunganya langsung tumbuh di ujung batang yang tidak mempunyai daun. Maka dari itu, tumbuhan ini bergantung pada serasah daun yang menjadi tempat hidupnya untuk mendapatkan nutrisi.
Biasanya, anggrek ini tumbuh di awal musim hujan selama kurang lebih 2 bulan. Selanjutnya, didymoplexis akan mengalami dormansi saat musim kemarau. Dormansi adalah proses di mana tumbuhan tidak bisa hidup secara normal karena dibatasi oleh perubahan lingkungan tempatnya tumbuh.
Ketika bunga didymoplexis mekar, lebarnya hanya sekitar 13 mm dengan panjang 16 mm. Sementara itu, panjang tangkai dapat tumbuh hingga 15 cm.
Epipogium
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai anggrek hantu. Epipogium akan bisa dikenali ketika tumbuhan ini berbunga. Kalau belum berbunga, bagian yang terlihat hanyalah batang saja.
Seperti didymoplexis, tumbuhan ini juga tidak memiliki klorofil maupun daun yang bisa difungsikan sebagai tempat fotosintesis. Oleh sebab itu, epipogium menggantungkan nutrisinya pada jamur mikroza melalui akar koralnya. Akar tersebut kemudian mengambil makanan dari dedaunan busuk dan humus.
4. Litofit
Dalam bahasa Yunani, kata litofit merupakan gabungan dari litho (batu) dan phyte (tumbuhan). Kategori ini ditujukan untuk tumbuhan anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Meski hidup di batu-batuan, tanaman ini bisa mendapatkan nutrisi dari humus, air hujan, dan udara.
Seperti anggrek terestrial dan epifit, anggrek litofit juga tahan terhadap cahaya matahari secara langsung. Tidak heran bila tumbuhan ini di alam liar kadang ditemukan hidup secara epifit maupun terestrial. Contoh dari anggrek litofit adalah:
Eria
Pemberian nama eria pertama kali dilakukan oleh Dr. John Lindley pada tahun 1825. Kata eria berasal dari bahasa Yunani, tepatnya dari kata erion yang memiliki arti benang wol. Makna nama dari tumbuhan ini merujuk pada tampilan bentuk bunga.
Ketika mekar, ukuran bunga eria memang tidak terlalu besar. Tapi, bunga akan bermunculan dalam jumlah yang lumayan banyak. Sayangnya, kembang hanya memiliki kelangsungan hidup yang singkat, yaitu hanya beberapa hari.
Baca juga: Informasi Menarik Seputar Bunga Tulip serta Teknik Penanamannya
Jenis-Jenis Bunga Anggrek yang Mahal dan Langka di Dunia
Jenis-jenis bunga anggrek ada yang berasal dari alam liar, lainnya ada yang berasal dari hasil penelitian. Kecantikannya membuat tumbuhan ini banyak dibeli sebagai koleksi, tapi akhirnya malah membuat beberapa jenis dari tumbuhan ini menjadi langka. Contohnya ada pada daftar berikut:
1. Anggrek Emas Kinabalu
Berasal dari Sabah, Malaysia, tumbuhan ini dikenal oleh masyarakat setempat sebagai anggrek Sumazau. Hal ini dikarenakan bentuk kelopaknya yang terentang seperti gerakan tarian khas daerah tersebut, Tari Sumazau.
Bunga ini juga merupakan tumbuhan yang dilindungi di Taman Nasional Kinabalu. Alasannya, anggrek ini membutuhkan waktu setidaknya sampai 15 tahun untuk dapat berbunga. Biasanya, bunga akan mekar pada bulan April sampai Mei.
Ketika kembang tumbuhan ini mekar, kelopaknya akan mengembang secara horizontal. Jumlah bunga yang muncul bisa sampai enam bunga dan memiliki corak bintik hijau dan merah untuk menarik serangga.
Emas Kinabalu termasuk dalam golongan tumbuhan terestrial, tapi juga bisa tumbuh secara litofit, biasanya di dekat sungai. Tumbuhan ini hanya tumbuh di daerah Gunung Kinabalu pada ketinggian 500-1.200 m di atas permukaan laut.
Jumlahnya yang terbatas membuat anggrek ini sering diburu oleh para kolektor. Tidak tanggung-tanggung, harga bunga setiap tangkainya dapat mencapai sebesar 77 juta rupiah.
2. Shenzhen Nongke
Tanaman ini merupakan hasil eksperimen sebuah perusahaan agrikultur di Tiongkok. Penelitian yang memakan waktu 8 tahun itu akhirnya berhasil menghasilkan jenis bunga anggrek baru yang memiliki ciri khas warna mahkota kuning dan ungu.
Selain proses eksperimennya yang lama, kembang ini juga membutuhkan waktu 4-5 tahun untuk bisa mekar. Tak hanya itu, keberadaannya yang tidak bisa ditemukan di alam liar dan proses penciptaan yang sulit membuat bunga ini menjadi langka.
Pada tahun 2005, Shenzhen Nongke berhasil dijual dalam sebuah pelelangan bunga dengan harga 2,5 miliar rupiah. Hal itu menjadikannya sebagai jenis anggrek termahal di dunia.
3. Sandal Nona Kuning
Tumbuhan yang memiliki nama ilmiah Cypripedium calceolus ini merupakan salah satu bunga cantik yang berasal dari Inggris. Asal nama tanaman ini terinspirasi dari bentuk bunganya yang seperti sandal atau sepatu.
Sandal Nona Kuning membutuhkan waktu 6-11 tahun untuk menjadi tanaman dewasa yang bisa memproduksi bunga. Karena jumlahnya yang terbatas, tak mengherankan jika tumbuhan ini rentan dicuri untuk bisa dijual kembali.
Untuk melindungi kelangsungan hidup Sandal Nona Kuning, Pemerintah Inggris mengerahkan polisi sekaligus memasang CCTV untuk pengawasan 24 jam. Jika ada yang berani merusak atau mencuri, si pelaku akan dikenakan denda kira-kira sebesar 100 juta rupiah.
4. Hochstetter’s Butterfly
Tumbuhan ini sudah ditemukan pada tahun 1838 oleh ahli botani berkebangsaan Jerman, Karl Hochstetter. Namun, bunga ini baru secara resmi dikenal dan dipelajari pada tahun 2013.
Awalnya, Profesor Richard Bateman beserta timnya dari Royal Botanic Garden Kew hanya mengamati tumbuhan-tumbuhan anggrek yang berada di lereng gunung Pulau Azores, Portugal pada saat itu. Namun, tanpa disadari mereka malah menemukan kembali salah satu dari jenis-jenis bunga anggrek Eropa yang dikira telah punah.
Tumbuhan yang tergolong jenis anggrek epifit ini memiliki ciri khas bunga kecil dengan jumlah yang banyak dalam satu tangkainya. Daun Hochstetter’s Butterfly sendiri berbentuk lonjong memanjang yang terletak di bawah tangkai bunga.
Jumlahnya yang terbatas di alam liar membuat Hochstetter’s Butterfly memiliki nilai jual yang tinggi di pasar gelap. Harga anggrek ini bisa mencapai 92 juta rupiah.
Harganya yang fantastis membuat Hochstetter’s Butterfly rentan dicuri oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itu, tumbuhan ini termasuk dalam salah satu jenis-jenis bunga anggrek yang dilindungi.
5. Ghost Orchid
Memiliki nama ilmiah Dendrophylax lindenii, tumbuhan ini juga dikenal sebagai anggrek Hantu Amerika. Habitat aslinya berada di Kuba, Bahamas, dan Florida.
Tumbuhan ini diberi nama anggrek Hantu karena tidak mempunyai klorofil serta daun. Maka dari itu, bunga ini terlihat seperti tumbuh mengambang dalam gelap. Selain itu, bentuk kelopak bunganya yang seperti katak juga membuat tumbuhan ini dijuluki sebagai anggrek Katak Putih.
Ghost Orchid sebenarnya tidak termasuk dalam jenis-jenis bunga anggrek yang langka. Akan tetapi, jumlahnya di alam liar menjadi terbatas karena banyaknya kolektor yang menginginkan tumbuhan ini. Bahkan di habitat aslinya, Florida, tanaman ini dilindungi oleh peraturan hukum yang ketat guna menjaga kelestariannya.
Baca juga: Daripada Jauh-Jauh ke Jepang, Dapetin Ulasan tentang Bunga Sakura dan Fakta Menariknya di Sini
Jenis-Jenis Bunga Anggrek Khas Indonesia
Memiliki iklim tropis membuat Indonesia dianugerahi jenis-jenis bunga anggrek yang cantik. Bukan hanya itu saja, jenis-jenis tersebut ternyata juga hanya bisa ditemukan di negara ini. Berikut ini daftarnya:
1. Hartinah
Memiliki nama ilmiah Cymbidium hartinahianum, sapaan tumbuhan ini diambil dari nama Ibu Siti Hartinah. Beliau adalah istri dari presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto. Pemberian nama tersebut untuk mengingat jasa Siti Hartinah dalam upaya pengembangan bunga anggrek di Indonesia.
Anggrek Hartinah ditemukan pertama kali di Desa Baniara, Kec. Harian, Kab. Samosir, Sumatera Utara. Tumbuhan endemik ini ditemukan pertama kali oleh seorang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bernama Rusdy E. Nasution pada tahun 1976.
Hartinah adalah anggrek terestrial yang menyukai cahaya matahari langsung. Tumbuhan ini biasa tumbuh pada ketinggian 1.700 m di atas permukaan laut. Selain di Desa Baniara, tumbuhan ini juga bisa ditemukan di Kebun Raya Bogor.
Bunga Hartinah berukuran kecil dan berbentuk seperti bintang dengan warna merah kecokelatan. Sementara itu, daunnya berbentuk seperti pita dan mempunyai panjang 50-60 cm dengan ujungnya yang meruncing.
2. Kebutan
Anggrek yang dikenal sebagai Vanda mini ini memiliki nama ilmiah Ascocentrum miniatum. Meski memiliki karakter pohon dan daun yang mirip seperti anggrek Vanda, panjang batangnya tergolong pendek, yaitu hanya 15-25 cm. Kebutan juga menjadi salah satu tanaman hias yang ramai diperjualbelikan seperti kopi.
Kebutan memiliki jumlah kembang yang banyak (sampai 40 kuntum) setiap kali berbunga. Kelopak bunga tumbuhan ini berwarna cerah dan menyala, dari kuning, oranye, merah, hingga putih. Kebutan dewasa yang mempunyai batang sempurna dapat menghasilkan 3-4 tangkai bunga sekali berbunga.
Jika ingin menanam Kebutan, disarankan untuk menanamnya secara epifit karena persebaran spora akan terbantu oleh angin. Selain itu, usahakan menanamnya secara bergerombol agar ketika bunganya mekar pada bulan Mei-Juni dapat memberikan pemandangan hamparan kembang yang indah di taman rumahmu.
3. Jamrud
Tumbuhan yang memiliki nama ilmiah Dendrobium macrophyllum ini disebut sebagai anggrek Jamrud karena warna khas bunganya yang hijau. Jamrud dapat hidup di daratan rendah hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut.
Karakter fisik dari tumbuhan ini adalah memiliki tangkai bunga dengan panjang 30-40 cm. Dalam satu tangkainya, akan ada 25-30 kuntum bunga yang nantinya akan mekar selama kurang lebih 1 bulan. Kembang yang mekar memiliki diameter 2-5 cm.
4. Larat
Tumbuhan yang bernama ilmiah Dendrobium phalaenopsis ini diberi nama larat karena pertama kali ditemukan di Pulau Larat, Maluku. Larat kemudian menjadi bunga khas dari Maluku.
Tangkai bunga anggrek Larat memiliki panjang kurang lebih 60 cm dengan jumlah kembang tiap tangkainya 6-24 kuntum. Bunga tumbuhan ini biasanya berwarna keunguan pucat hingga ungu tua. Ketika mekar, diameter kembang dapat mencapai 6 cm.
Tumbuhan ini hidup di daerah yang agak kering dengan ketinggian 400 m di atas permukaan laut dengan suhu antara 10°-32°C. Meski begitu, di habitat yang asli di Maluku, anggrek Larat dapat hidup pada kelembapan 50%-60%.
5. Callus Vanda
Callus Vanda yang memiliki habitat di Jawa, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi ini memiliki nama ilmiah Vanda limbata. Warna bunganya bervariasi tergantung di mana habitat kembang ini tumbuh.
Misalnya, di daerah Jawa dan Madura, Callus Vanda memiliki warna mahkota kuning pucat sampai kuning kecoklatan. Sementara di Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur, bunga ini mempunyai warna mahkota jingga tua kecoklatan sampai merah kecoklatan dengan bibir bunga berwarna merah muda keunguan atau putih kekuningan.
Seperti mawar, Callus Vanda juga memiliki aroma kembang yang semerbak. Aromanya mirip dengan kayu manis dan akan tercium jelas saat pagi hari. Bunganya akan muncul di akhir musim kemarau.
Apakah Wawasanmu tentang Jenis-Jenis Bunga Anggrek Sudah Bertambah?
Nah, pembahasan tentang jenis-jenis bunga anggrek sudah dijelaskan di atas. Ternyata, banyak sekali jenis dari tumbuhan ini yang mungkin belum kamu ketahui, dari jenis anggrek berdasarkan tempat tumbuhnya, yang mahal dan langka, sampai jenis-jenis bunga anggrek khas Indonesia.
Jika kamu tertarik untuk menanam tumbuhan ini, sebaiknya berdiskusi dahulu dengan temanmu yang tahu tentang seluk beluk anggrek. Kamu bisa berbincang-bincang dengannya sembari minum es kopi susu yang menyegarkan.
Kalau bingung untuk perawatannya, tenang saja. Di KepoGaul juga ada artikel tentang cara merawat bunga anggrek yang tentunya bisa kamu jadikan sebagai referensi. Selamat mencoba!