
Gerah dengan panasnya udara dan kemacetan Kota Bogor? Mampir gih, ke tempat wisata Kebun Raya Bogor. Hijau dan rimbunnya pepohonan yang ada di sana akan membantu mendinginkan tubuh dan pikiranmu. Di dalamnya pun ada berbagai spot menarik yang asyik dijadikan tempat foto sekaligus belajar sejarah. Dijamin bakal membuatmu betah berlama-lama di sana.
Jl. Ir. Haji Djuanda No.13
Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor
Jawa Barat 16122
https://goo.gl/maps/zv4qUJNMxco
Setiap hari: 07.30 – 16.00 WIB
Domestik: Rp16.000/orang
Asing: Rp26.000/orang
Ada yang belum pernah main ke tempat wisata Kebun Raya Bogor? Yuk, kunjungi destinasi alam ini! Nggak hanya menyejukkan mata, hati dan pikiranmu pun bisa ikut-ikutan adem, lho!
Soalnya, kamu bakal dimanjakan dengan hijaunya pepohonan dan indahnya berbagai macam tanaman. Asal tahu saja, bersatu dengan alam seperti ini memang terbukti secara ilmiah dapat meredakan hormon penyebab stres.
Apalagi, destinasi yang pernah disebut sebagai Kebun Jodoh ini berbeda dari kebun-kebun atau taman-taman biasa. Di dalamnya ada berbagai macam spot menarik yang bisa kamu kunjungi.
Tempat ini juga cocok digunakan untuk bermacam-macam kegiatan. Mulai dari jogging, hunting foto, piknik, melukis, melihat-lihat pemandangan, dll.
Jadi makin penasaran kan, sama seluk beluk KRB? Makanya, baca informasi lengkap tentangnya di artikel ini!
Sejarah Singkat Kebun Raya Bogor
Banyaknya bangunan khas kolonial Belanda dan Inggris di dalam tempat wisata Kebun Raya Bogor membuatnya lekat dengan zaman penjajahan. Mungkin tak banyak yang mengira kalau tempat ini sebenarnya sudah ada jauh sebelum masa itu.
Jadi Bagian Kerajaan Sunda
KRB awalnya merupakan bagian dari samida (hutan atau taman buatan) milik Kerajaan Sunda. Diperkirakan, hutan ini setidaknya sudah ada saat Prabu Siliwangi berkuasa di tahun 1474 – 1513. Hal ini disebutkan dalam prasasti Batutulis yang bisa kamu lihat di Jl. Batutulis.
Samida sendiri dibuat untuk menjaga kelestarian lingkungan dan memelihara benih kayu langka. Sayangnya, hutan ini terlantar setelah Kerajaan Sunda ditaklukkan Kesultanan Banten di tahun 1579. Di akhir abad 18, barulah tempat ini mulai dikembangkan lagi.
Dikembangkan dan Diresmikan di Zaman Hindia Belanda
Tahun 1744, Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-27, Gustaaf Willem Baron Van Imhoff, terkesima dan jatuh cinta dengan wilayah ini. Ia pun membangun rumah peristirahatan yang menjadi cikal bakal Istana Bogor. Ia juga berniat menjadikan tempat ini sebagai daerah pertanian.
Tahun 1811 – 1816, istana ditempati Thomas Stamford Raffles, gubernur dari Inggris yang memiliki minat besar di dunia botani. Ia menyulap halaman istananya menjadi kebun cantik bergaya Inggris klasik. Sejak saat itu, bangunan-bangunan bergaya serupa dibangun dan menjadi ciri khas KRB.
Setelah Belanda kembali menjadi penguasa Hindia Belanda di tahun 1816, Van der Capellen dikirim sebagai gubernur jenderal ke-41. Tak hanya diminta memerintah, ia juga diutus mengembangkan ilmu pengetahuan. Ia pun ditemani seorang ahli botani bernama Reindwardt untuk membantu tugasnya.
Sesampainya di Istana Bogor, keduanya langsung memulai riset dan meneliti berbagai tanaman yang sekiranya berguna untuk kesehatan. Tanaman-tanaman ini lalu dikumpulkan dan ditanam di halaman istana.
Setahun kemudian, Reindward mengusulkan agar wilayah ini dibangun menjadi kebun botani. Capellen setuju. Akhirnya, KRB diresmikan pada tanggal 18 Mei 1817 dengan nama ‘s Lands Plantentuin te Buitenzorg.
Baca juga: Ayo Belajar Asyik Sambil Bermain Bersama Hewan Langka di Jatim Park 2 Malang!
Menjadi Pusat Pengembangan Pertanian & Dipisahkan dari Istana Bogor
Berbekal tanah seluas 47 hektare di sekitar istana dan bekas samida, Reinwardt mengumpulkan berbagai bibit tanaman dari segala penjuru Nusantara. Total ada sekitar 900 tanaman yang berhasil ia himpun.
KRB pun dengan cepat menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura Hindia Belanda. Tak hanya itu, Reinwardt juga mendirikan herbarium tertua di Asia Tenggara bernama Bogoriense.
Tahun 1822, Reinwardt kembali ke tanah asalnya dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume. Blume mulai menginventarisasi koleksi yang ada dan menyusun katalog kebun pertama. Sayang, tak lama kemudian, pengembangan kebun terhenti karena terkendala dana.
Tahun 1831, barulah pembangunan dirintis lagi di bawah komando Johannes Elias Teijsmann, ahli kebun Belanda. Selain mengelompokkan tanaman berdasarkan suku, ia juga memberi label tanggal penanaman yang masih awet hingga 1 abad lebih. Ia juga berhasil membawa tanaman-tanaman baru dari berbagai negara.
Karena jasanya yang besar ini, tempat wisata Kebun Raya Bogor membuat tugu peringatan di Taman Teijsmann untuk mengenang kontribusinya. Namanya juga diabadikan sebagai nama empat spesies jati dan verbena, Teijsmaniodendron.
Karena lebih sering dipakai sebagai tempat penelitian, pada akhirnya kepengurusan KRB dipisahkan dari Istana Bogor di tahun 1868. Secara kasat mata, kedua area ini dipisahkan oleh danau buatan bernama Kolam Gunting yang menjadi salah satu objek populer KRB.
Ada Apa Aja di Tempat Wisata Kebun Raya Bogor?
Namanya juga kebun, daya tarik utama destinasi ini tentu tanaman. Tapi tenang aja, sensasi melihat tanaman di sana jelas berbeda dengan menonton tumbuhan di kebunmu sendiri.
Apalagi, di lahan seluas 87 hektare ini ada banyak spot lain yang juga menarik dikunjungi. Kamu pun bisa melakukan berbagai macam kegiatan selain melihat tanaman. Penasaran apa aja? Yuk, simak di sini untuk tahu lebih jelasnya!
1. Monumen Lady Raffles
Kalau kamu masuk dari gerbang utama, mampirlah di Monumen Lady Raffles yang terletak tak jauh dari sana. Monumen ini dibangun Raffles untuk mengenang istrinya, Olivia Mariamme, yang meninggal dunia tanggal 26 November 1814 karena malaria.
Raffles memang dikenal sangat menyayangi Olivia. Sampai-sampai, beberapa literatur sejarah menyebutkan bahwa ia sempat depresi setelah ditinggal mati istrinya tercinta.
Kutipan cinta romantis yang pernah ditulis sang istri saat masih hidup pun diabadikannya di badan monumen. Isinya adalah pesan agar mereka tidak saling melupakan meski sudah dipisahkan oleh takdir.
Tuh kan, dibilang juga apa. Di sini kamu nggak hanya bisa lihat tumbuh-tumbuhan. Malah, kamu bisa belajar memahami makna cinta sejati dari kisah Raffles dan istrinya ini. Sip, kan?
2. Kolam Gunting & Pekarangan Belakang Istana
Kalau kamu berjalan lurus dari Monumen Lady Raffles, kamu akan menjumpai Kolam Gunting. Pemandangan di sana sangat indah. Perpaduan antara hijaunya rerumputan, semarak warna pink dari teratai yang tumbuh di atas kolam, sampai megahnya istana di seberang danau akan membuatmu betah berlama-lama di sana.
Apalagi, di dekat area ini juga banyak monumen kuno dan patung berbentuk unik. Mulai dari Tugu Reinwardt pendiri KRB, Tugu Raffles, Patung The Little Mermaid, Patung Tangan Tuhan, dll.
Kamu bisa bebas berfoto-foto atau berdiam diri menikmati pemandangan. Tapi, jangan sampai melamun, ya!
Pasalnya, ada beberapa cerita misteri yang muncul dari sudut tempat wisata Kebun Raya Bogor ini. Mulai dari tentang munculnya hantu noni Belanda di pulau kecil di tengah danau, sampai penampakan ular berukuran besar. Hiii… kok jadi berasa liburan ke Lawang Sewu, ya?
Nggak tahu sih, benar atau nggaknya cerita-cerita tersebut. Tapi buat mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, lebih baik jangan biarkan pikiranmu kosong, deh!
3. Kuburan Belanda Kuno
Ada lagi sudut tempat wisata Kebun Raya Bogor yang sarat dengan cerita angker. Adalah komplek pekuburan Belanda berisi 42 makam yang terletak tak jauh dari pintu 2.
Kabarnya sih, pernah ada sosok berbaju putih dan berambut panjang yang terlihat di sana. Ditunjang pepohonan bambu yang membuat suasana sekitar gelap, spot ini pun jadi semakin terkesan mengerikan.
Terlepas dari benar atau tidaknya cerita mistis tersebut, sebenarnya menarik juga lho, berkunjung ke pemakaman ini! Kamu bisa mengabadikan bentuk-bentuk nisannya yang unik di kamera atau ingatanmu. Yang lebih penting lagi, kamu juga bisa mengenang jasa para tokoh penting yang dimakamkan di sana.
Ya, sebagian besar tokoh yang dimakamkan memang bukan orang sembarangan. Salah satunya ada Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-45, Dominique Jacques de Eerens, yang meninggal tahun 1840. Ada juga ahli ilmu burung Heinrich Kuhl yang wafat di tahun 1821.
4. Taman Tematik
Seperti di Taman Bunga Nusantara, di tempat wisata Kebun Raya Bogor ada beberapa taman tematik atau taman yang dihias berdasarkan tema tertentu. Taman Araceae misalnya, menampilkan koleksi talas-talasan yang ada di Nusantara. Asal tahu saja, keanekaragaman Araceae negara kita memang paling tinggi di Asia, yakni lebih dari 410 spesies.
Ada juga Taman Meksiko yang memamerkan koleksi tanaman dari Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Utara. Spot ini pun dilengkapi gurun pasir mini dari batuan dan pasir putih. Untuk semakin memperkuat kesan Amerika Latin, ditempatkan pula patung 3 pria bertopi sombrero yang sedang memainkan alat musik khas sana.
Kalau ingin melihat flora yang habitatnya di air, kamu bisa pergi ke Taman Akuatik. Kalau berminat mengetahui tanaman apa saja yang dapat dijadikan obat-obatan, kunjungi Taman Obat.
Selain itu, masih ada juga Taman Soedjana Kassan, Taman Astrid, dan Taman Teijsmann yang dipersembahkan untuk masing-masing pemilik nama. Antara lain Soedjana Kassan, Astrid dari Swedia, dan Teijsmann.
Soedjana Kassan sendiri adalah orang Indonesia pertama yang menjadi Direktur KRB. Beliau menjabat dari tahun 1959 – 1969.
Astrid merupakan Permaisuri Belgia yang dikenal akan kecantikan parasnya. Ia pernah berbulan madu di KRB tahun 1929 lalu.
Sementara itu, kisah hidup Teijsmann sudah kamu baca di sejarah singkat tempat wisata Kebun Raya Bogor sebelumnya. Ialah orang yang membawa banyak perubahan dan kemajuan pesat untuk KRB di tahun 1830-an silam.
5. Laboratorium Treub
Sekilas, bangunan yang berdiri tanggal 1 Desember 1884 ini terlihat sederhana dan tak berbeda dari rumah bergaya Belanda lainnya di Indonesia. Malah, mungkin kalah megah dari yang ada di Lawang Sewu. Tapi, tahukah kamu kalau Laboratorium Treub sering dijadikan syuting sinetron dan FTV?
Tempat ini ternyata juga menyimpan peranan penting untuk kemajuan penelitian botani Nusantara. Di bangunan inilah penelitian fitokimia (zat kimia dalam tumbuhan) pertama kali dilakukan di negara kita. Di zaman modern pun, Laboratorium Treub masih dipakai sebagai sarana penelitian konservasi ex-situ.
Sang pendiri, Melchior Treub, juga tak kalah berjasa. Ia mendedikasikan hidupnya menjadi Direktur KRB selama hampir 30 tahun. Semasa hidupnya, ia rajin melakukan berbagai macam penelitian. Sampai-sampai, ia mendapatkan Linnean Medal (penghargaan untuk para botanis atau zoologis) di tahun 1907.
Treub juga mendirikan Buitenzorg Landbouw Hogeschool, sekolah pertanian yang menjadi cikal bakal Institut Pertanian Bogor. Namanya juga diabadikan sebagai nama genus lumut Treubia.
Baca juga: Berlibur ke Kota Gudeg? Mampir ke Tempat Wisata Malioboro Jogja Dulu, Yuk!
6. Museum Zoologi
Selain tanaman, kamu juga bisa melihat koleksi hewan di tempat wisata Kebun Raya Bogor, lho! Hewannya nggak hidup sih, dan mungkin nggak selengkap di kebun binatang, apalagi taman safari. Tapi, tetap menarik kok! Terutama buat kamu yang lagi mengajak anak kecil.
Ditambah lagi, melihat hewan di sini 100% aman. Soalnya, hewan-hewan ini sudah jadi kerangka atau diawetkan. Namanya juga museum!
Koleksinya sendiri cukup beragam karena sudah dikumpulkan sejak 1894 silam. Adalah ahli botani berkebangsaan Jerman bernama Koningsberger yang menggagas pendirian museum ini. Ia lalu mengumpulkan berbagai macam koleksi dari Indonesia dan luar negeri. Hingga 2017 lalu, koleksi jenis faunanya mencapai lebih dari 20 ribu.
Dari sekian banyak koleksi tersebut, ada beberapa yang tergolong langka. Di antaranya kepiting raksasa yang berasal dari Jepang. Lalu ada kerangka paus biru yang merupakan mamalia terbesar di dunia. Panjangnya mencapai 27 m, sedangkan beratnya saat hidup diperkirakan sampai 116 ton. Saking besarnya, kerangka ini pun diletakkan di ruangan tersendiri.
Oh ya, untuk masuk museum ini, kamu sudah tidak dikenakan biaya tambahan lagi. Jadi, pastikan mampir ya! Sayang banget kalau nggak.
7. Ecodome
Penasaran dengan kubah cantik yang ada di foto ini? Ia adalah ecodome yang khusus didatangkan dari Philadelphia, Amerika Serikat. Bangunan ini merupakan hadiah dari Pemerintah Belanda untuk memperingati ulang tahun ke 200 KRB yang jatuh tahun 2017 lalu.
Isinya adalah koleksi tanaman yang ditata sedemikian rupa hingga memberikan kesan artistik. Selain itu, di dalamnya sering diadakan event dan pameran yang berkaitan dengan lingkungan, iptek, seni, atau budaya.
Diharapkan, keberadaan ecodome ini bisa memberikan pengetahuan dan pemahaman jika manusia harus menyelaraskan dirinya dengan alam. Sangat cocok dijadikan tempat belajar yang tak membosankan.
Sayangnya, ecodome tak akan selamanya berada di tempat wisata Kebun Raya Bogor. Bangunan ini hanya ada selama satu tahun, dari November 2017 – November 2018. Semoga kamu bisa kesampaian melihatnya, ya!
8. Griya Anggrek
Bagi pecinta bunga, kamu wajib mampir ke Griya Anggrek yang ada di dekat pintu 3. Bangunan ini sudah berdiri sejak tahun 2000 dan diresmikan oleh Presiden Megawati Seokarnoputri di tahun 2002.
Areanya sendiri dibagi menjadi dua, yakni rumah kaca kiri (selatan) dan kanan (utara). Bagian kiri menyimpan spesies anggrek asli, sementara bagian kanan dipakai untuk memajang anggrek hasil persilangan. Total ada lebih dari 500 spesies yang dikumpulkan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Penataan yang apik akan membuatmu betah berlama-lama di tempat ini. Apalagi di dalamnya juga ada air mancur kecil yang menambah asri suasana.
Asyiknya lagi, kamu juga bisa membawa keindahan ini ke rumahmu. Soalnya, mereka menyediakan bibit anggrek botolan dan pot yang siap dijual.
9. Bunga Bangkai & Rafflesia
Bunga bangkai dan Rafflesia merupakan dua spesies tanaman langka yang dilindungi di tempat wisata Kebun Raya Bogor. Kalau kamu lagi berkunjung ke sana, jangan lupa tanyakan pada petugas tentang jadwal mekar kedua bunga tersebut.
Ya, kedua bunga yang berbau busuk itu memang tidak mekar setiap waktu. Bahkan belum tentu mekar setahun sekali. Kalaupun sedang mekar, kelopak bunganya hanya mampu bertahan sekitar satu minggu.
Tapi tenang saja. Saat mekar, kejadian langka ini biasanya jadi pemberitaan media baik cetak maupun elektronik. Jadi, rajin-rajinlah mengecek info agar tidak ketinggalan.
10. Jembatan Merah
Ada lagi nih, objek di tempat wisata Kebun Raya Bogor yang nggak boleh dilewatkan! Apalagi kalau bukan jembatan merah yang berlokasi di dekat Taman Soedjana Kassan.
Panjang jembatan ini “hanya” 25 – 30 meter, kalah jauh dari Jembatan Suramadu yang hampir mencapai 5,5 km. Lantas, apa yang membuatnya fenomenal?
Hal ini ternyata tak lepas dari mitos yang lekat dengannya. Kabarnya sih, pasangan yang menyeberangi jembatan ini bersama-sama akan segera putus. Hmmm… kira-kira, benar nggak ya?
Daripada penasaran, lebih baik buktiin sendiri deh mitos itu! Siapa tahu kalau tidak terbukti, hubunganmu dengan mbak/mas pacar setelahnya malah makin kuat dan erat.
Kalau nggak berani, nyeberang aja sendiri-sendiri. Kamu juga bisa foto-foto di jembatan ini karena latar belakang pemandangannya yang cantik.
11. Spot Menarik Lain
Selain spot-spot di atas, masih banyak lagi tempat yang layak kamu kunjungi di KRB. Di antaranya ada Jl. Kenari, herbarium, koleksi pandan, dll.
Ada juga Jl. Astrid yang dihiasi hamparan bunga tasbih berwarna-warni. Sangat cantik dan memanjakan mata, cocok dijadikan latar belakang selfie dan diunggah ke akun media sosialmu.
Selama di sana, jangan lupa juga mengunjungi beberapa tanaman langka yang sulit kamu jumpai di tempat lain. Misalnya anggrek raksasa Grammatophyllum speciosum yang memecahkan rekor anggrek tertinggi di dunia, yakni mencapai 7,5 m.
Anggrek ini mekar setiap 2 tahun sekali secara serempak dan bisa bertahan selama 2 bulan. Lokasinya ada di batang pohon kenari di sekitar Masjid Kebun Raya Bogor.
Baca juga: Liburan Menyenangkan dengan Mencoba Wahana Dufan Ancol yang Seru
Pintu Masuk
Tempat wisata Kebun Raya Bogor menyediakan 4 pintu masuk di masing-masing sisinya. Namun, perlu diingat kalau jalan di sekeliling KRB sudah dibuat satu arah sejak 2016 lalu. Jadi kalau pintu tujuan awalmu terlewat, kamu tidak bisa berbalik. Kamu harus menyusuri jalan lingkar sekitar KRB ini untuk menemukan pintu lain atau kembali ke tujuanmu semula.
1. Pintu 1 & Gerbang Masuk Utama
Pintu 1 dan gerbang masuk utama terletak di sisi utara KRB, tepatnya di pertigaan Jl. Otto Iskandardinata, Jl. Suryakencana, dan Jl. Haji Juanda. Gerbangnya dibangun dengan gaya kolonial Belanda dan cukup kece untuk dijadikan latar belakang foto-foto.
Dari sini, sangat dekat kalau kamu mau ke Monumen Lady Raffles, Danau Gunting, Patung Lembu Nandi, dan Museum Zoologi. Jadi kalau tak membawa kendaraan dan ingin berjalan kaki mengunjungi spot tersebut, kamu bisa lewat pintu ini.
Yang membawa kendaraan juga bisa lewat karena gerbang utama dibuka untuk mobil dan motor. Lokasi parkiran pun tidak terlalu jauh kalau kamu ingin menitipkan motor.
2. Pintu 2
Lokasi pintu yang hanya diperuntukkan untuk pejalan kaki ini ada di sisi timur. Kamu yang ingin berjalan dari stasiun sangat disarankan untuk lewat sini. Kamu bisa sekalian melihat-lihat istana dari luar dan menikmati rindangnya pepohonan di Jl. Haji Juanda.
Namun, hanya di hari Minggu saja, ya! Soalnya, pintu ini ditutup di hari lain. Begitu pun dengan loket penjualan tiket masuknya.
Oh ya, ada beberapa spot menarik KRB yang lokasinya dekat dari pintu 2. Di antaranya termasuk pemakaman Belanda, Danau Gunting, dan Taman Teijsman.
3. Pintu 3
Terletak di pertemuan Jl. Jalak Harupat dan Jl. Pajajaran, pintu 3 mudah diakses oleh kamu yang berasal dari Jakarta melalui jalur non tol. Seperti gerbang utama, pintu ini buka setiap hari untuk pengendara mobil, pengendara motor, serta pejalan kaki.
Spot menarik yang dekat dengan pintu ini ada beberapa. Misalnya saja Rumah Anggrek, Taman Lebak Soedjana Kassan, dan Jl. Astrid. Sangat cocok dikunjungi oleh kamu yang cinta bunga.
4. Pintu 4
Terakhir, ada pintu 4 yang terletak di sisi barat, yakni di Jl. Pajajaran. Lokasinya tidak terlalu jauh dari terminal serta Tugu Kujang dan berseberangan dengan IPB Baranangsiang.
Seperti pintu 2, pintu ini dikhususkan untuk pejalan kaki. Di dekatnya ada paviliun mini yang mirip dengan Monumen Lady Raffles. Selain itu, ada juga Taman Astrid yang dilengkapi kolam teratai raksasa.
Baca juga: Nikmati Kemegahan Garuda Wisnu Kencana Bali yang Kaya akan Nilai Spiritual dan Sejarah
Cara Menuju KRB
Belum pernah ke KRB dan takut nyasar saat menuju ke sana? Jangan khawatir. Lokasi tempat wisata Kebun Raya Bogor ada di tengah kota. Kamu pasti bisa menemukannya dengan mudah baik menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Kalau masih bingung, simak penjelasannya di bawah ini.
1. Kendaraan Pribadi
Dari Jakarta, kamu tinggal masuk ke Tol Jagorawi dan ambil pintu keluar 40 menuju Kota Bogor. Lurus terus sampai keluar di Jl. Raya Pajajaran, beloklah ke kanan dan maju terus sampai bertemu lampu merah Tugu Kujang.
Dari situ sebenarnya kamu sudah bisa melihat pepohonan KRB di balik Tugu Kujang. Tapi untuk menuju pintu masuknya, kamu perlu belok ke kiri menuju Jl. Otto Iskandardinata. Majulah sekitar 700 m sampai di pertigaan. Pintu 1 atau gerbang utama ada di sebelah kananmu.
Kalau dari Bandung, kamu perlu masuk ke Tol Pasteur dulu di Sukaraja, baru masuk Tol Jagorawi setelah melewati Jl. Nasional III. Langkah selanjutnya sama seperti sebelumnya, yakni lewat Jl. Pajajaran – Jl. Otto Iskandardinata. Mudah, kan?
Bagaimana kalau kamu lewat jalur non tol? Dari Jakarta, susuri Jl. DI Panjaitan – Jl. Mayjen Sutoyo – Jl. Raya Bogor – Jl. KS Tubun via Cibinong. Lurus terus hingga masuk di Jl. Pajajaran sampai pertigaan dan ada Lippo Pajajaran di sebelah kirimu. Pintu masuk 3 terletak di seberang jalan.
2. Kendaraan Umum
Naik kendaraan umum menuju KRB juga tak kalah gampang. Dari luar kota, cara paling mudah adalah turun di Terminal Baranangsiang. Karena dari tempat ini, kamu bisa langsung berjalan kaki menuju destinasi tujuanmu.
Kamu tinggal berjalan menuju pintu 4 yang letaknya sekitar 0,5 km di sebelah utara. Jadi di pertigaan Tugu Kujang, jangan belok kiri seperti saat naik mobil/motor, tapi tetap lurus ke Jl. Pajajaran. Nanti pintu masuknya akan ada di sebelah kirimu.
Bagaimana jika kamu capek atau malas jalan kaki? Kamu bisa naik angkot 09 dan turun di pintu utama. Tapi ingat, jangan kaget kalau angkotnya suka ngetem dan berjalan sangat lambat. Bahkan mungkin waktu yang kamu butuhkan untuk sampai ke destinasi tujuan bakal lebih lama dibandingkan jalan kaki.
Jalan kaki dari stasiun menuju tempat wisata Kebun Raya Bogor sendiri sebenarnya sedikit lebih jauh. Kamu perlu jalan 0,8 km dulu menuju timur, lalu belok kanan di pertigaan Istana Bogor dan jalan sekitar 0,5 m lagi menuju pintu 2. Ditambah lagi, pintu 2 hanya buka di hari Minggu.
Jadi kalau di hari lain, lebih baik kamu naik angkot 29 dari stasiun dan turun di pintu 3, 4, atau gerbang utama. Semuanya dilewati angkot ini sehingga kamu bebas memilih.
Baca juga: Belajar Budaya Jawa dengan Melihat Lebih Dekat Pesona Wisata Keraton Yogyakarta
Jam Operasional & Tiket Masuk Tempat Wisata Kebun Raya Bogor
Secara umum, KRB buka dari pukul 07.30 – 16.00 WIB setiap hari. Namun, beberapa spot di dalamnya memiliki jam operasional tersendiri.
Kantor dan perpustakaan misalnya, hanya buka setiap Senin – Jumat. Yakni pada pukul 07.00 – 15.30 WIB (kantor) dan 08.00 – 15.00 WIB (perpustakaan).
Layanan informasi dan herbarium buka setiap hari pukul 08.00 – 15.00 WIB. Griya anggrek serta toko tanaman dan cinderamata buka setengah jam lebih lama, yakni dari 08.00 – 15.30 WIB. Sementara itu, museum zoologi buka pukul 08.00 – 16.00 WIB.
Kalau ingin olahraga atau masuk lebih pagi sebelum jam kantor, mendaftarlah sebagai member. Kamu bisa masuk area kebun mulai pukul 06.00 WIB melalui pintu 2.
Hanya saja, biaya menjadi member cukup mahal, yakni Rp1 juta/tahun (pelanggan di bawah 60 tahun) dan Rp500.000/tahun (pelanggan di atas 60 tahun). Member yang ingin membawa mobil bahkan dikenakan Rp1.500.000/mobil/tahun.
Bagi mahasiswa dan pelajar sendiri ada keringanan sehingga kamu hanya perlu membayar Rp250.000/tahun. Akan tetapi, tetap saja sayang kalau kamu tinggal di luar kota atau tidak bisa sering berkunjung.
Untuk kasus seperti itu, ada baiknya kamu membeli tiket eceran. Murah kok, hanya Rp16.000 untuk wisatawan domestik dan Rp26.000 untuk wisatawan asing. Yang dikenakan biaya pun hanya turis yang berusia 5 tahun ke atas. Selain itu, Rp1.000-nya akan disumbangkan untuk Palang Merah Indonesia (PMI) sehingga kamu bisa sekaligus beramal.
Oh iya, kalau ingin berkeliling dengan mobil pribadi, kamu akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp30.000. Tiket sepeda keliling sendiri dipatok Rp5.000, sama dengan karcis parkir kendaraan roda 2.
Sementara itu, tiket mobil wisata wara-wiri dihargai Rp15.000 (dewasa) dan Rp10.000 (anak). Lebih murah dari sewa mobil golf sebesar Rp25.000/orang/30 menit.
Baca juga: Jalan-Jalan Seru Penuh Warna di Kampung Pelangi Semarang
Tips Wisata di Kebun Raya Bogor
Selain hal-hal di atas, ada lagi beberapa tips yang bisa kamu terapkan agar perjalananmu semakin lancar. Apa aja ya kira-kira? Ini dia jawabannya.
- Tempat wisata Kebun Raya Bogor sangat luas. Rasa-rasanya tidak mungkin kamu bisa mengelilingi 87 hektare areanya dalam sehari saja. Lebih baik, tentukan spot mana saja yang ingin kamu kunjungi dari rumah sehingga sesampainya di sana, kamu tak perlu buang waktu untuk menentukan pilihan.
- Selalu bawa payung dan jas hujan untuk berjaga-jaga kalau turun hujan sewaktu-waktu.
- Pihak KRB memperbolehkanmu menggelar tikar untuk piknik dan makan-makan di dalam. Tapi ingat, selalu bereskan dan jangan meninggalkan sampah setelahnya, ya!
- Selalu waspada kalau kamu pergi bersama anak kecil. Terutama kalau ia bermain di dekat kolam. Awasi juga agar ia tidak tersesat karena areanya sangat luas.
- Beberapa spot mungkin terlihat sepi. Tapi bukan berarti kamu bisa melakukan perbuatan yang tidak senonoh di sana, ya! Ingat kalau tempat wisata Kebun Raya Bogor terbuka untuk umum termasuk anak-anak. Apa kamu nggak malu, kalau perbuatanmu dilihat sama mereka?