
Wisata Malioboro Jogja cukup terkenal di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara. Kawasan yang memadukan rekreasi belanja, kuliner, dan seni ini memang banyak diminati para pelancong. Sehingga, nggak heran jika jumlah pengunjungnya mencapai ribuansetiap harinya.
Jl. Malioboro, Sosromenduran, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
https://goo.gl/maps/wsqt6kXjA7z
Setiap hari (kecuali Selasa Wage): 08.30 – 24.00 WIB
Gratis
Kurang lengkap rasanya pergi ke Kota Gudeg tanpa mampir ke objek wisata Malioboro Jogja. Selain berburu beragam oleh-oleh dan mencicipi kuliner lezat, banyak spot foto yang Instagramable di tempat ini yang sayang jika dilewatkan.
Keistimewaan tempat wisata Malioboro Jogja sudah nggak diragukan lagi. Banyak turis lokal maupun internasional yang datang ke tempat ini untuk sekadar berfoto, berbelanja, berburu kuliner, hingga menikmati suasana Malioboro di malam hari.
Namun, tahukah kamu jika objek wisata ini memiliki wajah baru? Sekitar akhir tahun 2016, Sri Sultan Hamengkubuwana X meresmikan tampilan baru pedestrian Malioboro yang semakin memanjakan pejalan kaki. Jadi, buat kamu yang tahun-tahun sebelumnya pernah liburan ke sana, nggak akan nyesel semisal berkunjung lagi.
Setiba di sana, kamu bisa menikmati suasana tempat wisata Malioboro Jogja yang lebih modern dan tertata. Penasaran seperti apa? Yuk, simak infomasi selengkapnya di artikel ini!
Sekilas Tentang Objek Wisata Malioboro Jogja
Siapa sih yang nggak kenal Malioboro? Daerah yang dikenal sebagai pusat perbelanjaan oleh-oleh khas Jogja tersebut sebenarnya telah berdiri cukup lama. Keberadaan kawasan ini bermula dari pendirian jalan Malioboro oleh kolonial Inggris sekitar tahun 1750-an silam.
Barulah menjelang abad ke-18, pemerintah Belanda mempelopori pembangunan area ini sebagai pusat perekonomian dan pemerintahan yang dimaksudkan untuk menandingi popularitas Keraton Yogyakarta. Sebutan Malioboro sendiri diambil dari kata “Malyabhara” yang dalam bahasa Sansekerta artinya karangan bunga.
Nggak jauh dari Malioboro, di tahun yang sama Belanda juga mendirikan Benteng Vredeburg. Keberadaan kawasan ini sebagai pusat kota semakin diperkuat dengan dibangunnya Dutch Club dan The Dutch Governor’s Residence pada tahun 1800-an.
Seiring berjalannya waktu, aktivitas perdagangan di Malioboro semakin berkembang, terutama antara orang Belanda dan pedagang Tionghoa. Keberadaan etnis Tionghoa ini rupanya sempat mengusik orang-orang dari Negeri Kincir Angin tersebut. Hal ini dibuktikan dengan penerapan passentelsel, yaitu aturan pemerintah Belanda yang bertujuan membatasi pergerakan masyarakat Tionghoa.
Terlepas dari sejarah pendiriannya, jalan Malioboro juga menjadi saksi bisu perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam melawan kolonial Belanda yang berupaya merebut Yogyakarta pada 1 Maret 1949. Untuk mengenang kemenangan pasukan Indonesia, dibangunlah monumen Serangan Umum 1 Maret yang terletak di sebelah selatan Benteng Vredeburg.
Keberadaan Malioboro sebagai pusat kota semakin berkembang. Bangunan-bangunan penting juga didirikan di sekitar sana, misalnya Kantor Gubernur DIY dan Gedung DPRD DIY. Selain itu, ada pula Pasar Induk Beringharjo yang semakin menggerakkan roda perekonomian masyarakat Yogyakarta.
Pembenahan kawasan wisata ini pun terus dilakukan. Tahun 2016 lalu, pemerintah DIY melakukan penataan jalur pedestrian di sisi timur Jalan Malioboro, yakni sepanjang depan Hotel Inna Garuda hingga Pasar Beringharjo. Pembenahan tersebut meliputi pembuatan jalur khusus difabel, tata ulang lahan parkir, penyediaan kursi, tempat sampah, dan sebagainya. Menarik, bukan?
Baca juga: Wisata Lawang Sewu Semarang yang Mistis, Historis, sekaligus Romantis
Hal Seru yang Bisa Kamu Lakukan di Malioboro Jogja
Sejarah dan asal usul Malioboro telah kamu ketahui, kini saatnya mencari tahu hal menarik apa saja yang bisa kamu lakukan bersama keluarga, teman, atau pacar selama berwisata di sana. Apa saja itu?
1. Memborong Oleh-Oleh
Sedang mencari oleh-oleh khas Jogja paling komplet? Malioborolah jawabannya. Ada banyak lokasi yang bisa kamu kunjungi, misalnya Pasar Beringharjo, Pasar Sore, dan deretan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sepanjang teras pertokoan Malioboro.
Di sana kamu bisa membeli beraneka ragam barang. Mulai dari batik, aneka kerajinan, aksesoris, sandal, topi, rempah-rempah, hingga kebutuhan sehari-hari pun semua ada.
Luasnya area pasar serta banyaknya barang yang dijual mungkin akan membuatmu bingung. Apalagi kalau kamu baru pertama kali berbelanja di Pasar Beringharjo yang terdiri dari dua banguan utama dan ribuan los.
Tetapi, kalau kamu hanya ingin membeli batik, lokasinya sangat mudah dijangkau karena berada di lantai bawah pasar tersebut. Setelah memasuki pintu utama, matamu akan langsung dimanjakan oleh aneka pakaian batik cantik dengan corak yang beragam.
2. Berburu Kuliner Enak
Bukan cuma enak dijadikan jujukan belanja, area Malioboro street juga cocok dikunjungi para pecinta kuliner. Di sana, kamu bisa membeli aneka makanan lezat khas Jogja, seperti gudeg, krecek, bakpia, cenil jogja, dan sebagainya.
Selain itu, kamu juga bisa mencicipi berbagai makanan berat di warung-warung tenda, misalnya bakmi jogja atau oseng-oseng mercon. Tapi sebelum membeli, alangkah baiknya kamu mencari tahu harganya terlebih dahulu karena ada beberapa tempat yang mematok makanannya dengan harga yang terlampau tinggi.
Selain jajanan tersebut, banyak jenis kuliner lain yang dapat kamu nikmati. Entah itu di jual di pinggir jalan, foodcourt swalayan, mal, atau kafe sekitar sana. Lengkap, ya!
3. Menikmati Pertunjukan Seni
Terdapat beragam pentas seni yang bisa kamu jumpai di Malioboro, baik itu yang berbentuk festival tahunan atau pertujukan musik sederhana. Sebut saja permainan musik angklung oleh seniman jalanan yang berhasil menarik perhatian wisatawan. Hampir setiap hari kamu bisa melihat grup musik tersebut di titik tertentu jalur pedestrian.
Sedangkan acara-acara menarik lain yang pernah digelar di sekitar tempat wisata tersebut meliputi konser musik, kesenian karawitan dan gamelan, pameran karya seni, dan masih banyak lagi. Anyway, tahun baruan di Malioboro asik juga, lho!
4. Hunting Foto Kece
Banyak lokasi menarik di sekitar Malioboro yang bisa kamu jadikan background untuk fotomu. Apalagi setelah tempat wisata ini dibenahi oleh pemerintah Yogyakarta, makin banyak, deh, spot foto yang Instagramable.
Misalnya saja di area pedestrian seperti yang dicontohkan foto prewedding di atas. Perpaduan latar lampu kota, jalanan, bangunan-bangunan tua di Malioboro ternyata mampu menghasilkan foto yang ciamik. Apakah kamu juga tertarik berfoto di sana?
Jangan khawatir kamu akan kehabisan ide saat hendak berfoto karena ada banyak tempat unik di Malioboro yang bisa kamu jadikan background, semisal di bawah lampu, teras pertokoan, gedung-gedung tua, dan sebagainya.
5. Nongkrong Bareng Teman
Kalau selama ini kamu udah bosen nongkrong di kafe, sesekali cobalah berkumpul bersama teman-temanmu di Malioboro. Di sana ada banyak kursi yang bisa kamu jadikan tempat ngobrol. Biar makin asyik, sekalian pesen kopi atau camilan.
Selain murah meriah, mungkin kalian nggak akan bosen karena ada banyak pemandangan indah yang bisa dilihat, seperti kerlap-kerlip lampu kota, pertunjukan musik seniman jalanan, dan bintang-bintang yang bertaburan di angkasa. Menarik, bukan?
Cara Menuju Objek Wisata Malioboro Jogja
Lokasi objek wisata Malioboro Jogja cukup strategis, yakni di Jl. Malioboro, Sosromenduran, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, DIY. Sehingga, untuk menuju ke sana pun terbilang mudah. Kamu bisa menjangkaunya dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum.
Buat kamu yang belum tahu rute menuju tempat wisata Malioboro Jogja, simak penjelasan di bawah ini baik-baik, ya!
1. Kendaraan Pribadi
Jika kamu datang dari Solo, waktu yang dibutuhkan adalah sekitar dua jam dengan jarak tempuh kurang lebih 60 km. Perjalanan dimulai dari Jl. Raya Jogja Solo – Jl. Laksda Adisucipto – Jl. Urip Sumoharjo – Jl. Abu Bakar Ali – Jl. Mataram – Malioboro.
Untuk yang dari Magelang, kamu bisa memulai rute dari Jl. Magelang – Jl. Tentara Pelajar – Jl. Suyonegaran – Jl. Wongsodirjan – Jl. Margo Utomo – Jl. Abu Bakar Ali – Jl. Mataram – lokasi. Dengan jarak kira-kira 44 km, kamu bisa menempuhnya dalam waktu sekitar satu jam.
Sedangkan yang datang dari arah Pacitan, kamu bisa lewat jalur alternatif dari Pacitan – Pracimantoro – Wonosari – Patuk – Yogyakarta (Malioboro). Lama perjalanan yang akan kamu tempuh sekitar 3-4 jam dengan jarak kira-kira 110 km.
Baca juga: Info Penting yang Patut Disimak Sebelum Berkunjung ke Tempat Wisata Candi Borobudur
2. Kendaraan Umum
Berkunjung ke tempat wisata Malioboro Jogja dengan mengendarai transportasi umum nggak kalah mudah dari naik kendaraan pribadi. Untuk jalur darat, kamu bisa memilih bus atau kereta api. Malah, naik kereta lebih efektif karena kamu nantinya akan turun ke Stasiun Tugu yang lokasinya pas di sebelah utara Malioboro. Tinggal jalan kaki, deh!
Untuk yang dari Solo, kamu bisa naik bus jurusan Solo-Yogya atau Patas Surabaya-Yogyakarta dengan tarif antara Rp 12.000 hingga Rp 20.000 tergantung jenis bus yang kamu pilih. Setiba di terminal Giwangan, kamu bisa naik Trans Jogja trayek 3A lalu turun di halte sekitar Malioboro. Kalau nggak mau nunggu lama, gunakan saja jasa taksi atau ojek online maupun konvensional.
Sedangkan bagi yang berasal dari luar pulau Jawa, bisa naik pesawat terbang lalu mendarat di Bandara Adi Sucipto. Setelah itu, pesan saja taksi atau ojek dengan perkiraan waktu kurang dari 30 menit. Kalau ingin lebih murah, naik saja Trans Jogja trayek 1A atau 3A, biayanya cuma Rp 3.500. Mudah, kan?
Jam Operasional dan Tiket Masuk Wisata Malioboro Jogja
Kabar baik bagi kamu yang ingin mengunjungi objek wisata Malioboro Jogja karena tempat ini buka setiap hari kecuali hari Selasa Wage. Di hari itu, PKL Malioboro libur untuk mengadakan kegiatan bersih-bersih.
Jika kamu ingin berbelanja ke pasar Beringharjo atau pusat perbelanjaan di Malioboro,kamu bisa datang setelah pukul 08.30 WIB. Di waktu ini, biasanya para pedagang mulai menggelar dagangannya, begitu pula dengan mal dan pertokoan yang berjejer di sana. Pasar dan pertokoan tersebut biasanya tutup sekitar jam 21.00 WIB.
Masih belum puas berbelanja di tempat-tempat tersebut? Tenang, kamu masih bisa mampir ke Pasar Sore Malioboro yang terletak di pinggir Jl. Ahmad Yani. Bedanya, pasar ini buka pada pukul 17.00 dan tutup sekitar pukul 24.00 WIB. Tetapi pada pukul 22.00 WIB biasanya pedagang sudah mulai mengemasi dagangannya karena mulai sepi pengunjung.
Barang dagangan yang dijual di sana bermacam-macam, kebanyakan sih pernak pernik khas Jogja. Ada tas, sepatu, aksesoris, kaos, gantungan kunci, dan masih banyak lagi. Tinggal pilih saja mana yang menurutmu menarik dan cocok dijadikan buah tangan untuk keluarga dan teman-temanmu.
Untuk memasuki kawasan wisata Malioboro Jogja memang nggak dipungut biaya. Biasanya kamu hanya perlu membayar biaya parkir jika memakai kendaraan pribadi. Tarif parkir untuk motor sebesar Rp 1.000 dan Rp 2.000 untuk mobil. Sedangkan tarif parkir bus berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000 tergantung lokasi parkir yang dipilih.
Berkunjung ke tempat wisata Malioboro Jogja nggak mahal, kan? Wajar saja banyak wisatawan yang mampir ke sini untuk berbelanja atau sekadar jalan-jalan.
Baca juga: Informasi Lengkap & Menarik tentang Tempat Wisata di Nusa Tenggara Timur
Tips Berwisata ke Malioboro Jogja
Setelah mengetahui berbagai informasi mengenai wisata Malioboro Jogja, kini saatnya kami membagikan tips agar liburanmu di sana berjalan aman dan lancar. Simak baik-baik, ya!
- Kawasan wisata ini sangat ramai, terlebih di akhir pekan. Berhati-hatilah membawa barang bawaan. Perlu kamu ketahui, di sana sering terjadi kasus pencopetan, terutama di Pasar Beringharjo.
- Buat kamu yang datang ke tempat ini untuk pertama kali, bijaklah dalam membeli oleh-oleh. Sebaiknya jangan langsung meyetujui harga dari penjual, tapi tawarlah terlebih dahulu karena terkadang ada pedagang nakal yang sengaja menjual dagangannya dengan harga yang lebih tinggi dari harga normal.
- Tips sebelumnya juga berlaku saat kamu hendak makan di sekitar sana. Tanyakanlah harga makanan itu terlebih dahulu agar kamu nggak kaget waktu membayarnya karena kadang ada penjual yang memanfaatkan ketidaktahuanmu itu dengan menaikkan harga makanan yang dijualnya.
- Kalau mau aman, kamu bisa memilih warung lesehan yang mencantumkan menu makanan sekaligus harganya di sisi tenda. Sehingga, kamu bisa menyesuaikan dengan bujet yang kamu miliki sebelum membelinya.
- Sebaiknya kamu menggunakan bahasa Jawa ketika menawar atau membeli barang agar penjual nggak memberimu harga mahal. Ya, pengunjung yang nggak bisa berbahasa Jawa biasanya jadi sasaran empuk pedagang nakal.
- Kalau kamu nggak bisa berbahasa Jawa, ajaklah teman atau kenalanmu yang tinggal di Jogja untuk menemanimu berbelanja. Minta tolonglah padanya untuk menawar harga barang yang ingin kamu beli tersebut.
- Wisata Malioboro Jogja memang diperuntukkan untuk umum, tapi bukan berarti kamu bisa berbuat seenaknya. Tetap jaga kebersihan di manapun kamu berada dengan nggak membuang sampah sembarangan. Selamat berlibur!