
Meski tak termasuk dalam daftar 25 nabi dan rasul, kisah Nabi Khidir AS cukup masyhur di kalangan umat muslim. Sosok misterius yang diceritakan dalam Alquran ini dikenal sebagai seseorang yang memiliki ilmu dan kebijaksanaan yang tinggi. Penasaran seperti apa kisah beliau? Simak artikel ini hingga habis, ya!
Dikisahkan, Nabi Khidir AS merupakan hamba pilihan Allah SWT yang dianugerahi berbagai keistimewaan. Kelebihan tersebut meliputi kecakapan ilmu, sikap bijaksana, dan kemampuan menghijaukan kembali tanah yang tandus.
Tak hanya itu, Nabi Khidir AS juga dipertemukan Allah dengan Nabi Musa AS dan Nabi Muhammad SAW. Beliau juga bertemu dengan beberapa sahabat Nabi SAW, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abi Tahlib. Menjelang hari akhir, sang nabi akan dipertemukan dengan Dajal untuk memberi peringatan padanya.
Kisah wafatnya Nabi Khidir AS pun masih menimbulkan tanda tanya. Ada yang berpendapat beliau masih hidup, tapi ada pula yang berkata sudah meninggal sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW menjadi rasul.
Makin penasaran dengan kisah Nabi Khidir AS yang kami rangkum di sini? Yuk, Langsung saja baca uraian lengkapnya di bawah ini! Semoga setelah membacanya kamu dapat mengambil pelajaran dan hikmah di balik kisah beliau.
Sekilas tentang Nabi Khidir AS
Asal-usul Nabi Khidir AS tak diketahui secara pasti. Nama beliau muncul dalam Surah Al-Kahfi ayat 65–82 dan disebut sebagai salah satu hamba pilihan yang diberikan rahmat dan diajarkan ilmu oleh Allah SWT.
Khidir yang secara harfiah berarti seseorang yang hijau ini bukanlah nama asli beliau. Menurut beberapa riwayat, nama sang nabi sebenarnya ialah Talia bin Malik bin Abir bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh.
Nabi Khidir AS adalah anak dari seorang raja pada masa kenabian Zulkarnain. Namun, ada pula sumber yang menyebutkan bahwa beliau merupakan sepupu Nabi Zulkarnain dari pihak ibu yang berasal dari Romawi, sedangkan ayahnya masih keturunan bangsa Parsi.
Kebijaksanaan dan tingginya ilmu Nabi Khidir AS terlihat dari setiap tutur kata beliau yang mengandung pesan dan hikmah. Terutama saat sang nabi melakukan perjalanan bersama Nabi Musa AS.
Keistimewaan lain dari Nabi Khidir AS yaitu berumur panjang dan mampu menghijaukan alam sekitarnya. Saat beliau melangkah, maka tanah sekitarnya yang kering dan tandus akan ditumbuhi rerumputan hijau yang subur.
Baca juga: Kumpulan Contoh Cerpen Singkat untuk Renungan Hidup
Kisah Perjalanan Nabi Khidir AS dan Nabi Musa AS
Suatu hari, seseorang dari Bani Israil bertanya kepada Nabi Musa AS, “Siapakah orang yang paling berilmu?” Sang nabi menjawab, “Aku.” Lantas, Allah SWT menegur beliau dan berfirman, “Sesungguhnya, di sisi-Ku ada seorang hamba yang berada di pertemuan dua lautan dan dia lebih berilmu daripada kamu.”
Sang Nabi lalu bertanya, “Ya Allah, di manakah aku dapat menemuinya?” Kemudian Allah memerintahkan beliau membawa seekor ikan dalam sebuah keranjang. Saat ikan tersebut hilang, maka di tempat itulah Musa akan bertemu dengan sosok yang dimaksud.
Atas petunjuk Allah SWT, akhirnya beliau bertemu dengan Nabi Khidir AS yang sedang duduk bersimpuh di sebuah batu. Nabi Musa AS pun memperkenalkan diri, lalu meminta Nabi Khidir AS untuk mengajari apa yang tak diketahuinya. Khidir menjawab, “Sesungguhnya, kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku,” (Q.S. Al-Kahfi: 67).
Meski begitu, Musa tetap ingin berguru kepada hamba pilihan Allah tersebut. Nabi Khidir AS kemudian mengajukan sebuah syarat kepada beliau, “Janganlah kamu bertanya kepadaku tentang sesuatu apa pun sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu,” (Q.S. Al-Kahfi: 70). Nabi Musa AS menyanggupinya dan mereka pun melakukan sebuah perjalanan.
Baca juga: Kumpulan Cerita Cinta Sepasang Kekasih yang Romantis dan Bikin Baper
Tiga Kejadian yang Menghentikan Kesabaran Nabi Musa AS
Selama perjalanan, Nabi Musa AS selalu mengikuti langkah Nabi Khidir AS. Saat itu, terjadilah beberapa peristiwa yang benar-benar menguji kesabaran beliau. Menurutnya, setiap tindakan yang dilakukan hamba berilmu itu nampak tak wajar.
Peristiwa pertama yaitu Nabi Khidir AS melubangi sebuah perahu yang mereka tumpangi. Kejadian itu benar-benar membangkitkan rasa ingin tahu Nabi Musa AS sehingga beliau tak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. Nabi Khidir AS mengingatkan janji yang telah mereka sepakati dan Musa pun meminta maaf atas kelancangannya.
Ketika mereka berjalan, Nabi Musa AS melihat kejadian yang membuatnya kembali tak bisa menahan kesabaran. Beliau menyaksikan Nabi Khidir AS membunuh anak kecil yang sedang bermain dengan teman-temannya.
Nabi Khidir AS kembali mengingatkan janji yang telah dibuat dan berkata kalau Musa bertanya lagi, maka beliau harus rela menghentikan perjalanannya. Setelah janji baru disetujui, keduanya melanjutkan perjalanan.
Sesampainya di sebuah pemukiman, mereka kelelahan dan ingin meminta bantuan penduduk sekitar. Sayangnya, para warga bersikap tak bersahabat dan enggan menerima kehadiran dua musafir tersebut.
Ketika Nabi Musa AS merasa kesal dengan perlakuan penduduk, Nabi Khidir AS justru menyuruh beliau untuk memperbaiki dinding rumah yang rusak di daerah sana. Perintah itu membuat sang nabi mengajukan pertanyaan lagi.
Akhirnya, Nabi Khidir AS menegaskan tak bisa menerima Musa sebagai muridnya. Namun sebelum keduanya berpisah, hamba yang bijak itu menjelaskan maksud di balik perbuatan-perbuatannya.
Alasan Nabi Khidir AS melubangi perahu adalah agar tak dirampas oleh penguasa setempat karena hanya perahu baguslah yang akan dirampas. Selanjutnya, beliau membunuh anak kecil sebab ketika dewasa dia akan menjadikan orang tuanya durhaka kepada Allah SWT.
Sedangkan dinding rumah yang diperbaiki Nabi Musa AS adalah milik seorang yatim piatu yang orang tuanya rajin beribadah. Di bawah tembok yang akan roboh itu juga terdapat harta warisan dari orang tua si anak.
Kisah Nabi Khidir AS dan Nabi Muhammad SAW
Suatu ketika, Rasulullah SAW mendengar seorang hamba yang sedang berdoa di masjid. “Ya Allah, tolonglah aku atas apa yang bisa menyelamatkanku dari apa yang paling kutakuti,” ucap orang tersebut.
Lalu, Nabi SAW pun bersabda, “Kenapa orang itu tidak menyertakan pasangan doanya yang seperti ini, Ya Allah berilah kepadaku kerinduan orang-orang shalih yang paling mereka rindukan.” Selanjutnya, beliau mengutus Anas bin Malik untuk menyampaikan pasangan doa itu.
Orang tersebut pun berkata, “Ya Anas, katakanlah kepada Rasulullah SAW bahwa Allah telah memberi kelebihan karunia kepadanya di atas para nabi seperti kelebihan kepada umatnya di atas umat para nabi lain. Seperti halnya kelebihan bulan Ramadan atas bulan-bulan lainnya dan memberi kelebihan hari Jumat atas hari-hari lain.
Ucapan itu membuat Anas kaget karena ternyata sosok yang tengah berdoa tersebut adalah Nabi Khidir AS. Beliau lantas melanjutkan doanya, “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan umat yang dimuliakan ini.”
Baca juga: Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara untuk Menghibur Harimu
Kisah Nabi Khidir AS dan Para Sahabat Nabi SAW
Dikisahkan pula Nabi Khidir AS bertemu dengan beberapa sahabat Rasulullah SAW. Mereka adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abi Thalib.
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq
Ketika Rasulullah SAW wafat, para sahabat menangis sedih di sekeliling jenazah beliau. Sesaat kemudian, datanglah seorang lelaki berjenggot lebat dan bertubuh tegap. Sosok misterius ini pun tak bisa menutupi kesedihannya, dia menangis sembari menundukkan kepala.
Selanjutnya, laki-laki tersebut menemui sahabat-sahabat nabi dan berkata, “Sesungguhnya Allah telah menyediakan balasan pada setiap musibah, pengganti pada setiap yang hilang dan khalifah pada setiap yang tiada. Maka kembalikanlah segalanya kepada Allah dan berharaplah kepada-Nya, Dia telah mempersiapkan segalanya untuk kalian dan ketahuilah bahwasanya yang ditimpa musibah adalah orang yang tidak terpaksa.”
Lantas, orang itu tiba-tiba pergi. Para sahabat pun saling bertanya siapakah sosok bijaksana tadi. Kemudian, Abu Bakar pun menjawab, “Dia adalah Khidir, saudara Rasulullah SAW.”
2. Umar bin Khattab
Saat Umar bin Khattab hendak menyalati jenazah, tiba-tiba terdengar suara dari belakang, “Wahai Umar, tunggulah aku.” Sang khalifah menunggui orang itu hingga masuk ke dalam saf, lalu beliau mulai bertakbir.
Usai salat, Umar mulai mendoakan jenazah. “Ya Allah, jika Engkau mengazabnya berarti dia durhaka kepada-Mu, tapi jika Engkau mengampuninya, maka sesungguhnya dia sangat membutuhkan rahmat-Mu,” ucapnya.
Selepas jenazah dimakamkan, seorang laki-laki datang memperbaiki tanah kuburan. Dia berucap, “Beruntunglah kamu wahai penghuni kubur apabila tak menjadi orang yang mengaku, menyimpan, atau menentukan.”
Khalifah Umar kemudian menyuruh seseorang untuk memanggilkan sosok misterius itu. Beliau berkata, “Bawalah orang itu kemari, akan kutanyakan tentang salatnya dan apa yang dia ucapkan.”
Setelah dicari, ternyata orang yang dimaksud telah pergi dan hanya menyisakan bekas telapak kaki yang ukurannya sekitar satu hasta. Lantas, Umar pun berujar, “Demi Allah, dia itu Khidir yang pernah diceritakan oleh Rasulullah kepadaku.”
Baca juga: Kumpulan Kisah Inspiratif Kehidupan Nyata yang Memotivasi
3. Ali bin Abi Thalib
Sewaktu Ali bin Abi Thalib melakukan tawaf, beliau dikejutkan dengan seorang lelaki yang bergelantung di kelambu. Orang itu berdoa, “Ya Allah, yang tidak direpotkan oleh sebutan-sebutan, yang elok dan tidak disilapkan oleh permintaan-permintaan yang, dan tidak disibukkan oleh pengaduan yang bertubi-tubi. Bolehlah aku mencicipi dinginnya ampunan-Mu dan manisnya rahmat-Mu?”
Mendengar itu, Ali pun meminta lelaki tersebut mengulangi ucapannya. Seseorang yang ternyata Nabi Khidir AS itu berkata, “Apakah kamu mendengarkanku?” Kemudian Ali menjawab, “Ya.”
Lelaki itu berucap, “Demi Khidir yang jiwanya berada di dalam genggaman-Nya. Siapa-siapa orang yang mengucapkan doa itu pada setiap selesai salat fardu, maka dia pasti akan mendapatkan ampunan dosa-dosanya dari Allah. Sekalipun dosa-dosa itu laksana bilangan pasir, butir-butir air hujan, atau banyaknya daun-daun pepohonan.”
Kisah Nabi Khidir AS Bertemu Dajal
Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, disebutkan bahwa kelak Nabi Khidir AS akan bertemu dengan Dajal. Rasulullah SAW bersabda bahwa Dajal datang tapi diharamkan memasuki lingkungan Madinah, kemudian dia berhenti di sekitar kota itu.
Dajal pun didatangi seorang laki-laki yang termasuk dalam manusia terbaik waktu itu. Lelaki itu berujar, “Aku bersaksi kau sungguh-sungguh Dajal yang diceritakan Rasulullah SAW pada kami.” Lantas, Dajal pun berkata kepada pengikutnya, “Bila kubunuh orang ini lalu kuhidupkan kembali, apakah kalian masih mengeluh?” Pengikutnya menjawab, “Tidak.”
Maka, Dajal membunuh lelaki tersebut, lalu menghidupkannya lagi. Kemudian, sosok yang diketahui sebagai Nabi Khidir AS itu berkata, “Aku semakin yakin bahwa kaulah Dajal.” Selanjutnya, Dajal ingin membunuhnya lagi tapi tak pernah berhasil.
Baca juga: Kumpulan Cerita Horor Nyata yang Akan Membuatmu Merinding
Kisah Wafatnya Nabi Khidir AS yang Masih Menyisakan Tanda Tanya
Benarkah Nabi Khidir AS masih hidup? Mungkin pertanyaan itu pernah terlintas di pikiranmu. Pasalnya, ada yang menyebutkan bahwa hamba Allah SWT ini masih hidup dan ada pula yang berpendapat jika beliau telah meninggal.
Dalam kitab Nuzhatul Majalis karangan Syeikh Abdul Rohman Ash-Shafuri, diceritakan bahwa Nabi Khidir masih hidup hingga sekarang. Hal itu karena beliau mendapat perintah dari Allah untuk menjadi pemimpin bagi penyebar agama Islam dan wali-wali di seluruh penjuru dunia.
Sedangkan pihak lain berpendapat bahwa Nabi Khidir telah wafat sebelum Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW menjadi rasul. Keterangan ini diperkuat dengan firman-Nya yang berbunyi, “Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad). Maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?” (Q.S. Al-Anbiya’: 34).
Baca juga: Kumpulan Puisi Cinta Romantis untuk Pacar Tersayang yang Memiliki Makna Mendalam
Pelajaran yang Dapat Diambil dari Kisah Nabi Khidir AS
Demikian kisah singkat Nabi Khidir AS yang dapat kamu baca di KepoGaul. Kira-kira, bisakah kamu menyimpulkan pelajaran dan hikmah apa yang bisa dipetik dari kisah-kisah tersebut?
Ketahuilah, segala kelebihan yang diberikan pada manusia merupakan rahmat dari Allah SWT dan bukan datang dengan sendirinya. Begitu pula dengan ilmu dan kebijaksanaan seperti yang dimiliki Nabi Khidir AS. Meski begitu, sang nabi tak pernah menyombongkan diri dan merasa lebih berilmu dibanding yang lainnya.
Selain itu, hendaknya kamu juga mendengarkan nasihat-nasihat baik walau itu datang dari seseorang yang tak dikenal. Seperti halnya apa yang dilakukan para sahabat Nabi SAW atas petuah yang diberikan Nabi Khidir AS.