
Daud merupakan nabi ketujuh belas yang mempunyai banyak mukjizat, salah satunya Kitab Zabur. Selain itu, beliau juga memiliki beragam kisah menarik, seperti saat melawan Raja Jalut dan menjadi Raja Bani Israil. Penasaran? Yuk, baca kisah Nabi Daud AS ini hingga selesai!
Barangkali kamu sudah tak asing dengan kisah Nabi Daud AS, apalagi cerita ketika beliau melawan Raja zalim bernama Jalut. Namun, pernahkah kamu mendengar kisah menarik lainnya dari sang nabi?
Selain melawan Jalut, di artikel ini kamu juga dapat membaca cerita Nabi Daud AS saat diangkat menjadi raja. Beliau menggantikan takhta kerajaan Bani Israil yang sebelumnya dipimpin oleh Raja Thalut.
Tak hanya itu, kamu juga dapat mengambil pelajaran dari kisah beliau saat ditegur oleh rakyatnya atau seekor cacing. Bahwasanya, orang suci seperti nabi pun ternyata tak luput dari kesalahan dan dosa.
Sudah tak sabar ingin mengetahui kisah Nabi Daud AS yang kami rangkum di artikel ini? Tak perlu berpanjang lebar, simak uraian lengkapnya di bawah ini? Semoga kamu dapat meneladani cerita-cerita di dalamnya serta mencontoh kebijaksanaan sang nabi.
Sekilas tentang Nabi Daud AS
Daud alaihissalam adalah keturunan ketiga belas dari Nabi Ibrahim AS melalui jalur Ishaq. Ayah Nabi Daud AS, Yisya (Aisya) bin Awid, merupakan keturunan Yahuda bin Yaqub. Beliau menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Kota Betlehem bersama ayah dan tiga belas saudaranya.
Utusan Allah SWT ini hidup sekitar tahun 1041–971 SM. Tahun 1010 SM, beliau diangkat menjadi nabi, lalu ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil. Nabi Daud AS dikaruniai Allah SWT beberapa mukjizat, misalnya mampu melunakkan besi, menundukkan gunung, dan berbicara dengan burung.
Tak hanya itu, beliau juga dianugerahi Kitab Zabur, kerajaan yang sangat kuat, dan kepandaian serta kebijaksanaan yang luar biasa. Keistimewaan-keistimewaan Nabi Daud AS tersebut dikisahkan dalam Surah Saba’: 11, An-Nisa’: 163, Al-Isra’: 55, dan Shad: 17–26.
Nabi yang namanya disebut dalam Alquran sebanyak 16 kali ini pun memiliki suara yang sangat merdu. Ketika beliau membaca Kitab Zabur dengan sangat fasih, gunung-gunung dan burung pun akan ikut bertasbih.
Baca juga: Kumpulan Cerita Horor Nyata yang Akan Membuatmu Merinding
Kisah Nabi Daud AS dan Raja Thalut
Bani Israil kala itu hidup tertindas di bawah kekuasaan Raja Jalut. Dia adalah seorang pemimpin kejam yang memiliki tubuh sangat besar menyerupai raksasa. Sehingga, tak heran jika raja zalim ini amat ditakuti orang-orang.
Di tengah-tengah ketidakadilan yang menimpa bangsa Israil, Allah SWT kemudian mengangkat Thalut sebagai raja. Awalnya kaum yang dikenal keras kepala itu menolak Thalut karena dia hanyalah penggembala yang tergolong miskin.
Meski begitu, Thalut menguasai ilmu tata negara, pandai menyusun strategi perang, dan memiliki tubuh yang kuat serta kekar. Akhirnya, orang-orang Israil pun bersedia menerima dirinya menjadi raja.
Setelah diangkat menjadi pemimpin, kekuasaan Thalut semakin kuat. Dia lantas meminta pasukannya untuk bersiap-siap melawan Jalut. Maka, dipilihlah orang-orang terbaik yang memiliki keberanian untuk mengikuti pertempuran.
Salah satu dari pasukan tersebut adalah remaja laki-laki bernama Daud. Beliau diutus ayahnya mengikuti kedua kakaknya yang juga berjuang di medan perang. Namun, sang nabi belum diizinkan maju di garis depan dan hanya ditugaskan untuk menyiapkan perbekalan serta melayani kakaknya saat lapar atau haus.
Kala itu jumlah pasukan Thalut kalah banyak dibanding tentara lawan yang dikomandoi oleh Jalut yang terkenal kuat dan tak terkalahkan. Kemudian, Thalut pun berdoa pada Allah SWT, “Ya Allah, curahkanlah kesabaran atas diri kami, kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami dalam menghadapi orang-orang kafir.”
Doa tersebut menjadi kekuatan pasukan Thalut yang akhirnya dapat mengalahkan lawan. Sayangnya, Jalut dan beberapa pengawalnya masih hidup dan yang belum tumbang. Tak ada seorang pun dari pasukan Thalut yang berhasil mengalahkan raja kejam itu.
Baca juga: Kumpulan Kisah Inspiratif Kehidupan Nyata yang Memotivasi
Kisah Nabi Daud AS Melawan Raja Jalut
Saat suasana di medan perang semakin genting, Raja Thalut pun membuat sayembara. Dia berkata, “Barang siapa yang dapat mengalahkan Jalut, maka dia akan kuangkat sebagai anak menantu yang akan mewarisi takhta kerajaan.”
Mendengar pengumuman itu, Daud yang kala itu masih remaja mengajukan diri untuk melawat Jalut. Pertarungan Daud melawan Jalut pun dimulai. Hanya berbekal sebuah katapel dan tiga buah batu kerikil, sang nabi mulai menyerang si raja kejam.
Tak kalah sengit, Jalut mulai mengayunkan pedangnya untuk menebas musuhnya yang berbadan kecil itu. Namun Nabi Daud AS selalu dapat menghindar dengan gesit. Keteguhan iman beliau pun membuatnya mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.
Dengan dibantu angin, sang nabi melontarkan batu yang kemudian melesat dengan cepat. Batu itu tepat mengenai dahi Jalut yang menyebabkan dia meninggal saat itu juga. Kemenangan Daud yang disaksikan ratusan pasang mata itu berhasil membuatnya disegani banyak orang.
Kisah Nabi Daud AS Diangkat Menjadi Raja
Setelah Nabi Daud AS berhasil menumbangkan Jalut, Raja Thalut pun memenuhi janjinya. Sang raja menikahkan beliau dengan putrinya yang bernama Mikyal serta mewariskan separuh kerajaan Bani Israil miliknya.
Ketika usia sang nabi mencapai 40 tahun, Raja Thalut pun meninggal dunia. Setelah itu, Nabi Daud AS mewarisi kekayaan Thalut sekaligus menggantikan takhta kerajaan Bani Israil. Di usia itu pula, Allah SWT mengangkat beliau menjadi nabi dan rasul serta menurunkan Kitab Zabur padanya.
Selama menjadi raja, Nabi Daud AS memperlakukan rakyatnya dengan adil dan bijaksana. Kekuasaan tersebut juga semakin meningkatkan rasa syukurnya pada Allah SWT. Sang nabi juga gemar berbuat kebajikan, menyantuni fakir miskin, dan selalu mengedepankan kepentingan umat.
Atas izin Allah, pasukan Nabi Daud AS pun selalu mendapat kemenangan ketika melawan musuh-musuhnya. Sehingga, kerajaan yang beliau pimpin pun lambat laun semakin besar dan wilayah kekuasaannya juga semakin luas.
Baca juga: Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara untuk Menghibur Harimu
Kisah Nabi Daud AS Ditegur Allah SWT Melalui Rakyatnya
Di bawah kepemimpinan Nabi Daud AS, kehidupan Bani Israil semakin sejahtera, makmur, dan tenteram. Hingga suatu hari, datanglah dua tamu asing yang saling beperkara meminta putusan adil dari beliau.
Salah satu dari mereka berkata bahwa saudaranya itu mempunyai 99 ekor kambing betina, sementara dirinya hanya memiliki satu ekor. Masalah terjadi ketika pemilik banyak kambing memaksa orang tersebut menyerahkan kambingnya dengan alasan agar jumlah ternaknya genap 100 ekor.
Si pemilik satu kambing ingin menolak tapi dia tak pernah bisa mengalahkan argumen saudaranya yang pandai berbicara itu. Mendengar hal tersebut, sang nabi lantas memastikan ucapan pengadu pada pemilik banyak kambing dan dia pun membenarkan.
Kemudian dengan nada marah, sang nabi mengingatkan bahwa dia telah berbuat zalim. Nabi Daud AS meminta orang itu menghentikan keinginannya atau beliau sendiri yang akan melakukannya.
Namun, pemilik 99 kambing tersebut justru membalas dengan pernyataan yang tak kalah pedas. Dia berkata, “Hai, Daud, kamu justru yang seharusnya dihukum. Kamu sudah memiliki istri 99 orang. Lalu, kenapa kamu masih ingin menikah lagi?
Kamu bersikeras menikahi gadis yang sudah dilamar orang lain. Calon suami gadis itu adalah anggota tentaramu yang setia, keduanya sangat mencintai satu sama lain.” Nabi Daud AS sangat terkejut mendengar kata-kata orang tersebut, beliau langsung teringat pada seseorang.
Gadis yang dimaksud pemilik 99 kambing adalah Sabiqh binti Syatiqh, dia memiliki wajah yang begitu menawan. Sebelum dilamar sang nabi, gadis tersebut telah dilamar oleh pria bernama Uria bin Hannan dan mereka akan segera menikah.
Saat mendekati hari pernikahan, Nabi Daud AS justru menugaskan Uria untuk berjihad di medan perang. Sementara itu, sang nabi langsung terpikat pada calon istri Uria ketika pertama kali melihatnya. Terbesitlah keinginan untuk melamar Sabiqh, lalu beliau pun mendatangi orang tua si gadis hingga akhirnya keduanya menikah.
Setelah mendapat teguran dari pemilik kambing tadi, Nabi Daud AS pun menyadari kesalahannya dan merasa sedang mendapat teguran dari Allah SWT. Kemudian, beliau pun bertobat dan memohon ampunan pada-Nya.
Baca juga: Kumpulan Cerita Cinta Sepasang Kekasih yang Romantis dan Bikin Baper
Kisah Nabi Daud AS dengan Cacing Merah
Kisah Nabi Daud AS dan cacing merah diceritakan dalam Mukasyafatul Qulub karangan Imam Ghazali. Suatu hari, sang nabi duduk di atas tempat peribadatannya sembari membaca Kitab Zabur.
Saat itu, beliau melihat seekor cacing merah di tanah, tepat di bawah tempat duduknya. Sang nabi pun langsung terkejut. Dalam hati, Nabi Daud AS membatin mengapa Allah SWT menciptakan hewan seperti itu.
Atas izin Allah SWT, hewan kecil itu dapat berbicara yang kemudian berkata pada beliau. “Wahai Nabi Allah, bukankah di waktu siang Tuhanku memberi petunjuk agar aku mengucapkan subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar setiap harinya?” ucap cacing merah.
“Lalu di waktu malam, Tuhan mengilhamiku untuk mengucapkan allahumma sholli ‘alaa Muhammad, nabiyyul ummi wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallim di setiap malamnya? Sedangkan apa yang kau ucapkan itu? Bisakah aku yang seekor cacing ini bisa mengambil manfaat dari ucapanmu?” lanjut si hewan kecil.
Nabi Daud AS terkejut setelah mendengar ucapan cacing merah. Beliau pun menyesal lantaran telah menghina salah satu ciptaan-Nya. Sang nabi lantas memohon ampunan dan bertobat pada Allah SWT.
Baca juga: Kumpulan Contoh Cerpen Singkat untuk Renungan Hidup
Kisah Wafatnya Nabi Daud AS
Kisah meninggalnya Nabi Daud AS dikisahkan dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah. Diceritakan, beliau merupakan nabi yang memiliki tingkat kehati-hatian dan cemburu yang tinggi. Setiap kali keluar rumah, sang nabi selalu mengunci semua pintu rumah sehingga tak seorang pun yang bisa memasukinya sebelum beliau pulang.
Suatu ketika, sang nabi keluar dan rumahnya pun telah dikunci. Istri Nabi Daud AS tiba-tiba mengintip dari luar dan melihat ada seorang laki-laki yang berdiri di ruang tengah. Dalam hati, sang istri bertanya-tanya siapa lelaki itu dan dari mana dia bisa masuk rumah padahal semua pintu terkunci.
Beberapa saat kemudian Nabi Daud AS datang, lalu beliau menemui lelaki tersebut, dan bertanya siapa dirinya. Laki-laki itu menjawab, “Aku adalah yang tidak pernah merasa takut dengan para raja dan tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi diriku!”
Sang nabi kemudian berkata, “Demi Allah, engkau adalah malaikat maut. Kalau begitu, aku ucapkan selamat datang padamu untuk melaksanakan perintah Allah.” Selanjutnya, beliau bergegas menuju kamar tempat nyawanya akan dicabut.
Setelah semua kewajiban mengurus jenazah sang nabi selesai, anak Nabi Daud AS (Sulaiman) berkata pada burung-burung, “Naungilah ayahku, Nabi Daud.” Kawanan burung tersebut lantas menaungi makam sang nabi hingga sore. Sulaiman berujar lagi, “Lepaskan sayapmu satu persatu!” Hewan-hewan bersayap itu lalu menuruti perintahnya.
Baca juga: Kumpulan Puisi tentang Keindahan Alam yang Mengingatkanmu agar Selalu Bersyukur
Pelajaran dan Hikmah yang Dapat Dipetik dari Kisah Nabi Daud AS
Demikianlah kisah Nabi Daud AS yang dapat kamu simak di KepoGaul. Menurutmu, apa hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik dari kisah tersebut? Semoga kita semua dapat meneladani perjalanan hidup beliau mulai dari remaja hingga wafat.
Lewat kisah Nabi Daud AS menurut penjelasan Alquran tersebut, kamu juga dapat mencontoh keberanian beliau dalam melawan raja yang zalim. Yakinlah bahwa Allah SWT senantiasa menolong hambanya yang sabar dan tawakal.
Selain itu, kebijaksaan sang nabi dalam memimpin negeri serta mengambil keputusan juga patut dicontoh. Ketika lalai dan berbuat kesalahan pun segeralah memohon ampunan dan bertobat pada-Nya. Seperti halnya yang beliau lakukan saat ditegur rakyatnya atau cacing merah.