
Kamu tentu familier dengan cerita rakyat Sangkuriang. Kisah dari Jawa Barat yang juga dikenal sebagai Legenda Tangkuban Perahu ini memang mempunyai alur yang tidak biasa dan menarik. Kalau kamu ingin membacanya, langsung saja simak di bawah ini, ya
Pernahkah kamu berwisata ke Bandung, tepatnya di Gunung Tangkuban Perahu? Tempat wisata tersebut tak hanya terkenal karena keindahan panoramanya saja, tapi juga legenda yang menyertainya. Ya, legenda tersebut adalah cerita rakyat Sangkuriang.
Karena Sangkuriang adalah sebuah cerita rakyat yang dulunya diceritakan dari mulut ke mulut, maka dari itu ada berbagai versi cerita yang dapat ditemukan. Nah, salah satu versinya bisa kamu baca pada artikel berikut.
Kepopuleran legenda ini juga diangkat dalam sebuah film. Salah satunya adalah film berjudul Sangkuriang yang tayang pada tahun 1982. Sinema lawas tersebut dibintangi oleh artis yang dijuluki sebagai Ratu Horor Indonesia, yaitu Suzanna. Tak hanya diangkat ke layar lebar, legenda ini juga diadaptasi menjadi film televisi yang ditayangkan oleh beberapa stasiun TV swasta Indonesia.
Nah sekarang, apakah kamu sudah tidak sabar untuk membaca cerita rakyat Sangkuriang ini? Kalau iya, langsung saja baca selengkapnya di sini. Selamat membaca!
Asal Usul Dayang Sumbi
Dayang Sumbi yang merupakan ibu Sangkuriang adalah salah satu tokoh penting dalam kisah ini. Maka dari itu, dalam cerita rakyat Sangkuriang ini kamu akan mengetahui asal usulnya secara lengkap. Daripada tambah penasaran, mending kamu baca langsung, yuk!
Dahulu kala, ada dewa dan dewi dari kayangan yang dibuang ke bumi karena berbuat kesalahan. Oleh Sang Hyang Widi, keduanya dihukum dengan menjalani kehidupan sebagai hewan. Sang dewa berubah menjadi seekor anjing yang kemudian diberi nama Tumang, sedangkan sang dewi berubah menjadi seekor babi hutan bernama Wayungyang. Di bumi nanti, keduanya harus melakukan pertapaan sebagai wujud permohonan ampun. Hal itu juga dilakukan supaya keduanya bisa kembali ke kayangan dengan wujud aslinya.
Pada suatu hari, Raja Sungging Perbangkara sedang melakukan perburuan di hutan tempat kedua dewa itu bertapa. Di tengah hutan, sang raja membuang air seninya dan tidak sengaja tertampung pada sebuah batok kelapa. Tak lama setelah itu, raja melanjutkan perburuannya lagi.
Di sisi lain, Wayungyang yang sedang bertapa merasa haus dan keluar untuk mencari minum. Ketika dia sedang mencari sumber mata, dia melihat batok kelapa yang terisi penuh air. Tanpa pikir panjang, dia pun meminumnya.
Tak dinyana, Wayungyang melahirkan seorang bayi perempuan sembilan bulan kemudian. Desas-desus tentang seekor babi yang melahirkan bayi terdengar sampai ke telinga raja. Karena penasaran, raja pun mencarinya. Setelah ketemu, tahulah dia bahwa anak tersebut ternyata lahir dari air seninya yang diminum oleh si babi.
Akhirnya, raja memutuskan untuk membawa bayi perempuan yang cantik itu ke istana. Kemudian, bayi tersebut diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati.
Dayang Sumbi tumbuh menjadi seorang gadis yang begitu cantik sehingga banyak raja dan pangeran ingin menjadikannya sebagai istri. Namun, dari sekian banyaknya laki-laki tersebut, tak seorang pun dipilihnya. Hal tersebut tentu saja menimbulkan pertengkaran di antara para peminangnya. Dayang Sumbi kemudian merasa sangat sedih sehingga memilih untuk tidak menerima pinangan dari siapapun dan kemudian mengasingkan diri ke sebuah bukit dengan ditemani seekor anjing, yaitu Tumang.
Baca juga: Kumpulan Cerpen Cinta Romantis yang Seru dan Mengharukan
Kelahiran Sangkuriang
Di dalam pengasingan, kegiatan yang dilakukan Dayang Sumbi adalah menenun. Hingga pada suatu hari, alat tenunnya jatuh ke tanah. Tapi, dia merasa malas sekali untuk mengambilnya.
Akhirnya dia pun berucap, “Barangsiapa yang bersedia mengambilkan alat tenunku, jika seorang laki-laki akan kujadikan suami dan jika perempuan akan kuangkat sebagai saudara.” Tanpa disangka, Tumanglah yang mengambilkan peralatan tenunnya itu. Awalnya, dia begitu terkejut, tapi janji haruslah ditepati.
Pernikahan tersebut awalnya mendapat penolakan dari sang ayah. Mana mungkin putri cantiknya harus menikah dengan seekor anjing. Tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. Sang raja pun merestui pernikahan tersebut dengan syarat keduanya harus tinggal di hutan.
Setelah menikah, Dayang Sumbi tinggal di hutan bersama Tumang. Dari situlah, dia juga mengetahui fakta bahwa suaminya sebenarnya adalah seorang dewa yang sedang dikutuk. Setiap bulan purnama, Tumang bisa kembali ke wujud aslinya yang merupakan seorang dewa tampan. Tak berapa lama kemudian, Dayang Sumbi mengandung dan melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan. Dialah Sangkuriang.
Baca juga: Kumpulan Puisi Cinta Romantis untuk Pacar Tersayang yang Memiliki Makna Mendalam
Sangkuriang Diusir
Sangkuriang tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang tampan dan cerdas. Meskipun masih kecil, dia sudah suka berburu ke hutan. Untuk berjaga-jaga, Dayang sumbi pun meminta Tumang untuk menemani sang anak berburu. Meskipun begitu, Sangkuriang tidak mengetahui fakta bahwa Tumang adalah ayah kandungnya.
Suatu hari, Dayang Sumbi ingin memakan hati rusa dan menyuruh sang anak untuk mencarikan untuknya. Sangkuriang pun berangkat berburu bersama Tumang. Setelah berkeliling hutan, tak ada satupun rusa yang ditemuinya.
Kemudian, dia melihat seekor babi hutan gemuk yang melarikan diri lalu menyuruh Tumang untuk mengejarnya. Tapi, Tumang tidak mau. Dia tahu bahwa babi hutan tersebut adalah Wayungyang yang merupakan ibu Dayang Sumbi sekaligus nenek dari anaknya.
Merasa kesal, Sangkuriang menakuti-nakuti dengan mengarahkan panah ke arah Tumang dengan harapan anjing itu mau menuruti perintahnya. Namun naas, panah tersebut tak sengaja terlepas dan kemudian membuat Tumang tewas. Sangkuriang pun kalut dan merasa bersalah. Tapi karena tak juga mendapatkan hewan buruan, dia kemudian mengambil hati Tumang untuk diberikan kepada ibunya.
Sang ibu yang tidak tahu dari mana asal-usul hati tersebut kemudian memasak dan memakannya. Setelah habis, barulah Sangkuriang bercerita bahwa hati yang dimakan itu adalah hati Tumang. Mendengar pengakuannya, Dayang Sumbi sangat marah lalu memukul kepalanya menggunakan centong dan mengusirnya.
Setelah mengusir Sangkuriang, Dayang Sumbi merasa menyesal. Dia mencari anaknya ke mana-mana tapi tak kunjung ketemu. Akhirnya, dia memohon kepada Sang Hyang Widi untuk dipertemukan kembali dengan sang anak. Dia pun kemudian dianugerahi kecantikan abadi.
Di lain tempat, sang anak pun terus mengembara dan bertemu dengan seorang pertapa dan berguru dengannya. Dia pun tumbuh menjadi seorang pemuda tampan yang kuat dan sakti. Singkat cerita, karena sudah mendapatkan bekal yang cukup, dia pun memutuskan untuk mengembara lagi.
Sumbi Dipertemukan Kembali dengan Sangkuriang
Kamu masih semangat untuk membaca cerita rakyat Sangkuriang ini, kan? Jangan bosan dulu karena puncak konfliknya baru saja akan dimulai. Simak lagi, ya!
Pengembaraan Sangkuriang mengantarkannya ke tempat sang ibu. Di sana, dia melihat seorang wanita yang cantik sekali dan langsung jatuh hati padanya. Padahal, perempuan itu adalah ibu kandungnya sendiri, tapi dia tidak menyadarinya. Dengan percaya diri, dia kemudian mendekati wanita itu.
Di lain sisi, Dayang Sumbi juga tidak mengenali wajah anaknya. Dia pun tidak masalah didekati oleh kesatria tampan itu. Kemudian, terjadilah hubungan terlarang di antara keduanya. Bahkan, keduanya sudah berencana untuk menikah.
Hingga pada suatu hari saat sedang menyisir rambut Sangkuriang, Dayang Sumbi melihat sebuah luka di kepalanya. Luka tersebut diakibatkan oleh pukulan centongnya belasan tahun lalu. Lalu, sadarlah dia bahwa sang kekasih ternyata adalah anaknya sendiri.
Perempuan itu kemudian berusaha menjelaskan bahwa dia adalah ibu kandungnya. Tapi, Sangkuriang tak percaya dan tetap bersikukuh untuk menikahinya. Padahal, segala cara telah dilakukannya untuk membuktikan bahwa dia memang benar-benar ibunya.
Karena tidak berhasil, akhirnya Dayang Sumbi pun mengajukan beberapa syarat, yaitu dibuatkan sebuah danau di aliran Sungai Citarum sekaligus sebuah perahu dalam waktu satu malam saja. Kalau Sangkuriang berhasil, Dayang Sumbi mau menikah dengannya. Tanpa ragu, Sangkuriang pun menuruti permintaannya tersebut.
Baca juga: Cerita Cinta Sepasang Kekasih yang Romantis dan Bikin Baper
Menggagalkan Usaha Sangkuriang
Dengan kesaktian dan bantuan makhluk halus, Sangkuriang mulai mengerjakan persyaratan yang diajukan oleh kekasih hatinya itu, yaitu membuat bendungan dan perahu. Hal yang mustahil untuk dilakukan tersebut nyatanya hampir selesai dalam waktu kurang dari semalam. Mengetahui hal tersebut, Dayang Sumbi menjadi begitu cemas.
Wanita ini lalu mencari cara untuk menggagalkan rencana Sangkuriang. Dia pun berdoa kepada Sang Hyang Widi supaya mendapatkan petunjuk. Kemudian, datanglah wangsit di mana dia harus menggelar kain putih hasil tenunannya di atas bukit dan memukul lesung.
Suara lesung tersebut membuat ayam-ayam jantan berkokok. Mendengar suara itu, para makhluk halus yang membantu Sangkuriang pun pergi karena mengira hari sudah pagi. Hal tersebut membuat bendungan dan syarat dari Dayang Sumbi menjadi gagal terpenuhi.
Dengan amarah yang meledak-ledak, dia menjebol bendungan yang dibuatnya. Tak hanya itu, dia juga menendang perahu yang telah dibuatnya sehingga terlempar begitu jauh dan jatuh tertelungkup. Perahu tersebut kemudian berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Amarah Sangkuriang tidak berhenti sampai situ saja. Setelah mengetahui bahwa hal tersebut adalah akal-akalan Dayang Sumbi, dia pun mengejarnya. Wanita itu begitu ketakutan dan terus berlari tanpa arah hingga menemukan tempat persembunyian di sebuah bukit. Sementara itu, Sangkuriang menghilang ke alam gaib karena tidak bisa menemukan Dayang Sumbi.
Baca juga: Kumpulan Contoh Puisi tentang Pahlawan dari Para Sastrawan Ternama
Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Cerita Rakyat Sangkuriang
Begitulah legenda Sangkuriang lengkap yang bisa kamu baca di KepoGaul. Bagaimana? Menarik sekali kisah Sangkuriang ini, ya! Tak hanya terhibur karena ceritanya, dari sini kamu juga bisa memetik nilai moral yang terkandung di dalamnya.
Salah satunya adalah untuk tidak berlaku gegabah dalam melakukan sesuatu, apalagi jika emosimu sedang tidak stabil. Biasanya, tindakan yang dilakukan secara gegabah hanya akan membuatmu menyesal di kemudian hari, seperti apa yang dialami oleh Sangkuriang.
Tak hanya cerita rakyat Sangkuriang, kamu juga bisa membaca berbagai artikel dengan topik yang menarik di sini. Di antaranya adalah puisi romantis tentang cinta, pantun teka-teki yang bisa digunakan untuk seru-seruan bersama teman, cerita pendek yang berisi nilai kehidupan, dan masih banyak lagi.
Nah, aktivitas membacamu pasti akan tambah seru jika ditemani dengan secangkir teh dan kopi. Jadi, tunggu apalagi? Baca terus artikel-artikel menarik lainnya dari KepoGaul, ya!