Saat merasakan kenikmatan coklat yang tercipta di setiap gigitan,terbayang nggak sih bahwa ada banyak cerita menarik di baliknya? Mungkin, sempat terbesit dalam benakmu pertanyaan mengenai jenis dan sejarah coklat dan bagaimana bisa menjadi begitu populer di dunia. Untuk menjawab rasa penasaranmu, kamu bisa baca artikel di bawah ini hingga habis.
Di dunia ini, siapa sih yang nggak doyan makan coklat? Banyak orang gemar mengonsumsinya, mungkin termasuk kamu salah satunya. Tapi, tahukah kamu sejarah coklat beserta informasi lainnya mengenai olahan biji kakao ini?
Secara singkat, coklat pertama kali ditemukan di Mesoamerika, lalu populer di Eropa. Nah, supaya paham dengan perkembangannya hingga bisa populer di Indonesia, kamu wajib baca artikel ini hingga habis.
Selain mengenai asal-usulnya, di sini kamu juga akan mempelajari tentang jenis-jenis, kandungan nutrisi, serta pengolahannya. Pastinya, informasi tersebut bisa menambah wawasanmu tentang makanan yang berasal dari olahan biji tanaman kakao yang nikmat ini.
Selain rasanya yang enak, banyak pula manfaat coklat yang baik untuk kesehatanmu. Mungkin, kamu sudah banyak mendengar kalau salah satu manfaatnya adalah untuk mengurangi depresi.
Tak hanya itu, masih ada beberapa khasiat lainnya yang wajib banget kamu ketahui. Makin penasaran dengan manfaat serta sejarah coklat? Yuk, langsung saja simak artikel ini!
Sekilas tentang Coklat
Kira-kira, bagaimana sejarah coklat itu, ya? Nah, daripada penasaran, mending langsung saja baca ulasannya di bawah ini, yuk!
Apa Itu Coklat?
Sebelum membahas tentang sejarah coklat, alangkah lebih baik jika kamu mepelajari dulu pengertian coklat. Coklat atau biasa ditulis dengan cokelat maupun chocolate adalah makanan atau minuman yang berbahan dasar biji tanaman kakao.
Biji tanaman kakao harus difermentasi dulu untuk mengurangi rasa sepat dan pahitnya. Setelah difermentasi, bijinya dikeringkan, dibersihkan, lalu digiling hingga halus. Hasil dari penggilingan tersebut menghasilkan bubuk kokoa yang kemudian akan ditambahkan susu dan gula.
Cokelat telah menjadi salah satu jenis makanan yang populer di dunia. Sehingga, ada banyak jumlah makanan yang memiliki rasa coklat. Seperti contohnya kue, puding, brownies, permen, dll.
Lalu, bagaimana bisa makanan ini menjadi sedemikian populer di dunia? Berikut sejarah coklat yang bisa kamu pelajari di bawah ini!
Baca juga: Manfaat Minum Teh untuk Kesehatan dan Informasi Menarik Lainnya
Sejarah Coklat di Dunia
Dalam sejarah coklat, biji kakao pertama kali ditemukan di Mesoamerika sekitar 1750 SM atau zaman peradaban Olmek. Bahkan, di pesisir Pasifik Chiapas, Meksiko, budaya Mokaya menunjukkan olahan cokelat menjadi minuman datang lebih awal, yaitu 1900 SM. Penggunaan kakao pada zaman Olmek tidak hanya sebagai minuman cokelat, tetapi daging bijinya kemungkinan digunakan sebagai sumber gula yang dapat difermentasi untuk minuman beralkohol.
Berlanjut ke zaman peradaban Maya, pada abad 460-480 Masehi, orang-orang suku Maya (Guatemala) juga mengonsumsi cokelat sebagai minuman. Hal tersebut diperkuat dengan adanya akasara Maya alias sistem penulisan peradaban Maya yang menyebutkan bahwa dulunya cokelat digunakan sebagai ritual upacara oleh masyarakat Guetemala.
Setahun sekali, mereka berkumpul untuk bersyukur kepada Dewa Ek Chuah yang dianggap sebagai Dewa Kakao. Selain digunakan untuk ritual upacara, suku Maya juga menggunakannya sebagai hidangan untuk pesta-pesta dan festival, persembahan pemakaman, penghargaan, serta untuk tujuan pengobatan.
Tak berhenti di situ saja, suku Aztek mulai menguasai daerah Mesoamerika dan mengadopsi kakao sebagai budaya mereka pada abad ke-15. Sayangnya, suku Aztek tidak dapat menanam pohon kakao sendiri karena lokasi mereka berada di dataran tinggi sehingga tidak cocok untuk ditumbuhi kakao. Jadi, dulunya biji kakao sempat menjadi barang yang mewah dan mahal.
Selain itu, suku Aztek juga menggunakan biji kakao sebagai mata uang. Sebagai contohnya, mereka menukar 1 ekor kalkun dengan 100 biji kakao dan satu buah alpukat segar bernilai tiga biji kakao.
Berbeda dengan Maya, yang menyukai cokelat hangatnya, suku Aztek meminumnya dingin dan menambahkannya dengan bumbu-bumbu lain. Beberapa contohnya adalah dengan menambahkan kelopak dari pohon Cymbopetalum penduliflorum, cabai rawit, vanilla, dan madu.
Sejarah Coklat di Eropa
Cokelat pertama kali dikenal oleh masyarakat Eropa dari penemuan yang dilakukan oleh Christopus Columbus bersama dengan anaknya, Ferdinand. Pada tahun 1502, mereka melakukan perjalanan ke Amerika dan menangkap sebuah kano besar yang berisi barang-barang perdagangan, termasuk biji kakao.
Kemudian Columbus dan Ferdinand membawa beberapa biji kakao ke Spanyol. Hanya saja, orang-orang Spanyol pada waktu itu kurang tertarik dan tidak tahu cara mengolahnya. Hingga akhirnya, pada tahun 1519, seorang kolonis dari negara tersebut bernama Hernan Cortez membawa resep coklat yang ia bawa dari suku Aztek.
Sejak saat itu, cokelat semakin populer di Spanyol. Awalnya, orang-orang di negara tersebut hanya menggunakan olahan biji kakao yang rasanya pahit ini sebagai obat-obatan untuk meringankan rasa sakit pada pencernaan. Namun setelah beberapa dekade, orang-orang mulai memvariasikannya dengan menambahkan gula supaya rasanya lebih manis.
Setelah itu, coklat menjadi populer di berbagai negara. Perkebunan pohon kakao semakin menyebar ke Inggris, Belanda, Prancis, dan negara-negara lainnya.
Sejarah Coklat di Indonesia
Selain di Eropa dan Amerika, ternyata ada juga sejarah coklat di Indonesia. Ada banyak versi cerita mengenai hadirnya cokelat di Indonesia. Salah satu versinya masih berkaitan dengan sekutu Belanda yang menjajah Indonesia.
Pada tahun 1880, penjajah Belanda tanaman kakao mulai masuk ke Indonesia. Pada waktu itu, jenis forastero dan venezuela-lah yang ditanam di Indonesia.
Karena tanaman ini cocok dengan iklim dan tanah di Indonesia, maka pertumbuhannya berjalan pesat. Hingga membuat orang-orang Belanda membentuk Asosiasi Perkebunan guna membahas budidaya tanaman kakao. Bahkan, mereka juga membentuk lembaga penelitian yang secara khusus dan serius meneliti permasalahan seputar pohon kakao demi mendapatkan biji yang unggul.
Tahun 1901, para anggota Asosiasi Perkebunan membuka Cacao Profestation di Salatiga. Dari hasil penelitian tersebut menghasilkan tanaman kakao Djati Roenggo (DR) yang merupakan biji berkualitas tinggi. Hasil pembudidayaannya pun diterima baik oleh pasar Eropa dengan harga yang tinggi.
Atas keberhasilan membudidayakan tanaman kakao, mulai dari tahun 1984, tanggal 16 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kakao Indonesia oleh Suswono selaku Menteri Pertanian RI yang menjabat saat itu. Hingga tahun 2017, tanaman kakao DR masih diakui sebagai tanaman unggul Indonesia.
Budaya dan Tradisi Coklat di Dunia
Setelah membahas sejarah singkat coklat, kurang lengkap rasanya kalau tidak membahas mengenai budaya dan tradisi yang menggunakan olahan kakao. Apa sajakah tradisi tersebut? Simak ulasannya, yuk!
1. Hari Valentine
Tak bisa dipungkiri jika hari kasih sayang atau valentine dijadikan momentum oleh beberapa orang untuk memberikan cokelat kepada orang terkasih. Ternyata, tradisi ini telah berlangsung sejak lama, lho. Bahkan, mungkin sebelum kamu dilahirkan di muka bumi ini.
Hal ini masih berkaitan dengan sejarah coklat di Aztek. Dulunya, orang-orang di Mesoamerika tersebut sangat mengagung-agungkan cokelat. Kala itu, Kaisar Montezuma menanam kakao untuk diolah demi memenuhi hari romantisnya bersama pasangan.
Selain itu, pada masa Victoria di Inggris, cokelat biasa digunakan sebagai hadiah bagi para laki-laki untuk melamar kekasihnya. Mereka memercayai bahwa memberi seorang perempuan cokelat adalah salah satu cara untuk menunjukkan kasih sayang.
Sejak saat itulah, cokelat dikaitkan sebagai salah satu hadiah untuk menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang. Berhubung Valentine juga dikaitkan sebagai hari kasih sayang, beberapa orang menggunakan cokelat sebagai hadiah. Tak heran jika ada banyak supermarket yang memperbanyak produk olahan kakao ini untuk dijual pada saat menjelang hari kasih sayang atau tanggal 14 Februari.
Baca juga: Menilik Sejarah dan Jenis Kopi di Dunia Maupun Indonesia untuk Menambah Wawasanmu
2. Paskah
Perayaan paskah memang identik dengan menghias dan membagikan telur. Namun, di beberapa negara seperti Jerman dan Perancis, coklat dijadikan sebagai makanan perayaan.
Dulunya, cokelat Paskah hadir di Jerman sebagai hadiah dari orang-orang dewasa untuk anak kecil yang berkelakuan baik. Kemudian, pada abad ke-19, membagikan cokelat menjadi salah satu tradisi dalam perayaan natal.
Biasanya, cokelat-cokelat perayaan paskah berbentuk telur. Selain itu, ada pula yang berbentuk kelinci lucu sebagai hadiah untuk paskah. Lucu banget pasti cokelat kelincinya, ya?
3. Halloween
Perayaan tradisi ini mungkin masih asing bagimu, karena di Indonesia tidak merayakannya. Namun ngga ada salahnya kan, mengetahui tradisi yang populer di negara lain ini?
Halloween biasanya dirayakan dengan cara mengenakan kostum menyeramkan. Hal tersebut memiliki makna untuk melindungi diri dari roh dengan meniru identitas orang mati. Selain berpakaian bak hantu, anak-anak berkunjung dari satu rumah ke rumah lain untuk mendapatkan permen atau cokelat.
Namun, mereka harus bernyanyi atau membaca puisi terlebih dahulu agar bisa mendapatkan coklat atau permen. Sebuah tradisi yang unik, ya?
Jenis-Jenis Coklat di Dunia
Sudah membaca sejarah coklat dari berbagai penjuru dunia serta budaya perayaannya, ya? Nah, saatnya kamu memahami beberapa jenis coklat yang ada di dunia ini. Yuk, langsung aja dibaca!
1. Milk
Jenis coklat yang pertama adalah milk chocolate atau susu cokelat. Sesuai dengan namanya, jenis coklat ini mengandung tambahan susu sebagai komposisi utama. Bukan hanya itu, susu cokelat juga mengandung tambahan minyak nabati, gula, dan vanila.
Perpaduan antara bahan-bahan tersebut menghasilkan tekstur cokelat yang lembut. Rasa dari cokelat susu lebih manis dibandingkan coklat tawar. Tak heran jika banyak orang yang menyukai jenis coklat ini.
Baca juga: Selain Baik untuk Pencernaan, Inilah Beberapa Manfaat Yogurt bagi Kesehatan dan Kecantikanmu
2. White
Tahukah kamu, kalau jenis coklat tidak hanya berwarna gelap saja? Sebut saja white chocolate atau cokelat berwarna putih atau kuning pucat. Meskipun memiliki warna putih, white chocolate juga terbuat dari biji kakao dan termasuk dalam salah satu jenis coklat yang nikmat.
Lantas, kenapa warnanya tidak gelap, ya? Hal tersebut dikarenakan white chocolate hanya terbuat dari lemak kakao yang ditambahi gula dan susu.
Jadi dalam pembuatan white chocolate, tidak ditambahkan bubuk kokoa sehingga tidak menghasilkan warna gelap. Untuk teksturnya pun lebih halus dan sedikit lengket dibandingkan dengan coklat yang lain.
White chocolate biasa dijual dalam bentuk batangan atau kepingan. Terkadang juga digunakan sebagai bahan dasar makanan penutup serta permen.
3. Dark
Jenis coklat berikutnya adalah dark chocolate atau cokelat hitam. Tidak seperti jenis coklat lainnya yang cenderung berasa manis, rasa dari dark chocolate pahit seperti kopi.
Hal tersebut disebabkan oleh presentase kandungan bubuk kokoa yang lebih banyak dibanding bahannya lainnya, seperti lemak, susu, dan gula. Bahkan, ada beberapa jenis coklat hitam yang sama sekali tidak ditambahi susu, sehingga rasanya pun menjadi semakin pahit.
Dark chocolate mengandung antioksidan seperti polifenol dan relatif rendah gula. Beberapa penelitian mengatakan bahwa kandungan tersebut membantu menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan meningkatkan kognisi mental.
4. Compound
Berbeda dari jenis coklat lain yang biasanya terbuat dari kombinasi coklat, gula, atau susu; compound chocolate ini adalah kombinasi antara cocoa powder dan lemak nabati. Biasanya, cokelat ini memiliki kandungan 50 persen gula, sisanya adalah campuran bubuk kokoa dan lemak nabati.
Dikarenakan memiliki sedikit kandungan kakao, harga dari jenis coklat ini relatif lebih murah dibandingkan dengan lainnya. Dari segi rasanya cenderung lebih manis karena memiliki banyak kandungan gula. Biasanya compound digunakan untuk dekorasi kue-kue karena cenderung lebih mudah dibentuk.
5. Couverture
Jika kamu menginginkan jenis coklat berkualitas tinggi, couverture adalah pilihan yang tepat. Kandungan lemak cokelat yang ada pada couverture kurang lebih 32-39 persen lebih tinggi dari cokelat lainnya. Dikarenakan tingginya kandungan tersebut, jenis coklat ini memiliki tekstur yang lebih lembut dan berkilau.
Couverture biasanya dicairkan dan kemudian digunakan sebagai fondue atau celupan, lapisan luar kue atau biskuit, garnis, dan lain-lain. Rasanya yang tidak terlalu manis dan cenderung menonjolkan rasa coklatnya membuat couverture sangat tepat dijadikan tambahan olahan berbagai hidangan.
6. Ruby
Sudah pernah mendengar jenis coklat yang satu ini? Ruby chocolate pertama kali dibuat oleh salah satu perusahaan coklat di Swiss pada tahun 2017. Sebenarnya, ruby chocolate sudah dikembangkan dari tahun 2004, hanya saja baru diresmikan pada tahun 2017.
Salah satu ciri yang paling menonjol dari ruby chocolate adalah warnanya yang berbeda dari jenis lain, yaitu merah muda. Hal tersebut dikarenakan pembuatannya tidak melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan warna merah muda dan ungu.
Hingga awal tahun 2018, negara yang memproduksi cokelat ruby adalah Jepang dan Korea Selatan. Rasa dari jenis coklat ini cenderung manis tapi juga asam.
Pengolahan Coklat
Cokelat dibuat menjadi beberapa jenis, mulai dari batangan hingga bubuk. Lantas, apa sajakah perbedaanya? Berikut ulasan singkatnya!
1. Batangan
Mungkin, kamu sudah tidak asing lagi dengan olahan coklat yang satu ini. Pasalnya, sudah banyak cokelat batangan atau sering disebut chocolate bar dijual di supermarket.
Chocolate bar pertama kali diproduksi pada tahun 1847 di Inggris. Kemudian, jenis cokelat ini populer dan diproduksi secara masal oleh beberapa produsen pada tahun 1866.
Biasanya, cokelat batangan ini berbentuk persegi panjang atau persegi. Komponen yang terkandung dalam chocolate bar tergantung dari jenis yang dibuat, apakah itu cokelat susu, dark, atau putih. Hanya saja, bahan intinya adalah padatan kakao, mentega coklat, gula, dan susu.
Dewasa ini, sudah ada banyak varian rasa yang diciptakan sebagai tambahan menu coklat. Di antaranya adalah buah-buahan, almond, kacang, dan masih banyak lagi. Bahkan, ada pula rasa mint yang menambahkan sensasi menyegarkan saat dikonsumsi.
2. Chip
Kamu pasti ernah makan biskuit chocolate chips atau sering disebut chocochips? Pasalnya, makanan tersebut bisa dengan kamu dapatkan dan beli di supermarket dengan berbagai merek.
Chocolate chips adalah potongan kecil coklat yang berbentuk seperti tetesan air mata dengan ukuran kurang dari 10 milimeter. Selain untuk biskuit, biasanya chocochips digunakan untuk toping di wafel, pancake, puding, mufin, dan masih banyak lagi.
Pada umumnya, chocochips terbuat dari jenis coklat semi-sweet atau yang tidak terlalu manis. Hanya saja, di era modern ini ada banyak varian komposisi chocochips seperti dark, white, atau campuran antara dark dan white chocolate.
3. Bubuk
Jenis coklat bubuk atau cocoa powder terbuat dari ampas biji buah kakao yang telah dipisahkan dengan lemaknya. Setelah itu, bijinya dikeringkan dan digiling hingga halus sehingga bertekstur lembut seperti tepung.
Ada dua jenis coklat dari cocoa powder, di antaranya adalah natural dan dutch processing. Untuk yang natural mengandung sedikit lemak dan rasanya cenderung pahit. Biasanya, natural cocoa digunakan untuk campuran pembuatan kue.
Sementara itu, dutch processing memiliki tekstur yang lebih lembut dan warna yang lebih gelap dari natural cocoa. Biasanya, coklat bubuk dutch processing ini digunakan untuk membuat minuman karena aromanya yang sedap.
Kandungan Nutrisi
Tahukah kamu apa saja kandungan nutrisi yang ada pada coklat? Coklat mengandung beberapa senyawa yang bermanfaat bagi tubuh. Salah satunya adalah antioksidan, yaitu fenol dan flavonoid. Dengan adanya kandungan tersebut, pembentukan radikal bebas dalam tubuh dapat dicegah.
Selain itu, fenol merupakan salah satu antioksidan yang mampu mengurangi kolesterol dan dapat mengurangi risiko serangan jantung. Pun mencegah timbulnya kanker, tekanan darah tinggi, serta stroke.
Banyak banget kan khasiatnya? Apalagi dalam 1 ons cokelat terdapat 18 mg magnesium yang setara dengan 15% kebutuhan magnesium harian tubuh.
Kandungan senyawa fenitelamin pada cokelat bisa merangsang otak untuk memproduksi dopamin dan endorfin yang dapat membentuk perasaan senang. Selain itu, coklat juga mengandung vitamin B yang berguna untuk memelihara kesehatan saraf serta memperlancar peredaran darah.
Mungkin, kebanyakan orang berpikiran mengonsumsi cokelat bisa menaikan berat badan. Hal tersebut memang benar adanya, sebab ada kandungan gula di dalam coklat. Namun, dark chocolate adalah salah satu jenis yang kandungan gulanya rendah sehingga tidak akan membuatmu kegemukan. Asalkan kamu jangan memakannya secara berlebihan, karena sesuatu yang berlebihan tidaklah baik.
Manfaat Coklat untuk Kesehatan
Menilik kembali sejarah coklat di Eropa yang digunakan sebagai obat, cokelat memang memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan. Apa sajakah manfaatnya? Berikut ulasannya.
1. Melancarkan Aliran Darah
Tahukah kamu kalau mengonsumsi cokelat secara teratur mampu memperlancar peredaran darahmu? Hal tersebut dikarenakan ada kandungan polifenol dalam cokelat yang mampu memperlancar sirkulasi darah pada jantung.
Di antara beberapa jenis cokelat, dark chocolate-lah yang paling besar mengandung polifenol. Selain baik untuk jantung, mengonsumsinya secara rutin juga mengurangi risiko atrial fibrilation atau kondisi detak jantung tidak teratur yang dapat meningkatkan gagal jantung.
2. Mengurangi Depresi
Mengonsumsi cokelat ternyata mampu meningkatkan endorfin di dalam tubuh. Endorfin adalah suatu zat hormon yang diproduksi dalam tubuh untuk meningkatkan rasa senang.
Tapi, bukan berarti mengonsumsi cokelat saja bisa menyembuhkan depresi. Sifatnya hanyalah membantu mengurangi rasa tidak nyaman atau stres yang disebabkan karena depresi.
3. Meningkatkan Kemampuan Otak
Selain rasanya yang lezat, ternyata coklat juga memiliki manfaat untuk meningkatkan kinerja otak. Menurut penelitian di Italia, senyawa flavanol yang ditemukan dalam coklat dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif otak.
Para ilmuan yang berasal dari Universitas Roma dan L’Aquila menganalisis 10 studi mengenai kinerja responden pada tes kognitif setelah dan sebelum makan cokelat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9 dari 10 studi menunjukan adanya peningkatan yang nyata pada kerja otak setelah responden memakan coklat.
4. Menangkal Radikal Bekas
Olahan biji kakao ini memiliki kandungan antioksidan seperti polifenol, flavanol, dan katekin. Senyawa-senyawa tersebut berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menangkal radikal bebas.
Kulit dan tubuhmu bisa saja terpapar radikal bebas setiap harinya, contohnya saja dari radiasi sinar matahari, ozon, asap rokok, dll. Mengonsumsi cokelat terutama dark chocolate dipercaya bisa mencegah radiasi tersebut.
5. Mencegah Diabetes
Ternyata cokelat juga bisa meningkatkan kadar nitridioksida dalam tubuh untuk membantu meningkatkan respon sensitivitas insulin. Respon tersebut dibutuhkan tubuh untuk menjaga kadar gula darah agar tetap stabil guna menghindari diabetes.
Para ilmuan yang tergabung dalam American Heart Association melakukan penelitian terhadap kandungan cokelat pada tahun 2010. Hasil penelitian menyebutkan bahwa antioksidan flavonoid yang ada pada cokelat mampu menurunkan kadar kolesterol jahat dan mencegah timbulnya diabetes.
Tetapi, tidak semua cokelat bisa mencegah timbulnya penyakit tersebut. Berdasarkan penelitian, dark chocolate adalah pilihan yang tepat karena memiliki kandungan flavonoid yang tidak meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
Sudahkah Menambah Wawasanmu?
Sudah membaca keseluruhan informasi mulai dari sejarah coklat hingga manfaatnya? Semoga dengan memahaminya, kamu lebih paham seluk beluk cokelat dan beberapa manfaat mengonsumsinya.
Kepopuleran cokelat memang sangat mendunia. Tak heran jika banyak berdiri kedai di sudut-sudut kota yang menawarkan olahan cokelat sebagai hidangan dalam menu andalanya. Tak hanya itu, bahkan ada beberapa kedai kopi yang juga menawarkan cokelat sebagai menu tambahan.
Meskipun banyak yang menjual dan mengonsumsi cokelat hanya karena rasanya yang nikmat, siapa sangka cokelat juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Jadi, jangan ragu untuk mengonsumsinya, ya! Tapi, bijaklah dengan memilih olahan yang tidak memiliki kandungan gula yang terlalu banyak, ya!