
Kasus bullying yang menyeret nama Kim Garam dari grup LE SSERAFIM ini sepertinya semakin meluas kemana-mana. Khususnya setelah pihak kuasa hukum korban mulai mengeluarkan bukti-bukti yang semakin memberatkan sang idol. Bukti terbaru yang diungkapkan sang kuasa hukum menyebutkan kalau rupanya selama ini mereka sudah mengirimkan surat tuntutan tapi dicuekin sama HYBE dan Source Music. Seperti apa kisah lengkapnya?
Pada hari Kamis tanggal 19 Mei 2022, pihak kuasa hukum dari Yoo Eunseo sempat memberikan pernyataan tentang langkah hukum yang telah mereka lakukan terkait dengan perundungan yang dilakukan oleh Kim Garam kepada korban. Mereka juga menuntut HYBE untuk memperbaiki dan merevisi pernyataan mereka atas kasus tersebut.
Pihak kuasa hukum Yoo Eunseo menyatakan kalau mereka sudah mengajukan tuntutan pidana pada pihak HYBE yang telah memalsukan komentar tentang pengungkapan Kim Garam oleh Yoo Eunseo di Kantor Polisi Guro Seoul. Nggak cuma itu saja, mereka juga sudah mengirimkan surat resmi bersertifikat ke kantor HYBE di Hangang-ro 42, Yongsan Trade Center pada tanggal 20 April 2022 dengan nomor paket 310410003715.
Surat tersebut berisi rincian tentang pelecehan yang dilakukan oleh Kim Garam kepada Yoo Eunseo dan juga surat resmi dari Komite Penanggulangan Kekerasan Sekolah. Di mana dalam surat resmi tersebut disebutkan Kim Garam tercatat sebagai pelaku kekerasan di sekolah. Pihak korban tidak meminta ganti rugi apa pun, tapi mendesak agar HYBE membuat pernyataan berdasarkan fakta, lalu mengeluarkan permintaan maaf kepada korban.
Sayangnya, pihak kuasa hukum Yoo Eunseo menyatakan kalau HYBE tidak memberikan tanggapan akan surat resmi itu, seolah mengabaikan tuntutan dari korban. Karena faktanya, Kim Garam tetap aktif di dunia entertainment seolah tidak ada yang pernah terjadi sebelumnya.
Kuasa hukum Eunseo juga tidak segan untuk merilis laporan lengkap dari Komite Penanggulangan Kekerasan Sekolah yang isinya adalah ringkasan kasus serta pernyataan korban selama penyelidikan terjadi. Nggak cuma itu, mereka juga berniat untuk merilis pesan teks yang berisi kutukan serta ancaman yang dikirim oleh pelaku kepada korban dengan tujuan untuk memancing sang korban datang ke tempat pelecehan itu terjadi.
Saat itu, sebenarnya ada beberapa netizen yang mencurigai bahwa mungkin saja surat yang dikirimkan ke HYBE itu sebenarnya nggak sampai, atau bahkan dicuri oleh orang lain. Namun, netizen lainnya mengungkapkan bahwa hal itu nggak mungkin terjadi mengingat sang kuasa hukum menggunakan jasa pengiriman yang menggunakan sistem bernama sertifikat konten.
Sistem tersebut membutuhkan tiga kopi dokumen yang harus disimpan sang pengirim, pihak kantor pos, dan juga sang penerima. Sehingga ketika ketiga dokumen tersebut disejajarkan, bisa terlihat jika ada isinya yang diubah. Biasanya, sistem itu digunakan ketika seseorang ingin mengirimkan dokumen penting, sehingga sang penerima tidak bisa berpura-pura tidak menerima dokumen tersebut.