
Kai adalah main dancer EXO yang memiliki pesona luar biasa. Ia selalu memberikan penampilan yang terbaik dalam menari dan menyanyi.
Dalam interview dengan Esquire Korea, Kai EXO beberkan tentang perubahan pola pikirnya di dunia musik dan pertunjukkan.
Ketika membahas tentang bagaimana musisi dan artis nggak bisa perform selama pandemi, Kai mengekspresikan perubahan mindset-nya dalam hal bermusik.
Bagaimana perubahan pola pikir Kai dalam hal berkarya dan bermusik? Simak artikel ini sampai habis untuk informasi lengkapnya ya.
Sebelum COVID-19 merajalela di dunia ini, Kai sempat berpikir kalau kebahagiaan terbesar sebagai penyanyi hanyalah bernyanyi.
Namun, pemikiran itu membuatnya telah berubah karena pandemi. Baginya, kebahagaiaan terbesar bagi seorang penyanyi adalah bernyanyi untuk seseorang.
Ia menyadari betapa pentingnya untuk memiliki seseorang yang bisa mendengarkannya bernyanyi.
Ketika merilis lagu, ia senang melihat banyak orang mendengarkan lagunya secara digital.
Namun, ada kegemberiaan yang terasa berbeda ketika ia dapat bernyanyi di atas panggung dan melihat orang-orang bernyanyi bersama. Kebahagiaan dan kepuasan itu terasa nyata.
Menyaksikan keramaian orang bernyanyi bersama membuat kebahagiaannya terasa penuh.
Selama pandemi ini, main dancer EXO ini mengungkapkan masa-masa sulit saat ia tak bisa tampil di panggung.
Meski tahun lalu ia sudah mulai disibukkan dengan rentetan kegiatan bermusik, tetap saja ia merasa bosan dan mengalami kesulitan.
Ia mengaku tidak memiliki motivasi dan merasa bosan lantaran tidak bisa bersenang-senang di atas panggung.
Karena itu, saat mendapatkan kesempatan untuk konser online dan melihat reaksi penggemar, ia sedikit bersyukur dan merasa lega.
Selain bosan, Kai EXO juga menjelaskan masa-masa sulit yang ia selama pandemi. Ia menceritakan pernah berada di fase duduk termenung dan berpikir kenapa kejadian ini sangat sulit untuk dirinya.
Sesibuk apa pun dirinya dulu, ia tak pernah merasa sesulit ini. Pikiran itu muncul karena Kai merasa tidak puas dengan kegiatannya.
Kendati demikian, Kai mengaku sudah berhasil mengubah perspektifnya. Ia menyadari karena terlalu serakah, ia jadi tak bisa bahagia.
Setelah berkompromi dengan kenyataan yang ada, ia mengaku memiliki perasaan yang semakin membaik.