Belum banyak sinema di Indonesia yang mengangkat tema utama kenakalan remaja dengan segala konsekuensinya. Nah, kalau kamu suka dengan tema semacam ini, film Dua Garis Biru adalah serial layar lebar yang wajib ditonton. Namun sebelum itu, simak dulu ulasannya di sini!
- Sutradara
- Gina S. Noer
- Produser
- Chand Parwez Servia
- Penulis
- Gina S. Noer
- Pemeran
- Angga Aldi Yunanda, Adhisty Zara, Lulu Tobing, Cut Mini Theo, Dwi Sasono, Arswendy Bening Swara, Rachel Amanda
- Tanggal edar
- 11 Juli 2019
- IMDb user ratings
- 8,1
Percintaan masa remaja yang masih duduk di bangku sekolah adalah tema yang biasa diangkat dalam industri perfilman Indonesia. Film-film tersebut biasanya mampu meraih kesuksesan besar, misalnya saja film Ada Apa Dengan Cinta tahun 2002 yang begitu melegenda. Namun, untuk tema percintaan remaja yang kebablasan, ada film Dua Garis Biru yang berani mengangkat persoalan tersebut.
Mengusung kisah percintaan remaja yang penuh keceriaan menjadi beban berat bukanlah perkara mudah. Bahkan sampai saat ditayangkan di bioskop pun masih banyak yang mengkritik film besutan sutradara Gina S. Noer ini.
Mereka mengatakan bahwa tidak sepantasnya film remaja disisipi tema pacaran hingga hamil di luar nikah. Bukannya membawa kebaikan, menurut orang-orang tersebut, Dua Garis Biru justru mengajarkan generasi muda untuk melakukan hubungan suami istri sebelum menikah.
Meski demikian, rupanya banyak juga yang membela dan mengatakan bahwa Dua Garis Biru sangat bagus untuk menyadarkan generasi muda betapa berbahayanya hamil di luar nikah, apalagi di usia sekolah. Terlepas dari segala kontroversi tersebut, apakah kamu tertarik nonton filmnya? Jika ya, berikut kami sajikan ulasan lengkapnya khusus buat kamu.
Sinopsis
Dara dan Bima adalah sepasang kekasih yang bersekolah di SMA yang sama. Mereka juga sekelas dan duduk berdampingan. Bedanya, Dara anak yang cerdas dan sering mendapatkan nilai 100, sedangkan Bima memiliki prestasi yang tidak terlalu menonjol, malah seringkali ia mendapat nilai di bawah 60.
Dara merupakan anak orang kaya yang memiliki cita-cita kuliah di Korea karena begitu menggemari boyband-boyband asal Negeri Ginseng tersebut. Oleh sebab itu, ia selalu menyempatkan diri belajar bahasa Korea dari ponselnya. Sedangkan Bima tak seberuntung Dara dalam hal ekonomi keluarga. Ayah Bima sudah pensiun, dan ibu Bima berjualan makanan di rumah.
Suatu hari, Bima bertandang ke rumah Dara yang sedang sepi. Dara yang memiliki watak jahil mendandani Bima agar mirip dengan member boyband kesukaannya. Setelah selesai, ia mengambil foto Bima dengan ponsel dan ingin mengunggahnya ke Instagram. Bima yang malu berusaha merebut ponsel Dara hingga tak sadar, mereka pun saling berpelukan dan terjadilah perbuatan yang tidak seharusnya mereka lakukan.
Beberapa minggu setelah peristiwa tersebut, tak disangka-sangka ternyata Dara hamil. Mengetahui hal tersebut, Bima berusaha mencari informasi tempat menggugurkan kandungan. Namun, saat sudah tiba di tempat aborsi, Dara malah lari dan mengatakan tak ingin menggugurkan bayinya.
Merasa itu juga tanggung jawabnya, Bima berkata akan menuruti keputusan Dara dan tak akan pergi meninggalkan Dara. Untuk menutupi kehamilannya, Dara melakukan berbagai upaya seperti menggunakan jaket saat kegiatan pembelajaran di sekolah.
Awalnya, semua berjalan sesuai dengan rencana. Namun, saat sedang berolahraga, Dara terkena lemparan bola basket sehingga membuatnya perutnya terasa sakit. Saat itulah seluruh sekolahan dan orang tua mereka berdua tahu bahwa Dara sedang mengandung.
Orang tua Dara marah besar dan menuduh Bima memaksa putrinya. Namun, dengan tegas Dara mengatakan bahwa ia mencintai Bima. Orang tua Bima yang religius pun sangat berang dengan apa yang dilakukan sang putra. Akibat peristiwa tersebut, Dara dikeluarkan dari sekolah padahal Ujian Nasional tinggal beberapa bulan lagi. Bagaimana nasib Bima dan Dara selanjutnya? Tonton segera film Dua Garis Biru jika penasaran!
Baca juga: Film Horor Indonesia Terseram yang Bikin Merinding
Pemeran & Karakter
Pemeran Utama
- Angga Aldi Yunanda – Bima
- Adhisty Zara (Zara JKT48) – Dara
Pemeran Pendukung
- Lulu Tobing – Rika, ibu Dara
- Dwi Sasono – David, ayah Zara
- Cut Mini Theo – ibu Bima
- Arswendy Bening Swara – ayah Bima
- Rachel Amanda – Dewi, kakak Bima
- Maisha Kanna – Putri/Puput, adik Zara
- Shakira Jasmine – Vini, teman Dara
- Ariella Calista Ichwan (Ariel JKT48) – Melly, teman Dara
- Cindy Hapsari Maharani Pujiantoro Putri (Cindy JKT48) – Lika, teman Dara
- Irgy Ahmad Fahrezi – Om Adi
- Rahma Alia – Tante Lia
- Ligwina Hananto – dr. Fiza Hatta
- Asri Welas – ibu hamil di klinik
Baca juga: Film Sejarah Terbaik yang Bisa Menambah Wawasanmu tentang Peristiwa Masa Lalu
Trivia Menarik tentang Film Dua Garis Biru
1. Sempat Diusulkan untuk Diboikot
Film Dua Garis Biru sempat mendapat kecaman dari beberapa pihak tak lama setelah trailernya dirilis. Tak hanya dikecam lewat media sosial, sebuah petisi yang diunggah melalui situs change.org bahkan menuntut film yang dibintangi Angga Yunandha ini untuk tidak ditayangkan.
Menurut Gerakan Profesionalisme Mahasiswa Keguruan Indonesia (Garagaraguru) yang menggagas petisi ini, film Dua Garis Biru menayangkan adegan pacaran di luar batas yang berbahaya bila disaksikan remaja.
Pada keterangan yang disertakan dalam petisi disebutkan, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tontonan dapat mempengaruhi manusia untuk meniru dari apa yang telah ditonton. Jadi, Dua Garis Biru sangat tak layak untuk ditonton remaja, terutama anak sekolah. Meski banyak yang menganggap petisi tersebut aneh, nyatanya sebanyak lebih dari 200 orang telah menandatangani petisi online ini.
2. Nama Tokoh Utama Diganti
Bima dan Dara adalah karakter utama dalam film garapan Gina S. Noer ini. Namun, tahukah kamu, sebelumnya nama yang dipilih bukan Dara dan Bima, melainkan Keke dan Aran, lho.
Perubahan nama karakter utama bukanlah tanpa alasan. Karakter utama laki-laki dinamakan Bima seperti dalam dunia pewayangan karena mempunyai fisik yang kuat dan hati yang lembut. Sedangkan tokoh perempuan dinamakan Dara karena terinspirasi dari grup Daramuda.
3. Dwi Sasono Sangat Menghayati Perannya
Dwi Sasono merupakan aktor asal Indonesia yang aktif di industri hiburan sejak tahun 2006. Ia menikah dengan penyanyi dan aktris, Widi Mulia, pada tahun 2007. Hingga kini, ia telah dikaruniai dua orang putra dan satu orang putri.
Sebagai seorang ayah yang memiliki anak perempuan, Dwi Sasono mengaku sangat terbawa perasaan saat melakoni adegan film Dua Garis Biru, terutama adegan di UKS saat Dara ketahuan hamil. Ia ikut merasa sakit saat membayangkan perasaan para ayah yang gagal menjaga anak gadisnya.
4. Ajang Comeback Lulu Tobing
Jika Dwi Sasono baru memulai karirnya di industri hiburan pada 2006, maka Lulu Tobing sudah berkarya sejak tahun 1992. Wanita yang lahir tahun 1977 ini kemudian menikah dengan salah satu cucu mantan presiden Soeharto yang bernama Danny Bimo Hendro Utomo pada tahun 2006.
Sejak menikah, Lulu terhitung jarang muncul dalam film maupun serial TV. Film pertama yang dimainkannya setelah menikah adalah Negeri 5 Menara yang rilis pada 2012. Namun, setelah itu, Lulu kembali vakum dari dunia hiburan.
Akhirnya, setelah tujuh tahun vakum, Lulu Tobing memutuskan untuk mengambil peran sebagai ibu Dara dalam film Dua Garis Biru. Sekian lama rehat, Lulu mengaku merasa kikuk dan canggung saat berada di depan kamera. Ia mengibaratkannya seperti mesin yang lama tak dipanasi. Beruntung, Gina S. Noer bersedia bekerja keras mengarahkan emosi Lulu, sehingga ia merasa keputusannya mengambil proyek ini adalah keputusan yang tepat.
5. Skenario Ditulis Sejak 2009
Menurut Gina S. Noer, ide cerita film Dua Garis Biru sudah ditulis sejak tahun 2009. Pada 2010, skenario draft pertamanya selesai ditulis. Namun, setelah itu ia tak melanjutkan naskahnya hingga mandek selama 8 tahun.
Akhirnya, atas saran produser Chand Parwez, Gina S. Noer mulai melanjutkan skenario Dua Garis Biru pada 2018 hingga akhirnya menjadi sebuah film yang dirilis pada 11 Juli 2019.
6. Debut Gina S. Noer sebagai Sutradara
Gina S. Noer memang bukan orang baru di dunia hiburan Tanah Air. Namun, selama ini ia dikenal sebagai penulis naskah, bukan sutradara. Film-film terkenal yang skenarionya ditulis Gina S. Noer contohnya, Lentera Merah, Habibie & Ainun, dan Keluarga Cemara.
Setelah sekian lama menduduki posisi sebagai penulis naskah, Gina S. Noer pun melebarkan sayap menjadi sutradara dalam film Dua Garis Biru. Jadi, di film ini ia merangkap sebagai penulis dan sutradara.
Awalnya, Gina yang memiliki nama asli Ginatri ini merasa tak percaya diri. Namun, Chand Parwez Servia terus mendorong, menyemangat, dan memberi motivasi Gina hingga akhirnya jadilah film Dua Garis Biru.
7. Zara JKT48 Menggunakan Perut Palsu
Biasanya ketika harus menjalani adegan hamil, aktris-aktris Indonesia akan menggunakan bantal atau benda lain untuk diletakkan di perut agar terlihat buncit. Namun tak jarang, cara ini malah membuatnya terlihat aneh karena bagaimana pun tempelan bantal akan terlihat tak menyatu dengan anggota tubuh lain.
Namun, dalam film Dua Garis Biru, perut Dara yang diperankan Zara JKT48 terlihat benar-benar membuncit, lho. Bahkan, ada adegan dimana perut Dara yang membesar mulai membentuk stretch mark. Wah… kok bisa seperti ibu hamil sungguhan begitu, ya.
Nah, usut punya usut, ternyata Zara menggunakan perut palsu demi menjalani perannya sebagai Dara. Tak hanya itu, ia bahkan juga belajar berjalan dengan lebih pelan dan kaki sedikit terbuka seperti ibu hamil pada umumnya.
Baca juga: Film Korea Romantis Terbaik yang Dijamin Bisa Bikin Kamu Terharu dan Baper Banget
8. Dituduh Plagiat Film Luar Negeri
Selain karena dianggap menampilkan cerita yang tidak pantas ditonton remaja, film Dua Garis Biru juga dikritik karena dianggap meniru film Korea Selatan yang berjudul Jenny Juno.
Padahal meski mengangkat tema serupa, jalan ceritanya sama sekali berbeda. Ide cerita Dua Garis Biru sudah disesuaikan dengan kondisi sosial budaya Indonesia yang tentu saja jauh berbeda dibanding Korea Selatan.
9. Chand Parwez Sempat Ingin Mendapuk Sutradara Lain
Naskah Dua Garis Biru sudah mulai digarap pada 2009, dan pada saat itu juga sebenarnya Chand Parwez selaku produser menginginkan film tersebut dibuat saat itu juga. Karena membutuhkan waktu lama untuk meyakinkan Gina, akhirnya Chand sempat berpikiran menunjuk Angga Dwimas Sasongko untuk menjadi sutradara.
Namun, akhirnya proyek tersebut mandek begitu saja karena Gina bingung mengenai cara bijak untuk mengakhiri ceritanya. Akhirnya setelah berkali-kali diyakinkan Chand, Gina S. Noer mau melanjutkan naskahnya sekaligus debut menjadi sutradara.
10. Akan Didaftarkan ke Festival Film Cannes
Festival Film Cannes merupakan festival film tahunan yang diselenggarakan di Cannes, Prancis. Yang ditayangkan tak hanya film-film Barat saja, melainkan juga berbagai film dari seluruh dunia yang meliputi beragam genre.
Nah, meski film Dua Garis Biru sempat menjadi kontroversi, rupanya hal ini tak menghalangi sang produser untuk mendaftarkannya di Festival Film Cannes 2019. Mantap, nih, semoga sukses, ya.
11. Soundtrack Dinyanyikan Kakak Isyana Sarasvati
“Can anybody tell me… can anybody tell me… can anybody help me” lirik itu mungkin menggema di pikiranmu sesaat setelah menyaksikan trailernya. Musik dan suara penyanyinya yang syahdu serta liriknya yang mudah diingat barangkali membuatmu penasaran siapa, sih, sosok yang berada di balik lagu berjudul Growing Up ini.
Ya, sosok itu ialah Rara Sekar Larasati, personel grup musik Banda Neira yang merupakan kakak dari penyanyi cantik Isyana Sarasvati. Wah… suaranya merdu sekali, ya, tak kalah dengan adiknya.
Tertarik Menyaksikan Dua Garis Biru?
Itu tadi adalah informasi lengkap mengenai film Dua Garis Biru mulai dari sinopsis, pemeran, hingga fakta menariknya. Apakah setelah menyimak ulasan tersebut kamu jadi semakin tertarik nonton filmnya? Jika ya, segera saksikan di bioskop-bioskop kesayanganmu. Bila sudah turun layar pun tak masalah, kamu bisa nonton lewat aplikasi layanan streaming atau beli DVD-nya.
Agar lebih seru, ajaklah adik atau keponakanmu yang sudah berusia di atas 13 tahun untuk nonton bareng. Jangan lupa beri nasihat-nasihat padanya tentang bahayanya menjalin hubungan di luar batas sebelum menikah apalagi di usia remaja, agar ia tak terjerumus ke jalan yang salah seperti Bima dan Dara.