
Ada banyak sekali jenis-jenis burung hantu di dunia ini, tapi tidak semuanya bisa kamu pelihara di Indonesia. Kalau kamu ingin memelihara hewan malam ini, coba cek artikel ini dulu, yuk! Di sini kamu bisa menemukan jenis-jenis burung hantu yang mungkin bisa kamu pelihara di Indonesia.
Kalau kamu berniat memelihara jenis-jenis burung hantu tertentu, akan lebih baik kalau kamu mengecek artikel ini dahulu. Di sini, kamu bisa menemukan berbagai macam burung hantu yang bisa dipelihara di Indonesia!
Unggas yang satu ini namanya memang mulai naik setelah ketenaran film Harry Potter. Banyak fansnya yang ingin menjadi salah satu siswa Hogwarts dan berusaha memelihara burung hantu.
Padahal, kamu tidak bisa sembarangan dalam memelihara hewan nokturnal ini, lho! Ada hal-hal penting yang perlu kamu perhatikan agar peliharaanmu itu bisa terawat dengan baik.
Tentunya kamu nggak akan mau peliharaan kesayanganmu ini malah akhirnya jadi sakit dan mati, kan? Bagaimana bisa kamu memamerkan kesayanganmu ini kalau nggak bisa merawatnya dengan baik.
Tenang saja, sekarang kamu nggak perlu bingung dan khawatir lagi. Di dalam artikel ini terdapat banyak informasi tentang apa saja yang perlu kamu perhatikan sebelum memelihara jenis-jenis burung hantu yang kamu suka. Yuk, cek sekarang!
Berkenalan dengan Burung Hantu
Burung hantu adalah kelompok burung yang termasuk dalam ordo Strigiformes. Ia termasuk dalam golongan unggas karnivora dan merupakan hewan malam atau nokturnal.
Di dunia barat, hewan peliharaan ini dianggap sebagai simbol kebijaksanaan, tapi di beberapa tempat di Indonesia ia dianggap sebagai pembawa pertanda maut. Itu sebabnya di Indonesia ia dikenal dengan nama burung hantu.
Ciri khas
Secara kasatmata, hewan karnivora ini dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, tidak seperti umumnya jenis burung lain. Ia juga memiliki paruh yang bengkok tajam seperti paruh elang.
Susunan bulu di kepalanya membentuk lingkaran wajah yang terkadang bisa terlihat mengesankan, tapi bisa juga terlihat menyeramkan. Menariknya, leher burung hantu ini sangat lentur hingga wajahnya bisa berputar 180 derajat ke belakang.
Ekornya biasanya berukuran pendek, namun sayapnya besar dan lebar. Bahkan saking besarnya, rentang sayapnya bisa mencapai tiga kali dari panjang tubuhnya.
Kebiasaan
Karena ia termasuk dalam hewan nokturnal, pada umumnya ia akan berburu di malam hari. Meskipun ada juga beberapa jenis yang berburu ketika hari remang-remang di subuh dan sore hari, atau yang disebut juga krepuskular.
Memiliki mata yang menghadap ke depan memungkinkannya untuk mengukur jarak dengan tepat. Ditambah dengan paruh yang kuat dan tajam, kaki yang cekatan dan mencengkeram kuat, juga kemampuan terbang tanpa berisik menjadikannya mampu berburu dalam kegelapan malam. Bahkan, ada beberapa jenis yang bisa memperkirakan jarak dan posisi mangsanya dalam kondisi kegelapan total, hanya dibantu oleh indra pendengarannya.
Biasanya mereka akan berburu aneka binatang kecil seperti serangga, kodok, tikus, dan lain-lain. Hewan buruannya itu kemudian akan dibawa ke sarang mereka yang ada di lubang-lubang pohon atau di antara pelepah daun sejenis palem.
Pembasmi Tikus
Pada sektor pertanian, unggas ini digunakan sebagai pembasmi hama tikus. Bahkan, ia dianggap jauh lebih efektif dibandingkan pengendalian tikus menggunakan racun ataupun gropyokan.
Karena untuk melindungi 25 hektar tanaman padi, petani hanya membutuhkan sepasang burung hantu. Penggunaan hewan karnivora ini selain lebih efektif, juga lebih murah. Hingga akhirnya mendorong Pemerintah Kabupaten Pati untuk mencanangkan program penangkaran burung hantu demi membantu petani mengusir tikus.
Jenis-Jenis Burung Hantu
Sebenarnya, ada sekitar 222 spesies yang sudah diketahui dan tersebar di seluruh dunia kecuali Antartika. Tapi, tidak semua dari jenis-jenis burung hantu tersebut banyak dipelihara di Indonesia. Kalau ingin tahu lebih lanjut mana saja yang bisa dipelihara di Indonesia, yuk cek langsung artikel di bawah ini!
1. Serak Jawa
Salah satu dari jenis-jenis burung hantu ini banyak dikenal juga dengan nama burung hantu tyto alba, tito, Barn Owl, atau burung hantu gudang. Jenis ini bertubuh besar dan memiliki warna kuning tua kecokelatan dengan bercak halus di tubuh bagian atasnya. Sementara bagian bawahnya berwarna putih dengan bintik hitam.
Tingginya rata-rata sekitar 34 cm sehingga bisa dibilang ia masuk dalam salah satu jenis-jenis burung hantu yang besar. Ia juga memiliki wajah berbentuk seperti hati berwarna putih dengan tepi cokelat.
Habitat alaminya adalah di wilayah berpohon, tepi hutan, perkebunan, pekarangan, hingga taman-taman di kota besar. Setidaknya ia bisa ditemukan di daerah dengan ketinggian hingga 1.600 m di atas permukaan laut.
Ia sering sekali bertengger rendah di tajuk pohon atau perdu. Kemudian ia akan mengeluarkan suara yang terkadang terdengar memilukan atau bersahutan dengan pasangannya.
Dalam pemeliharaannya pun tidak bisa sembarangan. Meskipun ia termasuk burung hantu yang mudah dipelihara, namun kamu tetap harus memperhatikan beberapa hal seperti jenis makanan dan kebersihannya. Jika kamu lengah sedikit saja, bisa-bisa Serak Jawa milikmu akan mati.
2. Serak Bukit
Dikenal juga dengan nama Oriental Bay Owl atau wowo-wiwi, jenis burung hantu yang satu ini sering kali dibilang memiliki wajah khas yang mirip ular sendok. Tubuh bagian atasnya berwarna cokelat kemerahan dengan bintik-bintik hitam dan putih. Sementara bagian bawahnya berwarna kuning kemerahjambuan dengan bintik hitam.
Ia termasuk salah satu dari jenis-jenis burung hantu malam yang pemalu. Di mana ia akan menghabiskan waktu siangnya untuk duduk merebah seperti burung paruh-kodok.
Biasanya, ia akan memakan jenis mamalia kecil, burung, kadal, ular, katak, dan serangga besar. Ia juga akan berburu dari tempatnya bertengger dan biasanya akan menangkap mangsanya di udara.
Burung hantu yang memiliki harga terjangkau ini memiliki sayap yang pendek dan membulat. Hal tersebut memudahkan burung ini untuk terbang cepat di antara dahan pohon.
Baca juga: Informasi Lengkap Mengenai Jenis Jenis Ikan Hias Air Laut & Tawar yang Bisa Dipelihara
3. Celepuk Merah
Kalau kamu mencari jenis-jenis burung hantu yang berukuran kecil, celepuk merah ini adalah salah satunya. Ia dikenal juga dengan nama Reddish Scops Owl dan memiliki nama latin Otus rufescens.
Ukuran tubuhnya hanya sekitar 15 – 18 cm dan ia banyak ditemukan di daerah dengan banyak pepohonan, perbukitan, serta hutan primer dan sekunder. Secara umum, habitat alaminya berada di dataran rendah, tetapi ada juga yang hidup di daerah dengan ketinggian mencapai 1.350 m di atas permukaan laut.
Warna tubuhnya kemerahan dengan bagian atasnya berwarna cokelat kemerahan dengan coret hitam dan putih. Sementara bagian bawahnya berwarna kuning kemerahan dengan coret hitam.
Biasanya ia akan bersarang untuk berkembang biak pada bulan Maret hingga Juli. Ia akan membuat sarangnya di lubang pohon, dan seringkali menggunakan bekas sarang burung pelatuk.
4. Celepuk Gunung
Bagi para pemula yang ingin mencari jenis-jenis burung hantu yang mudah dipelihara, cobalah untuk memelihara celepuk gunung terlebih dahulu. Dikenal juga dengan nama Javan Scops Owl, ia termasuk spesies burung hantu langka yang hanya dapat ditemukan di Indonesia.
Ukurannya cukup kecil, namun tidak sekecil celepuk merah. Tubuhnya berwarna merah bata cokelat dan ia memiliki pinggir mata berwarna kuning dan paruh krem. Ciri khas lainnya adalah memiliki baris yang terdiri dari bercak putih segitiga putih pada bahunya.
Biasanya ia mudah ditemukan di kawasan hutan basah pegunungan dengan ketinggian 1.000 – 2.500 m di atas permukaan laut. Dan ia suka sekali bereaksi terhadap tiruan suaranya yang menyerupai siulan metalik “pliuw-pliuw” dengan interval 12 detik.
Makanannya antara lain adalah ngengat, kumbang, cicak, tikus, dan burung kecil. Ia juga suka sekali bersarang di ceruk pohon dan bekas sarang burung pelatuk yang tingginya sekitar 2 – 7 meter dari permukaan tanah.
5. Celepuk
Jenis burung hantu yang berikutnya dikenal juga dengan nama Indian Scops Owl. Meskipun ukuran tubuhnya hanya sekitar 23 – 25 cm, tapi ia termasuk dalam salah satu jenis burung hantu tipe scops yang terbesar.
Habitat naturalnya adalah di dalam hutan dan area yang banyak pohonnya. Ia adalah pemakan serangga dan merupakan binatang nokturnal.
Celepuk memiliki kemampuan kamuflase yang cukup mumpuni. Ia suka sekali bersembunyi di puncak pohon yang memiliki warna seperti tubuhnya. Hal tersebut menjadikannya sangat sulit ditemukan di siang hari.
Namun, sebenarnya ia bisa ditemukan dengan cara memperhatikan burung-burung kecil yang mengerumuninya ketika berada di pohon. Jika terdapat suara lembut “whuk” di atas pohon itu, berarti ada celepuk yang sedang bersembunyi di sana.
6. Celepuk Rajah
Bisa dibilang, celepuk rajah ini termasuk dalam jenis-jenis burung hantu yang tidak terlalu populer di Indonesia. Meskipun begitu, hewan yang banyak dikenal sebagai Rajah Scops Owl ini termasuk dalam salah satu burung endemik Indonesia.
Tubuhnya termasuk kecil, dengan panjang tubuh dewasanya hanya sekitar 23 cm. Mereka juga memiliki sayap yang pendek dan bulat. Kebanyakan dari mereka memiliki bulu menjulang di kedua sisi kepala yang terlihat seperti daun telinga.
Warna bulunya dominan cokelat dengan sentuhan warna putih pada beberapa bagian tubuh seperti leher dan bulu bagian bawah. Sementara bagian iris mata, paruh, dan kakinya berwarna kekuningan.
Habitat alaminya biasanya adalah di daerah hutan pegunungan dengan ketinggian sekitar 1.200 hingga 2.400 m di atas permukaan laut. Dan biasanya daerah penyebarannya adalah di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Makanan utama celepuk rajah adalah serangga, seperti ngengat. Namun, tak jarang juga mereka memangsa katak kecil.
7. Hingkik
Jenis-jenis burung hantu yang sering dipelihara berikutnya adalah hingkik, atau yang memiliki nama lain beluk jampuk. Di dunia internasional, ia biasanya dikenal sebagai Barred Eagle Owl atau Malay Eagle Owl.
Hingkik memiliki tubuh yang tergolong besar dengan panjang sekitar 45 cm. Ciri khasnya adalah memiliki bulu berwarna abu-abu tua dengan bercak telinga horizontal mencolok. Tubuh bagian atasnya berwarna cokelat kehitaman, sementara bagian bawahnya berwarna abu-abu keputihan bergaris hitam tebal.
Habitat aslinya adalah hutan tropis dan subtropis dataran rendah dengan ketinggian hingga 1.000 meter di atas permukaan laut. Sementara makanan utamanya adalah serangga besar, mamalia kecil, reptil, ikan-ikan kecil, dan burung-burung kecil.
Mereka termasuk dalam binatang nokturnal dan biasanya berkeliaran sendirian atau berpasangan. Uniknya, jenis burung hantu ini senang sekali mandi di kolam atau sungai.
Hingkik termasuk burung hantu yang setia dan hanya memiliki satu pasangan seumur hidupnya. Ketika musim kawin tiba, mereka akan kembali ke sarang yang sama dari tahun ke tahun. Dalam satu musim kawin itu, mereka hanya akan menghasilkan satu telur sebelum dierami.
Baca juga: Informasi Seru dan Komplit tentang Jenis Jenis Anjing Peliharaan dan Cara Merawatnya
8. Beluk Ketupa
Kalau kamu mencari salah satu dari jenis-jenis burung hantu termahal, coba pelihara beluk ketupa. Ia dikenal juga dengan nama bloketupu, ketupa ketupu, dan memiliki nama latin Bubo ketupu. Dalam bahasa Inggris, biasanya ia dikenal dengan nama Buffy Fish Owl atau Malay Fish Owl.
Tubuhnya termasuk berukuran medium dengan bulu unik di bagian kepala yang menyerupai daun telinga atau biasa disebut berkas telinga. Panjang tubuh beluk ketupa dewasa biasanya sekitar 40 – 48 cm dengan rentang sayap sekitar 295 – 390 cm. Panjang ekornya sekitar 160 – 181 cm dan beratnya sekitar 1 – 2 kg.
Makanannya di alam liar antara lain adalah ikan, reptil, katak, mamalia kecil, dan serangga. Terkadang mereka juga memangsa kelelawar dan juga bangkai.
Habitat alaminya adalah di area yang dekat dengan sumber air. Mereka juga sering terlihat di sekitar pemukiman manusia, juga di hutan bakau dengan ketinggian mencapai 1.600 meter di atas permukaan laut.
Musim kawinnya diperkirakan terjadi sekitar awal tahun. Dalam musim kawin tersebut, mereka akan bertelur sebanyak satu hingga dua butir. Telur tersebut akan dierami selama 28 – 29 hari.
9. Beluk Watu Jawa
Jenis burung hantu yang selanjutnya adalah beluk watu jawa yang memiliki nama latin Glaucidium castanopterum. Dalam bahasa Inggris, salah satu dari jenis-jenis burung hantu endemik Indonesia ini dikenal dengan nama Javan Owlet.
Ia termasuk dalam spesies yang berukuran kecil karena yang dewasa biasanya hanya berukuran sepanjang 24 cm. Warna bulu dominannya adalah merah bata dan bergaris-garis. Matanya berwarna cokelat kekuningan, paruhnya berwarna hijau dengan ujung kuning, dan kakinya berwarna hijau.
Habitat alaminya terletak di hutan primer, hutan sekunder, hutan perbukitan, dan dataran rendah. Seperti halnya jenis-jenis burung hantu lainnya, beluk watu jawa aktif di malam hari, tetapi terkadang ia aktif juga di siang hari.
Suara yang ia keluarkan di siang dan malam hari pun cukup berbeda. Di siang hari, ia biasanya mengeluarkan nada ganda “kuw-kuw” yang makin cepat dan tinggi nadanya lalu diakhiri dengan cicitan. Sementara di malam hari, ia mengeluarkan nada “ku” panjang yang semakin cepat dan berakhir dengan tiba-tiba.
10. Punggok Cokelat
Selanjutnya adalah jenis-jenis burung hantu yang masuk dalam famili Strigidae. Dalam bahasa Inggris ia banyak dikenal sebagai Brown Hawk Owl atau Brown Boobook.
Tingginya yang 32 cm menjadikannya masuk ke dalam golongan burung hantu berukuran medium. Penampakan fisiknya menyerupai elang yang berwarna gelap dan bermata besar. Tubuh bagian atasnya berwarna cokelat tua sementara bagian bawahnya kuning tua dengan coret cokelat kemerahan.
Punggok cokelat memiliki suara yang merdu dengan siulan tinggi berbunyi “pung-ok” dan nada kedua pendek meninggi. Biasanya, ia akan bersuara untuk waktu yang lama terutama pada saat subuh dan petang.
Habitat aslinya biasanya terletak pada dataran rendah sampai sedang dengan ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut. Ia akan menjadi aktif di pinggir hutan atau di lahan pertanian sebelum langit petang.
Saat langit gelap, punggok cokelat akan terbang rendah berburu capung atau serangga lain di udara. Namun, tidak menutup kemungkinan juga punggok cokelat akan memakan kepiting, kadal, katak, burung kecil, dan kelelawar.
11. Seloputo
Burung hantu yang dikenal juga dengan nama Spotted Wood Owl ini memiliki nama latin Strix seloputo. Karena tingginya yang mencapai 47 cm, ia termasuk dalam spesies burung hantu yang berbadan besar.
Ciri khasnya bisa dilihat dari warna tubuhnya yang cokelat berbintik putih dan tanpa berkas telinga. Piringan mukanya berwarna merah bata pucat.
Tubuh bagian atas berwarna cokelat merah bata, bercorak tebal dengan bintik putih dan pinggiran hitam. Sementara bagian bawahnya berwarna putih, tersapu merah bata dan bergaris-garis cokelat tua.
Seloputo termasuk dalam burung yang tidak umum di hutan bakau dan dataran rendah. Ia jauh lebih sering terlihat di daerah pepohonan dekat kampung, bahkan terkadang terlihat hidup di kota-kota.
Suaranya bergaung meninggi “belup” atau “hup-hung”. Terkadang ia akan mengeluarkan suara “huwkkukukuku” diikuti sejumlah bunyi “huwk” dan suara geraman dalam.
12. Kukuk Beluk
Di dunia barat, kukuk beluk lebih banyak dikenal dengan nama Brown Wood Owl atau dari nama latinnya Strix leptogrammica. Mereka termasuk dalam jenis-jenis burung hantu yang berbadan besar karena tinggi tubuhnya bisa mencapai 45 – 47 cm.
Secara fisik, ia memiliki corak bergaris-garis rapat, berwarna cokelat kemerahan tanpa berkas telinga. Piringan mukanya mencolok, lalu terlihat seperti mengenakan kacamata dengan lingkar mata hitam dan alis putih.
Tubuh bagian bawahnya berwarna kuning tua, bergaris-garis cokelat tua, tersapu cokelat pada dada. Sementara tubuh bagian atasnya berwarna cokelat tua, bergaris-garis rapat putih dan kuning tua.
Suaranya khas dan dalam seperti “buuu”. Terkadang juga mengeluarkan suara empat suku kata “goke, galuu, huhu-huuu” yang pendek-pendek.
13. Beluk Telinga Pendek
Jenis burung hantu berikutnya dikenal juga dengan nama Short-eared Owl dan memiliki nama latin Asio flammeus. Ia memiliki ukuran medium sekitar 37 cm dan ciri khas warna cokelat kekuningan.
Piringan wajahnya mencolok dengan jumbai telinga pendek. Sementara matanya berwarna kuning menyala yang dikelilingi lingkaran hitam. Tubuh bagian atasnya berwarna cokelat agak kuning dengan coretan hitam dan kuning tua, sementara bagian bawahnya berwarna kuning tua dengan garis cokelat gelap.
Tidak seperti jenis-jenis burung hantu lainnya, beluk telinga pendek lebih menyukai daerah terbuka yang berumput. Ia juga lebih sering terlihat aktif di daratan ketika siang hari.
Untuk makanannya, beluk telinga pendek suka sekali berburu mamalia kecil seperti tikus atau hamster. Namun, tak jarang juga ia memakan ulat, burung kecil, dan kadal.
14. Celepuk Reban
Burung hantu kecil yang memiliki nama latin Otus lempiji ini memiliki banyak nama panggilan. Di antaranya adalah beuek dalam bahasa Sunda, manuk kuwek dalam bahasa Jawa, juga Sunda Scops Owl atau Collared Scops Owl dalam bahasa Inggris.
Tubuhnya kecil dengan panjang totalnya sekitar 20 – 21 cm. Sementara panjang sayapnya sekitar 15 cm, dan beratnya sekitar 100 gram.
Seperti umumnya burung hantu, celepuk reban ini berwarna kebau-abuan atau kecokelatan. Tubuh bagian atasnya berwarna keabu-abuan atau cokelat pirang, berbintik hitam dan kuning tua. Sementara bagian bawahnya berwarna kuning tua dan bercoretan hitam.
Secara umum, habitat aslinya berada hingga maksimal 1.600 meter di atas permukaan laut. Terkadang, ia juga mudah ditemukan di jalan-jalan berpohon di kota besar. Pada malam hari, seringkali ia akan terlihat bertengger pada dahan rendah dan mengeluarkan suara yang memilukan.
Suara yang dikeluarkan dari celepuk reban jantan dan betina terhitung cukup berbeda. Yang jantan akan mengeluarkan suara lembut “wuup” yang sedikit meninggi dengan interval satu detik. Sementara yang betina memiliki nada “whiio” atau “pwook” yang lebih tinggi dan bergetar, lalu lama-lama nadanya akan berubah menurun.
Celepuk reban memangsa aneka serangga malam seperti ngengat dan belalang. Namun, terkadang ia juga terlihat berburu kodok dan juga burung kecil.
15. Salju
Jenis burung hantu putih ini lah yang mulai terkenal karena kemunculan dalam film Harry Potter. Namun, sayangnya memelihara burung hantu salju ini termasuk susah bagi pemula.
Secara ukuran, ia termasuk dalam burung hantu berukuran besar karena tingginya sekitar 53-65 cm. Ia juga memiliki lebar sayap sekitar 125-150 cm.
Burung hantu salju mudah dikenali dan dibedakan yang jantan dan betinanya dari warna bulunya. Pada yang jantan seluruh badannya berwarna putih, sementara yang betina memiliki corak gurat cokelat tua di tubuhnya.
Makanannya biasanya adalah hewan pengerat, mamalia kecil, anak burung, dan reptil berukuran kecil. Tapi kamu juga bisa memberinya makan berupa cacahan daging emprit atau puyuh segar.
Sayangnya, burung hantu yang juga dikenal dengan nama Snowy Owl ini kurang cocok dipelihara di negara tropis seperti Indonesia. Jika kamu benar-benar ingin memeliharanya, pastikan kamu harus memeliharanya sejak bayi dan diletakkan di kandang yang benar-benar teduh.
Baca juga: Macam Macam Dinosaurus dan Namanya yang Menarik untuk Kamu Pelajari
Memelihara Jenis-Jenis Burung Hantu Berdasar Tingkat Kesulitannya
Jadi bagaimana? Sudah memutuskan mau memelihara jenis-jenis burung hantu yang mana?
Mana pun yang ingin kamu pelihara, kamu harus memastikan juga tingkat kesulitannya. Kalau kamu adalah seorang pemula dalam memelihara hewan malam ini, jangan memaksakan diri memelihara jenis-jenis burung hantu yang agak susah dipelihara.
Lalu karena burung hantu adalah hewan karnivora, kamu juga harus memastikan bisa menyediakan makanannya. Karena tentunya kamu nggak mau, kan, burung hantu peliharaanmu akhirnya justru jadi sakit-sakitan dan mati?